Hitunglah :
a. BOR (Bed Occupancy Rate) Rumah Sakit Tersebut
b. Length of Stay ( LOS) rata-rata lamanyan pasien dirawat
c. Bed Turn over rate (BTO) kekerapan pemakaian tempat tidur
d. Turn Over interval (TOI) rata-rata lamanya hari tempat tidur tidak dipakai
2. Suatu Rumah Sakit memiliki kapasitas 500 unit tempat tidur. Pada bulan
februari 2019 jumlah total hari rawatan hingga akhir februari 2019 mencapai
angka 7000.
Berapakah Bed Occupancy rate ( BOR) pada bulan januari 2019 ?
4. Suatu Rumah Sakit memiliki 600 unit tempat tidur.Hasil pengkajian bulan
Juni 2020, penghitungan selama 1 bulan, terdapat jumlah pasien keluar dalam
kondisi hidup sebanyak 3600 orang dan jumlah pasien yang meninggal 400
orang. Total hari rawatan pasien diruangan adalah 10.000 hari.
Berapakah Turn Over Interval ( TOI) rumah sakit pada bulan Juni 2020?
30 30
b. LOS : = =0,023
1243+42 1285
1243+42 1285
c. BTO : = =6,425
200 200
( 200× 30 )−365 6000−365 5635
d. TOI : = = =4,39
1243+42 1285 1285
14000 14000
3. AVLOS : = =7
1875+125 2000
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
pasien. Beberapa pengkajian yang dilakukan antara lain adalah:
a. Identitas pasien
Meliputi nama, usia, jenis kelamin, agama, alamat, bahasa yang
digunakan, suku, bangsa, bahasa yang digunakan, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, asuransi, golongan darah, tanggal MRS,
diagnosa medis dan nomor registrasi (Asikin & Nasir, 2016).
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat pengkajian.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit yang dialami pasien dari penjelasan sebelum
terjadinya keluhan utama sampai terjadi keluhan utama dan hingga
pada saat pengkajian Keluhan yang dirasakan pasien saat masuk di
UGD pertama kali.
d. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu adalah riwayat penyakit yang pernah di derita
oleh pasien dan berhubungan dengan penyakit yang sekarang ini.
e. Riwayat ksehatan keluarga
Hal ini mencakup riwayat penyakit keluarga, riwayat ekonomi
keluarga, riwayat sosial keluarga, sistem dukungan keluarga dan
pengambilan keputusan keluarga. Kaji apakah ada anggota keluarga
yang menderita DM, Hipertensi, Asma dan dengan siapa pasien tinggal
satu rumah dan jumlah anggota keluarga
f. Riwayat psikososial
Merupakan respon emosi pasien terhadap penyakit yang dideritanya
dan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-harinya baik dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat. Kemungkinan pada hasil pemeriksaan
psikososial yang dapat tampak pada sebuah klien yaitu : pada perasaan
depresi, dan frustasi, atau ansietas/kecemasan.
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan fisik dengan
menggunakan metode head to toe yaitu dari ujung rambut hingga
ujung kaki untuk menemukan tanda tanda klinis atau kelainan pada
suatu sistem. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan teknik
inspeksi, palpasi, auskutasi dan perkusi.
Pemeriksaan fisik meliputi:
1) Keadaan umum, yaitu keadaaan baik dan buruknya klien. Tanda-
tanda yang perlu dicatat adalah kesadaran klien:
a) Kesadaran pasien:
(1) Composmentis: berorientasi segera dengan orientasi
sempurna
(2) Apatis: terlihat mengantuk tetapi mudah dibangunkan dan
pemeriksaan penglihatan, pendengaran dan perabaan normal.
(3) Samnolen: dapat dibangunkan bila dirangsang dapat disuruh
dan menjawab pertanyaan, bila rangsangan berhenti
penderita tidur lagi.
(4) Sopor: dapat dibangunkan bila dirangsang dengan kasar dan
terus menerus
(5) Koma: tidak ada respon terhadap rangsangan
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital untuk mendapatkan data objektif
dari keadaan pasien, pemeriksaan ini meliputi tekanan darah,
suhu, respirasi, dan jumlah denyut nadi.
c) Keadaan umum dan tanda-tanda vital merupakan pemeriksaan
pertama dan utama dalam menentukan triase pasien. Pasien
COVID-19 umumnya memiliki temperatur ≥38°C.
2) Pemeriksaan head to toe
Pada pemeriksaan pertama di mulai dari kepala sampai leher
meliputi pemeriksaan bentuk kepala, penyebaran rambut, warn
arambut, struktur wajah, warna kulit, kelengkapan dan kesimetrisan
mata, kelopak mata, kornea mata, konjungtiva dan sklera, pupil dan
iris, ketajaman penglihatan, lapang pandang penglihatan, keadaan
lubang hidung, kesimetrisan septum nasal, ukuran telinga kanan dan
kiri, ketajaman pendengaran, keadaan bibir, keadaan gusi dan gigi,
keadaan lidah, keadaan platum dan orofaring, posisi trakea, apakah
ada tiroid, kelenjar limfe, apakah ada penonjolan vena jugularis, dan
cek denyut nadi karotis.
Pada pemeriksaan dada atau torak meliputi ispeksi (bentuk
payudara simetris atau tidak, apakah terlihat mempergunakan otot
bantu pernafasan dan lihat bagaimana pola nafas), palpasi (penilaian
vokal premitus), perkusi (melakukan perkusi di semua lapang paru),
auskultasi (penilaian suara nafas, ucapan suara). Melalui
pemeriksaan toraks, evaluasi dapat dilakukan untuk mengetahui
kondisi pasien COVID-19. Berikut ini merupakan tanda-tanda yang
dapat ditemukan pada pasien COVID-19 :
1) Tanda distress pernapasan berat
Stridor dan retraksi dinding dada merupakan tanda distres
pernapasan berat yang ditemukan pada pneumonia berat.
2) Perubahan suara paru
Studi mengenai suara paru pada COVID-19 sampai sekarang
masih sangat beragam dan terbatas. Terdapat kasus yang tidak
menunjukkan perubahan suara paru. Akan tetapi, beberapa
studi lain melaporkan adanya wheezing dan ronkhi basah
halus pada auskultasi paru pasien COVID-19.
3) Pada pemeriksaan tenggorokan, dapat ditemukan hiperemis
pada faring minimal. Selain itu, ruam-ruam samar juga dapat
terlihat pada beberapa kasus. Pemeriksaan generalisata pada
pasien COVID-19 juga dapat dilakukan untuk mengetahui
progresivitas penyakit.
Pada pemeriksaan kardiovaskuler meliputi inspeksi dan palpasi
melihat bagaimana bentuk dada, mengamati pulsasi dan ictus cordis,
dan palpasi menentukan batas-batas jantung untuk mengetahui
ukuran jangtung, auskultasi mendengarkan bunyi jantung, bunyi
jantung tambahan ada atau tidak. Cantumkan juga apakah pasien
menggunakan alat bantu pernapasan.
Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi (melihat bentuk
abdomen, ada atau tidak benjolan, ada atau tidak bayangan
pembuluh darah), auskultasi (bising usus dengan hasil yang normal
5-35x/menit), palpasi (teraba ada atau tidak massa, ada atau tidak
pembesaran limfe dan line serta ada atau tidak nyeri tekan) dan
perkusi (penilaian suara abdomen suara normalnya berupa timpani
dan jika abdomen terlihat membesar lakukan pemeriksaan shifting
dullnes).
Pemeriksaan genetalia dan perkemihan meliputi pemeriksaan
bagian-bagian genetalia apakah ada kelainan atau tidak, kebersihan
genetalia, kemempuan berkemih, intake dan output cairan serta
menghitung belance cairan.
Pemeriksaan muskuloskeletal meliputi pemeriksaan kekuatan
otot, kelainan pada tulang belakang, dan kelainan pada ekstremitas.
Pemeriksaan integumen meliputi kebersihan kulit, warna kulit,
kelembaban, turgor kulit, apakah ada lesi dan apakah ada penyekit
kulit serta berapa hasil penilaian resiko dekubitus.
Sistem persyafan meliputi pemeriksaan glasgow coma scale
and score (GCS) cantumkan hasil pemeriksaan hasil eye, verbal, dan
best motor, pemeriksaan ingatan memory, cara berkomunikasi,
kognitif, orientasi (tempat,waktu,orang), saraf sensori (nyeri tusuk,
suhu, dan sentuhan), pemeriksaan syaraf otak (NI-NXII), fungsi
motorik dan sensorik, serta pemeriksaan refleks fisiologis.
3) Diagnosis
dikenal juga istilah orang tanpa gejala (OTG), yaitu orang yang tidak
memiliki gejala tetapi memiliki risiko tertular atau ada kontak erat dengan
pasien COVID-19.
Kontak erat didefinisikan sebagai individu dengan kontak langsung
secara fisik tanpa alat proteksi, berada dalam satu lingkungan (misalnya
atau konfirmasi (kontak erat risiko tinggi). Kontak yang dimaksud terjadi
dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari setelah kasus
timbul gejala.
rumah sakit, jenis kelamin laki-laki, usia, dan rasion neutrofil limfosit
pasien COVID-19.
4) Terapi
Biarpun belum ada obat yang terbukti meyakinkan efektif melalui uji
sebagai berikut:
RBV 500 mg, 2-3 kali 500 mg/hari intravena dan dikombinasikan
2. Gejala ringan, berusia >70 tahun dengan faktor risiko dan bergejala
klinis.
HCQ 200 mg, 2 kali perhari. Obat selama 5-20 hari, berdasarkan
30 kg. Dapat diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak 8 jam bila dengan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Hipersekresi
jalan napas (kategori: Fisiologis, Subkategori: Respiratori. D.0001
hal 18)
b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (kategori:
lingkungan, Subkategori: Keamanan dan Proteksi. D.0130 hal 284)
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
(kategori: fisiologis, Subkategori: Respiratori. D.0005 hal 26)
d. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian (Kategori:
Psikologis, Subkategori: Integritas Ego. D.0080 hal 180
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria
Intervensi Keperawatan Rasional
. Keperawatan Hasil
1. Bersihan Jalan Nafas setelah dilakukan intervensi Manajemen jalan napas Manajemen jalan napas
Tidak Efektif keperawatan selama ….x24 Tindakan Tindakan
berhubungan dengan jam maka bersihan jalan Observasi : Observasi :
Hipersekresi jalan nafas meningkat dengan 1. Monitor pola napas (frekuensi, 1. Untuk mengetahui
napas (kategori: kriteria hasil: kedalaman, usaha napas) frekuensidan kedalaman usaha
Fisiologis, Luaran Utama: Bersihan 2. Monitor bunyi napas tambahan napas
Subkategori: jalan nafas 3. Monitor sputum 2. Untuk mengetahui adanya
Respiratori. D.0001 1. Batuk efektif Terapeutik: suara napas tambahan
hal 18) meningkat 1. Pertahankan kepatenan jalan 3. Untuk mengetahui keadaan
2. Produk sputum napas dengan head-tilt dan chin- sputum
menurun lift Terapeutik:
2. Posisikan semi-fowler
3. Mengi;wheezing;ron 1. Untuk mempertahankan
3. Berikan minum hangat
khi menurun Edukasi : kepatenan jalan napas
1. Ajarkan teknik batuk efektif 2. Untuk mempertahankan
kepatenan jalan napas
3. Membantu mengencerkan
dahak
Edukasi :
1. Untuk mengurangi
penumpukan secret
Edukasi :
Terapeutik :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
1. Mengetahui perkembangan pasien
pemantauan
2. Posisi semi-fowler dapat
memberikan kesempatan pada
proses ekspensi paru
3. Meningkatkan pengiriman oksigen
ke paru
Edukasi :
1. Pasien paham tujuan dari
pemantauan
4. Ansietas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas Reduksi ansietas
(Kategori: keperawatan .....x24 jam Observasi Observasi :
Psikologis, diharapkan tingkat ansietas 1. Identifikasi saat tingkat ansietas 1. Agar mengetahui tingkat
Subkategori: menurun. berubah kecemasan pasien
Integritas Ego. 2. Monitor tanda-tanda ansietas 2. Agar tidak terjadi kecemasan
D.0080 hal 180) Kriteria hasil : berlebih
1. Verbalisasi Terapeutik
kebingungan 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk Terapeutik :
menurun menumbuhkan kepercayaan 1. Agar cemas dapat berkurang
2. Verbalisasi khawatir 2. Pahami situasi yang membuat 2. Menciptakan situasi yang
akibat kondisi yang ansietas dengarkan dengan penuh nyaman
dihadapi menurun perhatian 3. Agar pasien lebih terbuka
3. Perilaku gelisah 3. Gunakan pendekatan yang tenang dengan perawat
menurun dan meyakinkan 4. Menumbuhkan semangat pada
4. Perilaku tegang 4. Motivasi mengidentifikasi situasi pasien
menurun yang memicu kecemasan
Edukasi :
1. Agar pasien mengetahui tata
cara dan kontraindikasi yang
Edukasi mungkin muncul
1. Jelaskan prosedur, termasuk 2. Agar pasien memahami
sensasi yang mungkin dialami prognosisnya
2. Informasikan secara factual 3. Mengalihkan kecemasan
mengenai diagnosis, pengobatan, 4. Agar pasien lebih rileks
dan prognosis libatkan keluarga
3. Latih kegiatan pengalihan
4. Latih teknik relaksasi
4. Implementasi
Pelaksanaan rencana keperawatan kegiatan atau tindakan yang
diberikan kepada pasien sesuai dengan rencana keperawatan yang telah
ditetapkan, tetapi menutup kemungkinan akan menyimpang dari rencana
yang ditetapkan tergantung pada situasi dan kondisi pasien.
5. Evaluasi
Dilaksanakan suatu penilaian terhadap asuhan keperawatan yang telah
diberikan atau dilaksanakan dengan berpegang teguh pada tujuan yang
ingin dicapai. Pada bagian ini ditentukan apakah perencanaan sudah
tercapai atau belum, dapat juga tercapai sebagaian atau timbul masalah
baru
DAFTAR PUSTAKA