BILANGAN REYNOLD
Disusun Oleh :
NIM : 011400373
Semester : III
Kelompok : A5
YOGYAKARTA
2015
BILANGAN REYNOLD
I. TUJUAN
1.1 Aliran Fluida dalam Pipa
1.1.1 Menentukan nilai bilangan Reynold (NRe) aliran fluida di dalam
pipa dan menghitung besarnya faktor friksi (f) pada aliran laminer,
transisi dan turbulen.
1.1.2 Membuat grafik hubungan antara NRe dengan f dan
memperkirakan NRe kritis hasil percobaan
1.1.3 Membandingkan nilai NRe kritis hasil percobaan dengan NRe
kritis teori
1.2 Pencampuran (Mixing)
1.2.1 Menggambarkan pola aliran yang dibentuk oleh pengaduk
dalam tangki
1.2.2 Menggambarkan pola aliran dalam berbagai keepatan putaran
pengaduk
1.2.3 Mencampur dua cairan yang saling melarut
(http://acm-blokmasis.blogspot.com/2012/04/laporan-mekanika-fluida-acara-
2.html)
2. Aliran Turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilkan aliran yang
tidak laminer melainkan kompleks, lintasan gerak partikel saling tidak
teratur antara satu dengan yang lain. Sehingga didapatkan ciri dari aliran
turbulen : tidak adanya keteraturan dalam lintasan fluidanya, aliran banyak
bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar, dan
viskositasnya rendah. Karakteristikaliran turbulen ditunjukkan oleh
terbentuknya pusaran-pusaran dalam aliran, yang menghasilkan
pencampuran terus menerus antara partikel-partikel cairan di seluruh
penampang aliran.
3. Aliran Transisi
Merupakan aliran peralihan dari aliran laminer ke aliran turbulen.
Aliran berdasarkan bisa tidaknya dicompres :
(http://aya-snura.blogspot.com/2012/01/aliran-fluida-dalam-pipa.html)
Z
selisih antara kedua titik yang diamati juga tidak ada, maka =0, W=0
karena tidak ada kerja. Oleh karena itu persamaan 2 dapat ditulis sebagai
berikut:
2.2.1 Bejana
Syarat tertentu bejana :
1. Biasanya bagian bawahnya (bottomend) berbentuk melengkung
(bulat/lonjong) untuk mencegah penumpukan di sudut bejana
(staghnasi), sehingga pengadukan terjadi dengan sempurna.
2. Diameter bejana hampir sama dengan tinggi permukaan fluida.
(h=d)
Gambar 3. Bejana
Di mana :
Re = bilangan Reynold
= densitas fluida
= viskositas fluida
2 1 1 1
2
t T nDa
2 3
g6 Da Dt 2 g 6
ft 1
ntT 2
D t H n Da
H Dt
2
(1)
Untuk pengaduk propeler,
2 1 3 1 1
t T nDa
2 3
g 6 Da 2
Dt 2 g 6
ft 1
nt T H 2
H 2 Dt D t n Da
(2)
Di mana:
Da = Diameter pengaduk (m) Dt = Diameter tangki (m)
H = Tinggi tangki (m) ntT = Mixing time factor
g = Percepatan gravitasi (m/dt2) n = kecepatan putar (rpm)
ft = Blending time factor
V. DATA PENGAMATAN
1. Viskositas
T aquades = 30C
aquades pada suhu 30C = 0,7834cP
2. Densitas
m piknometer kosong = 12,4811 g
m pikno+aquades = 22,5009 g
m pikno = 22,5168 g
densitas aqd pada suhu 30C = 995,68kg/m3
4. Menggunakan BUFFLE
KACA
Homogen
Jumlah Waktu Untuk
N Pada
Putaran 10 Putaran (S)
o Waktu (S)
Jenis Aliran = Cepat
1 10 7,08 72,74
2 10 6,75 75,15
3 10 7,11 79,26
Jenis Aliran = Sedang
1 10 8,93 91,37
2 10 8,97 91,02
3 10 8,73 91,32
Jenis Aliran = Lambat
1 10 16,09 100,49
2 10 16,1 109,54
3 10 16,05 108,33
5. Menggunakan ALIRAN
Volume
H2 Waktu
No Jenis aliran H1 (cm) air
(cm) (s)
(mL)
1 Lambat 6,5 5,5 100 13,4
6,5 5,4
6,4 5,3
2 Sedang 16 14,9 100 7,58
15,9 14,8
15,8 14,9
3 Cepat 28,4 27,1 100 4,49
28,4 27,2
28,2 27
VI. PERHITUNGAN
6.1 Aliran Fluida dalam Pipa
6.1.1 Menghitung Densitas Air
Dari tabel didapatkan densitas air pada suhu 30 0C adalah
sebesar 0,99571 g/ml
g 1 mL 30,48 1lbm
3
0,99571
mL 1 cm 3 1 ft 3 454 g
Konversi
62,1043 lbm / ft 3
6,72.10 4 lbm/fts
Konversi 0,798 cp
1cp
0,000536lb m/ftdetik
V
Debit (Q)
t
0,00353 ft 3
13,4 detik
0,000263 ft 3 /s
1 ft
Diameter dalam pipa 1,525 cm
30,48 cm
0,0500 ft
1
Luas alas pipa ( A) D 2
4
1
(3,14)(0,0500 ft 2 )
4
0,001966 ft 2
Q
Kecepa tan Alir (v)
A
0,000263 ft 3 / s
0,001966 ft 2
0,1337 ft s
t v D A
Jenis
NRe
(s) (lbm/ft3) (ft/det) (ft) ft2 (lbm/ft.s) aliran
D 0,050033 ft
1 ft
L 162,3 cm
30, 48 cm
5,324803 ft
1 ft
h 1 cm
30,48 cm
0,032808 ft
v = 0,13399 ft/s
2.g.D.h
f
L.v 2
2 (32,174 ft / s 2 )(0,050033 ft )(0,032808 ft )
(5,324803 ft )(0,178978 ft / s ) 2
0,672906
1.5
friksi 1
0.5
0
600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 2200 2400 2600
NRe
PENGADUK KACA
Waktu
Jumlah Waktu 10 Jenis
No Homogen rps Nre
Putaran Putaran (S) Aliran
(s)
Kecepatan = Cepat
1 10 7,08 72,74 1,4124 409,669
2 10 6,75 75,15 1,4814 429,697 Laminer
3 10 7,11 79,26 1,4064 407,940
Kecepatan = Sedang
1 10 8,93 91,37 1,1198 324,799
2 10 8,97 91,02 1,1148 323,350 Laminer
3 10 8,73 91,32 1,1454 332,240
Kecepatan = Lambat
1 10 16,09 100,49 0,6215 180,264
2 10 16,1 109,54 0,6211 180,152 Laminer
3 10 16,05 108,33 0,6230 180,713
Untuk jenis aliran yang sedang dan cepat digunakan rumus faktor friksi
sebagai berikut:
4 (0,791)
f 1
N Re 4
PENGADUK KACA
Jenis
Nre Friksi
Aliran
Kecepatan = Cepat
409,669
0,1562
1
429,697
transisi 0,1489
4
407,940
0,1568
6
Kecepatan = Sedang
324,799
0,1970
3
323,350
transisi 0,1979
9
332,240
0,1926
3
Kecepatan = Lambat
16,09 0,3550
16,1 transisi 0,3552
16,05 0,3541
PENGADUK BESI
Jenis
Nre Friksi
Aliran
Kecepatan = Cepat
414,35 transisi
0,15446
1
408,51 0,15666
5
Penentuan bilangan reynold ini dilakukan pada tiga kondisi kecepatan aliran
yang berbeda; yakni saat aliran berbentuk lamminer, transisi, turbulen. Bentuk aliran
fluida diamati dengan menginjeksikan sedikit larutan KMnO4 ke dalam fluida. Pada
aliran laminer, KMnO4 akan membentuk seperti garis lurus, pada aliran transisi akan
membentuk gelombang, sedangkan pada aliran turbulen terjadi olakan yang tidak
teratur.
Penentuan Bilangan Reynold dilakukan untuk setiap jenis aliran dengan tiga
kali pengulangan. Selain itu dilakukan juga penentuan nilai bilangan Reynold kritis
berdasarkan grafik hubungan nilai bilangan Reynold dengan faktor friksinya. Pada
praktikum ini, penentuan bilangan Reynold dilakukan dengan 2 metode. Metode
pertama yaitu dengan pencampuran (mixing) menggunakan buffel besi dan kaca,
sedangkan metode ke dua yaitu dengan menentukan aliran fluida dalam pipa dengan
mengatur sudut pembukaan kran pada pipa.
Aliran laminer pada percobaan KMnO4 akan membentuk seperti garis lurus
dan stabil dalam jarak tertentu. Pada aliran ini nilai Reynold adalah sekitar 776,76.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa aliran laminer memiliki
bilangan reynold <2100.
Perbedaan yang terjadi antara nilai bilangan reynold secara praktik dan teori
dapat disebabkan karena kondisi percobaan yang berbeda dengan yang dilakukan oleh
Osborne Reynolds saat menentukan nilai Bilangan Reynolds. Kriteria yang memiliki
similaritas dinamis (kesamaan hasil) dapat diperoleh dengan peralatan percobaan
yang memiliki kesamaan geometrik (geomatrically similar systems). Kondisi
percobaan seperti pipa yang digunakan (dapat meliputi diameter dan panjang pipa).
Indikator aliran yang digunakan (meliputi zat, kekentalan, konsentrasi, dan sifat fisis
serta kimia) dan kondisi-kondisi percobaan lainnya yang mungkin berbeda, dapat
menjadi faktor yang menyebabkan berbedanya hasil percobaan yang diperoleh dengan
nilai teoritisnya.
Panjang diameter buffle antara jenis kaca dan besi berbeda. Diameter buffel
besi lebih panjang dari diameter buffel kaca makan bilangan Reynold pengaduk besi
lebih besar dari pengaduk kaca. Dalam praktikum ini, ketika kecepatan pengaduk
dinaikkan, maka waktu untuk homogen semakin sedikit sehingga rpm yang dihasilkan
pun semakin banyak. Karena rpm semakin besar maka nilai bilangan Reynold
semakin besar, hal ini sesuai dengan teori jika nilai bilangan Reynold berbanding
lurus terhadap banyaknya putaran per satuan waktu (N).
Menurut teori, ketika digunakan pengaduk dengan jenis turbine dan dayung
akan didapatkan pola aliran fluidanya adalah flat-blade turbine/pola aliran radial.
Namun pada percobaan ini pola aliran fluidanya tidak dapat teramati dengan jelas
karena penambahan lartuan KMnO4 yang sedikit. Selain itu kesulitan pengamatan
pola aliran fluida juga karena letak pengaduk yang berada pada jarak 1/3 dari
permukaan fluida. Akan lebih mudah diamati jikaa ujung dari pengaduk berada di
dekat dasar tangki.
VIII. KESIMPULAN
8.1.1. Nilai Bilangan Reynold hasil percobaan pada aliran fluida dalam pipa
adalah sebagai berikut
1. Aliran Laminer : 776,761
2. Aliran Transisi: 1372,167
3. Aliran Turbulen : 2318,175
8.1.2. Nilai Faktor Friksi hasil percobaan aliran fluida dalam pipa adalah
1. Aliran Laminer : 1,4501
2. Aliran Transisi : 0,4495
3. Aliran Turbulen : 0,1882
8.1.3. Nilai NRe berbanding terbalik dengan faktor friksi, semakin besar N Re
semakin kecil nilai faktor friksinya, begitu juga sebaliknya.
8.1.4. Nilai bilangan Reynold hasil percobaan mixing adalah sebagai berikut
1. Pengaduk kaca
a. Lambat: 180,3770
b. Sedang : 326,7968
c. Cepat : 415,7690
2. Pengaduk besi
a. Pelan : 177,6153
b. Sedang : 275,1042
c. Cepat : 411,4262
8.1.5. Nilai faktor friksi hasil percobaan mixing adalah sebagai berikut
1. Pengaduk kaca
a. Pelan : 0,3548
b. Sedang : 0,1959
c. Cepat : 0,1540
2. Pengaduk besi
a. Pelan : 0,3603
b. Sedang : 0,2326
c. Cepat : 0,1555
8.1.6. Nilai NRe berbanding lurus dengan diameter pengaduk, semakin
panjang diameter pengaduk, semakin besar NRe nya
8.1.7. Laju kecepatan semakin cepat, maka waktu yang diperlukan semakin
sedikit, rpm yang dihasilkan semakin banyak, dan NRe semakin besar.