OLEH :
IFVADATUL DEVIANY
NIM. 2030048
Serta perbaikan-perbaikan sepenuhnya, maka kami menganggap dan dapat menyetujui bahwa
Laporan pendahuluan ini dinyatakan layak.
Mahasiswa :
Ifvadatul DeviAny
NIM. 2030048
Mengetahui,
CI Institusi CI Lahan
TINJAUAN PUSTAKA
MIOMA UTERI + DM
1.1 Definisi
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang
berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut fibromioma uteri,
leimioma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini merupakan neoplasma jinak yang
sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama wanita sesudah produktif
(menopouse). Mioma uteri jarang ditemukan pada wanita usia produktif tetapi
kerusakan reproduksi dapat berdampak karena mioma uteri pada usia produktif berupa
infertilitas, abortus spontan, persalinan prematur dan malpresentasi (Aspiani, 2017)
Diabetes melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah(hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015). Diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit atau gangguan metabolik dengan karakteristik
hipeglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi urin, kerja insulin, atau kedua –
duanya (ADA,2017)
1.2 Etiologi
Mioma Uteri
Ada beberapa faktor yang diduga kuat merupakan faktor predisposisi terjadinya
mioma uteri
1. Umur
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar 40-
50% pda wanita usia diatas 4 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum
menarche (sebelum mendapatkan haid)
2. Hormon Endogen (endogenous hormonal)
Konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi daripada jaringan
miometrium normal
3. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan dengan tingkat pertama dengan penderita mioma
uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma dibandingkan
dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri
4. Makanan
Makanan dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat) dan
daging babi meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan
insiden menurunkan mioma uteri
5. Kehamilan
6. Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar estrogen
dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus. Hal ini mempercepat
pembesaran mioma uteri. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin
berhubungan dengan respon dan faktor pertumbuhhan lain. Terdapat bukti
peningkatan produksi reseptor progesteron, dan faktor pertumbuhan epidermal
7. Paristas
Mioma uteri lebih sering terjadi pada wanita multipara dibandingkan dengan
wanita yang mempunyai riwayat melahirkan 1 kali atau 2 kali
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teoi yang
berpendapat :
a. Teori Stimulasi
Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa :
1. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
2. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
3. Mioma uteri biasanya mengalamiatrofi sesudah menopause
4. Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan mioma
uteri
b. Teori Cellnest atau Genitoblas
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat
pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen
Diabetes Mellitus
Menurut PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
2. Gejala klinis lain yang dapat timbul pada mioma uteri adalah sebagai
berikut
a. Perdarahan abnormal merupakan gejala klinik yang sering
ditemukan (30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan berupa
menoragia, metroragia, dan hipermenorhe. Perdarahan dapat
menyebabkan anemia defisiensi Fe. Perdarahan abnormal ini
dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya areah permukaan dari
endometrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim,
distorsi, dan kongesti dari pembuluh darah disekitarnya dan
ulserasi dari lapisan endometrium.
b. Penekanan rahim yang membesar.
c. Terasa berat di abdomen bagian bawah.
d. Terjadi gejalah traktus urinarius: urine freqency, retensi urine,
obstruksi ureter, dan hidronefrosis.
e. Terjadi gejalah intestinal: kontipasi dan obstruksi intestinal.
f. Terasa nyeri karena saraf tertekan.
No Pemeriksaan Normal
3. >200 mg/dl
d. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang
sesuai dengan jenis kuman.
e. Pemeriksaan dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi untuk
diabetes mellitus yaitu
1) Kelompok usia dewasa tua (>40 tahun)
2) Kegemukan
3) Tekanan darah tinggi
4) Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi >4000 gr
5) Riwayat keluarga diabetes mellitus
6) Riwayat diabetes melitus pada kehamilan
7) Displipidemia
1.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Mioma Uteri
a. Medis
1) Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan
terapi hanya diobservasi tiap 3 – 6 bulan untuk menilai
pembesarannya.
2) Radioterapi
Tindakan ini bertujuan agar ovarium tidak berfungsi lagi sehingga
penderita mengalami menopause radioterapi ini umumnya hanya
dikerjakan kalau terdapat kontrak indikasi untuk tindakan operatif
akhir-akhir ini kontrak indikasi tersebut makin berkurang.
Radioterapi hendaknya hanya dikerjakan apabila tidak ada
keganasan pada uterus. Hanya dilakukan pada pasien yang tidak
dapat dioperasi (bad-risk patient), tidak disertai radang pelvis atau
penekanan pada rektum, tidak dilakukan pada wanita muda, sebab
dapat menyebabkan menopause. Maksud dari radioterapi adalah
untuk menghentikan perdarahan.
3) Pemberian GnRH agonis selama 6 minggu.
Pemberian GnRH dapat mengurangi besarnya ukuran mioma
4) Miomektomi dengan atau tanpa histerektomi bila uterus melebihi
seperti kehamilan 12 – 14 minggu. Miomektomi adalah
pengambilan mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Apabila
wanita sudah dilakukan miomektomi kemungkinan dapat hamil
sekitar 30-50%
5) Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak mengizinkan anak lagi dan pada
penderita yang memiliki leiomioma yang sudah bergejala.
b. Non Medis
1) Pemberian pendidikan kesehatan mengenai penyakit: definisi,
tanda gejala penyakit, penatalaksanaan yang akan diberikan,
dampak jika tidak diberikan tindakan medis yang akan diberikan,
dan dampak dari tindakan medis yang akan diberikan
2) Pemberian motivasi untuk mengontrol kecemasan pasien
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1.1 Anamnesa
a. Identitas : Nama, usia, alamat, pekerjaan, pendidikan, agama, dll
b. Keluhan utama : mengkaji adanya menstruasi yang tidak lancar dan adanya
perdarahan pervagina berulang
c. Riwayat Kesehatan Sekarang : keluhan yang dirasakan klien sampai klien di RS
atau saat pengkajian dilakukan seperti perdarahan pervagina di luar siklus hid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : mengkaji apakah klien pernah menderita
penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan penyakit lain
e. Riwayat Kesehatan Keluarga : mengidentifikasi apakah ada anggota keluarga
lain yang pernah menderita penyakit seperti ini. Dapat dikaji mengenai penyakit
keturunan dan penyakit menular dalam keluarga
f. Riwayat Pembedahan : mengkaji danya pembedahan yang pernah dilakukan
klien, jenis pembedahannya, kapan, dimana, dan oleh siapa pembedahan
dilakukan
g. Riwayat Kesehatan Reproduksi : mengkaji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darahnya, baunya, warnanya, dan adanya
dismenorrhoe (waktu dan gejala)
h. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas : mengkaji keadaan dan kesehatan
anak klien mulai dari kandungan sampai saat sekarang
i. Riwayat Seksual : mengkaji aktivitas seksual klien, apakah menggunakan
kontrasepsi dan jenis kontrasepsinya serta keluhan yatng muncul dengan
pemasangan kontrasepsi
j. Riwayat Konsumsi Obat : mengkaji pemakaian obat-obatan oleh klien seperti
obat kontrasepsi oral, obat digitalis, dan obt lainnya
k. Pola aktivitas : mengkaji nutrisi, cairan, elektrolit, eliminasi, pola istirahat dan
hygiene
3. Diagnosa Prioritas
a. Ansietas
b. Nyeri Kronik
c. Ketidakseimbangan Kadar Gula Darah
4. Intervensi Keperawatan
Edukasi
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
1. Jelaskan prosedur, termasuk 6. Berikan edukasi tentang
sensasi yang mungkin mengurangi rasa cemas
dialami
2. Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan,dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
4. Anjurkan mengungkapkan 7. Memberikan pengetahuan
perasaan dan persepsi klien sehingga mengerti
5. Latih kegiatan pengalihan tentang penyakitnya
untuk mengurangi 8. Memberikan ketenangan
ketegangan sehingga ansietas
6. Latih teknik relaksasi berkurang
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
SIKI I.09314
Hal. 387
2. Nyeri Kronis b.d Infiltrasi Setelah dilakukan intervensi Observasi
Tumor 1. Identifikasi lokasi, 1. Mengetahui tingkat nyeri
keperawatan selama 3x4jam
karakteristik, durasi, yang dirasakan sehingga
SDKI D.0078 maka Tingkat Nyeri menurun frekuensi, kualitas, membantu menentukan
Hal. 174 intensitas nyeri intervensi yang tepat
dengan kriteria hasil :
2. Idenitifikasi skala nyeri 2. Posisi yang nyaman dapat
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respon nyeri menghindari penekanan
2. Meringis menurun non verbal pada area luka/nyeri
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
3. Sikap protektif menurun 4. Identifikasi faktor yang 3. Pemberian obat analgetik
4. Gelisah menurun memperberat dan dapat mengurangi reseptor
5. Kesulitan tidur menurun memperingan nyeri nyeri
6. Frekuensi nadi membaik 5. Monitor keberhasilan terapi 4. Ajarkan teknik relaksasi
komplementer yang sudah untuk mengurangi rasa
diberikan nyeri yang dirasakan
6. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dn tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan teknik
nonfarmakologis untuk
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
SIKI I.08238
Hal.201
3. Ketidakstabilan Kadar Setelah dilakukan intervensi Observasi
Glukosa Darah b.d 1. Identifikasi kemungkinan 1. Kaji tanda-tanda
keperawatan selama 3x4jam
Resistensi Insulin penyebab hiperlikemia hiperglikemia
maka Kestabilan Kadar 2. Identifikasi situasi yang 2. Pantau kadar insulin
SDKI D.0027 menyebabkan kebutuhan
Glukosa Darah Meningkat
Hal. 71 insulin meningkat (mis.
dengan kriteria hasil : Penyakit kambuhan)
3. Monitor kadar glukosa 3. Kaji kadar glukosa darah
1. Koordinasi meningkat
darah 4. Pantau intake dan output
2. Mengantuk menurun 4. Monitor intake dan output cairan
cairan
3. Pusing menurun
4. Lelah/lesu menurun Terapeutik
1. Konsultasikan dengan 5. Pantau tanda dan gejala
5. Keluhan lapar menurun
medis jika tanda dan gejala hiperglikemia
6. Kadar glukosa dalam darah hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
membaik
Edukasi
1. Anjurkan monitor kadar 6. Monitor kadar glukosa
glukosa darah secara darah secara mandiri
mandiri 7. Kaji pengetahuan dan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
2. Anjurkan kepatuhan pemahanan terhadap diet
terhadap diet dan olahraga dan olahraga
3. Ajarkan pengelolaan 8. Ajarkan penggunaan
diabetes (mis. Penggunaan insulin
insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
profesional kesehatan)
SIKI I.03115
Hal. 180
DAFTAR PUSTAKA
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi (Budi Anna
Keliat dkk, penerjemah). Jakarta: EGC
RSUP. Dr. M. Djamil.(2016). Laporan Catatan Rekam Medik (RM): Mioma Uteri