Anda di halaman 1dari 6

PIDEMIA Vol.02, No.

02 : MEI 2021, Hal 14-19


Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN


SEHAT DENGAN KEBERSIHAN PRIBADI SISWA DI SD
GMIM 2 TONDANO KABUPATEN MINAHASA
Claudia M. Onibala¹*, Mesak Fanny Rambitan 2, Jilly Toar3
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Manado
*Email :Onibala22@gmail.com

Diterima : 20- 04-2021 Direvisi : 23-04-2021 Disetujui : 31-05-2021

Abstrak
Menurut World Health Organization (WHO) 2014 setiap tahun ada sekitar 2,2 juta jiwa di Negara berkembang
terutama anak – anak meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air minum
yang aman sanitasi hygiene yangburuk. Pelayanan sanitasi yang tidak memadai, persediaan yang tidak memadai,
persediaan air yang tidak aman, system pembuangan sampah yang tidak memadai dapat meningkatkan angka
kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit lainnya sebanyak 26%.Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
tatanan lingkungan sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan
sekolah agar tahu, dan mampu memperlakukan PHBS. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan metode survey
analitik dan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebesar 45 responden dan sampel yang
didapatkan sebesar 45 responden.Data di kumpulkan menggunakan kuesioner, pengukuran berat badan dan
tinggi badan, kemudian di analisis. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan bermakna antara
pengetahuan kebersihan kulit dengan kebersihan pribadi (p=0.008), terdapat hubungan antara pengetahuan
kebersihan kuku dengan kebersihan pribadi (p=0.018), tidak terdapat hubungan antara pengetahuan berpakaian
dengan kebersihan pribadi (p=0.593), terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan gigi dan mulut dengan
kebersihan pribadi (p=0.003), dan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan kebersihan membuang sampah
dengan kebersihan pribadi (p=0,911).

Kata Kunci : Pengetahuan, Kebersihan Pribadi, Kabupaten Minahasa

ABSTRACT

According to the World Health Organization (WHO) 2014 every year about 2.2 million people in developing
countries, especially children - children die from various diseases caused by the lack of safe drinking water
sanitation hygiene is bad. Inadequate sanitation services, inadequate supplies, unsafe water supply, inadequate
waste disposal system can reduce the death rate from diarrhea by 65%, and other diseases by 26%. Clean and
healthy living behavior (PHBS) school environment setting is an effort to empower students, teachers, and the
school environment community to know, and be able to treat PHBS. This type of research is quantitative with
analytical survey methods and cross sectional approach. The population in this study was 45 respondents and the
sample obtained was 45 respondents. The data was collected using questionnaires, weight and height
measurements, then analyzed. The results of this study showed that there is a meaningful relationship between
knowledge of skin hygiene and personal hygiene (p=0.008), there is a relationship between knowledge of nail
hygiene and personal hygiene (p=0.018), there is no relationship between the knowledge of dressing and personal
hygiene (p=0.018), there is no relationship between the knowledge of dressing and personal hygiene (p=0.593),
there is a relationship between knowledge of dental and oral hygiene with personal hygiene (p=0.003), and there
is no relationship between knowledge of cleaning waste and personal hygiene (p=0.911).

Keywords: Knowledge, Personal Hygiene, Minahasa District

14
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 14-19
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909

PENDAHULUAN baik, yaitu 96,1% responden berpengetahuan


Menurut World Health Organization (2014) Di baik dan 76,8% bersikap baik.
negara berkembang ada setiap tahunnya sekitar Berdasarkan observasi awal yang peneliti
2,2 juta jiwa orang orang meninggal terutama dilakukan di SD GMIM 2 Tondano dilihat
anak anak di sebabkan oleh berbagai penyakit masih kurang penerapan PHBS disekolah
seperti kurangnya air minum yang aman tersebut.menurut pengamatan dari peneliti
sanitasi, hygiene yang kurang baik atau biasa masih terlihat sampah-sampah seperti
dikatakan sangat buruk. Dan juga layanan pembungkus makanan ringan yang berserahkan
sanitasi yang tidak memadai, persediaan yang dan masih ditemukan siswa-siswi yang
tidak memadai, air yang kotor dan tidak aman, membuang sampah sembarangan di area tempat
system pembuangan tempat sampah yang tidak istirahat dan di dalam kelas padahal sekolah
ada, dapat meningkatkan angka kematian akibat telah menyediakan tempat sampah, peneliti
penyakit diare sampai 65%, serta berbagai juga menemukan bahwa kurangnya pasokan air
penyakit lainnya sebanyak 26%. Perilaku hidup bersih yang disediakan sekolah untuk para
bersih dan sehat adalah sebuah perilaku siswa-siswi sehingga masih banyak siswa yang
kesehatan yang dilakukan karena adanya buang air sembarangan dan mereka belum
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan memahami perilaku buang air dengan benar.
seluruh anggotanya mampu menolong diri
sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki METODE PENELITIAN
peran aktif dalam aktivitas masyarakat. Jenis Penelitian adalah penelitian
Berdasarkan data yang di peroleh dari kuantitatif, dengan rancangan penelitian
Kementerian Kesehatan, Sulawesi Utara Analitik Observasional dengan rancangan
menduduki posisi lima besar ranking nasional
cross sectional, yaitu dengan menjelaskan
dengan PHBS yang baik memiliki tingkat
apakah ada hubungan antara pengetahuan
PHBS sebesar 46,9% di ukur dari skala nasional
PHBS dengan kebersihan pribadi, dan
(Anonim,2012). Untuk perilaku hidup bersih
dan sehat yang baik di Kabupaten Minahasa pengambilan data dilakukan dalam waktu
pada tahun 2013 sebesar 45,6%. Ada juga yang bersamaan, dan pengamatan hanya
penelitian yang mengenai PHBS di minahasa dilakukan satu kali saja.
untuk tatanan rumah tangga, dilakukan oleh Populasi pada penelitian ini sebesar 45
Tumiwa (2015) hasil yang di dapatkan 55,9% dan sampel yang digunakan yaitu total
responden dengan kategori PHBS baik dan sampel. Pengolahan data dengan
kategori kurang baik yaitu 44,1%. Sementara menggunakan analisis univariat dan
tidak ada data yang di dapatkan mengenai bivariat.
PHBS di tatanan insitut pendidikan di HASIL PENELITIAN
Kabupaten Minahasa karena selama ini belum
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
ada orang yang melakukan penelitian mengenai
kelas
PHBS tatanan insitut Pendidikan (Anonim,
Pendidikan N %
2014).
Kelas IV 17 37,8
Pada peneltian yang dilakukan oleh Kelas V 15 33,3
Ketut Sulatri di Selemadeng Timur II 2014,
Kelas VI 13 28,9
bahwa masih banyak siswa yang memilki
Total 45 100.0
pengetahuan kurang yang berdampak pada
Berdasarkan Tabel 1 terdapat 17 orang kelas
perilaku yaitu engetahuan buruk sebesar
IV, 15 orng kelas V, dan 13 orang kelas VI.
43,7% dan perilaku buruk sebesar 57,8%. Pada
tahun 2017 Rohvita Sumiran juga melakukan Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin
penelitian di Manado dengan hasil jika
Jenis Kelamin n %
pengetahuan baik menghasilkan periaku yang
15
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 14-19
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909

Laki-Laki 24 53,3 Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan


Perempuan 21 46,7 Kebersihan Gigi dan Mulut
Jumlah 45 100
Kebersihan kulit n %
Berdasarkan Tabel 2 Dari 58 responden
Tidak Baik 0 0
terdapat 24 responden laki – laki dan 21
responden perempuan. Kurang Baik 24 53,3
Cukup 5 11,1
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan Baik 16 35,6
Kebersihan kulit Jumlah 45 100
Kebersihan kulit n %
Tidak Baik 0 0 Pada Tabel 6 menunjukan kebersihan gigi dan
mulut kurang baik sebesar 53,3%, cukup
Kurang Baik 5 11,1
sebesar 11,1%, dan baik sebesar 35,6%.
Cukup 32 71,1
Baik 8 17,8
Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan
Jumlah 45 100 Kebersihan Buang Sampah Pada Tempatnya
Pada Tabel 3 menunjukan kebersihan kulit
kurang baik sebesar 11,1%, cukup sebesar Buang sampah
n %
pada tempatnya
71,1% dan baik sebesar 17,8%.
Tidak Baik 9 20
Kurang Baik 34 75,6
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan
Cukup 1 2,2
Kebersihan kuku
Baik 1 2,2
Kebersihan kuku n %
Jumlah 45 100
Tidak Baik 0 0
Kurang Baik 33 73,3 Pada Tabel 7 menunjukan kebersihan buang
Cukup 3 6,7 sampah pada tempatnya tidak baik sebesar
Baik 9 20 20,0%, kurang sebesar 75,6%, cukup sebesar
Jumlah 45 100 2,2%, dan baik sebesar 2,2%.
Pada Tabel 4 menunjukan kebersihan kuku
kurang baik sebesar 73,3%, cukup sebesar 6,7% Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan
dan baik sebesar 20,0%. Kebersihan Pribadi

Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan Buang sampah


n %
pada tempatnya
Kebersihan Berpakaian
Tidak Baik 2 4,4
Kebersihan kulit n % Kurang Baik 20 44,4
Tidak Baik 0 0 Cukup 18 40
Kurang Baik 29 64,4 Baik 4 8,9
Cukup 2 4,4 Sangat Baik 1 2,2
Baik 14 31.1 Jumlah 45 100
Jumlah 45 100
Pada Tabel 5 menunjukan kebersihan
berpakaian kurang baik sebesar 64,4%, cukup
Pada Tabel 8 menunjukan kebersihan pribadi
sebesar 4,4% dan baik sebesar 31,1%.
sebagian besar berada pada kategori kurang
dengan presentase sebesar 44,4% dan yang
sedikit kategori sangat baik 2,2%.
16
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 14-19
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909

Tabel 9. Hubungan Pengetahuan tentang kebersihan kulit. Dari hasil penelitian


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan didapatkan adanya hubungan antara kebersihan
Kebersihan Pribadi kulit dengan kebersihan pribadi dapat dilihat
hasil analisis bivariat dengan uji statistic Chi-
Variabel Kebersihan Pribadi
Tidak Kurang Cukup Baik Sangat p Squere bahwa ada hubungan antara pengetahuan
baik baik
N % N % N % N % N % kebersihan kulit dengan kebersihan pribadi (p =
Kebersihan Baik 0 0 5 11,1 2 4,4 1 2,2 0 0
kulit Cukup 0 0 15 33,3 13 28,9 3 6,7 1 2,2 0,008 0.008). pengetahuan tentang kebersihan kulit
Kurang 2 4,4 0 0 3 6,7 0 0 0 0
Kebersihan Baik 0 0 4 8,9 4 8,9 0 0 1 2,2 sangat diperlukan untuk merawat kulit agar
kuku Cukup 0 0 1 2,2 0 0 2 4,4 0 0 0,018
Kurang 2 4,4 15 33,3 14 31,1 2 4,4 0 0 terhindar dari berbagai penyakit kulit.
Kebersihan Baik 1 2,2 4 8,9 6 13,3 2 4,4 1 2,2
berpakaian Cukup 0 0 2 4,4 0 0 0 0 0 0 0,593
Kurang 1 2,2 14 31,1 12 26,7 2 4,4 0 0
Kebersihan Baik 0 0 5 11,1 10 22,2 1 2,2 0 0 2. Hubungan pengetahuan kebersihan kuku
gigi dan Cukup 2 4,4 3 6,7 0 0 0 0 0 0 0,003
mulut Kurang 0 0 12 26,7 8 17,8 3 6,7 1 2,2 dengan kebersihan pribadi
Kebersihan Baik 0 0 0 0 1 2,2 0 0 0 0
membuang Cukup 0 0 1 2,2 0 0 0 0 0 0 0,911 Kuku yang kotor dapat menyebabkan penyakit-
sampah Kurang 2 4,4 16 35,6 13 28,9 2 4,4 1 2,2
pada Tidak 0 0 3 6,7 4 8,9 2 4,4 0 0 penyakit tertentu seperti jamur. Kita harus
tempatnya baik
selalu menjaga kerbersihan kuku, karena jika
tidak kuku yang kotor akan menyebabkan
Analisis Bivariat pada tabel 9 di atas
perkumpulan berbagai bakteri. Kuku harus
menunjukan adanya hubungan antara
sering dipotong minimalnya seminggu sekali
pengetahuan tentang kebersihan kulit dengan
dan harus selalu dibersihkan agar terhindar dari
kebersihan pribadi (p=0,008), adanya
berbagai sumber kotoran dan bakteri.
hubungan pengetahuan kebersihan kuku
(Rahayuningsih, 2016). Berdasarkan hasil
dengan kebersihan pribadi (p=0,018), tidak
penelitian masih banyak yang memiliki
adanya hubungan antara pengetahuan
pengetahuan kurang tentang kebersihan kuku
kebersihan berpakaian dengan kebersihan
yaitu sebesar 73,3% dan juga terdapat
pribadi (p=0,593), adanya hubungan antara
hubungan antara pengetahuan kebersihan kuku
pengetahuan kebersihan gigi dan mulut
dengan kebersihan pribadi dengan hasil
(p=0,003), dan tidak adanya hubungan antara
p=0,018 yaitu kedua variabel ini memiliki
pengetahuan kebersihan membuang sampah
hubungan yang bermakna. Hal ini serupa
dengan kebersihan pribadi (p=0,911).
dengan penelitian sebelumnya yg diakukan
oleh Frionita (2015) yaitu terdapat hubungan
PEMBAHASAN
antara pengetahuan kebersihn kuku dengan
1. Hubungan pengetahuan kebersihan kulit
kebersihan pribadi dalam membersihkan kuku (
dengan kebersihan pribadi Kebersihan
p= 0,039).
Kulit.
Salah satu cara menjaga kebersihan kulit yaitu 3. Hubungan kebersihan berpakaian dengan
dengan mencuci tangan menggunakan sabun, kebersihan pribadi.
guru bisa memberikan pengetahuan tentang cara Penyakit juga dapat ditularkan melalui
mencuci tangan menggunakan sabun, karena pakaian, jangan berganti – ganti pakaian
guru adalah sasaran primer yang ditetapkan dengan orang lain, menggantung pakaian di
MENKES RI dan orang yang sangat berperan kamar atau di rumah. Hendaknya jangan
penting dalam pemberi pengetahuan hidup menggunakan pakaian yang sudah orang lain
bersih dan sehat kepada siswa di sekolah gunakan atau berganti ganti pakaian dengan
(MENKES R1, 2011). Berdasarkan penelitian orang lain Karena sangat mudah tertular
tentang kebersihan kulit yang kurang baik penyakit melalui pakaian, dan juga harus
sebesar 11,1%. Pada penelitian sebelumnya berpakaian yang bersih dan rapi yang sesuai
yang dilakukan oleh Cahyaningrum 2015 dengan badan. (Khanifan, 2018). Berdasarkan
didapatkan salah satu faktor yang hasil penelitian frekuensi kebersihan
mempengaruhi kebersihan pribadi yaitu berpakaian kurang baik sebesar 64,4% dan
17
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 14-19
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909

hasil uji bivariat antara pengetahuan hubungan antara pengetahuan membuang


kebersihan berpakaian dengan kebersihan sampah dengan kebersihan perorangan (
pribadi menunjukan tidak adanya hubungan p=0,94).
antara kedua variabel tersebut (p=0,593). Hal KESIMPULAN
ini tidak serupa dengan penelitian sebelumnya Berdasarkan hasil penelitian yang
yang dilakukan oleh Purbantara 2012 bahwa dilakukan pada siswa SD GMIM
salah faktor yang mempengaruhi kebersihan Tondano dan berdasarkan pembahasan
pribadi yaitu kebersihan bepakaian. yang telah diuraikan, maka dapat
4. Hubungan pengetahuan kebersihan gigi
disimpulkan sebagai berikut:
dan mulut dengan kebersihan pribadi.
1.Terdapat hubungan antara pengetahuan
Dari sistem pencernaan, Gigi dan Mulut
kebersihan kulit dengan kebersihan
adalah bagian pertama dan juga merupakan
bagian yang penting di tambahan dari sistem pribadi p=0,008.
pernafasan. Rongga mulut terdapat juga gigi 2.Terdapat hubungan antara pengetahuan
dan lidah yang perannya sangat penting dalam kebersihan kuku dengan kebersihan
memproses pencernaan awal. Didalam rongga pribadi p=0,018.
terdapat berbagai bakteri dan tidak bersih, 3.Tidak terdapat adanya hubungan antara
maka dari itu mulut dan gigi harus sering dan pengetahuan kebersihan berpakaian
selalu dibersihkan. Kebiasaan mengkonsumsi dengan kebersihan pribadi p=0,593
makanan yang manis, sering menggigit benda 4.Terdapat hubungan antara
benda keras dan juga tidak menjaga
pengetahuanSs kebersihan gigi dan mulut
kebersihan mulut bisa menyebabkan
dengan kebersihan pribadi p=0,003.
kerusakan pada gigi (Notoatmodjo 2013).
5. Tidak terdapat adanya hubungan antara
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh I Gedek (2013) tidak terdapat hubungan pengetahuan kebersihan membuang
antara pengetahuan kebersihan gigi dan mulut sampah dengan kebersihan pribadi
dengan dengan kebersihan pribadi ( P=0,079). p=0,911.
Sedangkan hasil penelitian frekuensi
DAFTAR PUSTAKA
pengetahuan kebersihan gigi dan mulut kurang
Anonim. (2012). Pembinaan Perilaku Hidup
baik sebesar 53,3% dan pada hasil analisis
Bersih Dan Sehat di Berbagai Tatanan.
bivariat menunjukan adanya hubungan antara Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan.
pengetahuan kebersihan gigi dan mulut Anonim. (2014). Buku Saku Profil Kesehatan
dengan kebersihan pribadi (p=0,003). Sulawesi Utara. Bidang Promkes
5. Hubungan pengetahuan kebersihan Dinas Kesehatan Provinsi Manado.
membuang sampah dengan kebersihan Cahyaningrum, R. (2016). Tingkat
pribadi Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih
Sehat Terhadap Kebersihan Pribadi
Tempat sampah sangat penting agar sekolah
Siswa Kelas IV dan V SD Negeri
terlihat rapi dan bersih. Tempat sampah juga Kraton Yogyakarta Tahun 2015/2016.
harus di sediakan di setiap ruangan. Fakultas Ilmu Keolahragaan.
Berdasarkan hasil penelitian yang di Universitas Negeri Yogyakarta.
dapatkan banyak yang memiliki pengetahuan Frionita D. W. 2016. Hubungan Pengetahuan
yang kurang tentang membuang sampah Kesehatan Kuku dengan kebersihan
Pribadi Tentang Kebersihan Kuku.
yaitu 75,6%. Dan hasil uji bivariat
Husna Nurul. 2018. Hubungan Pengetahuan
menunjukan tidak adanya hubungan antara dan Sikap terhadap Perilaku hidup
pengetahuan membuang sampah dengan Bersih dan Sehat di SD Negeri 104185
kebersihan pribadi (p=0,911). Hal ini serupa Sei Semayang.
dengan penelitian sebelumnya yang I Gede Y. 2013. Hubungan Pengetahuan
dilakukan oleh Husna 2018 tidak terdapat Kebersihan Gigi dan Mulut dengan
18
PIDEMIA Vol.02, No.02 : MEI 2021, Hal 14-19
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Online : 2774-6909

Kebersihan Pribadi Pada Siswa SMA


Negeri 9 Manado.
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Panduan
Pembinaan Perilaku Hidup Bersihdan
Sehat (PHBS)Rumah Tangga melalui
Tim Penggerak PKK. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.
Khanifan.2018. Tingkat Pengetahuan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Terhadap Kebersihan Pribadi Siswa
Kelas IV dan V MSI 01 Kauman
Pekalongan.
Notoatmodjo, S. (2013). Prinsip- Prinsip Dasar
Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
Rineka Cipta.
Purbantara A. 2012. Survei Kebersihan Pribadi
Siswa Sekolah Dasar Negeri Dalam
Wilayah Pedesaan dan Perkotaan di
Kabupaten Semarang.
Rahayuningsih. 2016. Tingkat Pengetahuan
Tentang Kesehatan Pribadi Siswa
Kelas 4 dan 5 Sekolah Inklusi SD
Negeri Gadingan Kecamatan Watws
Kabupaten Kulonprogo.
Tumiwa, F. (2015). HUBUNGAN antara
Faktor Predisposing, Enabling, dan
Reinforcing Dengan Perlaku Hidup
Bersih dan Sehat Ttnn Rumh Tangga di
Kecamatan Remboken Kabupaten
Minahasa.
WHO. (2014). Adherence To Long-Term
Therapies Evid Ence For
Action.(2014). Health Literacy Toolkit:
For Low and Middle-Income
Countries.

19

Anda mungkin juga menyukai