Disusun Oleh :
Nama : Bilqis Latifah
NIM : 011400373
Prodi : Teknokimia Nuklir
Semester : IV
Kelompok :5
Teman Kerja : Annisa
Mutia Ayu Utami
M. Sukron F. Husen
Tanggal Praktikum : 9 November 2016
Asisten : Anas F.
B. Dasar Teori
Soda Kaustik
Soda kaustik pada mulanya dibuat melalui kaustisasi soda (abu) LeBlanc
dengan menggunakan gamping :
Na2CO3 + Ca(OH)2 2 NaOH + CaCO3
Kalsium karbonat hasil reaksi tidak larut sama sekali dalam larutan kaustik.
Produksi soda kaustik dengan cara elektrolitik sudah dikenal pada abad kedelapan
belas, tetapi baru pada tahun 1890 soda kaustik diproduksi dengan cara ini.
Sampai beberapa tahun sebelum perang dunia I, kuantitaas soda kaustik yang
dihasilkan sebagai hasil samping produksi klor dari proses elektrolisis boleh
dikatakan dapat diabaikan bila dibandingkan dengan yang dibuat dari soda abu
dengan kaustisasi gamping. Tetapi pada tahun 1940 produksi soda kaustik
elektrolitik sudah melewati soda kaustik gamping dan pada tahun 1962 soda
kaustik gamping sudah hampir tidak dibuat lagi.
H2O Listrik DC H2
NaCl
Pemurnian Reaktor sel
elektrolisa
NaOH
Asam Klorida
Asam klorida ditemukan pada abad kelima belas oleh Basilius Valentinus.
Hidrogen klorida berwujud gas pada suhu dan tekanan kamar. Larutannya di
dalam air dikenal sebagai asam klorida (hydraulic acid), atau jika larutan HCl itu
berada dalam konsentrasi komersial dinamakan asam muriat (muriatic acid).
Konsentrasi asam komersial biasanya adalah 18oBe (gravitas spesifik 1,142) atau
27,9% dan 20oBe (gravitas spesifik 1,179) atau 35,2% HCl. HCl anhidro tersedia
di dalam silinder baja dan harganya jauh lebih mahal karena tingginya biaya
silinder yang digunakan.
Pemakai asam klorida terbesar adalah industri logam, kimia, makanan, dan
migas. Pemakaian terbesar adalah untuk cuci asam baja (perlakuan permukaan
untuk membersihkan kerak fabrikasi). Sebelum tahun 1963 cuci asam dilakukan
dengan menggunakan asam sulfat. Asam klorida kemudian menguasai pasaran ini
karena asam klorida dapat bereaksi dengan kerak pabrik lebih cepat dari pada
asam sulfat, sedang logam dasarnya tidak banyak terserang. Di samping itu
permukaan baja hasil cuci lebih baik dan lebih cocok untuk operasi pelapisan,
juga kuantitas cairan limbah bekas cuci lebih sedikit.
Pembuatan asam klorida dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. hasil samping klorinasi senyawa hidrokarbon aromatik dan alifatik
2. reaksi garam dengan asam sulfat
3. pembakaran hidrogen dengan klor
4. proses Hargreaver, yaitu dengan reaksi sebagai berikut :
Hukum Faraday
Michael Faraday menerangkan hubungan kuantitatif antara jumlah zat
yang bereaksi di katoda dan anoda dan muatan listrik total yang melewati sel.
Hasil penelitian Michael Faraday dikenal dengan nama Hukum Faraday, yang
dinyatakan sebagai berikut :
Listrik sebanyak 96.500 C yang mengalir melalui sel menghasilkan 1 gram
ekuivalen reaksi kimia pada masing-masing elektrode
Muatan elektron (e) tunggal (dinyatakan dalam coulomb) adalah sama dengan :
1,6021773 x 10-19 C, sehingga jumlah muatan yang ditunjukkan oleh 1 mol
elektron adalah :
Q = (6,022137 x 1023 mol-1) (1,6021773 x 10-19 C)
= 96.485,31 C.mol-1
Jumlah muatan tersebut disebut tetapan Faraday (F).
Arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir melalui sebuah rangkaian per
satuan waktu. Jika Q adalah besarnya muatan dalam coulomb dan t adalah waktu
dalam detik yang diperlukan untuk melalui sebuah titik dalam rangkaian, maka
arus I (dalam Ampere) adalah :
Q
I ................................... (1)
t
Dari jumlah mol elektron yang lewat dalam rangkaian, maka jumlah mol senyawa
yang bereaksi pada elektroda dalam sel elektrokimia dapat dihitung.
A
CaCO3
Larutan
Benzene +
garam
Aquadest
Air raksa
Karbon
Bahan
1. Garam dapur
2. Air raksa
3. Hexana
4. CaCO3
5. Aquadest
6. Asam oksalat
7. Natrium borat
D. LANGKAH KERJA
1. Dibuat larutan garam dapur 100 gram dalam 2 liter.
2. Diukur masing masing 100 ml Hexana dan 100 ml Aquades, kemudian
dimasukan pada wadah bagian atas sisi kiri.
3. Dilakukan elektrolisis selama 1 jam. Selama elektrolisis diukur arus dan
tegangannya.
4. Gelas beker larutan air raksa diambil dan dibuang larutan garamnya dengan
cara di pipet secara hati hati.
5. Larutan campuran Hexana dan aquades dipindahkan ke beker gelas untuk
kemudian dipisahkan dengan corong
6. Larutan HCl yang terbentuk setelah proses (5) dipipet sebanyak 10 ml dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 1 tetes PP sebagai indicator.
7. Larutan ditentukan konsentrasinya dengan cara titrasi dengan NaOH
terstandarisasi.
8. Larutan air raksa dan NaOH yang terbentuk dipisahkan dan kemudian larutan
air dan NaOH yang terbentuk dititrasi dengan HCl telah terstandarisasi.
9. Dibuat neraca massa, efisiensi proses, dan neraca ekonomi.
E. Data Pengamatan
Elektrolisis NaCl
Massa NaCl = 100 gram
Volume akuades untuk melarutkan NaCl = 2 liter
Volume Hexsana = 100 ml
Waktu elektrolisis = 1 jam
Voltase ( V ) = 5 Volt
Arus yang mengalir (I) = 0,5 A
F. PERHITUNGAN
1. Pembuatan Asam Oksalat 0,1 N dan Natrium Borat (Na2B407.10H2O) 0,1 N
Asam Oksalat :
BE H2C2O4.2H2O = 63,035 gr/ek
Konsentrasi = 0,1 N
Volume = 0.1 L
( )
Jadi, asam oksalat yang ditimbang sebanyak 0,6305 gram
5. Menentukan effisiensi
a. Efisiensi elektrolisis
I = 0,5A ~ 0,50 A
t = 1 jam ~ 3600 sekon
Q =I.t
= 0,5 A x 3600 sekon
= 1800 C
Diketahui : 1ek = 1C
1 ek = 96.500 C/mol
( )
( )
NaCl yang terurai
Reaksi yang terjadi secara umum adalah:
2 NaCl 2 Na+ + 2 Cl-
2 Na+ + 2Hg + 2e- 2NaHg
2 Cl- Cl2 + 2e-
2 NaCl + 2Hg Cl2 + 2NaHg
Dari reaksi di atas diketahui bahwa mol electron = mol NaCl = 0,01865 mol
2 Cl- Cl2 + 2 e-
2 NaCl + 2Hg Cl2 + 2NaHg
= x 100%
= %
b. Efisiensi NaOH
Reaksi di katoda:
2H2O + 2 e- H2 + 2 OH-
Pada reaksi pembentukan NaOH dari amalgama dan air :
2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Dari reaksi di atas diketahui bahwa mol electron = mol NaOH = 0,01865 mol.
Jika NaOH reaksinya sempurna atau 100% , maka :
Berat NaOH teoritis = konseversi. mol NaOH . Mr NaOH
= 0,01865 mol. 40 gr/mol .
= 0,746 gram
Berat NaOH hasil proses = NNaOH x BENaOH x VNaOH yang diperoleh
= 0,0652ek/L x 40 gr/ek x 0,06 L
= 0,15648 gr
Efisiensi NaOH
c. Efisiensi HCl
Reaksi Anoda :
2 Cl- Cl2 + 2 e-
maka 2 mol e- = 1 mol Cl2
1 mol Cl2 = x mol e-
= x 0,01865 mol
= 0,009325 mol
Pada reaksi klorinasi :
C6H6 + Cl2 C6H5 Cl + HCl
Mol Cl2 = mol HCl = 0,009325 mol
Jika Cl2 berubah menjadi HCl (konversi 90 %) maka :
Berat HCl sebenarnya
Massa Na+ =
= 0,0899 gram
Massa Hg- = massa NaHg massa Na
= 0,8746 gram 0,0899 gram
= 0,7846 gram
2) Cl2
Mol Cl2 = mol NaHg
= . 0,003912 mol
= 0,001956 mol
Massa Cl2 = mol Cl2 . Mr Cl2
= 0,001956 mol . 71 gr/mol
= 0,1388 gram
3) NaCl sisa
Mol NaCl bereaksi = mol NaHg = 0,003912 mol
Massa NaCl bereaksi = mol NaCl bereaksi . Mr NaCl
= 0,003912 mol . 58,44 gr/mol
= 0,2286 gram
Massa NaCl sisa = massa NaCl mula-mula massa NaCl bereaksi
= 100 gram 0,2286 gram
= 99,7714 gram
Massa Na+ =
= 39,3 gram
-
Massa Cl = massa NaCl massa Na
= 99,7714 gram 39,3 gram
= 60,4714 gram
4) H2O
Massa input = massa output = H2O . V H2O
= 1 gr/ml . 2000 ml
= 2000 gram
= . 2000 gram
= 111,11 gram
-
Massa OH = massa H2O massa H+
= 2000 gram 111,11 gram
= 1888,88 gram
5) Massa Hg sisa
Massa Hg = 30 ml x 13,543 gr/ml = 406,29 gr
Input
1) Massa NaCl = 100 gram
Massa Na+ = . massa NaCl
= . 100 gram
= 39,3 gram
Massa Cl- = massa NaCl massa Na+
= 100 gram 39,3 gram
= 60,7 gram
+
2) Hg
Mol Hg bereaksi = 2 . mol Cl2
= 2 . 0,001956 mol
= 0,003912 mol
Massa Hg bereaksi = mol Hg bereaksi . Ar Hg
= 0,003912 mol . 200,59 gr/mol
= 0,7847 gram
Massa Hg input = massa Hg bereaksi + massa Hg output
= 0,7847 gr + 0,7846 gram
= 1,5693 gram
3) Massa H2O = 2000 gram
Massa H+ = . massa H2O
= . 2000 gram
= 111,11 gram
Massa OH- = massa H2O massa H+
= 2000 gram 111,11 gram
= 1888,88 gram
Ion Input (gram) Output (gram) Acc (gram)
Na+ 39,3 0,0899 39,2101
Na+ sisa - 39,3 -39,3
Hg+ 1,5693 0,7846 0,7847
Cl- 60,7 - 60,7
Cl- sisa - 60,4714 -60,4714
Cl2 - 0,1388 -0,1388
H+ 111,11 111,11 0
OH- 1888,88 1888,88 0
Total 201,5693 200,7877 0,7816
b. Neraca massa HCl
2) H2O
Massa H2O = H2O . V H2O
= 1 gr/ml . 100 ml
= 100 gram
= . 100 gram
= 5,56 gram
= . 100 gram
= 5,56 gram
2) HCl
mol HCl = N HCl. V HCL
= 0,007 N. 0,069 L
= 0,000483 mol
= . 0,0176295 gram
= 0,000483 gram
= . 0,0582015 gram
= 0,0171465 gram
4) Cl2 sisa
Mol Cl2 = mol HCl
= 0,000483 mol
SKALA PABRIK
Skala pabrik berdasarkan hasil diatas yang kemudian discale up menjadi skala
pabrik, digunakan efisiensi proses dan basis proses seperti perhitungan diatas. Dengan
mengasumsikan, maka kondisi operasi pabrik sama dengan kondisi operasi laboraturium.
Jika diinginkan kapasitas produksi NaOH sebesar 100.000 ton per tahun, maka:
NaOH yang diinginkan adalah 100.000 ton; maka, efisiensi reaktor (sesuai percobaan)
pembuatan NaOH adalah sebesar 20,975 %, maka NaOH secara teori yang seharusnya
dihasilkan:
Berdasarkan reaksi elektrolisis, mol NaOH setara dengan mol NaCl. Dengan effisiensi
elektrolisis selama 1 jam yang sebesar 1,091025 % maka NaCl yang dibutuhkan sebesar :
Mol NaOH = (476.758,0453x 106 gram) / (40 gr/mol) = 19,070 x 1012 mol
Maka mol NaCl = 19,070 x 1012 mol
Massa NaCl = 19,070 x 1012 mol x 58,5 gr/mol = 1,1156 x 1015 gram
Jadi, Massa HCl yang diperlukan = x 1,1156 x 1015 gram = 102,25 x 1015gram
7. NERACA EKONOMI
a. Biaya proses elektrolisis (satuan dalam rupiah)
1) Biaya tetap (TFC)
Electrode karbon Rp. 100.000
Listrik W =V.I.t
= 5 volt . 0,5 A . 1 jam
= 2,5 kWh
Biaya listrik =2,5 kWh . = Rp.2000/jam
PP 1 ml . Rp. 100
Menghitung BEP
BEP terjadi ketika
Total Revenue (pendapatan) = Total Cost (pengeluaran)
BEP = = = = 1,377 L
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk membuat natrium hidroksida dan asam
klorida dari larutan garam dapur (air laut) dengan metode elektrolisis menggunakan
elektroda karbon sebagai anodanya dan air raksa sebagai katodanya. Elektrolisis
adalah reaksi redoks tak spontan yang memanfaatkan energi listrik untuk
menghasilkan suatu reaksi kimia.
Langkah pembuatannya yaitu dengan mempersiapkan larutan garam dapur
yang sebanyak 2 liter sebagai larutan penghantar elektro. Dalam larutan tersebut
diletakkan Mercury (Hg). Waktu yang digunakan untuk praktikum 1 jam dengan
arus 0,15 A.
Jenis sel yang digunakan dalam elektrolisis ini adalah sel raksa, bahan
elektrode anode yang digunakan dalam percobaan adalah grafit dan katodenya adalah
Hg. Elektrode pada anode digunakan karbon (karbon) karena mempunyai potensial
yang tinggi sehingga sanggup mengoksidasi Cl- menjadi gas Cl2. Karbon juga
merupakan bahan inert, mudah dibentuk, mudah didapatkan, dan merupakan
penghantar listrik yang baik. Reaksi yang terjadi saat elektrolisis adalah sebagai
berikut :
Gas Cl2 dialirkan ke dalam campuran hexane dan H2O, sehingga terjadi reaksi
antara gas Cl2 dengan larutan hexane. Reaksi antara klor dan hexane ini disebut
dengan reaksi klorinasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C6H14 + Cl2 C6H13Cl + HCl
Sebagian besar gas Cl2 berhasil ditangkap oleh campuran hexane dan air. Gas
Cl2 yang ditangkap kemudian akan larut dalam air membentuk HCl. Dua lapisan HCl
dan kloroheksana dipisahkan dengan corong pemisah. HCl berada pada lapisan bawah
karena berat jenisnya lebih besar daripada kloroheksana. Pada praktikum ini,
diperoleh larutan HCl sebanyak 69 ml ditandai dengan terbentuknya dua lapisan di
dalam larutan hexane. Gas klor yang lolos ditangkap dengan CaCO3, karena gas Cl2
sangat reaktif dan beracun.
HCl yang didapatkan dari proses elektrolisis dianalisis dengan titrasi
menggunakan NaOH terstandarisasi dan indikator pp. Saat titrasi terdapat perubahan
warna dari merah muda menjadi bening tidak berwarna, hal ini mengindikasikan
bahwa larutan tersebut mengandung HCl. Konsentrasi HCl hasil elektrolisis rendah,
sebesar 0,007 N. Hal ini diperkirakan karena waktu elektrolisis yang singkat, hanya 1
jam saja.
Ion Na+ akan bereaksi dengan Hg membentuk amalgama (NaHg). Amalgama
tidak akan terdekomposisi karena adanya air garam. Reaksi yang terjadi :
2Na+ + 2Hg 2NaHg
Penggunaan sel air raksa memiliki kelebihan untuk menghasilkan produk yang
mutunya sangat tinggi dan dapat mengurangi kebutuhan akan evaporasi. Katoda Hg
mempunyai potensial yang tinggi sehingga sanggup mereduksi H2O menjadi H2 dan
OH- serta dapat mereduksi ion Na+ menjadi Na yang larut dalam cairan Hg
membentuk amalgama.
Amalgam yang terbentuk akan dielektrolisis oleh anoda sehingga terbentuk
Na+ dan Hg, sementara pada katoda H2O akan membentuk H2+ dan OH-, reaksi
dekomposisi adalah sebagai berikut:
Anoda ( + ) : 2 NaHgn 2 Na+ + 2n Hg + 2 e
Katoda () : 2 H2O + 2 e H2 + 2 OH
Dan reaksi almalga secara keseluruhan adalah sebagai berikut
2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Konsentrasi dari NaOH hasil percobaan dianalisis menggunakan titrasi dengan
HCl terstandarisasi, didapatkan konsentrasi NaOH hasil eletrolisis sebesar 0,0652 N.
Efisiensi yang diperoleh dari percobaan adalah 1,091025% untuk proses
elektrolisis NaCl. Pembentukan NaOH memiliki efisiensi sebesar 20,975 %,
sedangkan untuk pembentukan HCl adalah 5,188 %.
Efisiensi pembentukan HCl sangatlah rendah dikarenakan pada banyaknya
peluang untuk gas Cl2 lolos keluar sistem. Sehingga gas Cl2 yang berhasil ditangkap
lebih sedikit. Kurang memadainya fasilitas reaktor tempat elektrolisis dan reaktor
tempat larutan hexane menjadi salah satu faktor penyebab lolosnya gas Cl2.
Pada saat elektrolisis berlangsung sudah terjadi reaksi antara amalgama
dengan air yang digunakan sebagai pelarut NaCl ini dapat dilihat dari adanya
gelembung gas H2 yang timbul saat elektrolisis dan setelah elektrolisis NaOH.
Gelembung gas H2 harusnya ditunggu sampai benar-benar hilang, sebab gas H2 dapat
menghambat terbentuknya NaOH dan dapat terdisosiasi dengan OH- menjadi air.
Ada beberapa faktor lainnya juga yang diduga sebagai penyebab kecilnya nilai
efisiensi dari proses ini, diantaranya : banyaknya pengotor dalam NaCl yang
menyebabkan terganggunya jalannya reaksi; konsentrasi NaCl yang digunakan belum
lewat jenuh sehingga ion-ion dari garam tidak cukup kuat bereaksi dengan ion-ion
Hg, air dan n-hexana untuk membentuk larutan NaOH dan HCl sehingga prosesnya
tidak berjalan secara kontinyu. Efisiensi elektrolisis dapat ditingkatkan dengan
memperbesar arus; pada pembuatan NaOH, masih ada Na+ yang membentuk
amalgam NaHg ataupun tetap dalam bentuk senyawa NaCl (belum terelektrolisis
sempurna). Oleh karena itu untuk memperbesar efisiensi elektrolisis dapat dengan
memperbesar arus.
Selanjutnya menghitung neraca massa, neraca massa pada kondisi stedy state
idealnya memiliki akumulasi sama dengan nol. Semua bahan yang masuk bereaksi
sempurna sehingga menghasilkan output yang nilainya sama dengan input. Dari
perhitungan praktik, pada reaktor hidrolisis didapatkan akumulasi yang tidak sama
dengan nol. Hal ini berarti proses pembentukan NaOH dan HCl tidak berjalan secara
steady state, hal tersebut dapat diketahui dengan terbentuknya konsentrasi NaOH dan
HCl yang relatif kecil sedangkan konsentrasi umpan NaCl konsentrasinya besar. Perlu
adanya perbaikan untuk sistem elektrolisis yang digunakan.
Berdasarkan perhitungan neraca ekonomi, diketahui nilai BEP sebesar 1,37
liter dengan harga jual per liter ialah Rp.1.500.000,00 . BEP merupakan keadaan
dimana suatu penjualan belum memperoleh keuntungan, tetapi juga sudah tidak
merugi.
H. KESIMPULAN
1. Elektrolisis NaCl praktikum ini dilakukan menggunakan sistem sel raksa,
dimana elektrode anode adalah grafit yang pada ini akan dihasilkan gas Cl2
dan katode adalah Hg yang akan dihasilkan amalgama.
2. Dari proses elektrolisis diperoleh konsentrasi HCl sebesar 0,007 N dan
konsentrasi NaOH sebesar 0,0652 N.
3. Efisiensi proses pembentukan HCl adalah 5,188 % dan efisiensi proses
pembentukan NaOH adalah 20,975 %
4. Nilai BEP sebesar 1,37 L; dengan harga per satu liter adalah Rp 1.500.000,00
I. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Sugili.2006.Petunjuk Praktikum Proses Kimia Pembuatan NaOH dan HCl.
STTN-BATAN. Yogyakarta.
Bilqis Latifah