Anda di halaman 1dari 38

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Puji syukur penyusun haturkan


kehadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudulPerancangan Unit Pengolahan Limbah Boron-10 Dari Pendingin
Primer PLTN Jenis PWR Menggunakan Metode Solidifikasi Dengan Semen. Kapasitas
dirancang agar dapat mengolahlimbah bahan bakarbekas PLTN jenis PWR dengan daya
1000 mega watt elektrik (Mwe) untuk periode 1 tahun. Kami Penyusunmengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya.

Yogyakarta, 20 April 2016

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman judul i

Kata pengantar 1

Daftar isi 2

Intisari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 4


1.2. Rumusan Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Tujuan 5
1.5. Manfaat 5
1.6. TinjauanPustaka 5

BAB II URAIAN PROSES

1. Spesifikasi Bahan Input dan Output


8
2. Konsep Proses 9
1. Kondisi Operasi 9
2. Langkah Proses 10
3. Diagram Alir Proses 10

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN TATA LETAK 11

BAB IV SPESIFIKASI DAN GAMBAR ALAT 28

BAB V PEMBAHASAN 32

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 36

DAFTAR PUSTAKA 37

1.

2
INTISARI

Telah dirancang unit soldifikasi agar dapat mengolah limbah boron-10 pada
pendingin primer PLTN jenis PWR dengan daya 1000 MWe. Sehingga dihasilkan produk
yang dapat dimobilisasi ke tempat penyimpanan sementara maupun penyimpanan lestari.
Dengan kapasitas drum 200 L dapat menampung limbah sebanyak 33,33 L. Campuran
bahan solidifikasi adalah semen, pasir dan air yang kemudian dicampur dengan limbah.
Unit solidifikasi ini beroperasi selama 40 jam dalam 5 hari kerja. 1 hari kerja setara
dengan 8 jam pengoperasian. Waktu pencampuran saat proses solidifikasi dilakukan yaitu
selama kurang lebih 1 jam. Dalam setiap hari atau 8 jam pengoperasian dihasilkan 5 drum.
Maka, dalam 40 jam pengoperasian dihasilkan 25 drum.

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan pemanfaatan
tenaga nuklir di Indonesia dan dipersiapkan secara optimal adalah masalah pengelolaan
limbah radioaktif yang ditimbulkan (Gunanjar, 2007). Sifat alami limbah radioaktif
mempunyai risiko bahaya lainnya, yaitu kemungkinan paparan radiasi pengion. Berbeda
dengan limbah lainnya maka tingkat yang dapat diterima untuk perlindungan manusia dan
lingkungan harus ada. Perhatian khusus harus diberikan untuk Kendali banyak jalur dimana
manusia mungkin akan terkena paparan radiasi, dan diperhatikan pula bahwa pengelolaan
limbah radioaktif menjamin bahwa paparan-paparan tersebut ada di bawah persyaratan
nasional dan internasional yang telah ditetapkan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses solidifikasi limbah bahan bakar bekas dari pendingin primer PLTN
PWR?
2. Peralatan pendukung atau tambahan apa saja yang diperlukan untuk menunjang
perancangan tersebut?
3. Apa saja yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan setiap alat yang digunakan
dalam proses pengendapan beserta alasan pemilihan bahan tersebut ?
4. Berapa kisaran biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu instalasi pengendapan ?

1.3. Batasan Masalah


Berikut ini adalah beberapa batasan masalah pembahasan makalah :
1. Makalah ini menjelaskan perancangan alat proses solidifikasi dengan sementasi limbah
Boron-10 pada pendingin primer PLTN jenis PWR.
2. Bahan baku limbah material yang diproses adalah bahan limbah boron-10 dari
pendingin primer
3. Makalah ini hanya menjelaskan ide perancangan yang ideal dan diharapkan dapat
diaplikasikan dengan baik dibidang kenukliran.
4. Makalah ini hanya membahas perancangan unit solidfikasi dengan sementasi.

1.4. Tujuan
Berikut ini adalah beberapa tujuan dari penulisan makalah :
1. Untuk mengetahui proses pengendapan larutan uranium.
2. Untuk memproses hasil limbah bahan bakar PLTN PWR dengan kapasitas 1 ton/tahun
meliputi ukuran, bahan konstruksi, dan perlengkapan.

4
3. Untuk mengetahui peralatan pendukung atau tambahan yang diperlukan untuk
menunjang perancangan tangki pengendapan uranium.
4. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan bahan setiap alat
yang digunakan dalam proses pengendapan beserta alasan pemilihan bahan tersebut.
5. Untuk mengetahui kisaran biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu instalasi
pengendapan.

1.5. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, maka diharapkan dapat memberikan manfaat penulisan
seperti berikut :
1. Bagi penulis, dapat memenuhi tugas praktikum Perancangan Alat Proses sebagai mata
kuliah yang menunjang ilmu di bidang kenukliran.
2. Bagi pembaca, dapat menambah wawasan, ide, dan referensi berkaitan dengan
rancangan alat pengendapan dari suatu instalasi pembuatan bahan bakar reaktor nuklir
yang kini mulai berkembang dengan variasinya.

1.6 Tinjauan Pustaka

Penggunaan boron-10 dalam bentuk asam borat diperlukan untuk menyerap neutron
yang dihasilkan selama reaksi fisi di dalam reactor tipe PWR, karena penggunaan batang
kendali saja tidak memadai. Boron dalam bentuk asam borat ditambahkan kedalam sistem air
pendingin primer pada kandungan 4000 ppm [1,2]. Penambahan boron ini di dalam reactor
menjalankan fungsi :

Mengendalikan reaktivitas teras.


Meratakan fluks neutron agar bahan bakar mengalami pembakaran yang sama.

Reaksi penyerapan neutron oleh boron adalah

B 10 1 7 4
5 + n0 Li3 + 2

Selain harganya mahal, keberadaan elemen boron di dalam limbah tidak dikehendaki karena
akan mencemari lingkungan, karenanya diupayakan pengambilan kembali boron ini di dalam
sistem air pendingin primer reactor tipe PWR. Pengambilan kembali ini bias dilakukan baik
dengan menggunakan metoda evaporasi ataupun dengan menggunakan resin penukar ion.

Berdasarkan pertimbangan ekonomi dan keselamatan, asam borat yang terdapat dalam air
pendingin bekas diambil kembali melalui proses evaporasi sehingga diperoleh asam borat
sebagai pekatan yang digunakan kembali dan kondensat yang dipakai sebagai air make-up.
Jika air berkadar boron cukup tinggi mengalami pendinginan, maka akan ada resiko
5
penyumbatan saluran pipa karena terbentuknya kristal. Telah diketahui pula kondisi proses
yang optimal agar pada proses evaporasi belum terdapat resiko penyumbatan oleh terjadinya
Kristal asam borat, yaitu pada kadar asam borat maksimum 6 %.

Setelah unsure boronnya diambil kembali, baik dengan cara evaporasi maupun
dengan penukar ion, maka limbah radioaktif yang tersisa dapat diproses lebih lanjut agar
tidak mengancam keselamatan manusia dan mengganggu keseimbangan lingkungan. Dalam
makalah ini akan dilakukan pengkajian teknik solidifikasi untuk digunakan dalam menangani
limbah boron dari operasi PLTN tipe PWR. Teknik solidifikasi yang dipilih adalah
solidifikasi hyper cement yang dapat mengurangi volume limbah cair boron-10 dari PLTN
tipe PWR dengan cara solidifikasi semen stabil.

KARAKTERISTIK LIMBAH BORON DARI OPERASI PLTN TIPE PWR


Dari operasi PLTN tipe PWR akan ditimbulkan limbah radioaktif cair terkonsentrasi boron
dengan karakteristik sebagai berikut : [3]
1. Tipelimbah : limbah aktivitas rendah
2. Kerapatan jenis : 1,2 g/cm3
3. Karakteristik fisik : gambaran umum berupa lumpur dimana mayoritas air limbah
telah diolah baik dengan cara evaporasi maupun dengan resin penukar ion.
4. Komponen fisik : konsentrat boron 90 % dan air 10 %.
Konsentrat boron didisposal jika tidak bias digunakan kembali, karena terkontaminasi
secara kimia sehingga menghalangi penggunaannya kembali. Bentuknya secara fisik berupa
lumpur yang densitasnya lebih besar daripada air. Setelah diolah maka limbah disolidifikasi
ke dalam drum 200 L dan kemudian ditempatkan di dalam kontainer yang memenuhi standar
ISO. Radioaktivitas dari limbah terdiri dari pemancar alfa, beta dan gamma.

SOLIDIFIKASI LIMBAH KONSENTRAT BORON


Limbah radioaktif cair yang mengandung boron setelah diambil boronnya baik
dengan cara evaporasi
maupun penukar ion, maka limbah konsentratnya kemudian disolidifikasi agar dapat dengan
aman disimpan di fasilitas penyimpanan. Dalam makalah ini akan ditampilkan satu teknik
solidifikasi yang
menghasilkan tidak begitu banyak limbah untuk dibuang di fasilitas penyimpanan lestari,
jauh lebih sedikit dibandingkan cara solidifikasi konvensional, yang dinamakan teknik

6
solidifikasi hyper-cement. Dengan menggunakan teknik ini, rasio reduksi volume limbah
yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan cara teknik bitumen, yang secara
konvensional digunakan dalamsolidifikasi limbah cair terkonsentrasi dari PLTN tipe PWR.
Material semen diketahui sangat bagus untuk solidifikasi limbah radioaktif karena
sifat tak tembus airnya setelah pengerasan dan sifat penyerapannya yang tinggi terhadap
elemen radioaktif ke dalam material yang mengeras. Sejalan dengan kesederhanaan proses
solidifikasi menggunakan bahan- bahan ini, system solidifikasi semen telah beroperasi di
banyak fasilitas nuklir. Tetapi proses pengerasan kadang-kadang terhambat oleh kehadiran
komponen-komponen tertentu seperti asamborat dan asam fosfat sebab unsur-unsur tersebut
mengganggu reaksi hidrasi semen. Gangguan ini menjadi titik perhatian khusus dalam hal
solidifikasi limbah cair terkonsentrasi dari reaktor tipe air bertekanan (PWR) karena
komponen utamanya adalah asam borat. Untuk menghindari gangguan ini, adalah perlu untuk
mengurangi kandungan komponen ini pada solidifikasi semen, tetapi ini mengakibatkan
bertambahnya volume produk solidifikasi limbah. Untuk alasan ini diperkenalkanlah teknik
bitumen dimana garam- garam dari campuran borat dan elemen-elemen radioaktif
dicampurkan kedalam aspal molten. Teknik ini dapat mengurangi timbulnya produk
solidifikasi limbah di PLTN tipe PWR. Tapi proses solidifikasi ini rumit dan kadang-kadang
diperlukan perbaikan peralatan akibat aktivasi aspal molten pada temperatur tinggi yang
berujung pada korosi logam. Jadi perlu dikembangkan teknik solidifikasi menggunakan
bahan semen yang menambah kandungan borat dalam produknya.

BAB III
URAIAN PROSES
1. Spesifikasi Bahan Input dan Output
Bahan Input:
1. Boron-10
Boron adalahsuatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambangB dan nomor atom 5. Elemen metaloid trivalen, boron banyak terdapat di
batu borax. Ada dua alotrop boron; boron amorfus adalah serbuk coklat, tetapi boron
metalik berwarna hitam. Bentuk metaliknya keras (9,3 dalam skala Moh) dan
konduktor yang buruk dalam suhu ruang. Tidak pernah ditemukan bebas dalam alam.

Kerapatan jenis : 1,2 g/cm3


Karakteristik fisik : gambaran umum berupa lumpur dimana mayoritas air limbah
telah diolah baik dengan cara evaporasi maupun dengan resin penukar ion.
Komponen fisik : konsentrat boron 90 % dan air 10 %.
7
a. Sifat Fisik

Fase : solid

Massa jenis cairan pada t.l. : 2.08 gcm3

Titik lebur : 2349 K,2076 C,3769 F

Titik didih : 4200 K,3927 C,7101 F

Kalor peleburan : 50.2 kJmol1

Kalor penguapan : 480 kJmol1

Kapasitas kalor : 11.087 Jmol1K1

2. Air
a. Sifat fisik :
Rumus Molekul : H2O
Massa Molekul : 18,02 g/mol
Warna : Tidak berwarna, Jernih
Densitas : 1,00 g/cm3 (20oC)
Titik Didih : 100oC (1013 hPa)
(Air. http://www.chemicals@merck.co.id)
3. Semen Portland
Semen Portland adalah bahan perekat hidrolis yaitu bahan perekat yang dapat
mengeras bila bersenyawa dengan air dan berbentuk benda padat yang tidak larut
dalam air.
Semen Portland dibentuk dari oksida-oksida utama yaitu : Kapur (CaO), Silika
(SiO2), Alumina ( Al2O3), Besi (Fe2O3). Bahan baku untuk memperoleh oksida-
oksida tersebut adalah :
a) Batu kapur kalsium (CaCO3), setelah mengalami proses pembakaran
menghasilkan kapor oksida (CaO).
b) Tanah liat yang mengandung oksida Silika (SiO2), Alumina ( Al2O3), Besi
(Fe2O3).
c) Pasir kuarsa atau batu silica untuk menambah kekurangan SiO2.
d) Pasir besi untuk menambah kekurangan Fe2O3.
Perbandingan bahan-bahan utama penyusun semen portland adalah kapur (CaO)
sekitar 60%-65%, silika (SiO2) sekitar 20%-25%, dan oksida besi serta alumina
(Fe2O3 dan Al2O3) sekitar 7%-12%.

4. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material yang berbentuk butiran. Butiran pada pasir,
umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir

8
adalah silikon dioksida, tetapi di beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya
dibentuk dari batu kapur.

Bahan Output :
Bahan outputnya merupakan campuran dari bahan input yang berada dalam kemasan
drum.

2. Konsep Proses
1. KondisiOperasi
Kondisi operasi saat pengoperasian alat dilakukan pada suhu kamar yakni
250C dan pada tekanan 1 atm. Waktu pengoperasian unit solidifikasi dilakukan
selama 40 jam dalam 5 hari kerja. 1 hari kerja setara dengan 8 jam
pengoperasian.. Waktu pencampuran saat proses solidifikasi dilakukan yaitu
selama kurang lebih 1 jam. Kecepatan pengadukan yang digunakan pada
pengoperasian unit solidifikasi ini sebesar 415,635 rpm.

2. Langkah Proses
Limbah radioaktif yang akan diolah pada unit solidifikasi ini merupakan
limbah radioaktif yang berasal dari pendingin primer reaktor yang
mengandung Boron-10. Hal pertama yang dilakukan adalah mencampur
limbah radioaktif dengan air, pencampuran dilakukan di dalam drum.
Kemudian drum digerakkan dengan system hidrolik untuk selanjutnya
dimasukkan semen dan pasir yang kemudian dicampur bersamaan dengan
limbah yang telah diencerkan sebelumnya. Pencampuran bahan semen, pasir
dan limbah dilakukan dengan pengadukan. Pengadukan dilakukan selama 1
jam operasi sampai seluruh bahan tercampur dengan baik. Kemudian drum
digerakkan ke samping untuk proses penutupan drum. drum siap untuk
dimobilisasi ke penyimpanan sementara.

3. Diagram Alir Proses

Pasir Semen

Limbah
9
PENGENCERAN PENCAMPURAN PROSES AKHIR

Airbah
BAB III
PERANCANGAN ALAT DAN TATA LETAK
3.1. Perancangan Alat
3.1.1. Tangki Penyimpanan Limbah
Bentuk tangki : Silinder
Bentuk bagian dasar dan atas : Hemispherical
Waktu operasi : 40 jam
Densitas limbah : 1,2 gram/cm3= 74,9134 lb/ft3
Tekanan : 1 atm = 14,7 psi
Jumlah limbah yang diolah : 1000 kg
Volume kapasitas bejana
cm 3 1000 gr dm 3 1 m3 3
V = 1000 kg x 1,2 gram 3
3
=0,833 m
kg 1000 cm 1000 dm
Konversi ke ft3
V = 0,833 m3 x 35,31467 ft3/m3= 29,41712 ft3
Diambil ukuran tangki sebagai berikut :
D = 0,6 H
2
V= 4 D H

3,14 2
29,41712 ft3= 0,6 H H
4

H
3

29,41712 ft 3 4
0,6 2 3,14
=4,704 ft

D = 0,6 H = 0,6 x 4,704 ft = 2,8224 ft

Bahan SA-283
g = 32,17 ft/s2
gc = 32,174 lbm ft/lbf s2
E = 0,8
f = 11250 psi
C = 0,125 inchi
S = 11300 psi

Tekanan Hidrostatis
g
h
P= gc L
2

= 74,9134 lb/ft x 3
( 32,174 ft /s
32,174 lbm ft /lbf s
2 ) x 4,704 ft = 352,3926 lbf/ft2 =

2,4472 psi
P total = (14,7 psi + 2,4472 psi) = 17,1472 psi
P design (20%) = (1,2) (17,1472 psi) = 20,5766 psi
10
Tebal shell =

( 20,5766 psi ) 1,4122 ft 12


( )
P Ri ft
+C= +0,125 inc hi
f . E0,6 P ( 11250 psi 0,8 ) ( 0,6 ) ( 20,5766 psi )

= 0,1638 inc hi
f .E .ts ( 11250 psi )( 0,8 )( 0,1638 inc h i )
= =86,4891 psi
P maks = R i+ 0,6 t s 1,4122 ft 12 + ( 0,6 ) ( 0,1638 inc hi )
( ft )
Tebal head =

86,4891 psi 2,8224 ft 12


Pmaks D ft
= =0,1623 inc hi
2. E . S0,2 Pmaks 2 0,8 11300 psi0,2 ( 86,4891 psi )

3.1.2. Perancangan Tangki Penyimpanan Semen


t operasi = 40 jam
bentuk tangki = silinder
bentuk head = cone (kerucut) pada bagian bawah

semen = 3,17 gr/cm3 = 197,8967 lb/ft3


P = 1 atm = 14,7 psi
Semen yang diperlukan dalam 1 drum = 126 kg
Jadi semen yang diperlukan keseluruhan = 126 kg x 25 =3150 kg
Volume kapasitas tangki penyimpanan semen (20%) = 1,2 x

3 3
3150 10 gr 1m 3
6 3
=1,2 m
gr 1 10 cm
3,17 3
cm

Diambil ukuran tangki sebagai berikut :


D = 0,6 H
2
V= 4 D H

3,14 2
1,2 m3= 0,6 H H
4

H
3

1,2 m 3 4
2
0,6 3,14
=1,619 m=5,3116 ft

D = 0,6 H = 0,6 x 1,619 m = 0,971 m x 3,28084 ft/m = 3,185 ft


Bahan SA-283
g = 32,17 ft/s2
11
gc = 32,174 lbm ft/lbf s2
E = 0,8
f = 11250 psi
C = 0,125 inchi
S = 11300 psi

Tekanan Hidrostatis
g
hL
P= gc

32,174 ft /s 2
3
= 197,8967 lb/ft x ( 32,174 lbm ft /lbf s 2 ) x 5,3116 ft = 1051,1481 lbf/ft2 =

7,2996 psi
P total = (14,7 psi + 7,2996 psi) = 21,9996 psi
P design (20%) = (1,2) (21,9996 psi) = 26,3996 psi
Tebal shell =

( 26,3996 psi ) 1,5925 ft 12


( )
P Ri ft
+C= +0,125 inc hi
f . E0,6 P ( 11250 psi 0,8 ) ( 0,6 ) ( 26,3996 psi )

= 0,182inc h i
Tebal shell (20%) = (1,2) ( 0,182inc h i ) = 0,2184 inchi
f .E .ts ( 11250 psi )( 0,8 )( 0,182 inc hi )
= =85,23 psi
P maks = R i+ 0,6 t s 1,5925 ft 12 + ( 0,6 )( 0,182 inc hi )
( ft )
Pdesign D
Tebal head = 2 cos SE0,6 Pdesign
430 1,25=0,0706
Sin = 3,185 ft 12
ft

= 40
Tebal head =

( 26,3996 psi ) 3,185 ft 12


( )
ft
+0,125 inc hi=0,3054 inc hi
2 cos 4 ( 11300 psi 0,80 ) 0,6 ( 26,3996 psi )
Tinggi head
3,185 ft 12 +2( 0,182inchi)
OD = ID + 2 ts = ft = 38,584 inchi

12
OD 38,584 inchi
OA = tan = tan 4=1,349 inc h i
2 2
Tinggi tangki keseluruhan = OA + ID + ts
1,349inchi+ 3,185 ft 12 +0,182 inchi=39,751inchi
= ft
3.1.3. Perancangan Tangki Penyimpanan Pasir
bentuk tangki = silinder
bentuk head = cone (kerucut) pada bagian bawah

pasir = 2,6 gr/cm3 = 162,3128 lb/ft3


P = 1 atm = 14,7 psi
Pasir yang diperlukan dalam 1 drum = 84 kg
Jadi pasir yang diperlukan keseluruhan = 84 kg x 25 = 2100 kg
Volume kapasitas tangki penyimpanan semen (20%) = 1,2 x

3 3
2100 10 gr 1m
6 3
=0,969 m 3
gr 1 10 cm
3,17 3
cm

Diambil ukuran tangki sebagai berikut :


D = 0,6 H
2
V= 4 D H

3,14
0,969 m3= 0,6 H 2 H
4

H
3

0,969 m 3 4
2
0,6 3,14
=1,5 m=4,92126 ft

4,92126 ft
D = 0,6 H = 0,6 x = 2,952756 ft

Bahan SA-283
g = 32,17 ft/s2
gc = 32,174 lbm ft/lbf s2
E = 0,8
f = 11250 psi
C = 0,125 inchi
S = 11300 psi

Tekanan Hidrostatis
g
hL
P= gc

13
2

= 162,3128 lb/ft x3
( 32,174 ft /s
32,174 lbm ft /lbf s
2 ) x 4,92126 ft = 5,5471 psi

P total = (14,7 psi + 5,5471 psi) = 20,2471 psi


P design (20%) = (1,2) (20,2471 psi) = 24,2965 psi
Tebal shell =

( 24,2965 psi ) 1,4763 ft 12


( )
P Ri ft
+C= + 0,125inc h i
f . E0,6 P ( 11250 psi 0,8 ) ( 0,6 ) ( 24,2965 psi )

= 0,1729 inc hi
f .E .ts ( 11250 psi )( 0,8 )( 0,1729 inc h i )
= =87,3279 psi
P maks = R i+ 0,6 t s 1,4763 ft 12 + ( 0,6 )( 0,1729 inc h i )
( ft )
Pdesign D
Tebal head = 2 cos SE0,6 Pdesign
430 1,25=0,065
Sin = 2,952756 ft 12
ft

= 3,780
Tebal head =

( 24,2965 psi ) 2,952756 ft 12


( )
ft
+0,125 inc hi=0,2972inc h i
2 cos 3,78 (11300 psi 0,80 )0,6 ( 24,2965 psi )
Tinggi head
2,952756 ft 12 + 2(0,1792inchi)
OD = ID + 2 ts = ft = 12,69 inchi
OD 12,69 inchi
OA = tan = tan 3,78=0,42 inc h i
2 2
Tinggi tangki keseluruhan = OA + ID + ts
0,42inc h i+2,952756 ft 12 + 0,1792inchi=34,8241inchi
= ft

3.1.4. Tangki Penyimpanan Air


Bentuk tangki : Silinder
Bentuk bagian dasar dan atas : Hemispherical
Densitas limbah : 1 gram/cm3= 62,4278 lb/ft3
Tekanan : 1 atm = 14,7 psi
Air yang diperlukan dalam 1 drum = 88 kg
Jadi air yang diperlukan keseluruhan = 88 kg x 25 = 2200 kg
14
Volume kapasitas tangki penyimpanan semen (20%) = 1,2 x

3 3
2200 10 gr 1m 3
6 3
=2,64 m
gr 1 10 cm
3,17 3
cm

Diambil ukuran tangki sebagai berikut :


D = 0,6 H
2
V= 4 D H

3,14 2
2,64 m3= 0,6 H H
4

H
3

2,64 m 3 4
0,6 2 3,14
=2,11m=6,9226 ft

6,9226 ft
D = 0,6 H = 0,6 x = 4,1535 ft

Bahan SA-283
g = 32,17 ft/s2
gc = 32,174 lbm ft/lbf s2
E = 0,8
f = 11250 psi
C = 0,125 inchi
S = 11300 psi

Tekanan Hidrostatis
g
hL
P= gc

32,174 ft /s 2
= 62,4278 lb/ft x3
( 32,174 lbm ft /lbf s 2 ) x 6,9226 ft = 430,1088 lbf/ft2 =

2,9869 psi
P total = (14,7 psi + 3,0012 psi) = 17,6869 psi
P design (20%) = (1,2) (17,6869 psi) = 21,2242 psi
Tebal shell =

( 21,2242 psi ) 2,0669 ft 12


( )
P Ri ft
+C= + 0,125inc h i
f . E0,6 P ( 11250 psi 0,8 ) ( 0,6 ) ( 21,2242 psi )

= 0,1836 inc hi

15
f .E .ts ( 11250 psi )( 0,8 )( 0,1836 inc h i )
= =66,3176 psi
R i+ 0,6 t s 2,0669 ft 12 + ( 0,6 )( 0,1836 inc h i )
P maks =
( ft)
Tebal head =

66,3176 psi 4,1138 ft 12


Pmaks D ft
= =0,1821 inc hi
2. E . S0,2 Pmaks 2 0,8 11300 psi0,2 ( 66,3176 psi )

Dengan mengunakan standar ASME didapatakan


tangki Kapasitas Diameter Panjang Tebal shell Tebal head
(gallon) tangka (in) tangka (in)
limbah 1000 48 120 3/16 0,1623
Air 1000 48 120 3/16 0,2972
Pasir 1000 48 120 3/16 0,3053
semen 1000 48 120 3/16 0,1821

3.1.5. Tenaga Pengadukan


Drum = 200 L
Ri = 0,875 ft = 0,2667 m
HL = 2,92 ft = 0,89 m
D = 1,75 ft = 0,5334 m

a. Diameter Pengaduk
D 1
=
Dt 3
1
D= D
3 t
1
D= ( 0,5334 m )=0,1778 m
3
b. Tebal Buffel

16
J 1
=
Dt 12
1
J= D
12 t
1
J= ( 0,5334 m )=0,04445 m
12
c. Jarak antara dasar tangki terhadap ujung impeller
C
=1
D
C=D
C=0,1778 m
d. Lebar daun Impeller
W 1
=
D 5
1
W= D
5
1
W = ( 0,1778 m) =0,03556 m
5
e. Panjang Daun Impeller
L 1
=
D 4
1
L= D
4
1
L= ( 0,1778 m )=0,04445 m
4
f. Menentukan Kecepatan Pengadukan
vD
Re =
10 cm 739 rpm
=415,635rpm
V2 = 100 cm
0,1778m
m
g. Menentukan Tenaga Pengadukan
Viskositas : 50 dPas= 5000 cp
Diamter pengaduk : 0,1778 m =0,583 ft
415,635
Kecepatan pengadukan n : 415,635 rpm= 60 s
=6,92725rps

Densitas gabungan
Perbandingan limbah : air :semen: pasir

17
1 limbah +2,1 air +3,15 semen +2,1 pasir
3,15+2,2+2,1+1

gram gram gram gram


1(3,17 3
)+2,1(1 3
)+2,2(2,6 3
)+3,15(1,2 3
)
cm cm cm cm gram
=2,23 3
3,15+2,2+2,1+1 cm
lb
gram cu ft lb
2,23 x 62,4 =139,152
cm
3
gram cu ft
3
cm
mas
lb
h. Viskositas = 5000 cp x 0,000672 ftsec mas
=3,36 l b
cp ftsec
i. Mencari bilangan Reynold
lb
(6,92725 rps)(0,583 ft)( 139,152 )
nD cu ft
= = =167,2551855
mas
3,36 lb
ftsec
Berdasarkan buku brown Unit operation FIG. 477 pengaduk sama
dengan no 8 sehingga diplotkan digrafik didapatkan nilai sebesar
1,5
j. Mencari daya pengaduk
lb
3 3 (1,5)(139,152 )(6,92725 rps )3 (0,583 ft )5
n D cu ft ftlbf
P= = =145,127
gc 32,2 lbm ft /lbf sec
2
force sec
ft lbf 1 HP
145,127 x =0,26 HP
force sec 550 ft lbf
force sec
746 w
0,26 HPx =196,84 W
HP
3.1.6. Menentukan Spesifikasi Penyangga (kaki) Tangki
3.1.6.1. Tangki limbah
cam x V
1. Massa isian 1 tangki limbah =
1,2 x 10 3 kg / m 3 x 0,833 m 3
=
1000kg
=

2. Massa keseluruhan 1 tangki


a. Massa silinder

18
1
Dd H
2
V1
4
Dimana, Dd adalah diameter dalam
1
Dd H
2
V1
4
1
x 3,14 x (121,92cm) 2 x (3048cm)
4

3556595,932cm 3

m1 x V
Dimana, densitas dari stainless steel yakni 8,0272 gram/cm3.
Maka,
m1 x V

8,0272 gram / cm 3 x 3556595,932 cm 3


28649,50kg

1
Dl H
2
V2
4
Dimana, DL adalah diameter luar
1
Dd H
2
V1
4
1
x 3,14 x (121,92 0,47625cm) 2 x (3048cm)
4

3584436,107cm 3

m1 x V
Dimana, densitas dari stainless steel yakni 8,0272 gram/cm3.
Maka,
m1 x V

8,0272 gram / cm 3 x 3584436,107 cm 3


28772,98kg

19
m sebenarnya m2 m1

(28772,98 28549,50) kg
223,48 kg
3. Massa peralatan total
Massa peralatan pendukung total diasumsikan sebesar 30% dari massa tangki.
Massa peralatan total = 30% x 223,48 kg = 67,04 kg

Jadi, massa keseluruhan adalah jumlah massa isian tangki, massa tangki, dan
massa peralatan total.
Massa keseluruhan =1000kg+223,48 kg + 67,04kg
Massa keseluruhan = 1290,52 kg

Jumlah kaki penyangga tangki sebanyak empat (4) buah, maka beban pada
setiap kaki (F) :

Massa keseluruhan
F
4
1290,52
F kg
4
F 322,63kg

3.1.6.2. Tangki air


2200kg
1. Massa isian 1 tangki limbah =

4. Massa keseluruhan 1 tangki


b. Massa silinder
1
Dd H
2
V1
4
Dimana, Dd adalah diameter dalam
1
Dd H
2
V1
4
1
x 3,14 x (121,92cm) 2 x (3048cm)
4

3556595,932cm 3

20
m1 x V
Dimana, densitas dari stainless steel yakni 8,0272 gram/cm3.
Maka,
m1 x V

8,0272 gram / cm 3 x 3556595,932 cm 3


28649,50kg

1
Dl H
2
V2
4
Dimana, DL adalah diameter luar
1
Dd H
2
V1
4
1
x 3,14 x (121,92 0,47625cm) 2 x (3048cm)
4

3584436,107cm 3

m1 x V
Dimana, densitas dari stainless steel yakni 8,0272 gram/cm3.
Maka,
m1 x V

8,0272 gram / cm 3 x 3584436,107 cm 3


28772,98kg

m sebenarnya m2 m1

(28772,98 28549,50) kg
223,48 kg
5. Massa peralatan total
Massa peralatan pendukung total diasumsikan sebesar 30% dari massa tangki.
Massa peralatan total = 30% x 223,48 kg = 67,04 kg

Jadi, massa keseluruhan adalah jumlah massa isian tangki, massa tangki, dan
massa peralatan total.
Massa keseluruhan =2200kg+223,48 kg + 67,04kg
Massa keseluruhan = 2490,52 kg
21
Jumlah kaki penyangga tangki sebanyak empat (4) buah, maka beban pada
setiap kaki (F) :

Massa keseluruhan
F
4
2490,52
F kg
4
F 622,63kg

1.1.6.3. Tangki semen


3150kg
1. Massa isian 1 tangki semen =

2. Massa keseluruhan 1 tangki


c. Massa silinder
1
Dd H
2
V1
4
Dimana, Dd adalah diameter dalam
1
Dd H
2
V1
4
1
x 3,14 x (121,92cm) 2 x (3048cm)
4

3556595,932cm 3

m1 x V
Dimana, densitas dari stainless steel yakni 8,0272 gram/cm3.
Maka,
m1 x V

8,0272 gram / cm 3 x 3556595,932 cm 3


28649,50kg

22
1
Dl H
2
V2
4
Dimana, DL adalah diameter luar
1
Dd H
2
V1
4
1
x 3,14 x (121,92 0,47625cm) 2 x (3048cm)
4

3584436,107cm 3

m1 x V
Dimana, densitas dari stainless steel yakni 8,0272 gram/cm3.
Maka,
m1 x V

8,0272 gram / cm 3 x 3584436,107 cm 3


28772,98kg

m sebenarnya m2 m1

(28772,98 28549,50) kg
223,48 kg
3. Massa peralatan total
Massa peralatan pendukung total diasumsikan sebesar 30% dari massa tangki.
Massa peralatan total = 30% x 223,48 kg = 67,04 kg

Jadi, massa keseluruhan adalah jumlah massa isian tangki, massa tangki, dan
massa peralatan total.
Massa keseluruhan =3150 kg+223,48 kg + 67,04kg
Massa keseluruhan = 3440,52 kg

4. Jumlah kaki penyangga tangki sebanyak empat (4) buah, maka beban pada
setiap kaki (F) :

23
Massa keseluruhan
F
4
3440,52
F kg
4
F 860,63kg

1.1.6.4. Tangki pasir


2100kg
1. Massa isian 1 tangki pasir =

2. Massa keseluruhan 1 tangki


d. Massa silinder
1
Dd H
2
V1
4
Dimana, Dd adalah diameter dalam
1
Dd H
2
V1
4
1
x 3,14 x (121,92cm) 2 x (3048cm)
4

3556595,932cm 3

m1 x V
Dimana, densitas dari stainless steel yakni 8,0272 gram/cm3.
Maka,
m1 x V

8,0272 gram / cm 3 x 3556595,932 cm 3


28649,50kg

1
Dl H
2
V2
4
Dimana, DL adalah diameter luar
1
Dd H
2
V1
4

24
1
x 3,14 x (121,92 0,47625cm) 2 x (3048cm)
4

3584436,107cm 3

m1 x V
Dimana, densitas dari stainless steel yakni 8,0272 gram/cm3.
Maka,
m1 x V

8,0272 gram / cm 3 x 3584436,107 cm 3


28772,98kg

m sebenarnya m2 m1

(28772,98 28549,50) kg
223,48 kg
3. Massa peralatan total
Massa peralatan pendukung total diasumsikan sebesar 30% dari massa tangki.
Massa peralatan total = 30% x 223,48 kg = 67,04 kg

Jadi, massa keseluruhan adalah jumlah massa isian tangki, massa tangki, dan
massa peralatan total.
Massa keseluruhan =2100kg+223,48 kg + 67,04kg
Massa keseluruhan = 2390,52 kg

Jumlah kaki penyangga tangki sebanyak empat (4) buah, maka beban pada
setiap kaki (F) :
Massa keseluruhan
F
4
2390,52
F kg
4
F 597,63kg

25
3.2. Tata Letak Utilitas

26
Gambar 1 Tata Letak Utilitas Unit Solidifikasi (Tampak Atas)

27
28
Gambar 2 Tata Letak Utilitas Unit Solidifikasi (Tampak Depan)

29
BAB IV
SPESIFIKASI DAN GAMBAR ALAT
4.1. Spesifikasi Alat
4.1.1. Tangki Limbah
Reaktor Type: Mixer / Settler
Fungsi : Menampunglimbah Boron-10
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi : Tekanan 1 atm
Suhu 25oC
Tipe : Silinder horizontal berpenutup hemispheris
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283
Kapasitas tangki : 29,41712 ft3
Diameter tangki : 2,8224 ft
Panjang tangki : 4,704 ft
Tebal tangki : 0,1638 in
Tebal head : 0,1623 in

4.1.2. Tangki Semen


Reaktor Type: Mixer / Settler
Fungsi : Menampungbahan baku semen
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi : Tekanan 1 atm
Suhu 25oC
Tipe : Silinder horizontal berpenutup cone pada bagian bawah
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283
Kapasitas tangki : 1,2 m3
Diameter tangki : 3,185 ft
Panjang tangki : 5,3116 ft
Tebal tangki : 0,182 in
Tebal head : 0,3054 in
Tinggi tangki keseluruhan : 39,751 in

4.1.3. Tangki Pasir


Reaktor Type: Mixer / Settler
Fungsi : Menampung bahan baku pasir
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi : Tekanan 1 atm
Suhu 25 oC
Tipe : Silinder horizontal berpenutup cone pada bagian bawah
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283
Kapasitas tangki : 0,969 m3
Diameter tangki : 2,952756 ft
Panjang tangki : 4,92126 ft
Tebal tangki : 0,1729 in
Tebal head : 0,2972 in
Tinggi tangki keseluruhan : 34,8241 in
4.1.4. Tangki Air

30
Reaktor Type: Mixer / Settler
Fungsi : Menampung air
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi : Tekanan 1 atm
Suhu 25 oC
Tipe : Silinder horizontal berpenutup hemispheris
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA 283
Kapasitas tangki : 2,64m3
Diameter tangki : 4,1138 ft
Panjang tangki : 6,8897 ft
Tebal tangki : 0,1836 in
Tebal head : 0,1821 in
4.1.5. Pengaduk
Agitator Type : Turbine,Top Entering
Agitator Power : 2,042 x 10-6 HP
Material : Stainless Steel 304
Internal Pressure : Atmospheric

4.1.6. Pipa
Material : Stainless Steel 304
Internal Pressure : Atmospheric to 25 psi
4.1.7. Valve
Valve type : Diahpgram valve
Material : CF8M Stainless Steel Stl Unibody Velve : ANSI Class
Part No. : 87B-10G-01
4.1.8. Kaki Tangki
Kaki tangki terbuat dari bahan baja

4.2. Gambar Alat

4.2.1. Tangki peyimpanan semen dan pasir

31
4.2.2. Tangki peyimpanan air dan limbah

32
BAB V
PEMBAHASAN

Kebanyakan reaktor nuklir nuklir jenis PWR yang dipakai sebagai pendingin
primer menggunakan air dengan penambahan 10 dalam bentuk asam borat diperlukan
untuk menyerap neutron yang dihasilkan selama reaksi fisi di dalam reaktor tipe
PWR, (Subiarto dkk,2009). karena penggunaan batang kendali saja tidak memadai.
Boron dalam bentuk asam borat ditambahkan ke dalam sistem air pendingin primer
pada kandungan 4000 ppm. Penambahan boron ini di dalam reaktor menjalankan
fungsi mengendalikan reaktivitas teras, meratakan fluks neutron agar bahan bakar
mengalami pembakaran yang sama.

Selain harganya mahal, keberadaan elemen boron di dalam limbah tidak


dikehendaki karena akan mencemari lingkungan, karenanya diupayakan pengambilan
kembali boron ini di dalam sistem air pendingin primer reaktor tipe PWR.
Pengambilan kembali ini bisa dilakukan baik denganmenggunakan metoda evaporasi
ataupun dengan menggunakan resin penukar ion.

Berdasarkan pertimbangan ekonomi dan keselamatan, asam borat yang


terdapat dalam air pendingin bekas diambil kembali melalui proses evaporasi
sehingga diperoleh asam borat sebagai pekatan yang digunakan kembali dan
kondensat yang dipakai sebagai air make-up. Jika air berkadar boron cukup tinggi
mengalami pendinginan, maka akan ada resiko penyumbatan saluran pipa karena
terbentuknya kristal. Telah diketahui pula kondisi proses yang optimal agar pada
proses evaporasi belum terdapat resiko penyumbatan oleh terjadinya kristal asam
borat, yaitu pada kadar asam borat maksimum 6 %.

Setelah unsur boronnya diambil kembali, dengan cara evaporasi, maka limbah
radioaktif yang tersisa dapat diproses lebih lanjut agar tidak mengancam keselamatan

33
manusia dan mengganggu keseimbangan lingkungan. Dalam makalh ini akan
dilakukan pengkajian teknik solidifikasi untuk digunakan dalam menangani limbah
boron dari operasi PLTN tipe PWR. Teknik solidifikasi yang dipilih adalah
solidifikasi cement yang dapat mengurangi volume limbah cair boron-10 dari PLTN
tipe PWR dengan cara solidifikasi semen stabil.
Pada permasalahan perancangan kali ini dirancang pengolah limbah boron dari
pendingin reactor primer PWR dengan kapasitas keluaran dari hasil evaporator
sebanyak 1000 kg. Perancangan unit porses pengolahan limbah diharapkan mampu
mengolah limbah boron dari pendingin primer untuk PLTN jenis PWR dengan daya
1000 MWe per tahun.

Dari operasi PLTN tipe PWR akan ditimbulkan limbah radioaktif cair
terkonsentrasi boron dengan karakteristikcJenis aktivitas rendah, gambaran umum
berupa lumpur dimana mayoritas air limbahctelah diolah dengan cara evaporasi.
Konsentrat didisposal boron jika tidak bias digunakan kembali, karena terkontaminasi
secara kimia sehingga menghalangi penggunaannya kembali. Bentuknya secara fisik
berupa lumpur yang densitasnya lebih besar dari pada air. Setelah diolah maka limbah
disolidifikasi kedalam drum 200 L dan kemudian ditempatkan dalam container yang
memenuhi standar ISO. Radioaktivitas dari limbah terdiri dari pemancar alfa, beta dan
gamma.

Limbah radioaktif cair yang mengandung boron setelah diambil boronnya baik
dengan cara evaporasi maupun penukar ion, maka limbah konsentratnya kemudian
disolidifikasi agar dapat dengan aman disimpan di fasilitas penyimpanan. Dalam
makalah ini akan ditampilkan satu teknik solidifikasi yang menghasilkan tidak begitu
banyak limbah untuk dibuang di fasilitas penyimpanan lestari, jauh lebih sedikit
dibandingkan cara solidifikasi konvensional, yang dinamakan teknik solidifikasi
cement. Dengan menggunakan teknik ini, rasio reduksi volume limbah yang
dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan cara teknik bitumen, yang secara
konvensional digunakan dalam solidifikasi limbah cair terkonsentrasi dari PLTN tipe
PWR.
Material semen diketahui sangat bagus untuk solidifikasi limbah radioaktif
karena sifat tak tembus airnya setelah pengerasan dan sifat penyerapannya yang tinggi
terhadap elemen radioaktif ke dalam material yang mengeras. Sejalan dengan

34
kesederhanaan menggunakan bahan-bahan ini, system solidifikasi semen telah
beroperasi dibanyak fasilitas nuklir.
Pada perancangan kali ini hasil input materialnya berupa semen, air, pasir dan
limbah dengan perbandingan 3,15: 2,2 : 2,1 : 1, dengan jumlah limbah boron hasil
evaporator sebanyak 40 kg dalam drum 200 L, dengan perbandingan itu didapatkan
juumlah kapasitas tangki yang diperlukan dalam menampung semen, air, pasir dan
limbah masing masing sebesar 1,2 m3, 2,64 m3, 0,969 m3, 1 m3.
Pada tangka penampung semen, pasir , air dan limbah menggunkan bahan
SA-283 dengan pertimbangan SA-283 Grade C yang memberikan nilai f yang lebih
kecil dan lebih tahan akan korosi. Pada pemipaan juga digunkan bahan SA-283
dengan perimbangan suapay meminimalisasi head loss pada saat transfer fluida. Pada
perancangan ini mula-mula semua bahan input dimasukkan kedalam masing-masing
tangki penyimpanan kemudian langka pertama limbah dan air dimasukkan kedalam
drum pengolahan dengan kapasitas 200L, proses pengisiannya menggunakan valve
dengan control terpusat dirunaga kontroler sehingga debit aliran air dan limbah bias
diatur dengan berdasarkan level, pada percangan ini juga stirrer yang digunakan
adalah jenis stirrer mobile yaitu stirrer yang terdapat langsung didalam drum tidak
langsung dari mixer. Setelah limbah dan air dimasukkan kedalam drum 200L , drum
200L akan dipindahkan dan melanjutkan proses pengisian bahan semen dan pasir,
untuk memindahkan drum dari proses pengisian limbah dan air digunakan system
hidrolik dengan system control terpusat diruangan kontroler. Setelah semen dan pasir
dimasukkan kedalam drum maka dilakukan proses mixer setelah proses mixe
kemudian dialnjutkan dengan proses pemasangan tutup drum dan alat yang dikontrol
dair ruangan kontroler. Setelah proses pengadukan dan penutupan dengan tutup drum
selanjutnya drum dipindahkan menuju tempat distribusi menggunakan fasilitas crane
dan drum disimpan ditempan penyimpanan.
Diantara proses pengisian limbah, air dan pasir semen dipasang suatu pipa
untuk ventilasi udara karena pada saat pengisian semen dan pasir menghasilkan debu
sedangkan limbah kemungkinan masih memiliki uap radioaktif meskipun kecil
konsentrasinya. Pipa ventilasi ini diujung pembuangan udaranya dipasang filter udara
supaya debu tidak keluar langsung dari system sehingga tidak mencemari lingkungan
dan udara sekitarnya.
Pada ruangan kontroler digunakan kaca timbal untuk melakukan proses
control, pemilihan kaca timbal berdasarkan karena bias mengurangi intensitas radiasi
hingga batas aman dalam bekerja dank aca timbal memiliki sifat tidak bias dibiaskan
35
sehingga aman digunakan dalam melihat dan mengontrol proses pengolahan limbah
dengan cara sementasi.
Pada proses pengisisan (air dan limbah) dan feeder( semen dan pasir)
digunakan jenis vale dengan kontroler yang dikontrol dirungan kontroler, proses
kontroler ini berdasarkan lever sehingga pengontrolan pengisian dan pengumpanan
(feeder) yaitu berdarkan level bahan output.
Stirrer yang digunakan adalah jenis stirrer mobile diama dasar pemilihan ini
karena proses pengolahan dalam setahun hanya 40 jam yaitu selam 2 hari maka
diambil keputusan untuk menggunakan stirrer mobile yang stirernya berada didalam
drum 200 L, selain itu dapat mengurangi resiko kontaminasi dalam proses
pengolahannya. Dan daya motor pengadukan mixer yang diperlukan dalam

perancangan ini sebesar 196,84 w


Tangka tangka penyimpana diletakkan agak berjauhan dari proses pengolahan
dan tangka-tangki penyimpanan dirancangn dengan penyangga masing 4 kaki
penyangga dalam menyangga tangka-tangki penyimpanan tersebut.

36
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah kami paparkan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Kapasitas tangki penyimpanan semen, pasir, air dan limbah masing-masing sebesar
1,2 m3, 2,64 m3, 0,969 m3, 1 m3 untuk pengolahan selama satu tahun dengan waktu
operasi yaitu 40 jam
2. Perbandingan semen, pasir, air dan limbah yang dimasukkan kedalam drum yaitu
3,15: 2,2 : 2,1 : 1.
3. Bahan konstruksi tangki beserta perlengkapan berupa pengaduk, liquid level
controller, pipa penyalur, kran, dan pompa dibuat dari SA-283grade c, karena
memiliki sifat pembentukan dan pengelasan yang baik, tahan korosi dan kekuatan
yang tinggi hingga pada temperatur yang sangat rendah, dan memberikan nilai f yang
lebih kecil.
4. Tangki penyimpanan dirancang dengan peyangga 4 aki penyangga pada masing-
masing tangka
5. Daya motor pengaduk yang digunakan pada proses pengadukan sebesar 196,84 w

6.2. Saran
Perancangan tangki untuk proses pengolahan limbah boron dari pendingin primer
PLTN jenis PWR harus lebih disempurnakan, terutama dalam menentukan ukuran-
ukuran ideal dan bahan material agar saat konstruksi di lapangan bisa diterapkan dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Brownell, Lioyd dkk. PROCESS EQUIPMENT DESIGN. New Delhi Bangalore Bombay
Calcutta. 1979.
37
Crawford, G dkk. 2011Portable and Modular Cementation Systems for Stabilization of
Nuclear Wastes 11367. Phoenix Arizona. USA
Gesser, C dkk. 2000. Versatile Cement Solidification Of Low- And Intermediate Level
Radwaste With The Moss System. ABB Atom AB. Sweden

IAE. 2008. Spent Fuel Reprocessing Options.

Kelley, D dkk. 2014.Treatment and Safe Disposal of Liquid Radioactive Waste from the BN-
350 Reactor Unit at the LRW Processing Facility- 14016. Phoenix Arizona. USA

Kikuchi, Makoto Dkk. 199. Developing Technologies For Nuclear Fuel Cycles
Radioactive Waste Treatment And Spent Fuel Storage.Hitachi Review Vol. 48 (1999), No. 5

Kuncora, A.H Dkk. 1996. Kajian Proses Pengolahan Limbah Radioaktif Cair Hasil Olah-
Ulang Bahan Bakar Nuklir Bekas Dengan Metoda Pengendapan Kimia. Pusat
Pengkajian Energi Nuklir-BATAN
Mc Cabe, W. L., UNIT OPERATION OF CHEMISTRY ENGINEERING 3 rd Edition, Mc
Graw-Hill Book Co., New York. 1978.
Martono, Herlan. Aisyah. 2003. Material Solidifikasi Limbah Radioaktif Dalam Keselamtan
Penyimpanan. Pusat pengembagan pengelolaan limbah radioaktif- BATAN
Perry, R., Green, D,W., and Maloney, J.O., PERRYS CHEMICAL ENGINEERS
HANDBOOK, 6th Edition, McGraw-Hill, Japan, 1984.
Salimin, Zainus Dkk. 1996. Rancangan unit pengolah limbah radioaktif cair secara kimia
PPTA-Serpong. Pusat Teknologi pengolahan Limbah Radioaktif BATA
Segond, Nathalie Dkk. 2014.AREVA Experience in Cementation Technologies to Immobilize
Radioactive Waste 14457. Phoenix Arizona. USA

Subiarto dan Utomo, C.H. 2010. Pengolahan Limbah Boron-10 Dari Operasi PLTN Tipe
PWR Dengan Teknik Solidifikasi Hyper-Cement. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
BATAN
Sugito, Bambang Dan Santoso I. 2012. Pengolahan Limbah Radioaktif Semicair Dengan
Cara Sementasi. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN.

38

Anda mungkin juga menyukai