Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

ACARA : PEMBUATAN NAOH DAN HCL DARI ELEKTROLISIS AIR


GARAM

Disusun Oleh :
Nama : Bilqis Latifah
NIM : 011400373
Prodi : Teknokimia Nuklir
Semester : IV
Kelompok :5
Teman Kerja : Annisa
Mutia Ayu Utami
M. Sukron F. Husen
Tanggal Praktikum : 9 November 2016
Asisten : Anas F.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR


BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
YOGYAKARTA
2016
A. Tujuan
1. Menghitung efisiensi pembuatan NaOH dan HCl dari proses elektrolisis air
garam.
2. Membuat neraca massa proses elektrolisis air garam dan melakukan scale up
proses untuk skala industri.
3. Melakukan analisis ekonomi pada proses pembuatan NaOH dan HCl secara
elektrolisis berdasarkan hasil praktikum.

B. Dasar Teori
Soda Kaustik
Soda kaustik pada mulanya dibuat melalui kaustisasi soda (abu) LeBlanc
dengan menggunakan gamping :
Na2CO3 + Ca(OH)2 2 NaOH + CaCO3
Kalsium karbonat hasil reaksi tidak larut sama sekali dalam larutan kaustik.
Produksi soda kaustik dengan cara elektrolitik sudah dikenal pada abad kedelapan
belas, tetapi baru pada tahun 1890 soda kaustik diproduksi dengan cara ini.
Sampai beberapa tahun sebelum perang dunia I, kuantitaas soda kaustik yang
dihasilkan sebagai hasil samping produksi klor dari proses elektrolisis boleh
dikatakan dapat diabaikan bila dibandingkan dengan yang dibuat dari soda abu
dengan kaustisasi gamping. Tetapi pada tahun 1940 produksi soda kaustik
elektrolitik sudah melewati soda kaustik gamping dan pada tahun 1962 soda
kaustik gamping sudah hampir tidak dibuat lagi.

Proses Produksi NaOH dari Elektrolisa Garam


Pada proses pembuatan NaOH dengan cara elektrolisa, reaksi yang tejadi
adalah sebagai berikut:
2NaCl + 2H2O 2NaOH + H2 + Cl2
Adapun tahapan tahapan proses elektolisa garam meliputi:
1. Proses pemurnian larutan NaCl
Sebelum NaCl dikonversikan di dalam sel elektrolisa terlebih dahulu NaCl
padat tersebut dilarutkan ke dalam sejumlah air sampai konsentrasi tertentu.
Setelah itu barulah dilakukan pemurnian larutan garam dari ion ion Mg2+,
Ca2+, Fe3+, dan SO42- dengan menambahkan reagen BaCl2, NaOH, dan Na2CO3
dalam bentuk larutan. Dengan demikian ion ion tersebut bereaksi dan
menghasilkan endapan yang dibuang pada rotary drum filter.
2. Proses elektrolisa larutan NaCl
Larutan NaCl dimasukkan ke dalam reaktor sel elektrolisa. Dalam sel
elektrolisa larutan garam dialiri arus listrik searah (DC), sehingga akan
mengakibatkan terurainya NaCl menjadi Na+ dan Cl-. Dengan penambahan air
akan terbentuk NaOH disertai pembentukan gas H2.

Proses elektrolisa sendiri dapat dilakukan dengan 3 macam cara :


1. Proses elektrolisa dengan sel diaphragma
Dalam sel diphragma yang dipakai sebagai anoda adalah grafit dan sebagai
katoda digunakan besi atau platina. Diaphragma dibuat dari asbes mudah
dilalui ion ion tapi sukar dilalui oleh molekul. Diaphragma ini memisahkan
memisahkan anoda dan katoda. Dengan adanya arus searah, pada anoda
diperoleh gas Cl2 dan pada katoda diperoleh gas H2
Reaksi :
NaCl Na+ + Cl-
H2O H+ + OH-
Anoda : 2Cl- Cl2 + 2e
Katoda : 2H2O + 2e H2 + 2OH-
Na+ + OH- NaOH
Konsentrasi NaCl yang diizinkan adalah 340 350 g/liter yang pada
hakekatnya adalah larutan jenuh. Sel bekerja pada suhu 85 oC (Faith and
Keyes, 1972). Diaphragma umumnya diganti setiap empat kali pergantian
anoda. Umur anoda biasanya sekitar 365 hari. Pada saat ini telah digunakan
diafragma dan elektroda yang telah dimodifikasi sehingga memiliki efisiensi
yang lebih tinggi dan umur penggunaan yang lebih lama yaitu mencapai 8-10
tahun. Larutan NaOH yang dihasilkan adalah 11,3 15 %.
2. Proses sel elektrolisa dengan sel membran
Sel membran memakai membran semipermeabel untuk memisahkan anoda
dan katoda. Membran ini hanya mengijinkan ion Na+ untuk melewatinya dan
mencegah ion OH-. Pemakaian ini dimaksudkan untuk mencegah ion OH- dan
Cl- masuk ke dalam ruangan katoda. Membran terbuat dari bahan polimer
seperti perfluoro sulfonie acid polimer dan perfluorocarboxylic acid polimer.
Sel membran menghasilkan NaOH yang lebih murni dan lebih tinggi
konsentrasinya bila dibandingkan dengan sel diaphragma, yaitu sebesar 28 %.
Sel membran ini telah diterapkan dalam industri secara komersiil tetapi terlalu
mahal.
3. Proses elektrolisis dengan menggunakan sel merkuri
Di dalam sel mercuy, yang dipakai sebagai katoda adalah merkuri yang
dialirkan pada bagian dasar sel, sedangkan sebagai anoda dipakai grafit.
Larutan NaCl yang telah dimurnikan dialirkan diantara kedua elektroda
tersebut dan membentuk NaHg pada katoda dan gas Cl2 pada anoda.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
NaCl Na+ + Cl-
Anoda : 2Cl- Cl2
Katoda : 2Na+ + Hg+ + 2e NaHg
2NaHg + H2O 2NaOH + H2 + Hg
Larutan NaCl sebagai umpan masuk ke dalam sel elektrolisa pada suhu 60
70oC dengan konsentrasi NaCl 340 350 g/liter. Amalgam (NaHg) yang
dihasilkan mengalir ke dekomposer dan dikontakkan dengan air secara counter
current sehingga dihasilkan NaOH 50 % dan gas H2.

H2O Listrik DC H2
NaCl
Pemurnian Reaktor sel
elektrolisa
NaOH

Asam Klorida
Asam klorida ditemukan pada abad kelima belas oleh Basilius Valentinus.
Hidrogen klorida berwujud gas pada suhu dan tekanan kamar. Larutannya di
dalam air dikenal sebagai asam klorida (hydraulic acid), atau jika larutan HCl itu
berada dalam konsentrasi komersial dinamakan asam muriat (muriatic acid).
Konsentrasi asam komersial biasanya adalah 18oBe (gravitas spesifik 1,142) atau
27,9% dan 20oBe (gravitas spesifik 1,179) atau 35,2% HCl. HCl anhidro tersedia
di dalam silinder baja dan harganya jauh lebih mahal karena tingginya biaya
silinder yang digunakan.
Pemakai asam klorida terbesar adalah industri logam, kimia, makanan, dan
migas. Pemakaian terbesar adalah untuk cuci asam baja (perlakuan permukaan
untuk membersihkan kerak fabrikasi). Sebelum tahun 1963 cuci asam dilakukan
dengan menggunakan asam sulfat. Asam klorida kemudian menguasai pasaran ini
karena asam klorida dapat bereaksi dengan kerak pabrik lebih cepat dari pada
asam sulfat, sedang logam dasarnya tidak banyak terserang. Di samping itu
permukaan baja hasil cuci lebih baik dan lebih cocok untuk operasi pelapisan,
juga kuantitas cairan limbah bekas cuci lebih sedikit.
Pembuatan asam klorida dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. hasil samping klorinasi senyawa hidrokarbon aromatik dan alifatik
2. reaksi garam dengan asam sulfat
3. pembakaran hidrogen dengan klor
4. proses Hargreaver, yaitu dengan reaksi sebagai berikut :

4 NaCl + 2 SO2 + O2 + 2 H2O 2 Na2SO4 + 4 HCl

Langkah-langkah dasar produksi asam klorida hasil samping meliputi


penyingkiran hidrokarbon yang tak terklorinasi, diikuti dengan absorpsi asam
klorida di dalam air, contoh klorinasi adalah :
C6H6 + Cl2 C6H5Cl + HCl
Oleh karena klorinasi hidrokarbon alifatik dan aromatik membebaskan kalor
dalam jumlah besar maka diperlukan peralatan khusus untuk mengendalikan suhu
reaksi.
Asam klorida bersifat sangat korosif terhadap kebanyakan logam sehingga
pemilihan bahan konstruksi untuk pabriknya perlu dilakukan dengan hati-hati
sekali. Penyerapan hidrogen klorida di dalam air dalam setiap proses di atas
memberikan kira-kira 1625 kJ/kg hidrogen klorida yang terserap. Kalor ini harus
dikeluarkan dari absorber sebab jika tidak maka efisiensinya akan turun.

Elektrolisis Air Laut


Elektrolisis adalah proses peruraian suatu zat karena adanya aliran listrik.
Beberapa faktor yang menentukan proses kimia dalam elektrolisis adalah :
1. Konsentrasi larutan elektrolit
2. Bahan elektroda yang digunakan
Elektorlisis larutan natrium klorida (air laut) adalah salah satu proses yang penting
dalam industri untuk memproduksi gas klor dan natrium hidroksida. Di Amerika
proses ini menduduki peringkat kedua terbesar dalam konsumsi energi listrik
setelah produksi aluminium. Elektrolisis air laut menghasilkan gas hidrogen dan
gas klor dengan reaksi :
Anoda 2 Cl- Cl2 + 2 e
Katoda 2 H2O + 2 e H2 + 2 OH-
Di dalam wadah tertinggal larutan NaOH dan NaCl.
Untuk mengurangi kandungan pengotor NaCl dalam larutan NaOH,
dapat dilakukan dengan menggunakan sel air raksa khusus untuk mengelektrolisis
air laut. Dalam sel air raksa ini logam natrium membentuk amalgama Na-Hg.
Logam natrium dapat dipungut dengan cara diekstrak menggunakan aquadest.
Proses ini sering disebut proses klor alkali, dan sering mengakibatkan pencemaran
air raksa ke lingkungan, sehingga sisa hasil proses ini jika akan dibuang ke
lingkungan harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Reaksi yang terjadi
adalah :
2 Na-Hg + 2 H2O 2 NaOH + H2 + Hg

Beberapa jenis sel untuk mengelektrolisis air laut antara lain :


1. Sel diafragma, sel ini mempunyai satu diafragma, biasanya terbuat dari serat asbes
yang memisahkan anode dari katode. Dengan demikian ion dapat berpindah
karena migrasi listrik, tetapi difusi produknya terhalang. Anodenya biasanya
terbuat dari grafit dan katode dari besi tuang. Diafragma itu kemudian tersumbat
karena pemakaian dan ini akan terlihat dari meningkatnya penurunan voltase dan
tekanan hidrostatik pada umpan air garam. Diafragma itu haru diperbarui secara
berkala. Diafragma itu memungkinkan air garam mengalir dari anode ke katode
dan dengan demikian menghentikan atau mengurangi reaksi samping.
2. Sel membran, sel ini menggunakan membran semipermeabel untuk memisahkan
kompartemen anode dari katode. Dengan menggunakan sel diafragma, migrasi
balik ion-ion itu dikendalikan oleh laju aliran fluida melalui diafragma dan ini
diatur dengan mengendalikan tinggi permukaan zat cair di dalam kedua
kompartemen itu secara teliti. Dalam sel membran kedua sel itu dipisahkan
dengan lembaran plastik yang aktif kimia, yang dapat melewatkan ion natrium,
tetapi menolak ion hidroksil.
3. Sel raksa, sel raksa operasinya sangat berbeda dari sel-sel jenis lain. Anodenya
grafit dan katodenya adalah kolam aliran raksa.

Hukum Faraday
Michael Faraday menerangkan hubungan kuantitatif antara jumlah zat
yang bereaksi di katoda dan anoda dan muatan listrik total yang melewati sel.
Hasil penelitian Michael Faraday dikenal dengan nama Hukum Faraday, yang
dinyatakan sebagai berikut :
Listrik sebanyak 96.500 C yang mengalir melalui sel menghasilkan 1 gram
ekuivalen reaksi kimia pada masing-masing elektrode
Muatan elektron (e) tunggal (dinyatakan dalam coulomb) adalah sama dengan :
1,6021773 x 10-19 C, sehingga jumlah muatan yang ditunjukkan oleh 1 mol
elektron adalah :
Q = (6,022137 x 1023 mol-1) (1,6021773 x 10-19 C)
= 96.485,31 C.mol-1
Jumlah muatan tersebut disebut tetapan Faraday (F).
Arus listrik adalah jumlah muatan yang mengalir melalui sebuah rangkaian per
satuan waktu. Jika Q adalah besarnya muatan dalam coulomb dan t adalah waktu
dalam detik yang diperlukan untuk melalui sebuah titik dalam rangkaian, maka
arus I (dalam Ampere) adalah :
Q
I ................................... (1)
t

Arus I ampere yang lewat selama t detik menyebabkan It coulomb muatan


melewati rangkaian. Jumlah elektron dalam mol adalah :
It
Mol elektron ................. (2)
96,485 C/mol

Dari jumlah mol elektron yang lewat dalam rangkaian, maka jumlah mol senyawa
yang bereaksi pada elektroda dalam sel elektrokimia dapat dihitung.
A
CaCO3

Larutan
Benzene +
garam
Aquadest

Air raksa
Karbon

Gambar rangkaian alat percobaan

C. ALAT dan BAHAN


Alat
1. Adaptor 12 V 11. Erlenmeyer
2. Electrode karbon 12. Ballpet
3. Amperemeter 13. Corong pemisah
4. voltmeter 14. Gelas ukur
5. Neraca analitik 15. Labu takar
6. Gelas beker 16. Corong gelas
7. Buret 17. Gelas timbang
8. Pipet gondok 18. Botol kaca
9. Pipet ukur 19. Statif dan klep
10. Pipet tetes 20. Sendok sungu

Bahan
1. Garam dapur
2. Air raksa
3. Hexana
4. CaCO3
5. Aquadest
6. Asam oksalat
7. Natrium borat

D. LANGKAH KERJA
1. Dibuat larutan garam dapur 100 gram dalam 2 liter.
2. Diukur masing masing 100 ml Hexana dan 100 ml Aquades, kemudian
dimasukan pada wadah bagian atas sisi kiri.
3. Dilakukan elektrolisis selama 1 jam. Selama elektrolisis diukur arus dan
tegangannya.
4. Gelas beker larutan air raksa diambil dan dibuang larutan garamnya dengan
cara di pipet secara hati hati.
5. Larutan campuran Hexana dan aquades dipindahkan ke beker gelas untuk
kemudian dipisahkan dengan corong
6. Larutan HCl yang terbentuk setelah proses (5) dipipet sebanyak 10 ml dalam
erlenmeyer dan ditambahkan 1 tetes PP sebagai indicator.
7. Larutan ditentukan konsentrasinya dengan cara titrasi dengan NaOH
terstandarisasi.
8. Larutan air raksa dan NaOH yang terbentuk dipisahkan dan kemudian larutan
air dan NaOH yang terbentuk dititrasi dengan HCl telah terstandarisasi.
9. Dibuat neraca massa, efisiensi proses, dan neraca ekonomi.

E. Data Pengamatan
Elektrolisis NaCl
Massa NaCl = 100 gram
Volume akuades untuk melarutkan NaCl = 2 liter
Volume Hexsana = 100 ml
Waktu elektrolisis = 1 jam
Voltase ( V ) = 5 Volt
Arus yang mengalir (I) = 0,5 A

Volume HCl yang dihasilkan = 69 mL


Volume NaOH yang dihasilkan = 60 mL
Volume Hg awal = 30 mL
Hg = 13,543 gr/ml
BE NaOH = 39,99 gr /ek
BE HCl = 36,45 gr /ek
BM Hg = 200,59 gr/ek
BM NaHg = 233,59 gr/ek
BM NaCl = 58,44 gr/ek
BM C2H2O4.2H2O (As. Oksalat) = 63,035 gr/ek
BM C6H14 (n-Hexana) = 86,18 gr/ek

Standarisasi NaOH dengan asam Oksalat 0,1 N


Volume As. Oksalat
Volume NaOH (mL) PerubahanWarna
(mL)
9,4 10 Merah muda menjadi
9,5 10 tidak bewarna bening

Standarisasi HCl dengan natrium borat


Volume
Volume HCl (mL) Na2B407.10H2O PerubahanWarna
(mL)
7,4 10 Bening tidak bewarna
7,5 10 menjadi merah muda

Menentukan konsentrasi HCl hasil proses


Volume HCl Hasil
Volume NaOH (mL) PerubahanWarna
(mL)
0,6 10
Merah muda menjadi
0,7 10
bening tidak berwarna
0.7 10

Menentukan konsentrasi NaOH hasil proses


Volume NaOH
Volume HCl (mL) PerubahanWarna
Hasil (mL)
10 4,9
Tidak bewarna bening
10 4,8
menjadi merah muda
10 4,9

F. PERHITUNGAN
1. Pembuatan Asam Oksalat 0,1 N dan Natrium Borat (Na2B407.10H2O) 0,1 N
Asam Oksalat :
BE H2C2O4.2H2O = 63,035 gr/ek
Konsentrasi = 0,1 N
Volume = 0.1 L
( )

Jadi, asam oksalat yang ditimbang sebanyak 0,6305 gram

Natrium Borat (Na2B407.10H2O):


BE Na2B407.10H2O = 190,685 gr/ek
Konsentrasi = 0,1 N
Volume = 0.1 L
( )

Jadi, Na2B407.10H2O yang ditimbang sebanyak gram

2. Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N


NaOH :
m = V. N.BE
= 0,1 L x 0,1 mol/L 40 g/mol = 0,4 gram
Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N
Volume As. Oksalat
Volume NaOH (mL) PerubahanWarna
(mL)
9,4 10 Merah muda menjadi
9,5 10 bening tidak berwarna

Rata-rata V NaOH = 9,45 mL


V.NaOH x N.NaOH = V. As.Oksalat x N. As. Oksalat
(9,45 mL) (N. NaOH) = (10 mL) (0,1N)
N. NaOH = 0,105 N

3. Standarisasi HCl dengan natrium Borat (Na2B407.10H2O) 0,1 N


Volume
Volume HCl (mL) Na2B407.10H2O PerubahanWarna
(mL)
7,4 10 Bening tidak berwarna
7,5 10 menjadi merah muda

Rata-rata V HCl = 7,45 mL


V.HCl x N.HCl = V. Na2B407.10H2O x N. Na2B407.10H2O
(7,45 mL) (N. HCl) = (10 mL) (0,1N)
N HCl = 0,134 N

4. Menentukan konsentrasi NaOH dan konsentrasi HCl hasil proses


a. Konsentrasi HCl hasil proses elektrolisis
V total HCl hasil = 69 mL
Volume HCl Hasil
Volume NaOH (mL) PerubahanWarna
(mL)
0,6 10
Merah muda menjadi
0,7 10
bening
0.7 10

Rata-rata V NaOH = (0,6 + 0,7 + 0,7) Ml = 0,66


N NaOH = 0,105 N
V.NaOH x N.NaOH = V. HCl x N. HCl
(0,66 mL) (0,105 N) = (10 mL) (N. HCl)
N. HCl (hasil proses) = 0,007 N

b. Konsentrasi NaOH hasil proses elektrolisis


Volume NaOH
Volume HCl (mL) PerubahanWarna
Hasil (mL)
10 4,9
Bening tidak berwarna
10 4,8
menjadi merah muda
10 4,9

Rata-rata V HCl = (4,9 + 4,8 + 4,9) mL = 4,867


N HCl = 0,134 N
V.NaOH x N.NaOH = V. HCl x N. HCl
(10 mL) (N NaOH) = (4,867 mL) (0,134 N)
N NaOH (hasil proses) = 0,0652 N

5. Menentukan effisiensi
a. Efisiensi elektrolisis
I = 0,5A ~ 0,50 A
t = 1 jam ~ 3600 sekon
Q =I.t
= 0,5 A x 3600 sekon
= 1800 C
Diketahui : 1ek = 1C
1 ek = 96.500 C/mol
( )
( )
NaCl yang terurai
Reaksi yang terjadi secara umum adalah:
2 NaCl 2 Na+ + 2 Cl-
2 Na+ + 2Hg + 2e- 2NaHg
2 Cl- Cl2 + 2e-
2 NaCl + 2Hg Cl2 + 2NaHg
Dari reaksi di atas diketahui bahwa mol electron = mol NaCl = 0,01865 mol
2 Cl- Cl2 + 2 e-
2 NaCl + 2Hg Cl2 + 2NaHg

Berat NaCl bereaksi = mol NaCl . Mr NaCl


= 0,01865 mol . 58,5 gr/mol
= 1,091025 gram
Berat NaCl umpan = 100 gram (asumsi NaCl 100%)

Effisiensi elekrolisis (elektrolisis) = x 100%

= x 100%

= %
b. Efisiensi NaOH
Reaksi di katoda:
2H2O + 2 e- H2 + 2 OH-
Pada reaksi pembentukan NaOH dari amalgama dan air :
2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Dari reaksi di atas diketahui bahwa mol electron = mol NaOH = 0,01865 mol.
Jika NaOH reaksinya sempurna atau 100% , maka :
Berat NaOH teoritis = konseversi. mol NaOH . Mr NaOH
= 0,01865 mol. 40 gr/mol .
= 0,746 gram
Berat NaOH hasil proses = NNaOH x BENaOH x VNaOH yang diperoleh
= 0,0652ek/L x 40 gr/ek x 0,06 L
= 0,15648 gr

Efisiensi NaOH

c. Efisiensi HCl
Reaksi Anoda :
2 Cl- Cl2 + 2 e-
maka 2 mol e- = 1 mol Cl2
1 mol Cl2 = x mol e-
= x 0,01865 mol
= 0,009325 mol
Pada reaksi klorinasi :
C6H6 + Cl2 C6H5 Cl + HCl
Mol Cl2 = mol HCl = 0,009325 mol
Jika Cl2 berubah menjadi HCl (konversi 90 %) maka :
Berat HCl sebenarnya

Berat HCl = mol HCl x BM HCl

= 0,009325 mol x 36.45 gr/mol = 0,3398 gr


Berat HCl hasil proses
Berat HCl = N HCl x BE HCl x 0
= 0,007 N x 36,5 gr/ek x 0,069 = 0,0176295 gr
6. NERACA MASSA
a. Neraca massa elektrolisis

Reaksi : 2NaCl + H2O + 2Hg 2NaHg + Cl2 + H2O


Output
1) NaHg
Reaksi : 2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Mol NaHg = mol NaOH.
Mol NaOH praktek= NNaOH praktek . volume NaOH
= 0,0652 N . 0,06 L.
= 0,003912 mol
Massa NaHg bereaksi = mol NaHg . Mr NaHg
= 0,003912 mol . 223,59 gr/mol
= 0,8746 gram

Massa Na+ =

= 0,0899 gram
Massa Hg- = massa NaHg massa Na
= 0,8746 gram 0,0899 gram
= 0,7846 gram
2) Cl2
Mol Cl2 = mol NaHg
= . 0,003912 mol
= 0,001956 mol
Massa Cl2 = mol Cl2 . Mr Cl2
= 0,001956 mol . 71 gr/mol
= 0,1388 gram
3) NaCl sisa
Mol NaCl bereaksi = mol NaHg = 0,003912 mol
Massa NaCl bereaksi = mol NaCl bereaksi . Mr NaCl
= 0,003912 mol . 58,44 gr/mol
= 0,2286 gram
Massa NaCl sisa = massa NaCl mula-mula massa NaCl bereaksi
= 100 gram 0,2286 gram
= 99,7714 gram

Massa Na+ =

= 39,3 gram
-
Massa Cl = massa NaCl massa Na
= 99,7714 gram 39,3 gram

= 60,4714 gram
4) H2O
Massa input = massa output = H2O . V H2O
= 1 gr/ml . 2000 ml
= 2000 gram

Massa H+ = . massa H2O

= . 2000 gram

= 111,11 gram
-
Massa OH = massa H2O massa H+
= 2000 gram 111,11 gram
= 1888,88 gram
5) Massa Hg sisa
Massa Hg = 30 ml x 13,543 gr/ml = 406,29 gr

Input
1) Massa NaCl = 100 gram
Massa Na+ = . massa NaCl

= . 100 gram

= 39,3 gram
Massa Cl- = massa NaCl massa Na+
= 100 gram 39,3 gram
= 60,7 gram
+
2) Hg
Mol Hg bereaksi = 2 . mol Cl2
= 2 . 0,001956 mol
= 0,003912 mol
Massa Hg bereaksi = mol Hg bereaksi . Ar Hg
= 0,003912 mol . 200,59 gr/mol
= 0,7847 gram
Massa Hg input = massa Hg bereaksi + massa Hg output
= 0,7847 gr + 0,7846 gram
= 1,5693 gram
3) Massa H2O = 2000 gram
Massa H+ = . massa H2O

= . 2000 gram

= 111,11 gram
Massa OH- = massa H2O massa H+
= 2000 gram 111,11 gram
= 1888,88 gram
Ion Input (gram) Output (gram) Acc (gram)
Na+ 39,3 0,0899 39,2101
Na+ sisa - 39,3 -39,3
Hg+ 1,5693 0,7846 0,7847
Cl- 60,7 - 60,7
Cl- sisa - 60,4714 -60,4714
Cl2 - 0,1388 -0,1388
H+ 111,11 111,11 0
OH- 1888,88 1888,88 0
Total 201,5693 200,7877 0,7816
b. Neraca massa HCl

Reaksi : C6H14 + Cl2 C6H13Cl + HCl


Input :
1) C6H14
Massa C6H14 = C6H14 . V C6H14
= 0,66 gr/ml . 100 ml
= 66 gram

2) H2O
Massa H2O = H2O . V H2O
= 1 gr/ml . 100 ml
= 100 gram

Massa H+ = . massa H2O

= . 100 gram

= 5,56 gram

Massa OH- = massa H2O massa H+


= 100 gram 5,56 gram
= 94,44 gram
3) Cl2
Reaksi di anoda : 2Cl- Cl2 + 2e-
Mol Cl2 = . mol e-
= . 0,01865mol
= 0,009325 mol
Massa Cl2 = mol Cl2 . Mr Cl2
= 0,009325 mol . 71 gr/mol
= 0,66 gram
Output
1) H2O
Massa H2O = H2O . V H2O
= 1 gr/ml . 100 ml
= 100 gram

Massa H+ = . massa H2O

= . 100 gram

= 5,56 gram

Massa OH- = massa H2O massa H+


= 100 gram 5,56 gram
= 94,44 gram

2) HCl
mol HCl = N HCl. V HCL
= 0,007 N. 0,069 L
= 0,000483 mol

Massa HCl = mol HCl . Mr HCl


= 0,000483 mol . 36,5 gr/mol
= 0,0176295 gram

Massa H+ = . massa HCl

= . 0,0176295 gram

= 0,000483 gram

Massa Cl- = massa HCl massa H+


= 0,0176295 gram 0,000483 gram
= 0,0171465 gram
3) C6H13Cl
Mol C6H13Cl = mol HCl
= 0,000483 mol

Massa C6H13Cl = mol C6H13Cl . Mr C6H13Cl


= 0,000483 mol . 120,5 gr/mol
= 0,0582015 gram

Massa Cl- = . massa C6H13Cl

= . 0,0582015 gram

= 0,0171465 gram

Massa C6H13 =Massa C6H13Cl - Massa Cl-


= 0,0582015 gram 0,0171465 gram
= 0,041055 gram

4) Cl2 sisa
Mol Cl2 = mol HCl
= 0,000483 mol

Massa Cl2 bereaksi = mol Cl2 bereaksi . Mr Cl2


= 0,000483 mol . 71 gr/mol
= 0,034293 gram

Massa Cl2 sisa = massa Cl2 input - massa Cl2 bereaksi


= 0,66 gram 0,034293 gram
= 0,625707 gram
5) C6H14 sisa
Mol C6H14 bereaksi = mol HCl = 0,000483 mol
Massa C6H14 bereaksi = mol C6H14 bereaksi . Mr C6H14
= 0,000483 mol . 86 gr/mol
= 0,041538gram
Massa C6H14 sisa = massa C6H14 input massa C6H14 bereaksi
= 66 gram 0,041538gram
= 65,958462 gram
Ion Input (gram) Output (gram) Acc (gram)
C6H14 66 65,958462 0,041538
Cl2 0,66 0,625707 0,034293
Cl- 0 0,0171465 -0,0171465
H+ 5,56 5,56 0
OH- 94,44 94,44 0
Total 166,66 166,6013 0,0587

SKALA PABRIK
Skala pabrik berdasarkan hasil diatas yang kemudian discale up menjadi skala
pabrik, digunakan efisiensi proses dan basis proses seperti perhitungan diatas. Dengan
mengasumsikan, maka kondisi operasi pabrik sama dengan kondisi operasi laboraturium.
Jika diinginkan kapasitas produksi NaOH sebesar 100.000 ton per tahun, maka:
NaOH yang diinginkan adalah 100.000 ton; maka, efisiensi reaktor (sesuai percobaan)
pembuatan NaOH adalah sebesar 20,975 %, maka NaOH secara teori yang seharusnya
dihasilkan:

Massa NaOH seharusnya = x 100.000 ton = 476.758,0453 ton

Berdasarkan reaksi elektrolisis, mol NaOH setara dengan mol NaCl. Dengan effisiensi
elektrolisis selama 1 jam yang sebesar 1,091025 % maka NaCl yang dibutuhkan sebesar :
Mol NaOH = (476.758,0453x 106 gram) / (40 gr/mol) = 19,070 x 1012 mol
Maka mol NaCl = 19,070 x 1012 mol
Massa NaCl = 19,070 x 1012 mol x 58,5 gr/mol = 1,1156 x 1015 gram

Jadi, Massa HCl yang diperlukan = x 1,1156 x 1015 gram = 102,25 x 1015gram

= 102.250 juta ton


Dengan massa NaCl sekian, maka dalam satu tahun juga diperolah HCl sebanyak: Mol
NaCl yang terelektrolisis ~ 0,5 mol HCl
Mol HCl = 0,5 x 19,070 x 1012 mol = 9,535 x 1012 mol
Massa HCl = 9,535 x 1012 mol x 36,5 gr/mol = 348,0275 x 1012 gram
Karena effisiensi pada reactor HCl sebesar 5,188 % maka:
Massa HCl yang dihasilkan = x 348,0275 x 1012 gram = 1,805 x 1013 gram

7. NERACA EKONOMI
a. Biaya proses elektrolisis (satuan dalam rupiah)
1) Biaya tetap (TFC)
Electrode karbon Rp. 100.000

Hg= 406,29 gr . Rp. 284.403

Tangki elektrolisis Rp. 150.000


Adaptor Rp. 50.000
Multimeter Rp. 150.000
Voltmeter Rp. 50.000
Kabel Rp. 20.000
Lain-lain Rp. 500.000
Total Fixed Cost (TFC) elektrolisis adalah Rp. 1.304.403

2) Biaya tak tetap (TVC) per jam

NaCl = 100 gr . = Rp. 500/jam

Aquadest (2000 ml) . = Rp. 6.400/jam

Listrik W =V.I.t
= 5 volt . 0,5 A . 1 jam
= 2,5 kWh
Biaya listrik =2,5 kWh . = Rp.2000/jam

Total Variable Cost (TVC) elektrolisis adalah Rp.8900/jam

Biaya elektrolisis = TFC + TVC


= Rp.1.304.403+ Rp. 8900
= Rp. 1.313.303

b. Biaya pembuatan HCl


1) Biaya tetap
Corong pemisah Rp. 80.000
Buret Rp. 50.000
Erlenmeyer Rp. 100.000
Tangki Rp. 100.000
Pipet tetes Rp. 1.000
Kolom distilasi Rp. 100.000
Labu ekstraksi Rp. 100.000
Labu takar Rp. 100.000
Lain-lain Rp. 500.000
Total Fixed Cost (TFC) pembuatan HCl adalah Rp.1.131.000

2) Biaya tidak tetap


Aquadest 100 ml . Rp.320

Heksana 100 ml . Rp.200000

As. Oksalat 0,6341 gram . Rp.190,23

PP 1 ml . Rp. 100

Total Variable Cost (TVC) pembuatan HCl adalah Rp. 200610,23


Biaya proses pembuatan HCl keseluruhan
Biaya tetap = TFC HCl + (1/2 TFC elektrolisis)
= Rp.1.131.000+ (1/2 . Rp. 1.304.403)
= Rp. 1.783.201

Biaya variable = TVC HCl + (1/2 TVC elektrolisis)


= Rp. 200.610,23+ (1/2 . Rp.8900)
= Rp. 205.060,23

Asumsi : biaya penyusutan untuk peralatan (dapat dipakai dalam 5 tahun)

Biaya susut = . = Rp. 977,09/hari

Total biaya pembuatan NaOH (variable cost unit)


Biaya total = biaya variable + biaya susut
= Rp. 205.060,23+ Rp. 977,09
= Rp. 206.037,32

Harga penjualan per liter = Rp. 1.500.000

Menghitung BEP
BEP terjadi ketika
Total Revenue (pendapatan) = Total Cost (pengeluaran)

BEP = = = = 1,377 L
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini bertujuan untuk membuat natrium hidroksida dan asam
klorida dari larutan garam dapur (air laut) dengan metode elektrolisis menggunakan
elektroda karbon sebagai anodanya dan air raksa sebagai katodanya. Elektrolisis
adalah reaksi redoks tak spontan yang memanfaatkan energi listrik untuk
menghasilkan suatu reaksi kimia.
Langkah pembuatannya yaitu dengan mempersiapkan larutan garam dapur
yang sebanyak 2 liter sebagai larutan penghantar elektro. Dalam larutan tersebut
diletakkan Mercury (Hg). Waktu yang digunakan untuk praktikum 1 jam dengan
arus 0,15 A.
Jenis sel yang digunakan dalam elektrolisis ini adalah sel raksa, bahan
elektrode anode yang digunakan dalam percobaan adalah grafit dan katodenya adalah
Hg. Elektrode pada anode digunakan karbon (karbon) karena mempunyai potensial
yang tinggi sehingga sanggup mengoksidasi Cl- menjadi gas Cl2. Karbon juga
merupakan bahan inert, mudah dibentuk, mudah didapatkan, dan merupakan
penghantar listrik yang baik. Reaksi yang terjadi saat elektrolisis adalah sebagai
berikut :

NaCl Na+ + Cl-


Anoda : 2 Cl- Cl2 + 2e
Katoda : Na+ + e Na
Na + Hg NaHg
2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + Hg
Jadi reaksi total akan terjadi :
2NaCl + 2H2O NaOH + H2 + Cl2

Gas Cl2 dialirkan ke dalam campuran hexane dan H2O, sehingga terjadi reaksi
antara gas Cl2 dengan larutan hexane. Reaksi antara klor dan hexane ini disebut
dengan reaksi klorinasi. Reaksinya adalah sebagai berikut:
C6H14 + Cl2 C6H13Cl + HCl
Sebagian besar gas Cl2 berhasil ditangkap oleh campuran hexane dan air. Gas
Cl2 yang ditangkap kemudian akan larut dalam air membentuk HCl. Dua lapisan HCl
dan kloroheksana dipisahkan dengan corong pemisah. HCl berada pada lapisan bawah
karena berat jenisnya lebih besar daripada kloroheksana. Pada praktikum ini,
diperoleh larutan HCl sebanyak 69 ml ditandai dengan terbentuknya dua lapisan di
dalam larutan hexane. Gas klor yang lolos ditangkap dengan CaCO3, karena gas Cl2
sangat reaktif dan beracun.
HCl yang didapatkan dari proses elektrolisis dianalisis dengan titrasi
menggunakan NaOH terstandarisasi dan indikator pp. Saat titrasi terdapat perubahan
warna dari merah muda menjadi bening tidak berwarna, hal ini mengindikasikan
bahwa larutan tersebut mengandung HCl. Konsentrasi HCl hasil elektrolisis rendah,
sebesar 0,007 N. Hal ini diperkirakan karena waktu elektrolisis yang singkat, hanya 1
jam saja.
Ion Na+ akan bereaksi dengan Hg membentuk amalgama (NaHg). Amalgama
tidak akan terdekomposisi karena adanya air garam. Reaksi yang terjadi :
2Na+ + 2Hg 2NaHg
Penggunaan sel air raksa memiliki kelebihan untuk menghasilkan produk yang
mutunya sangat tinggi dan dapat mengurangi kebutuhan akan evaporasi. Katoda Hg
mempunyai potensial yang tinggi sehingga sanggup mereduksi H2O menjadi H2 dan
OH- serta dapat mereduksi ion Na+ menjadi Na yang larut dalam cairan Hg
membentuk amalgama.
Amalgam yang terbentuk akan dielektrolisis oleh anoda sehingga terbentuk
Na+ dan Hg, sementara pada katoda H2O akan membentuk H2+ dan OH-, reaksi
dekomposisi adalah sebagai berikut:
Anoda ( + ) : 2 NaHgn 2 Na+ + 2n Hg + 2 e
Katoda () : 2 H2O + 2 e H2 + 2 OH
Dan reaksi almalga secara keseluruhan adalah sebagai berikut
2NaHg + 2H2O 2NaOH + H2 + 2Hg
Konsentrasi dari NaOH hasil percobaan dianalisis menggunakan titrasi dengan
HCl terstandarisasi, didapatkan konsentrasi NaOH hasil eletrolisis sebesar 0,0652 N.
Efisiensi yang diperoleh dari percobaan adalah 1,091025% untuk proses
elektrolisis NaCl. Pembentukan NaOH memiliki efisiensi sebesar 20,975 %,
sedangkan untuk pembentukan HCl adalah 5,188 %.
Efisiensi pembentukan HCl sangatlah rendah dikarenakan pada banyaknya
peluang untuk gas Cl2 lolos keluar sistem. Sehingga gas Cl2 yang berhasil ditangkap
lebih sedikit. Kurang memadainya fasilitas reaktor tempat elektrolisis dan reaktor
tempat larutan hexane menjadi salah satu faktor penyebab lolosnya gas Cl2.
Pada saat elektrolisis berlangsung sudah terjadi reaksi antara amalgama
dengan air yang digunakan sebagai pelarut NaCl ini dapat dilihat dari adanya
gelembung gas H2 yang timbul saat elektrolisis dan setelah elektrolisis NaOH.
Gelembung gas H2 harusnya ditunggu sampai benar-benar hilang, sebab gas H2 dapat
menghambat terbentuknya NaOH dan dapat terdisosiasi dengan OH- menjadi air.
Ada beberapa faktor lainnya juga yang diduga sebagai penyebab kecilnya nilai
efisiensi dari proses ini, diantaranya : banyaknya pengotor dalam NaCl yang
menyebabkan terganggunya jalannya reaksi; konsentrasi NaCl yang digunakan belum
lewat jenuh sehingga ion-ion dari garam tidak cukup kuat bereaksi dengan ion-ion
Hg, air dan n-hexana untuk membentuk larutan NaOH dan HCl sehingga prosesnya
tidak berjalan secara kontinyu. Efisiensi elektrolisis dapat ditingkatkan dengan
memperbesar arus; pada pembuatan NaOH, masih ada Na+ yang membentuk
amalgam NaHg ataupun tetap dalam bentuk senyawa NaCl (belum terelektrolisis
sempurna). Oleh karena itu untuk memperbesar efisiensi elektrolisis dapat dengan
memperbesar arus.
Selanjutnya menghitung neraca massa, neraca massa pada kondisi stedy state
idealnya memiliki akumulasi sama dengan nol. Semua bahan yang masuk bereaksi
sempurna sehingga menghasilkan output yang nilainya sama dengan input. Dari
perhitungan praktik, pada reaktor hidrolisis didapatkan akumulasi yang tidak sama
dengan nol. Hal ini berarti proses pembentukan NaOH dan HCl tidak berjalan secara
steady state, hal tersebut dapat diketahui dengan terbentuknya konsentrasi NaOH dan
HCl yang relatif kecil sedangkan konsentrasi umpan NaCl konsentrasinya besar. Perlu
adanya perbaikan untuk sistem elektrolisis yang digunakan.
Berdasarkan perhitungan neraca ekonomi, diketahui nilai BEP sebesar 1,37
liter dengan harga jual per liter ialah Rp.1.500.000,00 . BEP merupakan keadaan
dimana suatu penjualan belum memperoleh keuntungan, tetapi juga sudah tidak
merugi.

H. KESIMPULAN
1. Elektrolisis NaCl praktikum ini dilakukan menggunakan sistem sel raksa,
dimana elektrode anode adalah grafit yang pada ini akan dihasilkan gas Cl2
dan katode adalah Hg yang akan dihasilkan amalgama.
2. Dari proses elektrolisis diperoleh konsentrasi HCl sebesar 0,007 N dan
konsentrasi NaOH sebesar 0,0652 N.
3. Efisiensi proses pembentukan HCl adalah 5,188 % dan efisiensi proses
pembentukan NaOH adalah 20,975 %
4. Nilai BEP sebesar 1,37 L; dengan harga per satu liter adalah Rp 1.500.000,00

I. DAFTAR PUSTAKA
Putra, Sugili.2006.Petunjuk Praktikum Proses Kimia Pembuatan NaOH dan HCl.
STTN-BATAN. Yogyakarta.

Yogyakarta, 14 November 2016


Praktikan,

Bilqis Latifah

Anda mungkin juga menyukai