Anda di halaman 1dari 6

Kompetensi Dasar dan Indikator (Gelombang Bunyi)

Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum dan penerapannya dalam kehidupan
sehari.

Indikator hasil belajar

1) Mendeskripsikan sifat dasar gelombang bunyi

2) Menjelaskan syarat-syarat terdengarnya bunyi

3) Mendefinisikan pengertian sumber bunyi

4) Mendeskripsikan pengertian cepat rambat gelombang bunyi.

5) Membedakan gelombang infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik

6) Mengidentifikasi manfaat teknologi ultrasonic

7) Mengaplikasikan manfaat perambatan bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

8) Menghubungkan antara panjang senar, luas penampang senar, tegangan senar, dan massa jenis
senar terhadap frekuensi.

9) Mengidentifikasi karakteristik intensitas dan taraf intensitas gelombang bunyi

10) Mengidentifikasi karakteristik gelombang bunyi pada pipa organa dan dawai

11) Menentukan frekuensi dari nada-nada pada dawai dan pipa organa,

12) Menentukan frekuensi yang diterima pendengar karena efek Doppler.

13) Menjelaskan gejala pelayangan bunyi.

14) Menganalisis pemanfaatan gelombang bunyi dalam teknologi

Pendahuluan Gelombang Bunyi


Dalam sehari-hari Anda sering berhadapan dengan fenomena bunyi. Misalnya, Anda suka mendengar
musik, Anda senang memperhatikan seseorang bermain gitar, seruling, terompet dan sebagainya.
Peristiwa yang berkaitan dengan musik lainnya seperti Anda senang menonton konser. Ada kalanya
Anda ketakutan terhadap bunyi, misalnya suara ledakan, pertir, dan sebagainya. Beberapa fenomena
bunyi sering muncul pertanyaan-pertanyaan, misalnya, apakah bunyi terdengar paling bagus di ruang
hampa? Di samping itu, kalau kita perhatikan di geung-gedung bioskop atau pada gedung konser,
mengapa pada gedung tersebut dipasang peredam suara? Berkaitan dengan bunyi pula, mengapa
kelelawar terbang malam tanpa menabrak? Mengapa bunyi petir pada malam hari terdengar lebih keras
daripada siang hari? Terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut orang sering menanggapi sebagai
berikut. Kecepatan bunyi paling cepat adalah di ruang hampa karena tidak ada penghalang sehingga
bunyi bebas saja lewat. Demikian pula terhadap pendengaran bunyi akan paling bagus pada ruang
hampa karena tak ada penghalang. Pada gedung konser sering dipasang alat peredam suara dengan
tujuan suara dari penyanyi agar merdu dan nyaring. Tehadap pertanyaan kelelawar yang terbang malam
hari tak menabrak karena penglihatannya sangat tajam sehingga dapat melihat penghalang di depannya
sangat cepat. Terhadap pertanyyan petir yang keras di malam hari karena pada waktu malam hari tidak
ada aktivitas, suasana menjadi sepi sehingga kalau ada p-etir akan kedengaran sangat keras
dibandingkan dengan siang hari.

Pikiran-pikiran atau tanggapan tersebut adalah miskonsepsi. Secara lebih rinci, berikut disajikan
konsep ilmiah, konsep-konsep esensial dan strategis berkaitan dengan bunyi sebagai gelombang.

Sifat Dasar Gelombang Bunyi


Pada waktu SMP, Anda telah mengetahui bahwa bunyi disebabkan oleh adanya benda yang bergetar.
Bunyi merupakan gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium pada saat
merambat. Bunyi juga termasuk ke dalam kelompok gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang
arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya.

Untuk melihat bagaimana bunyi dihasilkan dan mengapa bunyi termasuk gelombang longitudinal, mari
kita perhatikan getaran dari diafragma pengeras suara. Ketika diafragma bergerak radial keluar,
diafragma ini memampatkan udara yang langsung ada di depannya, seperti ditunjukkan pada Gambar
3.1a. Pemampatan ini menyebabkan tekanan udara bertambah sedikit di atas tekanan normal. Daerah
yang tekanan udaranya bertambah disebut rapatan. Rapatan ini bergerak menjauh dari pengeras suara
pada kecepatan bunyi. Rapatan ini mirip dengan daerah rapatan pada kumparan-kumparan dalam
gelombang longitudinal pada slinki. Setelah menghasilkan rapatan, diafragma membalik arah
gerakannya menjadi radial ke dalam. Gerakan diafragma ke dalam menghasilkan suatu daerah yang
dikenal sebagai renggangan. Renggangan ini menyebabkan tekanan udara sedikit lebih kecil daripada
tekanan normal. Rengangan ini mirip dengan daerah renggangan pada kumparan-kumparan dalam
gelombang longitudinal pada slinki. Renggangan merambat menjauh dari pengeras suara pada
kecepatan bunyi.

Gambar 3.1 Diafragma pengeras suara bergerak : (a) radial keluar, (b) radial ke dalam

Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat dipantulkan
(refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi) dan dapat
diresonansikan.
Seperti telah disinggung di atas, bunyi memerlukan medium pada saat merambat. Medium tersebut
dapat berupa zat padat, zat cair, maupun zat gas. Bunyi tak dapat merambat pada ruang hampa. Jika
kita bercakap-cakap, maka bunyi yang kita dengar merambat dari pita suara yang berbicara menuju
pendengar melalui medium udara.

Ada beberapa syarat bunyi dapat terdengar telinga kita. Pertama, adanya sumber bunyi. Misalnya, ada
gitar yang dipetik, ada gong yang dipukul, ada yang bersuara dan ada suara kendaraan lewat. Kedua,
ada mediumnya. Bunyi dapat merambat dalam medium udara (zat gas), air (zat cair) maupun zat padat.
Ketiga, bunyi dapat didengar telinga bila memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz. Batas pendengaran
manusia adalah pada frekuensi tersebut bahkan pada saat dewasa terjadi pengurangan interval tersebut
karena faktor kebisingan atau sakit. Berdasarkan batasan pendengaran manusia itu gelombang dapat
dibagi menjadi tiga yaitu audiosonik (20-20.000 Hz), infrasonik (di bawah 20 Hz) dan ultrasonik (di
atas 20.000 Hz). Binatang-binatang banyak yang dapat mendengar di luar audio sonik. Contohnya
jangkerik dapat mendengar infrasonik (di bawah 20 Hz), anjing dapat mendengar ultrasonik (hingga
25.000 Hz).

Cepat rambat bunyi pada zat padat


Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan kereta datang.
Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat. Besarnya cepat rambat bunyi
pada zat padat tergantung pada sifat elastisitas dan massa jenis zat padat tersebut dalam zat padat.
Secara matematis, besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat didefinisikan sebagai :

(3.1)

Keterangan :
v:Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)
E:Modulus Young medium (N/m2)
ρ:Massa jenis medium (kg/m3)

Cepat rambat bunyi pada zat cair


Pada saat Anda menyelam dalam air, bawalah dua buah batu, kemudian pukulkan kedua batu tersebut
satu sama lain. Meskipun Anda berada dalam air, Anda masih bisa mendengar suara batu tersebut. Hal
tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat cair. Besarnya cepat rambat bunyi dalam
zat cair tergantung pada Modulus Bulk dan massa jenis zat cair tersebut. Secara matematis hampir
analogi dengan persamaan 3.1, yaitu :

Keterangan :
v:Cepat rambat bunyi pada zat cair (m/s)
E:Modulus Young medium (N/m2)
ρ:Massa jenis medium (kg/m3)

Cepat rambat bunyi pada zat gas (udara)


Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai macam bunyi. Anda bisa mendengar suara radio,
televisi, bahkan orang yang berteriak-teriak di kejauhan. Besarnya cepat rambat bunyi pada zat gas
tergantung pada sifat-sifat kinetik gas. Dalam kasus gas terjadi perubahan volum, dan yang berkaitan
dengan modulus elastik bahan adalah modulus bulk.

Cepat rambat bunyi dalam gas dapat dinyatakan dengan


...(3.3)

dengan
p = tekanan gas
γ = tetapan Laplace.
ρ = kerapatan
Berdasarkan persamaan gas ideal:

, atau , maka diperoleh persamaan dasar untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam gas, yaitu:

(3.4)

Keterangan :

v:Cepat rambat bunyi pada zat gas (m/s)


γ:Konstanta Laplace
R:Tetapan umum gas (8,31 J/molK)
T:Suhu mutlak gas (K)
M:Massa atom atau molekul relatif gas (kg/mol)

Efek Doppler
Fenomena perubahan frekuensi karena pengaruh gerak relatif antara sumber bunyi dan pendengar,
pertama kali diamati oleh Christian Doppler. Jika antara sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan
relatif, maka frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar oleh seseorang adalah sama.
Namun, jika antara sumber bunyi dan si pendengar ada gerak relatif, ternyata antara frekuensi sumber
bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar tidaklah sama. Suatu contoh, misalnya ketika Anda naik bis
dan berpapasan dengan bis lain yang sedang membunyikan klakson, maka akan terdengar suara yang
lebih tinggi, berarti frekuensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson
terdengar lebih rendah, karena frekuensi bunyi yang didengar berkurang. Peristiwa ini dinamakan Efek
Doppler.

Jadi, Effek Doppler adalah peristiwa berubahnya harga frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar
(P) dari frekuensi suatu sumber bunyi (S) apabila terjadi gerakan relatif antara P dan S. Oleh Doppler
dirumuskan sebagai :

.........................................................(3.16)

Dengan :

fP adalah frekuensi yang didengar oleh pendengar.


fS adalah frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.

vP adalah kecepatan pendengar.

vS adalah kecepatan sumber bunyi.

v adalah kecepatan bunyi di udara.

Tanda + untuk vP dipakai bila pendengar bergerak mendekati sumber bunyi.

Tanda - untuk vP dipakai bila pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi.

Tanda + untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar.

Tanda - untuk vS dipakai bila sumber bunyi bergerak mendekati pendengar.

Pengaruh Angin
Persamaan (3.24) untuk efek Doppler diperoleh dengan mengabaikan kecepatan angin vw. Jika
kecepatan angin cukup berarti sehingga tak dapat diabaikan, maka kecepatan angin vw harus
dimasukkan ke dalam persamaan efek Doppler. Dengan demikian efek Doppler dengan memasukkan
pengaruh angin adalah

....................................(3.17)

Perjanjian tanda untuk vw sama seperti vp dan vs yaitu positif jika searah dengan arah dari sumber ke
pendengar.

Aplikasi efek Doppler sebagai radar


Terjadinya Efek Doppler dapat diaplikasikan sebagai radar untuk menentukan kecepatan sebuah
kendaraan di jalan raya. Sebuah mobil polisi dilengkapi dengan pemancar dan penerima gelombang
bunyi. Perhatikan Gambar 3.9.

Gambar 3.9. peristiwa efek Doppler

Aplikasi efek Doppler untuk mengukur kecepatan mobil.

Gelombang bunyi dipancarkan dengan kecepatan v dan frekuensi fs menuju sebuah mobil penumpang
yang bergerak dengan kecepatan vs. Setelah mengenai mobil penumpang, gelombang tersebut akan
dipantulkan kembali ke arah mobil polisi, Detektor akan menerima pantulan gelombang tersebut
dengan frekuensi fp sehingga dari peristiwa itu akan berlaku persamaan Efek Doppler.

Jika mobil polisi dalam keadaan diam, berlaku persamaan:


Jika frekuensi sumber bunyi fs diketahui dan frekuensi bunyi pantul fp yang terdeteksi oleh polisi dapat
dibaca detektor, serta kecepatan bunyi di udara v diketahui, maka polisi dapat mengetahui kecepatan
mobil penumpang.

Anda mungkin juga menyukai