Anda di halaman 1dari 9

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUALITAS HIDUP

LANSIA DI KELURAHAN MUGARSARI KECAMATAN TAMANSARI KOTA


TASIKMALAYA TAHUN 2014

Helin Ardiani 1*, Lilis Lismayanti 2, Rossy Rosnawaty 3

Email : Helinardiani@gmail.com

Abstrak

Pertumbuhan penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan. Namun, adanya proses menua pada
lanjut usia menyababkan penurunan baik fungsi fisik, psikososial, status fungsional maupun kognitif yang
akan berdampak pada aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan yang mana nantinya
akan menentukan pada kualitas hidup lansia itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia di Kelurahan Mugarsari
Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
korelasi dengan pedekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berumur 60
tahun atau lebih di Kelurahan Mugarsari sebanyak 380 orang. sedangkan pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus finit yang menghasilkan besar sampel sebanyak 43 orang. Dan untuk
sampling penelitian menggunakan teknik sampling sistematis, dimana yang menjadi responden adalah
nomor dengan kelipatan 9. Untuk instrument yang digunakan adalah kuesioner “WHOQOL-BREF”
dengan r=0,89-0,95 dan R=0,66-0,87. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Chi square.Dari
hasil analisis diperoleh bahwa dari 6 faktor, ada 5 faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia
di Kelurahan Mugarsari, yaitu jenis kelamin, usia, status perkawinan, pekerjaan dan penghasilan. Dan 1
faktor yang tidak berhubungan yaitu pendidikan. Disarankan penelitian ini dapat dijadikan bahan
informasi sehingga tenaga kesehatan lebih peka terhadap kualitas hidup yang memasuki lanjut usia dan
dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.

Kata Kunci : Jenis kelamin, usia, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, penghasilan, dan kualitas
hidup.

Abstract

The elderly population to experience increased. However, the proses of anging in the elderly causing a
decrease in physical function, psychosocial, cognitive and functional status that will have an impact on
aspects of the life of social, economic, and espesially health which will be decisive on elderly quality of
life themself. The purpose of this research is to know the factors that relate to the quality of life of the
elderly in the village of Mugarsari district of Tamansari Tasikmalaya city. The type of research used in
this study was correlation with purposed cross sectional. The population in this research is elderly aged
60 years or more in the village Mugarsari as many as 380 people. While the sampling in this study using
a formula that produces a large sample of finit as many as 43 people. And for sampling research using
systematic sampling technique, where the respondent is a number by a multiple of 9. For the instrument
used was a questionnaire “WHOQOL-BREF” with r=0,89-0,95 and R=0,66-0,87. Data analysis in this
research uses Chi square.
Analysis of the results obtained that from 6 factors, there are 5 factors that relate to the quality of life of
the elderly in the village of Mugarsari that is gender, age, marital status, employment and income. And 1
unrelated factors that is education. This research can be advised of the information so that health
workers are more sensitive to the quality of life into old age and can provide comprehensive nursing care.

Keywords : gender, age, education, marital status, employement, income, and quality of life

42
Pendahuluan lain (Myers, 1991; Mulia, 2012). Selain
Pertambahan penduduk lanjut usia faktor tersebut ternyata pekerjaan dan
terus mengalami peningkatan. Pada tahun penghasilan juga mempengaruhi kualitas
2020 diprediksi mencapai 28.882.879 jiwa hidup pada lanjut usia (Moons, Marquet,
(11,34%), bahkan pada tahun 2050 angka Budst dan de Geest 2004).
lanjut usia terbanyak berada di Indonesia Study pendahuluan yang dilakukan
dengan presentase 28,68%. Hal ini pada 8 lansia di Kelurahan Mugarsari, 5
menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia di lansia memiliki kualitas hidup rendah,
Indonesia lebih tinggi bila dibandingkan sedangkan pada 3 lansia selanjutnya
di Asia (27,63%) dan di Dunia (25,07%) memiliki kualitas hidup sedang.
(Kementrian Kesehatan RI, 2013, Berdasarkan latar belakang diatas,
http://www.depkes.go.id). maka peneliti tertarik untuk meneliti
Peningkatan jumlah lanjut usia mengenai “Faktor-Faktor Yang
menjadi salah satu indikator keberhasilan Berhubungan Dengan Kualitas Hidup
pembangunan. Namun demikian, adanya Lansia Di Kelurahan Mugarsari
proses menua akan mengakibatkan Kecamatan Tamansari Kota
penurunan baik fungsi fisik, psikososial, Tasikmalaya”.
spiritual, status fungsional maupun fungsi
kognitif yang akan berdampak pada Tujuan Penulisan
berbagai aspek kehidupan baik sosial, Diketahuinya faktor-faktor yang
ekonomi dan terutama kesehatan, yang berhubungan dengan kualitas hidup lansia
mana nantinya akan menentukan pada di Kelurahan Mugarsari Kecamatan
kualitas hidup. Kualitas hidup adalah Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun 2014.
persepsi individu sebagai laki-laki atau
wanita dalam hidup, ditinjau dari konteks Metode Penelitian
budaya dan sistem dimana mereka tinggal, Metode penelitian korelasi dengan
dan berhubungan dengan standar hidup, menggunakan jenis pendekatan Survey
harapan, kesenangan, dan perhatian Cross Sectional. Populasi dalam
mereka. Banyak faktor yang memengaruhi penelitian ini yaitu lansia yang berumur
kualitas hidup pada lansia diantaranya, 60 tahun atau lebih di Kelurahan
usia (Wagner, Abbot & Lett, 2004; Ryff Mugarsari sebanyak 380 orang. Besarnya
& Singer, 2007; Rugerri, Wamer, Bisoffi ukuran adalah 43. Teknik sampling yang
& Fontecedro, 2001), jenis kelamin digunakan teknik sampling sistematis.
(Wahl, Rustoen, Hanestad, Cederal dan Analisis statistik yang digunakan adalah
Moum, 2004), status perkawinan (Indian Chi Square dengan tampilan dalam bentuk
Journal Of Psychiatri, 2005), pendidikan tabel.
(Noghani, Asgharpour, Safadan &
Kermani 2007), hubungan dengan orang

43
Hasil Penelitian

1. Hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup

Tabel 1 distribusi responden menurut jenis kelamin dan kualitas hidup


Kualitas Hidup Umum
Jenis
Rendah Sedang Total P Value
Kelamin
N % n % n %
Laki-laki 8 72,7 3 27,3 11 100 0,04
Perempuan 31 96,9 1 3,1 32 100
Jumlah 39 90,7 4 9,3 43 100
Sumber: Hasil penelitian tahun 2014

Hasil uji chi square didapatkan p value < α, maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup umum.

2. Hubungan antara usia dengan kualitas hidup

Tabel 2 distribusi responden menurut usia dan kualitas hidup


Kualitas Hidup Umum
Usia Rendah Sedang Total P Value
n % n % n %
Lansia 2 50 2 50 4 100 0,03
Lansia tua 37 94,9 2 5,1 39 100
Jumlah 39 90,7 4 9,3 43 100
Sumber: Hasil penelitian tahun 2014

Hasil uji chi square didapatkan p value < α, maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara usia dengan kualitas hidup umum.

3. Hubungan antara pendidikan dengan kualitas hidup

Tabel 3 distribusi responden menurut pendidikan dan kualitas hidup


Kualitas Hidup Umum
Pendidikan Rendah Sedang Total P Value
N % n % n %
Sangat Rendah 2 100 0 0 2 100 1
Rendah 37 90,2 4 9,8 41 100
Jumlah 39 90,7 4 9,3 43 100
Sumber: Hasil penelitian tahun 2014

Hasil uji chi square didapatkan p value > α, maka dapat disimpulkan tidak
ada hubungan antara pendidikan dengan kualitas hidup umum.

44
4. Hubungan antara status perkawinan dengan kualitas hidup

Tabel 4 distribusi responden menurut status perkawinan dan kualitas hidup


Kualitas Hidup Umum
Status P
Rendah Sedang Total
Perkwinan Value
n % n % n %
Menikah 17 81 4 19 21 100 0,004
Cerai Mati 22 100 0 0 22 100
Jumlah 39 90,7 4 9,3 43
Sumber: Hasil penelitian tahun 2014

Hasil uji chi square didapatkan p value < α, maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara status perkawinan dengan kualitas hidup umum

5. Hubungan antara pekerjaan dengan kualitas hidup

Tabel 5 distribusi responden menurut pekerjaan dan kualitas hidup


Kualitas Hidup Umum
P
Pekerjaan Rendah Sedang Total
Value
n % n % n %
Tdk Bekerja 26 100 0 0 26 100 0,02
Bekerja 13 76,5 4 23,5 17 100
Jumlah 39 90,7 4 9,3 43 100
Sumber: Hasil penelitian tahun 2014

Hasil uji chi square didapatkan p value < α, maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara pekerjaan dengan kualitas hidup umum.

6. Hubungan antara penghasilan dengan kualitas hidup

Tabel 6 distribusi responden menurut penghasilan dan kualitas hidup


Kualitas Hidup Umum
Penghasilan Rendah Sedang Total P Value
n % n % n %
Rendah 37 100 0 0 37 100 0,000
Tinggi 2 33,3 4 66,7 6 100
Jumlah 39 90,7 4 9,3 43 100
Sumber: Hasil penelitian tahun 2014

Hasil uji chi square didapatkan p value < α, maka dapat disimpulkan ada
hubungan antara penghasilan dengan kualitas hidup umum.

45
Pembahasan laki-laki terkait dengan aspek
1. Hubungan antara jenis kelamin pendidikan yang lebih baik.
dengan kualitas hidup Hasil penelitian ini sejalan dengan
Berdasarkan hasil penelitian pendapat Moons, marquet, Budst dan
tentang hubungan antara jenis de Geest (2004 dalam Nofitri 2009)
kelamin dengan kualitas hidup lansia yang mengatakan bahwa jenis
di Kelurahan Mugarsari Kecamatan kelamin adalah salah satu faktor yang
Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun mempengaruhi kualitas hidup.
2014, menunjukan bahwa ada 2. Hubungan antara usia dengan kualitas
hubungan antara faktor jenis kelamin hidup
dengan kualitas hidup lansia. Berdasarkan hasil penelitian
Hasil analisis yang peneliti tentang hubungan antara usia dengan
dapatkan bahwa lansia perempuan kualitas hidup lansia di Kelurahan
lebih banyak dibandingkan lansia Mugarsari Kecamatan Tamansari
laki-laki. Peneliti berasumsi, hal ini Kota Tasikmalaya Tahun 2014,
dikarenakan usia harapan hidup yang menunjukan bahwa ada hubungan
paling tinggi adalah pada perempuan. antara faktor usia dengan kualitas
Kemudian berhubungan juga dengan hidup lansia.
pengaruh hormonal pada perempuan Hasil analisis yang peneliti
usia lanjut produktif dimana hormon dapatkan bahwa usia lansia tua
estrogen mempunyai peran sebagai ternyata sangat banyak. Peneliti
pelindung, sehigga menyebabkan berasumsi, hal ini dikarenakan
angka harapan hidup perempuan lebih keberhasilan pembangunan
tinggi daripada laki-laki. Sedangkan pemerintah khususnya dibidang
pada laki-laki peran estrogen sangat kesehatan, yang mana semakin
sedikit, dan juga mempunyai beban majunya sistem pengobatan dan
kerja fisik yang lebih berat ditambah medis menyebabkan angka harapan
dengan perilaku meroko dan hidup di Indonesia semakin tinggi.
kebiasaan makan yang kurang Tetapi, walaupun angka harapan
berimbang. hidup semakin tinggi, tidak menjamin
Hal yang sama dikemukakan juga kualitas hidup lansia sendiri tinggi.
oleh Kemenkes RI (2013) bahwa Pada usia lansia tua ternyata lebih
lansia perempuan lebih banyak banyak berada dalam kualitas rendah.
daripada lansia laki-laki, hal ini Sejalan dengan pendapat Ryff &
dikarenakan usia harapan hidup yang Singer (2007 dalam Nofitri 2009), hal
paling tinggi adalah pada perempuan. tersebut dikarenakan individu dewasa
Begitu juga menurut WHO (2009) mengekspresikan kesejahteraan yang
yang mengatakan bahwa angka lebih tinggi pada usia dewasa madya.
harapan hidup perempuan lebih Akan tetapi, menurut Rugerri, M.,
panjang dibandingkan laki-laki. Warner, R., Bisoffi, G., & Fontecedro
Namun menurut Ryff & Singer (2007 (2001 dalam Nofitri 2009), bahwa
dalam Nofitri 2009) mengatakan pada usia tua menemukan adanya
kesejahteraan laki-laki dan kontribusi dari faktor usia terhadap
perempuan tidak jauh berbeda, kualitas hidup subjektif individu yang
perempuan lebih banyak terkait disebabkan karena individu pada
dengan aspek hubungan yang bersifat masa tua sudah melewati masa untuk
positif sedangkan kesejahteraan pada melakukan perubahan dalam
hidupnya, sehingga mereka

46
cenderung mengevaluasi hidupnya pendidikan tinggi akan memberikan
dengan lebih positif dibandingkan respon yang lebih rasional dan lebih
saat mudanya. berpotensi daripada mereka yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan berpendidikan rendah atau sedang.
pendapat Moons, Marquet, Budst dan Hasil penelitian ini berbanding
de Geest (2004 dalam Nofitri 2009) terbalik dengan penelitian Moons,
yang mengatakan bahwa usia salah Marquet, Budst dan de Geest (2004
satu faktor yang mempengaruhi dalam Nofitri 2009) yang mengatakan
kualitas hidup. bahwa tingkat pendidikan adalah
3. Hubungan antara pendidikan dengan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup kualitas hidup. Akan tetapi hasil
Berdasarkan hasil penelitian penelitian ini sejalan dengan
tentang hubungan antara pendidikan penelitian Fahrun (2009) yang
dengan kualitas hidup lansia di mengatakan tidak adanya pengaruh
Kelurahan Mugarsari Kecamatan tingkat pendidikan terhadap kualitas
Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun hidup lansia, karena pendidikan pada
2014, menunjukan bahwa tidak ada dasarnya tidak hanya diperoleh dari
hubungan antara faktor pendidikan bangku sekolah (formal) tetapi juga di
dengan kualitas hidup lansia. lingkungan keluarga, masyarakat, dan
Hasil analisis yang peneliti dari media lainnya seperti majalah,
dapatkan bahwa mayoritas lansia berita, dll.
adalah berpendidikan rendah. Peneliti 4. Hubungan antara status perkawinan
berasumsi, hal ini dikarenakan pada dengan kualitas hidup
waktu mereka saat usia sekolah, Berdasarkan hasil penelitian
mereka hidup dalam jaman perang tentang hubungan antara status
atau penjajahan dan besar perkawinan dengan kualitas hidup
kemungkinan hanya sedikit dari lansia di Kelurahan Mugarsari
mereka harus ikut perang, selain itu Kecamatan Tamansari Kota
juga sarana pendidikan sangat Tasikmalaya Tahun 2014,
terbatas dibandingkan sekarang. menunjukan bahwa ada hubungan
Padahal tingkat pendidikan sangat antara faktor status perkawinan
berpengaruh pada perubahan sikap dengan kualitas hidup lansia.
dan prilaku hidup sehat. Bila Hasil analisis yang peneliti
seseorang berpendidikan tinggi dapatkan menunjukan bahwa lansia
kemungkinan untuk memahami arti yang ditinggalkan pasangannya
kesehatan dan pemanfaatan fasilitas kebanyakan tidak menikah lagi.
kesehatan semakin baik. Peneliti berasumsi, hal ini
Menurut Kemenkes RI (2013), dikarenakan mereka menganggap
rendahnya tingkat pendidikan lansia mampu mengatasi kondisi setelah
dan banyaknya lansia akan dapat ditinggalkan pasangannya,
mempengaruhi aksebilitas lansia ke kebanyakan hal ini terjadi pada lansia
fasilitas kesehatan. Hal ini juga perempuan. Karena pada lansia laki-
sejalan dengan pendapat Notoatmodjo laki, mereka cenderung
(2010) yang mengatakan tingkat mengharapkan bantuan dari istri,
pendidikan seseorang berpengruh sementara perempuan biasanya lebih
dalam memberikan respon terhadap bisa mengabaikan kerjasama dengan
sesuatu yang datang dari luar. suaminya. Kemudian laki-laki
Seseorang yang mempunyai tingkat cenderung menikah kembali setelah

47
bercerai atau istrinya meninggal, menghidupi keluarga, anak, dan cucu
karena mereka kurang berpengalaman yang masih tinggal dengan lansia,
dalam urusan rumah tangga. karena anaknya pun berada dalam
Hasil penelitian empiris di serba kekurangan.
Amerika secara umum menunjukan Menurut Bandiyah (2009), bahwa
bahwa individu yang menikah pada lansia terjadi perubahan-
memiliki kualitas hidup yang lebih perubahan, diantaranya perubahan
tinggi daripada individu yang tidak fisik, tidak hanya itu saja pada lansia
menikah ataupun bercerai. Demikian juga muncul masalah-masalah
juga dengan penelitian Wahl, kesehatan seperti nyeri pinggang,
Rustoen, Hanestad, Lerdal & Moum keluhan pusing-pusing, mudah lelah,
(2004 dalam Nofitri 2009) yang dan nyeri pada sendi pinggul.
mengemukakan bahwa baik pada pria Sehingga dari hal tersebut
maupun wanita, individu dengan menyebabkan lansia tidak bekerja.
status menikah memiliki kualitas Menurut Moons, Marquet, Budst dan
hidup yang lebih tinggi. de Geest (2004 dalam Nofitri 2009)
Hasil penelitian ini juga sejalan mengemukakan bahwa terdapat
dengan penelitian Moons, Marquet, perbedaan kualitas hidup antara
Budst dan de Geest (2004 dalam penduduk yang tidak bekerja (sedang
Nofitri 2009) yang mengatakan mencari pekerjaan) dan penduduk
bahwa terdapat perbedaan kualitas yang tidak mampu bekerja (memiliki
hidup antara individu yang menikah, disability tertentu).
individu bercerai, dan individu yang Hasil penelitian ini sejalan dengan
tidak menikah. pendapat Wahl, Rustoen, Hanestad,
5. Hubungan antara pekerjaan dengan Lerdal & Moum (2004 dalam Nofitri)
kualitas hidup yang mengatakan bahwa status
Berdasarkan hasil penelitian pekerjaan berhubungan dengan
tentang hubungan antara pekerjaan kualitas hidup baik pada pria maupun
dengan kualitas hidup lansia di wanita.
Kelurahan Mugarsari Kecamatan 6. Hubungan antara penghasilan dengan
Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun kualitas hidup
2014, menunjukan bahwa ada Berdasarkan hasil penelitian
hubungan antara faktor pekerjaan hubungan antara penghasilan dengan
dengan kualitas hidup lansia. kualitas hidup lansia di Kelurahan
Hasil analisis yang peneliti Mugarsari Kecamatan Tamansari
dapatkan menunjukan bahwa lansia Kota Tasikmalaya Tahun 2014,
lebih banyak sudah tidak bekerja. menunjukan bahwa ada hubungan
Peneliti berasumsi, hal ini antara faktor penghasilan dengan
dikarenakan umumnya ditunjang kualitas hidup lansia.
dengan kondisi kesehatan yang tidak Hasil penelitian yang peneliti
memungkinkan mereka untuk dapatkan bahwa banyak lansia yang
bekerja. Namun, tidak sedikit juga berpenghasilan rendah. Peneliti
lansia masih bekerja. Hal itu berasumsi, hal itu dikarenakan
dikarenakan banyak alasan antara lain kebanyakan lansia sudah tidak lagi
secara fisik dan mental masih mampu bekerja, kemudian dikarenakan oleh
dan kuat bekerja, dan alasan pendidikan yang rendah sehingga
terbanyak yaitu karena desakan lansia tidak mendapat pekerjaan yang
ekonomi, yang mana untuk tinggi, padahal dengan pekerjaan

48
yang tinggi, lansia dapat mempunyai Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia Dan
penghasilan yang tinggi sehingga bisa Keperawatan Gerontik.
menabung untuk masa tuanya. Tidak Yogjakarta: Mulia Medika.
hanya itu saja pada lansia juga terjadi Barua, A., Mangesh, R., Kumas Harsha,
beberapa perubahan seperti H.N. (2005). Assessment of the
kemunduran fisik, kognitif, pekerjaan domains of quality of life in the
dan tempat tinggal. Kemunduran fisik geriatric population. Indian
menyebabakan aktivitas untuk Journal Of Psychiatry, 47 (3),
bekerja juga menurun, sehingga 157-159.
semakin banyak lansia tidak Chairani, N. (2013). Kualitas Hidup
potensial. Wanita Lansia Di Kelurahan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Pabatu Kecamatan Padang Hulu
pendapat Baxter, et al 1998; Dalkey Tebing Tinggi.
(2002 dalam Nofitri 2009) yang http://repository.usu.ac.id/bitstre
mengatakan bahwa adanya pengaruh am/123456789/39155, diperoleh
dari faktor demografi berupa 10 Maret 2014.
penghasilan dengan kualitas hidup Fajar, I., DTN, I., Pujirahaju, A., Amin, I.,
yang dihayati secara subjektif. Sunindya, B.R., Aswin, A.A., et
al. (2009). Statistika Untuk
Simpulan dan Saran Praktisi Kesehatan. Yogyakarta:
Berdasarkan hasil penelitian yang Graha Ilmu.
telah dilakukan, maka dapat diambil Fatimah. (2010). Merawat Manusia
kesimpulan bahwa faktor-faktor yang Lanjut Usia Suatu Pendekatan
berhubungan dengan kualitas hidup lansia Proses Keperawatan Gerontik.
di Kelurahan Mugarsari Kecamatan Jakarta: Trans Info Media.
Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun 2014 Ginting, J.S. (2013). Kualitas Hidup
adalah jenis kelamin, usia, status Lansia Di Kecamatan
perkwinan, pekerjaan dan penghasilan. Mardingding Kabupaten Karo.
Diharapkan bisa melakukan penyuluhan http://repository.usu.ac.id/handle
mengenai pemanfaatan sarana kesehatan, /123456789/39176, diperoleh 23
memberikan asuhan keperawatan yang Maret 2014.
komprehensif pada lansia, dan juga Hidayat, A.A.A. (2007). Metode
diharapkan ada pengembangan penelitian Penelitian Kebidanan Teknik
selanjutnya dan tindak lanjutnya terhadap Analisa Data. Jakarta: Salemba
lanjut usia. Medika.
Ilmuparamedis (2013). Hubungan Tingkat
Daftar Pustaka Pengetahuan Lansia Tentang
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Posyandu Lansia dengan
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Perilaku Mengunjungi Pasyandu
Revisi Cetakan Keempatbelas. Lansia di Posyandu Blok II
Jakarta: PT Rineka Cipta. Puskesmas Depok II Sleman
Azizah, L.M. (2011). Keperawatan Lanjut Yogyakarta.
Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. http://ilmuparamedis.wordpress.c
Badan Pusat Statistik Kota Tasikmalaya, om, diperoleh 3 Juli 2014).
(2013, Kementrian Kesehatan RI, (2013).
http://tasikmalayakota.bps.go.id, Gambaran Kesehatan Lanjut
diperoleh 25 Maret 2014). Usia Di Indonesia,
(http://www.depkes.go.id/downlo

49
ads/Buletin%20Lansia.pdf, Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
diperoleh 25 Maret 2014). Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Maryam, R.S., Ekasari, M.F., Rodisawati, Bandung: Alfabeta.
Jubaedi, A., Batubara, I. (2008). Tamher, S., & Noorkasiani. (2009).
Mengenal Usia Lanjut Kesehatan Usia Lanjut Dengan
Perawatannya. Jakarta: Salemba Pendekatan Asuhan
Medika. Keperawatan. Jakarta: Salemba
Maryam, R.S., Ekasari, M.F., Rosidawati, Medika.
Hartini, T., Suryati, E.S., The World Health Organization Quality
Noorkasiani. (2010). Buku Saku Of Life (WHOQOL)-BREF,
Asuhan Keperawatan Pada (2004,
Lansia. Jakarta: Trans Info http://www.who.imt/substance_a
Media. buse/research_tools/en/indonesia
Nofitri. (2009). Gambaran Kualitas Hidup n_whoqol.pdf, diperoleh 19
Pada Penduduk Dewasa Di Maret 2014).
Jakarta. http://xa.yimg.com, Wahyunita, V.D., & Fitrah. (2010).
diperoleh 4 April 2014). Memahami Kesehatan Pada
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Lansia. Jakarta: Trans Info
Penelitian Kesehatan. Edisi Media.
Revisi Cetakan Pertama. Jakarta: WHOQOL-Bref Australian Version,
PT Rineka Cipta. (2000,
Riwidikdo, H. (2008). Statisktik http://www.maa.nsw.gov.au,
Kesehatan. Cetakan Kelima. diperoleh 5 Mei 2014).
Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

50

Anda mungkin juga menyukai