Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

APLIKASI TEKNIK NUKLIR

Pengukuran Isoterm Adsorbsi Langmuir dan Freundlich pada


proses Phytoremediasi Cairan Radioaktif

Disusun Oleh :
Nama : Bilqis Latifah
Prodi : Teknokimia Nuklir
Semester : VI
Kelompok :8
Asisten : Maria Christina P, SST

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2017
Pengukuran Isoterm Adsorbsi Langmuir dan Freundlich pada
proses Phytoremediasi Cairan Radioaktif

I. TUJUAN
1. Memahami tentang phytoremediasi dan metode isoterm adsorbsi
2. Mengetahui nilai isoterm adsorbsi pada persamaan Langmuir dan
Freundlich
3. Menentukan konstanta adsorbsi

II. DASAR TEORI


Phyto asal kata Yunani/ greek phyton yang berarti tumbuhan/tanaman
(plant), Remediation asal kata latin remediare ( to remedy) yaitu memperbaiki/
menyembuhkan atau membersihkan sesuatu.
Jadi Fitoremediasi (Phytoremediation) merupakan suatu sistim dimana
tanaman tertentu yang bekerjasama dengan micro-organisme dalam media
(tanah, koral dan air) dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/pollutan)
menjadi kurang atau tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna
secara ekonomi.
Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang secara biologi yang
memanfaatkan tumbuhan atau mikroorganisme yang dapat berasosiasi untuk
mengurangi polutan lingkungan baik pada air, tanah dan udara yang
diakibatkan oleh logam atau bahan organik.
Proses dalam sistem ini berlangsung secara alami dengan enam tahap
proses secara serial yang dilakukan tumbuhan terhadap zat kontaminan/
pencemar yang berada disekitarnya

1. Phytoacumulation (phytoextraction)
Proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga
berakumulasi disekitar akar tumbuhan, disebut juga Hyperacumulation.
Akar tanaman menyerap limbah logam dari tanah dan mentranslokasinya
ke bagian tanaman yang berada di atas tanah.
Setiap tanaman memiliki kemampuan yang berbeda untuk
menyerap dan bertahan dalam berbagai limbah logam. Terutama di
tempat-tempat yang tercemar dengan lebih dari satu jenis logam. Ada
spesies tertentu yang disebut hiperakumulator tanaman yang menyerap
jumlah jauh lebih tinggi dari polutan dibandingkan spesies lainnya
kebanyakan. Spesies ini digunakan pada banyak situs karena kemampuan
mereka untuk berkembang di daerah-daerah yang sangat tercemar. Setelah
tanaman tumbuh dan menyerap logam mereka dipanen dan dibuang
dengan aman. Proses ini diulang beberapa kali untuk mengurangi
kontaminasi ke tingkat yang dapat diterima.
Dalam beberapa kasus memungkin untuk benar-benar mendaur
ulang logam melalui proses yang dikenal sebagai phytomining, meskipun
ini biasanya digunakan pada logam mulia. Senyawa logam yang telah
berhasil phytoextracted meliputi seng, tembaga, dan nikel. Logam
kontaminan dalam tanah: diserap oleh akar (penyerapan), pindah ke tunas
(translokasi), dan disimpan (akumulasi).
Tanaman yang mengandung kontaminan logam dapat dipanen atau
dibuang, memungkinkan untuk pemulihan logam.

2. Rhizofiltration
Merupakan proses adsorpsi atau pengendapan zat kontaminan oleh
akar untuk menempel pada akar. Rhizofiltration mirip dengan
Phytoextraction tapi digunakan untuk membersihkan air tanah
terkontaminasi daripada tanah tercemar. Kontaminan yang baik teradsorbsi
ke permukaan akar atau diserap oleh akar tanaman.
Tanaman yang digunakan untuk rhizoliltration tidak ditanam
langsung di situs tetapi harus terbiasa untuk polutan yang
pertama. Tanaman hidroponik di tanam pada media air, hingga sistem
perakaran tanaman berkembang. Setelah sistem akar yang besar pasokan
air diganti untuk pasokan air tercemar untuk menyesuaikan diri tanaman.
Setelah tanaman menjadi acclimatised kemudian ditanam di daerah
tercemar di mana serapan akar air tercemar dan kontaminannya sama.
Setelah akar menjadi jenuh kemudian tanaman dipanen dan dibuang.
Perlakuan yang sama dilakukan berulangkali pada daerah yang tercemar
sehingga dapat mengurangi polusi. Percobaan untuk proses ini dilakukan
dengan menanan bunga matahari pada kolam mengandung radio aktif
untuk suatu test di Chernobyl, Ukraina.

3. Phytostabilization
Merupakan penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang
tidak mungkin terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut
menempel erat (stabil ) pada akar sehingga tidak akan terbawa oleh aliran
air dalam media. Untuk mencegah kontaminasi dari penyebaran dan
bergerak di seluruh tanah dan air tanah, zat kontaminan diserap oleh akar
dan akumulasi, diabsorbsi akar, terjadi pada rhizosfer (ini adalah daerah di
sekitar akar yang bekerja seperti laboratorium kimia kecil dengan mikroba
dan bakteri dan organisme mikro yang disekresikan oleh tanaman) ini akan
mengurangi atau bahkan mencegah perpindahan ke tanah atau udara, dan
juga mengurangi bioavailibility dari kontaminan sehingga mencegah
penyebaran melalui rantai makanan. Teknik ini juga dapat digunakan
untuk membangun kembali komunitas tanaman pada daerah yang telah
benar-benar mematikan bagi tanaman karena tingginya tingkat
kontaminasi logam.
Kontaminan organik dalam tanah adalah: diserap oleh akar
tanaman dan dipecah menjadi bagian-bagian mereka dengan "eksudat"
dalam sistem akar tanaman
4. Rhyzodegradetion
Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere
biodegradation, or plented-assisted bioremidiation degradation, yaitu
penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas microba yang berada
disekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bacteri.

5. Phytodegradation
Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang
dilakukan tumbuhan untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai
rantai molekul yang kompleks menjadi bahan yang tidak berbahaya
dengan dengan susunan molekul yang lebih sederhan yang dapat berguna
bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung pada
daun, batang, akar atau diluar sekitar akar dengan bantuan enzym yang
dikeluarkan oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan
enzym berupa bahan kimia yang mempercepat proses proses degradasi.

6. Phytovolatization
Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat
kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk yang telah larutan terurai
sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi untuk selanjutnya di uapkan ke
atmosfir. Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200 sampai dengan
1000 liter perhari untuk setiap batang.
Jenis Tanaman Fitoremediasi
Jenis tanaman yang dapat digunakan untuk media fitoremediasi antara lain:
1. Bunga matahari/ Heliantus anuus : mendegradasi Uranium
2. Populas trichocarpa, P.deltaritas Famili sacnaceae : mendegradasi TCE
(Trichloroethylene)
3. Najar graminae (tumbuhan air) : menyerap Co, Pb,Ni
4. Vetiver grass (Vetiveria zizonaides), akar wangi: mendegradasi Pb, Zn
5. Kangkung air, teratai, eceng gondok : menyerap/mengakumulasi logam
berat pada semua jaringan.

Kelebihan dan kekurangan Fitoremediasi


1. Kelebihan Fitoremediasi
a. Biaya murah karena memanfaatkan cahaya matahari
b. Mudah diterima oleh masyarakat
2. Kekurangan Fitoremediasi
a. Terbatas pada air dan tanah
b. Cara kerjanya lambat
c. Dapat meracuni tanaman dan berpotensi masuk ke makanan
d. Racun sulit diketahui jenisnya
Isoterm Adsorbsi
Isoterm adsorpsi adalah salah satu besaran yang paling karakteristik dalam
proses adsorpsi. Bentuk isoterm adsorpsi menyediakan banyak informasi
tentang sifat kimia dan fisik dari bahan dan bagaimana hasil proses adsorpsi.
Pada prinsipnya, berbagai jenis isoterm dapat dibedakan, tergantung pada sifat
bahan dan jenis interaksi.

Isoterm Adsorbsi Langmuir


Langmuir isoterm menggambarkan adsorpsi adsorbat ke permukaan
adsorben, membutuhkan beberapa asumsi:
1. Permukaan adsorben berada dalam kontak dengan larutan yang
mengandung adsorbat yang sangat tertarik ke permukaan.
2. Permukaan memiliki sejumlah situs tertentu di mana molekul zat terlarut
dapat terserap.
3. Adsorben mempunyai permukaan yang homogen.
4. Tidak ada interaksi antara molekul-molekul yang terserap.
5. Semua proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.
6. Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorpsi

Model ini dapat dinyatakan dalam persamaan

Dengan :
qe : jumlah ion logam yang terserap persatuan berat adsorben, ...mg/g;
Ce : konsentrasi kesetimbangan ion logam dalam larutan, mg/l;
qma : kapasitas monolayer adsorben, mg/g; dan
b : konstanta kesetimbangan

Persamaan Langmuir di atas dapat disederhanakan menjadi persamaan linear.


Sehingga persamaannya menjadi seperti di bawah ini :
[ ]

Berdasarkan Persamaan tsb diketahui bahwa 1/ qe merupakan sumbu Y dan


1/Ce merupakan sumbu X dari kurva isoterm Langmuir.

Isoterm Adsorbsi Freundlich


Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isoterm
adsorpsi dapat digambarkan dengan persamaan empirik yang dikemukakan
oleh Freundlich. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai
permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan
yang berbeda-beda. Persamaan ini yang paling banyak digunakan saat ini.
qe = b.Ce 1/n
Dengan
qe : banyaknya zat terlarut yang teradsorpsi (g)
Ce : konsentrasi dari adsorbat yang tersisa dalam kesetimbangan (g/l)
b,n : konstanta adsorben

Persamaan Freundlich diatas dapat disederhanakan menjadi persamaan linear.


Sehingga persamaannya menjadi seperti di bawah ini :
( ) ( ) ( )

Berdasarkan persamaan tsb diketahui bahwa log (qe) merupakan sumbu Y dan
log (Ce) merupakan sumbu X dari kurva isoterm Freundlich. Kurva isotherm
Freundlich dapat di gambarkan seperti berikut :

III. ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Pipet appendof
2. Pinset
3. Gunting
4. Neraca analitis
5. Penghalang Pb
6. Counter GM

Bahan
1. Tanaman enceng gondok ( masih dalam pot beserta air dan tanah)
2. Zat radioaktif I-131
IV. Langkah Kerja
1. Tanaman eceng gondok ditanam dalam pot plastik yang sudah diberi air
sebanyak 600 ml.
2. Tanaman eceng gondok yang telah ditanam masing-masing pot, ditetesi
radioisotop I-131 dengan variasi 1 ml; 1,5 ml; dan 2 ml.
3. Tanaman dibiarkan selama 24 jam, kemudian setelah didiamkan selama 24
jam dilakukan pencacahan menggunakan detektor Geiger muller.
4. Standar dibuat dnegan meneteskan radioisotop I-131 pada kertas saring
sebanyak 50 L, kemudian didiamkan selama 24 jam dan dicacah
menggunakan detektor Geiger muller pada HV 760 selama 100 detik.
Sebelumnya kertas saring telah ditimbang terlebih dahulu.
5. Massa sampel yang dicacah ditimbang menggunakan neraca analitik.
Massa planset yang digunakan juga ditimbang.

V. Data Pengamatan
HV GM = 760 V
Waktu = 100 detik
Jarak = 2 cm (pengukuran di slot 2)

Volume air = 500 ml


Volume NaI di pot 1 = 1 ml
Volume NaI di pot 2 = 2 ml
Volume NaI di pot 3 = 3 ml
NaI = 3,67 g/ml

CACAHAN latar standar


58 72001
59 72413
64 72296
Rata-rata 60,33 72236,67

POT 1 cacahan massa


cps gram
daun 116 0,1428
batang 80 0,6075
akar 354 0,3762

POT 2 cacahan massa


cps gram
daun 327 0,5413
batang 181 0,9783
akar 470 0,3292

POT 3 Cacahan massa


Cps gram
daun 433 0,5383
batang 265 0,6119
akar 541 0,241

VI. Perhitungan
1. Menghitung Harga qe

Harga qe pada sampel akar 1 (1 mL)


Banyaknya I-131 yang diserap oleh akar eceng gondok pada sampel 1 :

Massa NaI-131 yang terserap :

Sehingga, qe :


2. Menghitung konsentrasi kesetimbangan NaI-131 dalam larutan

Massa NaI-131 :

Massa NaI-131 dalam larutan = massa NaI-131 massa NaI-131 yang


terjerap
= 3670 mg 17,9850mg
= 3652,01 mg
Volume larutan = 500 ml = 0,5 L

Dengan cara yang sama, maka didapatkan data sebagai berikut :


konsentrasi
POT 1 cacahan massa NaI terserap qe NaI
gram mg mg/g (Ce) mg/l
daun 116 0,1428 5,8934 41,2704 7328,213
batang 80 0,6075 4,0644 6,6904 7331,871
akar 354 0,3762 17,9850 47,8072 7304,03

konsentrasi
POT 2 cacahan massa NaI terserap qe NaI
cps gram mg mg/g (Ce) mg/l
daun 327 0,5413 33,2266 61,3830 14613,55
batang 181 0,9783 18,3915 18,7994 14643,22
akar 470 0,3292 47,7569 145,0696 14584,49

konsentrasi
POT 3 cacahan massa NaI terserap qe NaI
cps gram mg mg/g (Ce) mg/l
daun 433 0,5383 65,9960 122,6008 21888,01
batang 265 0,6119 40,3902 66,0078 21939,22
akar 541 0,241 82,4569 342,1447 21855,09
3. Grafik Standar Langmuir dan Freundlich
a. Persamaan adsorpsi menurut Langmuir
AKAR BATANG DAUN
POT
1/ce 1/qe 1/ce 1/qe 1/ce 1/qe
4 4
1 1,3691 .10 0,0209 1,3639 .10 0,1495 1,3646 .104 0,0242
2 6,8566 .105 0,0069 6,8291 .105 0,0532 6,84297 .105 0,0163
5 5
3 4,5756 .10 0,0029 4,55805 .10 0,0151 4,56871 .105 0,0082

Dari data diatas dibuat grafik hubungan 1/Ce vs 1/qe mengikuti


persamaan Langmuir.

Grafik hubungan 1/ce vs 1/qe (akar)


0,0250
y = 199,2x - 0,0064
0,0200 R = 0,999

0,0150
1/qe

0,0100 Series1
Linear (Series1)
0,0050

0,0000
0,0000E+00 5,0000E-05 1,0000E-04 1,5000E-04
1/ce

Grafik hubungan 1/ce vs 1/qe


(batang)
0,1600
0,1400
y = 1464x - 0,0495
0,1200
R = 0,9987
0,1000
1/qe

0,0800
0,0600 Series1
0,0400 Linear (Series1)
0,0200
0,0000
0,0000E+00 5,0000E-05 1,0000E-04 1,5000E-04
1/ce
Grafik hubungan 1/ce vs 1/qe (daun)
0,0300

0,0250 y = 163,18x + 0,0026


R = 0,9196
1/qe 0,0200

0,0150
Series1
0,0100
Linear (Series1)
0,0050

0,0000
0,0000E+00 5,0000E-05 1,0000E-04 1,5000E-04
1/ce

Dari grafik hubungan hubungan 1/Ce vs 1/qe didapat persamaan


regresi :
y = 199,2x - 0,0064
Dari rumus sebagai berikut

[ ]

Maka,
Intersep = a = -0,0064

Slope = b = 199,2

Dengan cara yang sama, diketahui :


AKAR BATANG DAUN
a -0,0064 -0,0493 0,0027
b 199,2 1464 163,18
r2 0,999 0,9987 0,9196
q max -156,25 -20,284 370,37
k -3,213 .105 -3,4 .105 1,655 .105

b. Persamaan adsorpsi menurut Freundlich


AKAR BATANG DAUN
POT log ce log qe log ce log qe log ce log qe
1 3,8636 1,6795 3,8652 0,8255 3,8650 1,6156
2 4,1639 2,1616 4,1656 1,2741 4,1648 1,7880
3 4,3396 2,5342 4,3412 1,8196 4,3402 2,0885

Dari data diatas dibuat grafik hubungan Log Ce vs Log qe mengikuti


persamaan Freundlich.

Grafik hubungan log ce vs log qe


(akar)
3
y = 1,7751x - 5,1927
2,5 R = 0,9942
2
log qe

1,5
Series1
1
Linear (Series1)
0,5
0
3,8 4 4,2 4,4
log ce
Grafik hubungan log ce vs log qe
(batang)
2
y = 2,0243x - 7,042
1,5 R = 0,958
log qe

1
Series1
0,5 Linear (Series1)

0
3,8 4 4,2 4,4
log ce

Grafik hubungan log ce vs log qe


(daun)
2,5
y = 0,9499x - 2,086
2 R = 0,9098
1,5
log qe

1 Series1
Linear (Series1)
0,5

0
3,8 4 4,2 4,4
log ce

Dari grafik hubungan hubungan Log Ce vs Log qe pada akar didapat


persamaan regresi :
y = 1,7751x - 5,1927
Dari rumus sebagai berikut

Maka,
Slope = b -0,0345
Intersep = a = 0,4041

AKAR BATANG DAUN


a -5,1972 -7,042 -2,086
b 1,7751 2,0243 0,9499
r2 0,9942 0,9581 0,9098
n 0,5633 0,4940 1,0527
-6 -8
k 6,35 .10 9,08 .10 0,0082

VII. Pembahasan
Tujuan praktikum ini adalah memahami phytoremediasi dan metode
Isoterm Adsorbsi, mengetahui nilai Isoterm Adsorbsi pada persamaan
Langmuir dan Freundlich, dan menentukan Konstanta Adsorbsi.
Fitoremediasi yaitu suatu sistim dimana tanaman tertentu yang
bekerjasama dengan micro-organisme dalam media (tanah, koral dan air)
dapat mengubah zat kontaminan (pencemar/pollutan) menjadi kurang atau
tidak berbahaya bahkan menjadi bahan yang berguna secara ekonomi.
Fitoremediasi merupakan salah satu cara untuk mengisolasi zat radioaktif
kompleks yang mencemari perairan maupun tanah dengan menggunakan
tanaman. Tanaman yang digunakan beragam sesuai dengan kebutuhan isolasi
zat. Tanaman biasanya selektif terhadap zat tertentu. Tanaman yang dapat
menyerap suatu zat lebih banyak dari pada tanaman lainnya disebut tumbuhan
hiperakumulator. Telah digunakan hiperakumulator bunga matahari untuk
kasus pencemaran radioaktif di tanah di negara Jepang.
Praktikum fitoremediasi kali ini menggunakan zat kontaminan berupa
larutan NaI-131 dan tanaman yang digunakan untuk menyerap zat kontaminan
tersebut adalah tanaman eceng gondok. Digunakan enceng gondok karena
keberadaanya yang banyak dan tahan terhadap hama. Larutan NaI-131
divariasikan 1 ml, 2 ml dan 3 ml dalam volume air pada pot 500 mL. Untuk
mengetahui zat NaI yang terserap oleh tumbuhan maka dilakukan pencacahan
bagian-bagian tumbuhan. Bagian tumbuhan yang diamati adalah bagian akar,
batang, dan daun. Bagian eceng gondok dicacah setelah 24 jam dari pemberian
zat radioaktif.
Mekanisme antara iodium aktif dengan tanaman merupakan mekanisme
adsorbsi fisik. Adsorbsi adalah peristiwa penyerapan molekul-molekul cairan
atau gas pada permukaan adsorban, hingga terjadi perubahan konsentrasi pada
cairan atau gas tersebut. Zat yang diserap disebut adsorbat, sedangkan zat
yang menyerap disebut adsorban.
Terdapat dua pendekatan untuk mengetahui konstanta adsorpsi yaitu
dengan persamaan isoterm adsorpsi langmuir dan Freundlich. Pola isotherm
adsorpsi yang sesuai untuk proses penyerapan zat radioaktif NaI-131
dilakukan dengan perhitungan menggunakan persamaan Langmuir dan
Freundlich. Uji persamaan Langmuir dilakukan dengan menggunakan
persamaan

[ ]

Isoterm ini berdasar asumsi bahwa:


1. Adsorben mempunyai permukaan yang homogen dan hanya dapat
mengadsorpsi satu molekul adsorbat untuk setiap molekul adsorbennya.
Tidak ada interaksi antara molekul-molekul yang terserap.
2. Semua proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama.
3. Hanya terbentuk satu lapisan tunggal saat adsorpsi maksimum.
Teori ini menjelaskan bahwa semua tempat adalah sama dan energinya
adalah ekuivalen, termodinamika ini menjelaskan bahwa kedudukan dapat
memuat salah satu molekul adsorban, proses adsorpsi tidak dapat terjadi pada
ruang satu lapis, molekul dapat diadsorpsi tergantung pada letaknya, artinya,
adsorban tidak akan berinteraksi diantara batasan molekul pada permukaan
dan adsorpsi tidak bergerak, permindahan adsorbat di permukaan.
Namun, biasanya asumsi-asumsi sulit diterapkan karena selalu ada
ketidaksempurnaan pada permukaan, molekul teradsorbsi tidak inert dan
mekanisme adsorbsi pada molekul pertama asangat berbeda dengan
mekanisme pada molekul terakhir yang teradsorpsi.
Sedangkan untuk uji persamaan Freundlich dilakukan pengujian
menggunakan persamaan

Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isoterm
adsorpsi dapat digambarkan dengan persamaan empirik yang dikemukakan
oleh Freundlich. Isoterm ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai
permukaan yang heterogen dan tiap molekul mempunyai potensi penyerapan
yang berbeda-beda.
Dengan KF adalah konstanta kapasitas adsorpsi (mg/g), 1/n adalah
konstanta permukaan heterogen, sedangkan ploting antara qe dengan Ce tidak
ada regresi pada garis yang menentukan nilai 1/n dari 0-1 dan ditutup oleh niai
0 yang menyatakan permukaan adsorben heterogen.
Nilai qmax (persamaan Langmuir) dan nilai kf (persamaan Freundlich)
menunjukkan kapasitas dari adsorbsi NaI 131 oleh tanaman eceng gondok,
makin besar nilai qmax pada persamaan Langmuir Isoterm dan kf pada
persamaan Freundlich Isoterm menunjukkan kapasitas adsorpsi makin besar
pula.
Persamaan isotherm Langmuir dan freundlich ditentukan dengan
menghitung harga qe, Ce, 1/qe, 1/Ce, log qe dan log Ce seperti pada table
perhitungan diatas. Dari table tersebut dilakukan pemetaan grafik dengan
memplotkan harga 1/qe dan 1/Ce untuk mendapatkan persamaan Langmuir
dan memplotkan harga log Ce dan log qe untuk mendapatkan persamaan
freundlich.
Berdasarkan perhitungan, dibuktikan bahwa semakin besar jumlah
kontaminan semakin besar pula massa kontaminan yang teradsorbsi sesuai
teori. Diketahui juga bagian tanaman eceng gondok yang mempunyai daya
adsorbsi paling besar untuk zat kontaminan NaI adalah pada bagian daun,
akar, kemudian batang. Nilai konstanta adsorpsi pada bagian batang tumbuhan
dengan metode Langmuir dan Freundlich sebagai berikut:
Bagian Langmuir Freundlich
Akar -3,213 .105 6,35 .10-6
Batang -3,4 .105 9,08 .10-8
Daun 1,655 .105 0,0082

Pengujian persamaan adsorbsi Langmuir dan juga persamaan adsorbsi


freundlich dibuktikan dengan grafik linierisasi yang baik dan nilai regrasi
linear mendekati satu. Nilai R2 pada grafik persamaan adsorbsi langmuir dan
freundlich, semua diatas 0,9. Konstanta freundlich lebih besar dibanding
persamaan adsorbsi Langmuir. Sehingga penyebaran zat radioaktif I-131
dalam tanaman ecang gondok lebih cocok mengikuti persamaan Freundlich.
VIII. Kesimpulan
1. Fitoremediasi adalah proses bioremediasi yang menggunakan berbagai
tanaman untuk menghilangkan atau mengurangi kontaminan logam dalam
tanah dan air bawah tanah.
2. Dari hasil perhitungan dapat dicari nilai konstanta adsorpsi pada bagian
batang tumbuhan dengan metode Langmuir dan Freundlich sebagai
berikut:
Bagian Langmuir Freundlich
Akar -3,213 .105 6,35 .10-6
Batang -3,4 .105 9,08 .10-8
Daun 1,655 .105 0,0082

IX. Daftar Pustaka


Christina, Maria. 2016. Phytoremediation. Ppt
http://www.iaea.org/inis/collection/NCLCollectionStore/_Public/44/091/4409
1402.pdf
http://jurnaldampak.ft.unand.ac.id/index.php/Dampak/article/view/50

Yogyakarta, 23 Juni 2016


Asisten Praktikan,

Riko Iman Dewantara, SST Bilqis Latifah

Anda mungkin juga menyukai