Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

Panti Sosial Tresna Werdha Natar terletak di Jalan Sitara No. 1490 Desa

Muara Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi

Lampung. Panti Sosial Tresna Werdha Natar didirikan sebelum tahun

1979 yang dikelola oleh Dinas Sosial Tk.1 Lampung yang merupakan

satlak yang berlokasi di Gunung Sulah Kedaton, Tanjung Karang. Pada

tahun 1979-1980 melalui proyek Departemen Sosial RI yang dilaksanakan

Kanwil Departemen Provinsi Lampung dibangunlah Panti Tresna Werdha

Natar Lampung dengan luas tanah 10.930 m². Pada saat ini di Panti Tresna

Werdha Natar terdapat 78 lansia, 2 tenaga perawat kesehatan, terdiri dari

20 tenaga PNS, 4 tenaga sukarela, 13 petugas dapur dan terdapat 11

wisma, 3 ruang isolasi dan fasilitas kesehatan yaitu poliklinik, senam

lansia, dan alat transportasi kesehatan ambulance.

B. Visi Dan Misi

1. Visi

Terwujudnya lanjut usia bahagia, sejahtera dihari tua

2. Misi

a. Meningkatkan pelayanan fisik lanjut usia melalui pemenuhan

pelayanan sandang, pangan dan papan

b. Meningkatkan jaminan sosial dan perlindungan kepada lanjut usia


c. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara sesama lansia , lansia

dengan pegawai dan lansia dengan masyarakat

C. Program Atau Kegiatan Panti Sosial Tresna Werdha

1. Program pelayanan sosial lanjut usia dalam panti

a. Penerimaan

Merupakan tahap pendekatan awal dalam pelaksanaan pelayanan

meliputi kegiatan identifikasi, seleksi, registrasi, pengungkapan

masalah dan penempatan dalam wisma dan program.

b. Bimbingan

Merupakan proses memberikan informasi, mengajak, mendampingi

dan memfasilitasi lanjut usia untuk melakukan aktivitas yang

berguna bagi kehidupan lanjut usia, bimbingan yang dilaksanakan

yaitu bimbingan fisik dan mental, bimbingan sosial dan ketrampilan

serta bimbingan rohani.

c. Pelayanan

Merupakan proses pemberian tindakan atau jasa yang dilaksanakan

secara langsung kepada lansia.

d. Penyantunan

Merupakan proses pelayanan dalam bentuk penyiapan dan

penyediaan bahan, barang, alat, sarana, prasarana serta berbagai

kebutuhan klien.
2. Program pelayanan sosial lanjut usia luar panti

a. Day care services atau pelayanan harian lanjut usia (PHLU)

Merupakan suatu model pelayanan sosial yang disediakan bagi lanjut

usia, bersifat sementara, dilaksanakan pada siang hari didalam atau

diluar panti pada waktu tertentu dan tidak menginap yang dikelola

oleh pemerintah atau masyarakat secara profesional.

b. Home care

Merupakan bentuk pelayanan pendampingan dan perawatan sosial

lanjut usia dirumah sebagai wujud perhatian terhadap lanjut usia

dengan mengutamakan peran masyarakat berbasis keluarga.

3. Program pelayanan umum terkait lanjut usia

a. Informasi pelayanan lanjut usia

Bertujuan untuk menyediakan dan memberikan informasi kepada

masyarakat tentang pelayanan sosial lanjut usia.

b. Pelayanan pengembangan pendidikan

Merupakan pelayanan sosial lanjut usia panti tresna werdha dalam

menunjang, mendukung dan berpartisipasi aktif dalam

pengembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan lanjut usia.

c. Pelayanan sarana wisata rohani atau amal

Pelayanan social lanjut usia tresna werdha lampung memberikan

kesempatan kepada masyarakat baik secara perorangan, kelompok,

lembaga atau organisasi yang akan beramal soleh dengan

memberikan sumbangan atau bantuan secara langsung kepada lanjut

usia.
D. Hasi Penelitian

1. Analisa Univariat

Analisis dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian, baik

variabel independen maupun dependen. Hasil dari variabel ini

ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

a. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di

UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020

yang berjumlah 74 responden. Adapun hasil karakteristik

berdasarkan umur, jenis kelamin, dan agama sebagai berikut :

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Usia berdasarkan Hubungan Interaksi Sosial
dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar
Lampung Selatan Tahun 2020

Usia Frekuensi Persentase (%)

Lanjut usia akhir (56-65) 11 14,9

Manula (> 65) 63 85,1

Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 74 responden,

didapatkan 11 (14,9%) responden berusia lansia akhir, dan 63

(85,4%) responden manula.


Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin berdasarkan Hubungan Interaksi
Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha
Natar Lampung Selatan Tahun 2020

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki – laki 40 54,1

Perempuan 34 45,9

Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 74 responden

didapatkan sebanyak 40 (54,1%) lansia berjenis kelamin laki –

laki dan sebanyak 34 (45,9%) lansia berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi berdasarkan Hubungan Interaksi Sosial dengan
Kualitas Hidup Lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar
Lampung Selatan Tahun 2020

Kualitas Hdup Frekuensi Persentase (%)


Tinggi 13 17,6

Sedang 37 50,0

Rendah 24 32,4

Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahi bahwa 74 responden sebanyak

13( 17,6%) lansia memiliki kategori kualitas hidup tinggi,

sebanyak 37 (50.0%) lansia memiliki kategori kualitas hidup

sedang, dan sebanyak 24 (32,4%) memiliki kualitas hidup rendah.


Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial berdasarkan Hubungan
Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD PSLU
Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020
Interaksi Sosial Frekuensi Persentase (%)

Rendah 40 59.1

Baik 34 45.9

Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa 74 responden didapatkan

sebanyak 40 (59,1%) lansia memiliki kategori interaksi sosial rendah

dan sebanyak 34 (45,9%) lansia memiliki kategori interaksi sosial

baik.

2. Analisa Bivariat

Tabel 4.5
Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD
PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020

Interasksi Kualitas Hidup Total P


Tinggi Sedang Rendah N %
Sosial Value
N % N % N %
Rendah 0 0 16 21,6 24 32,4 40 54,1
0,001
Baik 13 17,6 21 28,4 0 0 34 45,9
Jumlah 13 17,6 37 50,0 24 32,4 74 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui responden dengan interaksi social

baik mempunyai kualitas hidup tinggi sebanyak 13 lansia (17,6%),

kemudian responden dengan interaksi social baik mempuyai kualitas

hidup sedang sebanyak 21 lansia (28,4%) dan tidak ada responden

dengan interaksi social baik yang mempunyai kualitas hidup rendah.


Sementara diketahui responden dengan interaksi social rendah yang

mempunyai kualitas hidup rendah sebanyak 24 (32,4%), kemudian

responden dengan interaksi social rendah yang mempunyai kualitas

hidup sedang sebanyak 16 (21,6%) lansia dan tidak ada responden

dengan interaksi social rendah yang mempunyai kualitas hidup baik.

Berdasarkan uji Rank Spearman didapatkan hasil bahwa terjadi

hubungan yang signifikan antara hubungan interaksi sosial dengan

kualitas hidup lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar

Lampung Selatan tahun 2020 dengan p-value (0,001) yang berarti <

5% (0,005) dan menunjukan bahwa Ho berhasil ditolak.

E. Pembahasan

1. Univariat

a. Distribusi Frekuensi Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 74 responden, didapatkan

11 (14,9%) responden berusia lansia akhir, dan 63 (85,4%)

responden manula dan lebih dari sebagian besar lansia di UPTD

PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan berusia 73 tahun yaitu

sebanyak 8 orang (10,8%).

Penelitian yang dilakukan Hamzah (2016) yang berjudul hubungan

usia dan jenis kelamindengan kualitas hidup pasien gagal jantung di

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menemukan bahwa, terdapat

korelasi usia dengan kualitas hidup, dimana dari 60 responden


terdapat 30 responden dengan usia >65 tahun dan semua memiliki

kualitas hidup yang kurang, dengan p-value (0,001).

Bertambahnya usia maka akan ada perubahan dalam cara hidup

seperti merasa kesepian dan sadar akan kematian, hidup sendiri,

perubahan dalam hal ekonomi, penyakit kronis, kekuatan fisik

semakin lemah, terjadi perubahan mental, ketrampilan psikomotor

berkurang, perubahan psikososial yaitu pensiun, akan kehilangan

sumber pendapatan, kehilangan pasangan dan teman, serta

kehilangan pekerjaan dan berkurangnya kegiatan sehingga dapat

mempengaruhi kualitas hidupnya .

Menurut hemat peneliti, pada fase usia lanjut akan mengalami

penurunan kualitas hidup terkait penurunan kemampuan biologis

tubuh, lansia rentan mengalami depresi dan stress, sehingga secara

langsung mempengaruhi kualitas hidup lansia.

b. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan diketahui bahwa dari 74 responden

didapatkan sebanyak 40 (54,1%) lansia berjenis kelamin laki – laki

dan sebanyak 34 (45,9%) lansia berjenis kelamin perempuan.

Berdasarkan penelitian Indrayani & Ronoatmodjo (2017) yang

berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup

lansia di Desa Cipasung KabupatenKuningan tahun 2017


menemukan hasil bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin

dengan kualitas hidup lansia, dimana jenis kelamin perempuan lebih

dominan mengalamin kualitas hidup yang kurang.

Berdasarkan teori yang ada, pada umumnya lansia perempuan

mengalami keluhan sakit akut dan kronis yang lebih tinggi

dibandingkan laki-laki sehingga dapat mempengaruhi kualitas

hidupnya .

Menurut pendapat peneliti, wanita lebih rentan mengalami masalah

dikarenakan wanita lebih rentan mengalami masalah penyakit

degenerative yang lebih kompleks, seperti diabetes mellitus tipe 2,

hipertensi, asam urat dan rheumatoid arttritis. Dengan demikian

lansia dengan jenis kelamin perempuan akan lebih rentan mengalami

penurunan kualitas hidup.

c. Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial

Hasil penelitian diketahui bahwa 74 responden didapatkan sebanyak

40 (59,1%) lansia memiliki kategori interaksi sosial rendah dan

sebanyak 34 (45,9%) lansia memiliki kategori interaksi sosial baik.

Tinggal hasil penelitian lain ess……..

Interaksi sosial yang baik memungkinkan lansia untuk mendapatkan

perasaan memiliki suatu kelompok sehingga dapat berbagi cerita,


berbagi minat, berbagi perhatian dan dapat melakukan aktivitas

secara bersama-sama yang kreatif dan inovatif. Lansia dapat

berkumpul bersama orang seusianya sehingga mereka dapat saling

menyemangati dan berbagi mengenai masalahnya .

Menurut peneliti baik tidaknya interaksi social lansia tergantung dari

kondisi lansia tersebut. Dimana lansia yang mengalami masalah

interaksi social ;ebih cenderung disebabkan oleh masalah psikologis

dari lansis tersebut. Faktor lain seperti kondisi fisik dan lingkungan

menjadi faktor yang lain namun tidak terlalu dominan.

d. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lansia

Penelitian ini didapatkan bahwa 74 responden sebanyak 13( 17,6%)

lansia memiliki kategori kualitas hidup tinggi, sebanyak 37 (50.0%)

lansia memiliki kategori kualitas hidup sedang, dan sebanyak 24

(32,4%) memiliki kualitas hidup rendah. Menurut World Health

Organization Quality of Life (WHOQOL), kualitas hidup adalah

kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan fisik, sosial, dan

psikologis. Kualitas hidup lansia di pengaruhi beberapa faktor yang

menyebabkan seorang lansia untuk tetap bisa berguna dimasa

tuanya, yakni kemampuan menyesuaikan diri dan menerima segala

perubahan dan kemunduran yang dialami, adanya penghargaan dan

perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut .


Menurut peneliti kurangnya kualitas hidup lansia dipengaruhi dari

aspek biopsikososial dan spiritual, dimana lansia yang mengalami

kualitas hidup rendah mengalami masalah dari aspek tersebut,

Karakteristik dari kualitas hidup yang terbilang rendah tergantung

dari aspek mana yang mengalami masalah.

2. Bivariat

Bagian pembahasan akan membahas mengenai hasil penelitian yang

telah dilaksanakan dengan membandingkan teori atau pendapat dan

penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini mengenai Hubungan

Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD PSLU Tresna

Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020.

Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia

Hasil penelitian uji statistik Rank Spearman diketahui bahwa p-value

yaitu 0.01 lebih kecil dari 0.05 (p-value< 0.05). Hal ini menyatakan

bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, yang artinya ada hubungan yang

sangat signifikan antara Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia

di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020.

Menurut penelitian , hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup

lansia di UPTD Griya Werdha Kota Surabaya tahun 2017 menunjukkan

bahwa lansia yang memiliki status interaksi sosial yang buruk sebagian

besar memiliki kualitas hidup yang rendah dan sebaliknya lansia yang

memiliki kualitas hidup yang tinggi, memiliki hubungan sosial yang

baik. Hasil penenelitian lebih lanjut didapatkan hasil bahwa teradapat


hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD

Griya Werdha Kota Surabaya tahun 2017.

Menurut penelitian , hasil analisis data menunjukan bahwa interaksi

sosial yang paling banyak adalah kategori interaksi sosial baik yakni 20

orang (62,5%), dan sisanya kategori interaksi sosial cukup yaitu 12

orang (37,5%). Sedangkan analisis data pada kualitas hidup lansia di

Balai Penyantunan Lanjut Usia Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara

didapatkan bahwa kualitas hidup terbanyak yaitu kualitas hidup tinggi

yakni 19 orang (59,4%) dan sisanya yaitu kualitas hidup cukup 13

orang (40,6%).

Menurut penelitian , Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa

lansia di wilayah kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin sebagian

besar memiliki interaksi sosial yang baik yaitu 72 orang (73,5%),

artinya lansia lebih banyak yang berhubungan baik dengan orang lain,

walaupun demikian data menunjukkan masih ada lansia yang memiliki

interaksi sosial yang kurang baik sebanyak 26 orang (26,5%).

Sedangkan hasil penelitian kualitas hidup lansia didapatkan bahwa

sebagian besar memiliki kualitas hidup yang baik yaitu sebanyak 62

orang (63,3%), artinya lansia lebih banyak merasa nyaman secara fisik,

psikologis maupun sosial serta secara optimal memanfaatkan hidupnya

untuk kebahagian dirinya maupun orang lain Kualitas hidup yang

kurang baik dalam penelitian ini sebanyak 36 orang (36,7%) dapat

berkaitan dengan adanya riwayat penyakit yang dialami, adanya


penyakit yang dialami menyebabkan lansia merasa kurang puas dengan

kehidupannya terlebih penyakit yang dialami.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ,

dengan judul Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia

Di Unit Pelayanan Terpadu (Uptd) Griya Werdha Kota Surabaya Tahun

2017. Hasil analisis juga didapatkan bahwa nilai p=0,017 sehingga nilai

p kurang α menunjukkan bahwa ada hubungan antara interaksi sosial

dengan kualitas hidup lansia di UPTD Griya Werdha Kota Surabaya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ,

dengan judul Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia

Di BPLU Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara. Pengolahan data

menggunakan program software komputer dengan uji Chi-square

dengan tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05). Hasil penelitian

menunjukkan jumlah responden dengan interaksi sosial baik terdapat 21

responden dimana 4 (12,5%) responden kualitas hidup cukup, 16

(50,0%) responden kualitas hidup tinggi sedangkan responden dengan

interaksi sosial cukup sebanyak 12 responden dimana 9 (28,1%)

responden kualitas hidup cukup dan 3 (9,4%) responden kualitas hidup

tinggi dan didapat nilai p value 0,004 < 0,05. Kesimpulan ini

menunjukkan ada hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup

lansia.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ,

dengan judul Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Pada


Lansiadi Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Lansia

sebagian besar memiliki interaksi sosial yang baik yaitu 72 orang

(73,5%) dan sebagian besar memiliki kualitas hidup yang baik yaitu

sebanyak 62 orang (63,3%). Ada hubungan antara interaksi sosial

dengan kualitas hidup pada lansia di wilayah kerja Puskesmas

Pekauman Banjarmasin (p = 0,000 < α 0,05). Simpulan: Ada hubungan

antara interaksi sosial dengan kualitas hidup pada lansia di wilayah

kerja Puskesmas Pekauman Banjarmasin

Peneliti berpendapat bahwa lansia dengan interaksi social yang baik

namun kualitas hidup sedang bahwa terdapat faktor yang yang

mempengaruhi kualitas hidup lansia walaupun interaksi social yang

baik, dimana seperti kondisi fisik yang mengalami masalah yang

membuat lansia terbatas dalam berpindah maupun berkomunikasi dan

lingkungan yang tidak mendukung seperti kondisi pandemic covid-19.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang berjudul

hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD PSLU


Tresna Werdha Natar Lampung Selatan tahun 2020. Dapat disimpulkan s

ebagai berikut :

1. Karakteristik usia lansia yang tinggal di UPTD PSLU Tresna Werdha

Natar Lampung Selatan paling banyak pada usia manula > 65 tahun

yaitu sebanyak 63 lansia (85,1%). Sebagian lansia berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 40 lansia (54,1%).

2. Sebagian besar lansia memiliki interaksi social yang rendah yaitu

sebanyak 40 (54,1%) lansia. Sementara sebagian besar lansia memiliki

kualitas hidup sedang, yaitu sebanyak 37 (50,0%).

3. Lansia dengan interaksi social yang baik tidak ada yang memiliki

kualitas hidup rendah. Hal tersebut berbanding lurus dengan lansia yng

dengan interaksi social rendah tidak ada yang memiliki kualitas hidup

yang baik.

4. Terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia

di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan tahun 2020

5. Berdasarkan uji statistic Rank Spearman diketahui hasil P-Value

0,0001 yang berarti <5% (0,005). Hal tesebut menyatakan bahwa

berhasil menerima Ha dan menolak Ho.

B. Saran

1. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi baru dalam proses belajar

terkait hal yang berhbungan dengan kualitas hidup lansia.

2. Bagi UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan

asuhan keperawatan gerontik dalam aspek kualitas hidup.

3. Bagi Lansia

Penelitian ini dapat menjadi motivasi ataupun dorongan dalam upaya

peningkatan kualitas hidup lansia.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat mencari aspek lain yang erat dengan aspek hidup lansia yang

akan diteliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Andesty, & Syahrul. (2018). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup

Lansia Di Unit Pelayanan Terpadu (UPTD) Griya Werdha Kota Surabaya

Tahun 2017. The Indonesian Journal of Public Health, Vol 13, No 2, 169-

180.
Samper, Pinontoan, & Katuuk. (2017). Hubungan Interaksi Sosial Dengan

Kualitas Hidup Lansia Di BPLU Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara. e-

Journal Keperawatan, Vol 5, No 1.

Widodo, Nurhamidi, & Agustina. (2016). Hubungan Interaksi Sosial Dengan

Kualitas Hidup Pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pekauman

Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, Vol 7 No. 1, 23-32.

Anda mungkin juga menyukai