3B STRUKTUR ORGANISASI
DALAM KEGIATAN MANAJEMEN
Kompetensi
Selesai mempelajari bagian ini diharapkan peserta didik mampu :
1) Menyebutkan macam-macam Tipe organisasi
2) Membuat contoh tipe organisasi Lini
3) Membuat contoh tipe organisasi Lini staf
4) Membuat contoh tipe organisasi fungsional
5) Membuat contoh tipe organisasi matriks
6) Membuat contoh tipe panitia
7) Menjelaskan Perancangan struktur organisasi
8) Menjelaskan prinsip-prinsip pengoragnisasian
9) Membuat beberapa contoh struktur dalam rumah sakit
B. Tipe organisasi
Secara umum ada Lima tipe organisasi yang akan dibahas pada sub bab ini antara lain adalah
organisasi lini, organisasi lini dan staf, organisasi fungsional, organisasi matriks, organisasi Panitia.
1. Organisasi Lini
Seperti telah dimaklumi tipe organisasi lini merupakan salah satu bentuk organisasi yang
tertua tetapi untuk organisasi tertentu masih digunakan hingga sekarang ini.
Ciri-cirinya, antara lain:
a. organisasi berukuran kecil;
b. struktur organisasi sederhana;
c. jumlah karyawan yang diperlukan sedikit;
d. pemilik biasanya menjadi manajer tertinggi dalam organisasi;
e. tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu rumit;
f. hubungan kerja antara pimpinan dan para bawahannya pada umumnya masih bersifat langsung;
g. tingkat spesialisasi pengetahuan dan keterampilan para tenaga pelaksana masih rendah;
h. semua anggota organisasi masih kenal satu sama lain secara pribadi; '
i. alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai kegiatan masih sederhana dan jumlahnya
pun tidak banyak;
j. produksi yang dihasilkan, baik dalam bentuk barang maupun jasa belum beraneka ragam'
Tipe organisasi lini cocok dan tepat digunakan oleh suatu organisasi kecil dan dikatakan tepat,
antara lain karena hal-hal berikut :
a. Proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan cepat
Permasalahan yang dihadapi oleh organisasi lini biasanya tidak terlalu rumit dan jika pimpinan
organisasi menggunakan pendekatan yang partisipatif dengan mengikutsertakan para bawahannya
dalam proses pengambilan keputusan, bisa dilakukan dengan mudah karena Jumlah orang yang
perlu diikutsertakan pun sedikit sehingga tidak terlalu sukar mencapai kesepakatan tentang cara
terbaik untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
b. Berkat situasi yang para anggota organisasi masih saling mengenal relatif mudah untuk
menumbuhkan dan mengembangkan solidaritas di kalangan mereka yang pada gilirannya
menumbuhkan iklim keserasian dalam interaksi antara seseorang dengan orang lain.
c. Disiplin kerja biasanya tinggi sebab jika ada anggota organisasi yang menunjukkan disiplin yang
rendah para anggota organisasi yang lain segera campur tangan. Campur tangan itu biasanya
diterima oleh yang bersangkutan dengan ikhlas karena dilakukan dengan semangat kekeluargaan.
d. Produktivitas kerja biasanya tinggi sebab segala sesuatu dikerjakan dengan semangat kebersamaan
yang berarti bahwa jika ada satu tugas yang sesungguhnya diserahkan kepada seseorang tetapi
belum diselesaikannya, para anggota organisasi lainnya biasanya segera turun tangan memberikan
bantuan yang diperlukannya.
e. Tingkat kepuasan kerja para anggota organisasi biasanya tinggi sebab suasana kerja yang
menyenangkan.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan tipe lini, tetap ada tempat bagi tipe organisasi tersebut
dalam dunia modern sekarang ini dan tetap dapat efektif asal langkah-langkah penyesuaian terhadap
tuntutan zaman diperhatikan. Misalnya, dalam satu usaha keluarga yang kecil dan menghasilKan
barang yang proses pembuatannya sederhana, tipe ini cocok untuk digunakan. Hanya saja dalam
proses produksi yang paling sederhanapun tingkat kecanggihan tertentu perlu diperhatikan karena
hanya dengan demikianlah usaha keluarga itu mampu menghasilkan barang yang dibutuhkan oleh para
pelanggannya dalam jumlah yang sedemikian besar dan tingkat mutu yang semakin tinggi.
pimpinan
Pimpinan
staf staf
Direktur utama
Kelemahan utama dari organisasi matriks terlihat pada otonomi yang mau tidak mau harus diberikan
pada para pelaksana tugas pokok, bukan hanya karena tingkat spesialisasi yang dimiliki, tetapi juga
karena hakikat pelaksanaan tugas berbagai satuan kerja dalam organisasi seperti misalnya satu
fakultas di lingkungan satu universitas yang memerlukan otonomi besar.
organisasi tipe panitia memiliki berbagai ciri, antara lain sebagai berikut.
a. Keberadaannya berupa penugasan kepada sekelompok orang yang dipandang mampu
menyelesaikan tugas-tugas tambahan tertentu di samping tugas fungsional yang sudah menjadi
tanggung jawab utama masing-masing.
b. Merupakan satuan kerja yang bersifat ekstra struktural dengan wewenang yang sangat terbatas.
c. Keanggotaan didasarkan pada kemampuan dan keahlian para anggota yang diperkirakan akan
mampu membagi waktunya antara melakukan tugas fungsionalnya dan tugas tambahan yang
dipercayakan kepadanya.
d. Karena sifatnya yang sementara, hubungan antara sesama anggota biasanya informal.
e. Produktivitas kerja panitia tinggi, bukan saja karena kejelasan acuan tugas, tetapi juga karena
menyangkut reputasi profesional yang bersangkutan disamping tekanan kuat dari faktor waktu.
Di samping kelebihan-kelebihan tersebut, organisasi tipe panitia pun tidak bebas dari berbagai
kelemahan berikut :
a. Timbulnya biaya tambahan bagi organisasi seperti dalam bentuk honorarium para anggota.
b. Proses pengambilan keputusan biasanya berjalan lambat karena dasar bekerja dan bertindak satu
panitia biasanya adalah kolektivitas.
c. Dalam hal timbulnya kemacetan, sukar meletakkan tanggung jawab di atas pundak seseorang
karena penyelesaian tugas itu merupakan tanggung jawab bersama.
d. Para anggota organisasi panitia sering dihadapkan kepada keharusan menerima perintah dari
berbagai sumber, yaitu semua pihak yang merasa berkepentingan dalam penyelesaian tugas khusus
tersebut.
e. Daya kreasi para anggota kurang berkembang karena diketahui bahwa penilaian terhadap
kemampuannya terutama tidak ditentukan oleh keberhasilannya sebagai anggota panitia, tetapi
sebagai penyelenggara tugas pokoknya yang sudah ditetapkan secara melembaga.
Harus diakui bahwa betapapun telitinya pimpinan organisasi melakukan analisis terhadap
penstrukturan berbagai tugas yang harus diselenggarakan, dan betapapun cermatnya penelitian
dilakukan tentang wujud masa depan yang akan dihadapi oleh organisasi, selalu timbul tugas-tugas
khusus tertentu yang tidak dapat diperhitungkan atau diduga sebelumnya. Karena itu tetap ada
tempat untuk menggunakan tipe organisasi ini sebagai pelaksana tugas tertentu yang sifatnya
sementara.
Akan tetapi apabila pimpinan organisasi memutuskan membentuk panitia untuk menyelesaikan
tugas-tugas tertentu, kiranya penting untuk selalu mengingat kesementaraan panitia itu artinya, jika
tugas yang bersifat sementara itu telah selesai, panitia pelaksananya pun harus segera dibubarkan,
sebab apabila tidak, organisasi akan terus memikul berbagai jenis tambahan beban biaya yang
sesungguhnya tidak perlu. Sebaliknya, apabila ternyata tugas-tugas yang tampaknya sementara itu
akan sering timbul di masa depan, sebaiknya ia dilembagakan dan dimasukkan ke salah satu satuan
kerja yang sudah terdapat dalam organisasi. Bahkan apabila perlu menambah satuan kerja baru tanpa
mengubah pola dasar organisasi.
Pembahasan tentang fungsi pengorganisasian di atas menunjukkan hal-hal berikut :
1. Berbagai kegiatan yang harus diselenggarakan oleh organisasi perlu ditampung dalam wadah
tertentu yang dikenal dengan istilah struktur organisasi.
2. Organisasi hanyalah alat untuk pencapaian tujuan dan karena itu betapapun pentingnya
penstrukuran kegiatan, pengelompokan tenaga kerja, penyediaan sarana dan prasarana kerja,
pengorganisasian, hanyalah salah satu upaya untuk memperlancar kegiatan pencapaian tujuan.
3. Kemampuan memilih tipe organisasi yang tepat merupakan pencerminan dari kemampuan
manajerial orang-orang yang mendapat kepercayaan men)rusun organisasi yang sesuai.
4. Organisasi lebih dari sekadarpenggambaran pembagian tugas dan wewenang orang-orang seperti
tergambar pada organogram karena ia merupakan arena terjadinya interalisi antara para
anggotanya.
5. Dalam satu organisasi yang baik, orang-orang yang menunjukkan sikap, tindak tanduk, dan perilaku
yang negatif dapat segera diidentifikasikan untuk kemudian diperbaiki, dibina dan diarahkan.
Sebaliknya, dalam organisasi yang susunannya tidak tepat dan tipenya dirasakan tidak sesuai, sikap,
tindak tanduk, dan perilaku positif pun dapat berubah menjadi negatif. Oleh karena itu, perhatian
utama dalam pengorganisasian tetap/rarus diberikan kepada unsur manusia yang menggunakan
qrganisasi tersebut.
2. Departementalisasi
Setelah pekerjaan dibagi melalui spesialisasi kerja, selanjutnya dilakukan pengelompokan
pekerjaan, sehingga tugas yang sama dapat dikoordinasikan dengan baik dan ini disebut sebagai
departementalisasi. Salah satu cara untuk mengelompokan kegiatan adalah menurut fungsi yang
dijalankan yang kita sebut sebagai departementalisasi fungsional. Departementalisasi fungsional
akan meningkatkan tanggung jawab atas kinerja produk. Departementalisasi sebagai landasan
yang digunakan untuk mengelompokan tugas-tugas dan pekerjaan dalam rangka mencapai sasaran
organisasi. Setiap organisasi akan memiliki cara khasnya sendiri dalam mengklasifikasikan dan
menggolongkan kegiatan kerja. Secara histories salah satu cara yang paling popular untuk
menggolongkan kegiatan kerja, adalah menurut fungsi yang dilakukan (departemen fungsional).
Kegiatan kerja dapat pula didepartementalisasikan menurut jenis produk yang dihasilkan oleh
organisasi tersebut (departementalisasi produk), gambar Departementalisasi Produk.
Kelompok jabatan
fungsional Seksi Seksi Sub bag Sub bag Sub bag
pelayanan asuhan Tata usaha perencanaan Penyusunan
medis keperawatan anggaran
Sub bag
Hukum,
perpustakaan,
Seksi Seksi Sub bag Sub bag
Diklit & Penunjang pelayanan Rumah Akuntasi &
keperawatan
rujukan tangga dan mobilisasi
instalasi
instalasi SPI
instalasi instalasi
instalasi
instalasi
Komite Komite
medik keperawata
n
instalasi
instalasi
instalasi
SEKRETARIS
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN
SUB BIDANG KEPEGAWAIAN
PELAYANAN MEDIS SUB BIDANG
PELAYANAN DAN ASKEP
SUB BIDANG SUB BAGIAN
PELAYANAN JANG MED REKAM MEDIK DAN
DAN NON MED SUB BIDANG LAPORAN
ETIKA DAN MUTU YAN KEP
SUB BIDANG
PROGRAM PELAYANAN
SUB BIDANG
PELAYANAN PROGRAM KEP
BIDANG KEUANGAN
DIREKTUR KETUA
KETUA KOMITE
PERAWAT
SEKRETARIS
KEPALA BIDANG
KASUBBID PRECEPTOR
e. Uraian Tugas :
1) Fungsi Perencanaan
a) Menyusun falsafah keperawatan & tujuan sesuai dengan falsafah dan tujuan rumah
sakit.
b) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan secara keseluruhan baik dalam
jumlah maupun kualifikasi ( secara makro ) koordinasi dengan Ka.Sub.Bid dan Kabid.
Personalia.
c) Menyusun program pengembangan staf keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan di rumah sakit.
d) Menyusun program orientasi bagi siswa / mahasiswa pendidikan keperawatan yang
menggunakan rumah sakit sebagai lahan praktek.
e) Menyusun program orientasi bagi tenaga keperawatan yang baru yang akan bekerja di
rumah sakit.
f) Menyusun jadwal rapat koordinasi dengan Wakabid dan Ka.Sub.Bid Keperawatan
g) Menyusun program mutasi tenaga keperawatan baik pelaksana maupun pengelola,
koordinasi dengan Ka. Instalasi terkait dan Kabid Personalia untuk diajukan ke Direktur.
h) Menyusun rencana penempatan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan, koordinasi
dengan Kepala Sub Bidang Keperawatan / Kepala Instalasi terkait.
i) Menyusun rencana kebutuhan peralatan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pelayanan baik jumlah dan jenis alat, koordinasi dengan Ka.Sub.Bid / Kepala Instalasi
terkait ( alat tenun, alat rumah tangga dan alat keperawatan lainnya ).
j) Menyusun anggaran biaya untuk kebutuhan pengembangan staf, peralatan dan
kebutuhan lain.
k) Menyusun rencana pengembangan sistem pencatatan & pelaporan Asuhan
Keperawatan ( Askep ) yang tepat sesuai kondisi RS, koordinasi dengan Ka.Sub.Bid / Ka
Instalasi terkait.
l) Berperan serta menyusun rencana pengembangan pelayanan rumah sakit.
m) Menyusun program pengendalian mutu pelayanan / asuhan keperawatan di rumah
sakit dan berperan serta menyusun peraturan / tata tertib pelayanan di rumah sakit.
n) Menyusun Standar, Protap / SOP pelayanan mutu meliputi : SOP ketenagaan , peralatan
dan lain-lain, koordinasi dengan Ka.Sub.Bid / Ka Instalasi terkait. Penyusunan ini bekerja
sama dengan Komite Keperawatan.
2) Fungsi pengorganisasi
a) Membimbing Wakabid perawatan untuk terlaksananya asuhan keperawatan paripurna
dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah
sakit.
b) Melaksanakan program orientasi bagi perawat baru yang akan bekerja di rumah sakit.
c) Melaksanakan program orientasi bagi mahasiswa pendidikan keperawatan yang
menggunakan rumah sakit sebagai lahan praktek.
d) Melaksanakan rapat koordinasi dengan Wakabid dan Kasubbid secara berkala atau
sewaktu waktu diperlukan.
e) Melaksanakan koordinasi dengan KaBid. Personalia Kabid PU, Kabid Keuangan Ka.
Instalasi : IRJ, IGD, IRNA, IRI, Bedah, Ginjal, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Gizi. untuk
kelancaran pelaksanaan pelayanan di rumah sakit
f) Melaksanakan koordinasi dengan institusi pendidikan keperawatan untuk
menunjang kelancaran program bimbingan, khususnya yang menggunakan rumah
sakit sebagai lahan praktek.
g) Menganalisa & mengkaji usulan kebutuhan tenaga keperawatan & peralatan yang
diajukan oleh Ka.Sub.Bid. Hasil analisa tersebut untuk menyusun perencanaan
tahunan / semester kebutuhan tenaga maupun peralatan.
h) Mengatur jadwal dinas Manager On Duty ( MOD ) sore, malam hari dan hari libur
sebagai pengganti Kepala Bidang.
i) Berperan serta dalam kegiatan ilmiah & penelitian yang dilakukan di rumah sakit.
j) Mendelegasikan tugas kepada Wakabid bila berhalangan hadir.
k) Mengumpulkan dan menyimpan berkas kepegawaian tenaga keperawatan untuk
kepentingan penilaian dalam rangka promosi.
l) Bekerja sama dengan PPSDM rumah sakit untuk menyelenggarakan kegiatan program
pengembangan.
m) Menyusun instrumen penilaian pendayagunaan tenaga keperawatan dan peralatan.
n) Melaksanakan penempatan tenaga keperawatan melalui Wakabid ketenagaan atas
dasar evaluasi Kasubbid / Ka Instalasi terkait.
o) Melaksanakan mutasi baik pengelola maupun pelaksana keperawatan, koordinasi
dengan Ka Instalasi terkait dan Kabid. Perosnalia.
p) Melaksanakan bimbingan kepada tenaga keperawatan terhadap penerapan Protap /
SOP dan tata tertib pelayanan keperawatan.
q) Mengumpulkan dan menganalisa data tentang pelaksanaan asuhan keperawatan,
ketenagaan dan peralatan untuk bahan informasi bagi pengembangan pelayanan
keperawatan.
r) Memantau pelaksanaan cuti tenaga keperawatan.
s) Menyusun tata tertib pelayanan / asuhan keperawatan sesuai dengan peraturan dan
tata tertib rumah sakit
t) Berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan program lain yang diselenggarakan di
rumah sakit
u) Membuat laporan berkala dan laporan khusus bidang keperawatan dengan
menganalisa data pelaksanaan informasi, dokumen / laporan yang dibuat oleh Kasubbid
untuk disampaikan kepada Direktur.
v) Memberi saran dan bantuan pertimbangan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pelayanan keperawatan kepada Direktur.
w) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Direktur Rumah Sakit, dalam rangka
kelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3) Fungsi Pengawasan dan Penilaian
a) Mengawasi, mengendalikan dan menilai penerapan kebijakan pelayanan tata tertib &
etika profesi keperawatan, koordinasi dengan Kasubbid dan Kabid Personalia
b) Mengawasi, mengendalikan & menilai pendayagunaan tenaga keperawatan secara
efektif dan efisien.
c) Melaksanakan penilaian kinerja staf tenaga keperawatan, koordinasi dengan Kasubbid
Perawatan dan Kabid Personalia.
d) Berperan serta dalam penilaian pelaksanaan program bimbingan sistem / mekanisme
pendidikan keperawatan / pendidikan tenaga kesehatan lain yang menggunakan rumah
sakit sebagai lahan praktek.
e) Mengawasi, mengendalikan & menilai pendayagunaan peralatan secara efektif dan
efisien.
f) Berperan serta dalam melaksanakan penilaian ,mutu pelayanan / asuhan keperawatan ,
koordinasi dengan Komite Keperawatan.
g) Melaksanakan supervisi secara berkala / sewaktu waktu ke ruang rawat agar tujuan
pelayanan keperawatan yang diinginkan dapat tercapai. Supervisi ini dilakukan secara
mandiri atau bersama dengan Kasubbid Perawatan / Ka Instalasi
4. Jabatan : Preseptor
a. Pengertian: Seorang tenaga keperawatan professional berpengalaman klinik yang diberi
wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola ketrampilan klinik perawat staf di ruangan.
b. Persyaratan :
1) Perawat berpengalaman klinik, sebagai berikut :
a) S 1 berpengalaman 5 tahun
b) D III berpengalaman 10 tahun
c) SPK berpengalaman 15 tahun
2) Berminat menjadi Preseptor
3) Memiliki sertifikat manajeman keperawatan/calon Preseptor.
4) Memiliki kemampuan membimbing
5) Berwibawa, komunikator yang baik.
6) Sehat jasmani dan rohani.
7) Loyalitas
8) Bersedia membimbing, dan mengembangkan diri.
9) Memiliki HAM yang baik
10) Disiplin, teguh, konsisten dan mantap.
11) Anggota PPNI, memiliki SIP dan SIK
c. Tanggung Jawab :
1) Secara adminstratif dan fungsional bertanggung jawab kepada kepala Bidang Perawatan.
2. Secara teknis medis operasional bertanggung jawab kepada dokter penanggung
jawab ruangan/dokter penanggung jawab pasien
d. Tugas Pokok
Membantu kepala Bidang Perawatan dalam membimbing , mengawasi Ka. Sub.Bid dan
perawat staf dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas di ruangan,
khususnya keterampilan klinik.
e. Uraian Tugas
1) Fungsi perencanaan
a) Merencanakan program orientasi kepada perawat baru dan perawat yang baru
mendapat perubahan status/peran.
b) Merencanakan program peningkatan penngetahuan dan keterampilan klinik
keperawatan.
c) Merencanakan program evaluasi keterampilan klinik sesuai dengan SOP dan SAK.
e. Uraian tugas :
1) Fungsi Perencanaan.
a) Merencanakan jumlah dan katagori tenaga perawat serta tenaga lain sesuai
kebutuhan.
b) Merencanakan jumlah jenis peralatan / sarana keperawatan yang diperlukan sesuai
standar.
c) Merencanakan strategi pelaksanaan Asuhan Keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
d) Merencanakan Pengembangan staf melalui pendidikan formal dan non formal.
e) Merencanakan peningkatan mutu asuhan keperawatan
f) Merencanakan pertemuan berkala dengan staf
g) Merencanakan ronde keperawatan
h) Merencanakan supervisi terhadap staf
i) Merencanakan rekreasi untuk staf
2) Fungsi Pengorganisasian
a) Menghitung jumlah dan katagori tenaga perawat serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
b) Mengajukan pengembangan staf melalui pendidikan formal dan non formal.
c) Mengadakan pembinaan bagi staf yang melakukan pelanggaran etik keperawatan dan
menetapkan tindak lanjut.
d) Mengajukan jumlah dan jenis peralatan dan obat-obatan serta sarana keperawatan
yang diperlukan sesuai standar.
e) Menggerakkan staf dalam pemelihaan, pengunaan alat keperawatan sesuai standar.
f) Mengkoordinir strategi pelaksanaan asuhan Keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
g) Mensupervisi kegiatan Ketua Tim dan anggota tim dalam pelayanan keperawatan
serta berkordinasi dengan Preseptor.
h) Mengikuti / mengadakan rapat dengan Kabid Perawatan / staf
i) Melaksanakan ronde keperawatan
j) Mengorientasikan tentang fungsi metode MPKPP kepada perawat baru
k) Memantau kegiatan pelayanan gizi sesuai dengan diit pasien
l) Memantau dan memelihara kebersihan ruangan dan lingkungan
m) Membuat laporan manajemen ruangan (harian, bulanan dan tahunan)
3) Fungsi Pengawasan dan Penilaian
a) Mengawasi dan menilai secara berkala dan terencana terhadap peningkatan
pengetahuan , ketrampilan dan disiplin serta perilaku staf.
b) Mengawasi peserta didik / mahasiswa dari institusi pendidikan , disiplin dan sikap.
c) Mengawasi dan menilai pelaksanaan dokumentasi keperawatan sesuai dengan SOP
dan SAK
d) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan serta obat-
obatan secara efektif dan efisien.
e) Mengawasi mutu pelayanan keperawatan.
Tanggung jawab :
Secara structural bertanggung jawab kepada PKR
Tugas Pokok : Membantu perawat dalam kelancaran pelayanan tehadap orang sakit
Uraian tugas
o Mengantar dan menjemput pasien
o Membantu mendampingi perawat saat memandikan pasien
o Menyiapkan alat untuk memelihara kebersihan mulut Pasien
o Menolong pasien BAK dan BAB bagi pasien klasifikasi riangan
o Mengantar bahan pemeriksaan laboratorium
o Membantu menyajikan makan pasien
o Membersihkan alat-alat kesehatan
o Melakukan inventarisasi alat tenun
o Memelihara kebersihan tempat tidur dan gudang
F. Latihan Soal
Soal MC
Situasi
Anda akan membuat struktur organisasi balai pengobatan dengan sumber daya manusia 4 perawat, 2
dokter dan 1 tenaga laboratorium ditambah dengan 1 tenaga gizi
1. Struktur organisasi yang paling cocok pada Balai pengobatan pada situasi diatas adalah : A
(a) Organisasi lini
(b) Organisasi staff
(c) Organisasi fungsional
(d) Organisasi lini staff
(e) Organisasi matriks
2. Jika balai pengobatan semakin besar sehingga saudara mengangkat tenaga staff baik administrasi
maupun keungan, maka struktur yang tepat pada situasi diatas adalah : D
(a) Organisasi lini
(b) Organisasi staff
(c) Organisasi fungsional
(d) Organisasi lini staff
(e) Organisasi matriks
3. berapa banyak bawahan yang dapat diatur secara efektif dan efisien oleh manajer dalam
organisasi disebut:C
(a) Formalisasi
(b) Departementalisasi
(c) Rentang kendali
(d) Spesialisasi pekerjaan
(e) Wewenang
4. tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi dibakukan disebut : A
(a) Formalisasi
(b) Departementalisasi
(c) Rentang kendali
(d) Sentralisasi
(e) Desentralisasi
5. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan bersama sejumlah pekerjaan disebut :B
(a) Formalisasi
(b) Departementalisasi
(c) Rantai komando
(d) Wewenang
(e) Rentang kendali
6. seorang bawahan hanya mempunyai satu atasan kepada siapa ia bertanggungjawab secara
langsung, ini disebut : C
(a) Formalisasi
(b) Departementalisasi
(c) Rantai komando
(d) Wewenang
(e) Rentang kendali
7. Tingkat dimana tugas dalam organisasi dibagi menjadi pekerjaan-pekerjaan yang terpisah
disebut:.D.
(a) Formalisasi
(b) Departementalisasi
(c) Rantai komando
(d) Spesialisasi pekerjaan
(e) Wewenang
8. Tipe organisasi yang dalam penentuan struktur dengan pertimbangan utama berdasarkan
pengelompokan fungsi : C
(a) Organisasi lini
(b) Organisasi staff
(c) Organisasi fungsional
(d) Organisasi lini staff
(e) Organisasi matriks
9. Dalam struktur organisasi universitas pendidikan maka bentuk organisasi yang paling cocok
adalah:E
(a) Organisasi lini
(b) Organisasi staff
(c) Organisasi fungsional
(d) Organisasi lini staff
(e) Organisasi matriks
10.mereka yang melakukan kegiatan penunjang guna mendukung pelaksanaan tugas organisasi
dalam struktur organisasi disebut : E
(a) Staff personel
(b) Karyawan Lini
(c) Staff ahli
(d) Staff keungan
(e) Staff administrasi
G. Ringkasan
Semua organisasi mengembangkan struktur secara sengaja agar semua anggota dapat
melaksanakan pekerjaan mereka. Struktur Organisasi, adalah kerangka kerja formal organisasi yang
mencerminkan pembagian, pengelompokan dan pengkoordinasian tugas dalam suatu organisasi .
Struktur itu dapat terbuka dan luwes tanpa batasan yang jelas dan tegas mengenai kewajiban jabatan
atau ketaatan yang kaku pada setiap pengaturan jabatan yang tegas. Secara umum ada Lima tipe
organisasi yang akan dibahas pada sub bab ini antara lain adalah organisasi lini, organisasi lini dan staf,
organisasi fungsional, organisasi matriks, organisasi Panitia . organisasi lini merupakan salah satu
bentuk organisasi yang tertua tetapi untuk organisasi tertentu masih digunakan hingga sekarang ini .
Dalam menghadapi permasalahan yang rumit dan menuntut banyak jenis spesialisasi pengetahuan dan
sarana serta prasarana yang tidak selalu sederhana menggunakannya, diperlukan tipe organisasi lini
dan staf. tipe organisasi yang dalam penentuan strukturnya pertimbangan utiama yang digunakan
adalah pengelompokan fungsi-fungsi tertentu yang sejenis, baik itu merupakan tugas pokok maupun
tugas penunjang. Salah satu tipe organisasi yang dipandang paling mutakhir, ialah organisasi matriks.
Pada dasarnya organisasi matriks dalam pembaganannya menggambarkan struktur yang langsung
dikaitkan dengan kegiatan yang perlu dilakukan . Pada kehidupan organisasional dewasa ini ada juga
yang disebut dengan adhocracy, yaitu cara yang ditempuh oleh pimpinan organisasi untuk
menyelesaikan tugas-tugas tertentu yang biasanya diserahkan kepada satu panitia yang khusus
dibentuk untuk kepentingan tersebut .