AGROEKOSISTEM BERBEDA
Abdul Azis Wadia 1), Rida Iswati 2), Wawan Pembengo 3)**)
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Padi merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak di budidayakan
oleh petani, karena sebagai bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat
Indonesia, jika kebutuhan bahan pangan tersebut tidak dapat di penuhi maka
dikhawatirkan masyarakat akan kekurangan bahan pangan yang berakibat
menurunnya gizi masyarakat Munculnya serangan organisme pengganggu pada
tanaman padi mempengaruhi para petani untuk melakukan pengendalian
organisme pengganggu tanaman terutama hama dengan menggunakan pestisida
bahan kimia yang berlebihan, tidak perduli adanya serangga yang bermanfaat bagi
para petani yang ada di luasan pertanaman padi. Selain itu kurangnya para petani
mempraktekkan teknik pengendalian secara alami yaitu dengan musuh alami
(parasitoid, pathogen dan predator).
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Pemberian pupuk yang baik dan tepat waktu dapat memperbaiki
kesuburan tanah dan meningkatkan produksi padi. Lihawa (2006) menyatakan
bahwa penggunaan pupuk kimia, seperti urea yang tidak sesuai dosis anjuran
untuk kebutuhan tanaman, telah menyebabkan pertumbuhan vegetatif tanaman
padi menjadi meningkat. Hal ini dicirikan oleh jaringan tanaman menjadi tipis,
sel-sel menjadi panjang akibatnya ketahanan tanaman menurun terhadap serangan
hama tertentu, seperti hama penggerek batang padi, wereng coklat dan ulat
grayak, sebaliknya juga musuh alami predator pada tanaman relatif ada.
Sistem jarak tanam merupakan cara untuk mengatur jarak tanam agar
tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, maka sistem jarak tanam
yang baik akan mengatur suhu dan kelembaban udara untuk mengurangi
peledakan populasi hama, menurut Nurindah (2006) populasi tanaman yang tinggi
dan jarak tanam yang rapat akan mengakibatkan tanaman tumbuh yang sangat
rimbun, sehingga terjadi iklim mikro pada pertanaman (suhu dan kelembaban
udara yang tinggi) sangat rentan terhadap perkembangan populasi herbifore dan
juga mempengaruhi perkembangan predator.
Kombinasi pemupukan dan sistem jarak tanam akan membentuk
agroekosistem yang berbeda, oleh karena itu kemungkinan besar akan
mempengaruhi herbifora dan juga musuh alami.
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan BPTP yang bertempat di Kelurahan
Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango. Pada bulan September
2011 sampai bulan Juni 2012.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode survey pada pertanaman padi dengan 9
Agroekosistem berbeda yang terdiri dari Agroekosistem :
I. P1S1 : Urea 250 kg/ha + Phonska 300 kg/ha dan Sistem Tanam Tegel.
II. P1S2 : Urea 250 kg/ha + Phonska 300 kg/ha dan Sistem Tanam Jajar
Legowo 4:1.
III. P1S3 : Urea 250 kg/ha + Phonska 300 kg/ha dan Sistem Tanam Jajar
Legowo 2:1.
IV. P2S1 : Urea 100 kg/ha + Phonska 300 kg/ha dan Sistem Jarak Tanam
Tegel.
V. P2S2 : Urea 100 kg/ha + Phonska 300 kg/ha dan Sistem Jarak Tanam
Jajar Legowo 4:1.
VI. P2S3 : Urea 100 kg/ha + Phonska 300 kg/ha dan Sistem Jarak Tanam
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Jajar Legowo 2:1.
VII. P3S1 : Urea 100 kg/ha + Phonska 300 kg/ha + Pupuk Organik 2 ton/ha
dan Jarak Tanam Tegel
VIII. P3S2 : Urea 100 kg/ha + Phonska 300 kg/ha + Pupuk Organik 2 ton/ha
dan Jarak Tanam Jajar Legowo 4:1.
IX. P3S2 : Urea 100 kg/ha + Phonska 300 kg/ha + Pupuk Organik 2 ton/ha
dan Jarak Tanam Jajar Legowo 2:1.
Parameter Pengamatan
Pengambilan Predator dilakukan dengan menggunakan sistem metode zig-
zag dengan 5 kali penyapuan ganda. Predator yang tertangkap dimasukkan
kedalam botol aquades dan diberi label sesuai plot masing masing sampel dan
kemudian dibawa ke laboratorium untuk dihitung populasi dan di identifikasi.
Identifikasi predator yang terkoleksi dari lapangan dilakukan di
Laboratorium BPTPH (Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura).
Untuk mengindentifikasi predator mengacu pada buku kunci determinasi serangga
Kanisius (1991), dan buku musuh alami organisme pengganggu tanaman padi
(1990), musuh alami hama padi (2011).
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tetragnatha sp.
Phylum : Arthropoda
Klas : Arachnida
Ordo : Araneae
Famili : Tetragnathidae
Oxyopidae sp.
Phylum : Arthropoda
Klas : Arachnida
Ordo : Araneae
Famili : Oxyopidae
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Paederus sp.
Phylum : Arthropoda
Klas : Insekta
Ordo : Coleoptera
Famili : Staphylinidae
Gambar 3. Paederus sp.
Spesis Paederus sp berbentuk memanjang berwarna coklat dan hitam,
tubuhnya berbentuk meruncing, panjang sayap separuh tubuh dan tipe mulut
menggigit dan mengunyah.
Conocephalus sp.
Phylum : Arthropoda
Klas : Insekta
Subklas : Pterygota
Ordo : Orthoptera
Famili : Tettigoniidae
Gambar 4. Conocephalus sp.
Ciri ciri spesis Conocephalus sp ukuran tubuh besar, muka spesis
Conocephalus sp berbentuk miring dan antenanya melebihi tubuhnya atau antena
panjang dua kali lipat dari belalang biasa. spesies Conocephalus sp sangat aktif
dan siap terbang apabila terganggu, spesies Conocephalus sp aktif pada malam
hari, banyak terdapat di pertanaman padi yang sudah siap panen. Conocephalus sp
tidak mempunyai sayap dan ovipositor menyerupai pedang panjang.
Agriocnemis sp
Phylum : Arthropoda
Klas : Insekta
Ordo : Odonata
Famili : Coenagrionidae
Gambar 5. Agriocemis sp.
Ciri-ciri spesies Agriocnemis sp tubuhnya ramping dan panjang,
mempunyai sayap yang sempit, sedangkan pangkal sayap berbentuk seperti
batang, kemampuan spesies Agriocnemis sp terbang lemah tidak seperti capung
yang lainnya.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Capung Besar
Phylum : Arthropoda
Klas : Insekta
Ordo : Odonata
Famili : Libellulidae
Gambar 6. Capung Besar
Ciri ciri kedua mata faset sangat berdekatan dilihat dari arah atas,
pangkal sayap belakang lebih besar daripada pangkal sayap depan, pada betina
ovipositor berkembang dengan baik, vena melitang pada sayap belakang, predator
ini beda dengan family Libellulidae dan Gomphidae.
Menochilus sp.
Phylum : Arthropoda
Klas : Insekta
Sub klas : Pterygota
Ordo : Coleoptera
Famili : Coccinelidae
Gambar 7. Menochilus sp.
Ciri-ciri spesis Menochilus sp tubuh lebar mendekati bulat, kepala
sebagian atau seluruhnya tersembunyi dibawah pronotum, antena pendek, warna
spesies Menochilus sp oranye dengan berbintik bintik hitam dan Menochilus sp
aktif sepanjang hari pada habitat padi kering maupun padi basah. Sedangkan
Menochilus sp alat mulut tipe penggigit dan mengunyah.
Populasi Predator
Rata-Rata Populasi Predator pada Agroekosistem Berbeda
Dari hasil pengamatan jumlah individu predator yang terkoleksi pada
tanaman padi dengan agroekosistem yang berbeda menunjukan jumlah yang
berbeda, dapat di lihat pada Gambar 8.
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
12
)r 10 Menochilus
o
k8 Paederus
E
(
is 6 Tetragnatha
la
u4 Oxyopes
p
o2
P Conocephalus
0
I II III IV V VI VII VIII IX
Agriocnemis
Agroekosistem Capung Bermata Besar
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
30
)r 25 Menochilus
o
k20 Paederus
E
(
is 15 Tetragnatha
lau
p10 Oxyopes
o
P5 Conocephalus
0 Agriocnemis
2 3 4 5 6 7 8 9 10
capung bermata besar
Minggu Ke-
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Persentase Populasi Predator pada Agroekosistem yang Berbeda
Berdasarkan hasil perhitungan persentase populasi predator pada
agroekosistem berbeda menunjukkan persentase populasi yang berbeda pula lihat
Gambar 10.
70
60
Menochilus
50
is Paederus
lau 40
po 30 Tetragnatha
P Oxyopes
20
10 Conocephalus
0 Agriocnemis
I II III IV V VI VII VIII IX Capung Besar
Agroekosistem
Gambar 10. Persentase Populasi Predator pada Agroekosistem Berbeda
Kelimpahan
Pada Gambar 11 dapat dilihat jumlah masing masing dari predator yang
terkoleksi pada agroekosistem berbeda selama 9 kali pengamatan pada tanaman
padi.
70
60 PISI
is 50
al 40 PIS2
u
p P1S3
o 30
P 20 P2SI
10
0 P2S2
A B C D E F G P2S3
Famili P3S1
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Keterangan:
A. : Coccinelidae E. : Tettigoniidae
B. : Staphylinidae F : Aeshnidae
C. : Tetragnathidae G : Coenagrionidae
D. : Oxyopidae
Keanekaragaman
Hasil pengamatan terhadap keanekaragam predator seluruh famili pada
agroekosistem berbeda disajikan pada Tabel 2.
Dari hasil analisis data diperoleh nilai keanekaragaman (H) familia secara
umum termasuk dalam kategori sangat rendah rendah yaitu hanya berkisar dari
0,6 1,3 atau kisaran 1<H<2. Di duga bahwa sistem tanam yang dilakukan hanya
sistem monokultur atau padi-padi-padi dalam jangka waktu yang lama dan
keberadaan predator pada agroekosistem tersebut akan mengalami persaingan,
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
sehingga predator yang lebih unggul akan lebih potensial dari pada yang lain
seperti spesies Paederus, Tetragnatha, Oxyopes, dan Capung bermata besar.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi penelitian dapat di ambil beberapa
kesimpulan yakni :
1. Terdapat 7 family predator yang terdapat pada tanaman padi dengan
agroekosistem berbeda yakni Coccinelidae, Staphylinidae, Tetragnathidae,
Oxyopidae, Tettigoniidae, Coenagrionidae, Libellulidae.
2. Populasi tertinggi adalah spesies Menochilus sp dengan jumlah rata rata
10 ekor /petak (4x8 m2) pada agroekosistem VIII (Urea 100 kg/ha +
Phonska 300 Kg/ha + pupuk organik 2 ton/ha dan menggunakan jarak tanam
jajar legowo 4:1). Sedangkan populasi tertinggi predator pada fase
vegetative adalah Menochilus sp dan fase generatif adalah Conocephalus sp
3. Secara keseluruhan kelimpahan tertinggi adalah family Coccinelidae
sebesar 65,9 %.
4. Nilai keragaman (H) predator pada tanaman padi dengan agroekosistem
berbeda termasuk dalam kategori sangat rendah rendah yaitu kisaran 0,6
1,3 atau kisaran 1<H<2.
Saran
Untuk penangkapan predator pada tanaman padi perlu menggunakan
teknik pengumpulan dan pentingya konservasi predator dalam agroekosistem
terutama pada tanaman padi.
DAFTAR PUSTAKA
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
Meidiwarman. 2010. Studi Arthopoda Predator pada Ekosistem Tanaman
Tembakau Virginia Di Lombok Tengah. Jurnal Crop Agro. Vol 3 (2). Hal
92-96.
Shepard B.M, Barrion A.T., Litsinger J.A.. 2011. Musuh Alami Hama Padi.
Bogor
Seminar Hasil Penelitian dibawakan pada Forum Seminar Program Studi Agroteknologi
Jurusan Agroteknologi Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo