A. Konsep Asuhan Keperawatan Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan proses keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut (Dermawan, 2012). 1. Pengkajian Dalam menegakkan diagnosis tentang gangguan payudara, maka kita perlu melakukan pengkajian untuk mendapatkan data-data yang akan menunjang dalam menegakkan diagnosis yang tepat. Wynder dan Feinleib menemukan bahwa kastrasi wanita sebelum usia 40 tahun mengurangi 25% kemungkinan terkena penyakit ini dibandingkan dengan wanita dari populasi normal (Mitayani, 2009). a. Biodata 1) Identitas klien Meliputi pengkajian nama, umur, jenis kelamin, agama,pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggalpengkajian, no medrec, diagnose medis, dan alamat klien. 2) Identitas penanggung jawab Meliputi pengkajian nama, umur, pendidikan, pekerjaan,hubungan dengan klien, dan alamat. b. Riwayat kesehatan sekarang Pengkajian pada riwayat kesehatan sekarang meliputi 2 hal yaitu : 1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit Riwayat penyakit yang diambil secara sistematis dan teliti sebenarnya sudah separuh dari diagnosis. Biasanya ibu dating pada dokter karena waktu mandi merasa pada payudaranya ada suatu benjolan. Harus ditanyakan apakah benjolan yang terasa itu hingga waktu datang pada dokter membesar dan memperlihatkan perubahan. Juga penting apakah pembesaran yang dirasakan ibu ituhanya waktu sebelum atau pada waktu haid saja, karena kalau ini yang terjadi ini adalah keadaan fisiologis (Mitayani, 2009). 2) Keluhan saat dikaji Berbeda dengan keluhan utama saat masuk rumah sakit, keluhan saat dikaji didapat dari hasil pengkajian pada saat itu juga. penjelasan meliputi PQRST : - P : Provokes/palliaters adalah apa yang dapat memperberat dan memperingan kondisi klien. Biasanya pada klien dengan abses payudara adalah nyeri - Q : Quality adalah seperti apa keluhan nyeri dirasakan dan bagaimana nyeri dirasakan - R : Region merupakan di daerah mana nyeri dirasakan dan seperti apa nyeri dirasakan - S : Severity of Scale adalah skala nyeri - T : Time adalah waktu terjadinya keluhan nyeri, kapan mulai terjadi keluhan, dirasakan terus menerus atau pada waktu tertentu. c. Riwayat kesehatan dahulu Pada pengkajian riwayat kesehatan dahulu, kaji adakah riwayat klien menderita penyakit atau keluhan pada payudaranya seperti adakah riwayat peradangan payudara dan abses payudara atau penyakit pada sistem reproduksi lainnya. d. Riwayat kesehatan keluarga Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga, tanyakan adakah anggota keluarga yang pernah atau mengalami penyakit abses payudara. e. Pengkajian psikososial dan spiritual Pengkajian psikososial didapati peningkatan kecemasan, serta perlunya pemenuhan informasi intervensi keperawatan dan pengobatan. Pada klien dalam kondisi terminal, klien dan keluarga membutuhkan dukungan perawat atau ahli spiritual sesuai dengan keyakinan klien. f. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik merupakan peninjuan dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe) pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis. Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu untuk memperoleh data yang sistematis dan komprehensif, memastikan atau membuktikan hasil anamnesis, menentukan masalah, serta merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien (Evania, 2013). Sementara itu menurut Meyering (2014) hasil dari pemeriksaan fisik pada klien dengan radang payudara adalah sebagai berikut : 1) Sistem pernafasan Pada sistem pernafasan biasanya tidak ditemukan gangguan pola nafas. 2)Sistem kardiovaskuler Pada sistem kardiovaskuler terdapat takikardi, karena pasien dengan post operasi abses payudara mengalami nyeri yang disebabkan karena adanya luka pada payudara. 3) Sistem pencernaan Pada sistem pencernaan tidak ditemukan rasa mual, muntah tidak terjadi, biasanya tidak disertai dengan nyeri tekan dibagian abdomen 4)Sistem Reproduksi Tidak ada gangguan pada sistem genitourinaria. Terdapat edema dan rasa berat pada payudara. Terdapat bercak eritema dan inflamasi setempat pada payudara dengan kemungkinan guratan di permukaan payudara. 5) Sistem endokrin Terdapat pembesaran pada kelenjar getah bening (KGB), terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid. 6) Sistem persyarafan Biasanya tidak ditemukan keluhan pada klien dengan peradangan payudara. 7)Sistem integument Suhu tubuh meningkat (38,4 oC atau lebih), terdapat luka terbuka didaerah payudara dan terdapat rasa mengigil. 8) Sistem musculoskeletal Biasanya ditemukan adanya rasa pegal dan nyeri pada otot daerah payudara. 9) Sistem penglihatan Kaji apakah ada gangguan pada penglihatan klien. 10) Wicara dan THT Bentuk bibir simetris, klien dapat menjawab pertanyaan perawat dengan baik dan jelas, bahasa mudah dimengerti, berbicara jelas. Bentuk telinga simetris, tidak ada lesi, daun telinga tidak terasa keras (tulang rawan), tidak terdapat nyeri pada daun telinga, pasien tidak menggunakan alat batu pendengaran, pendengaran klien baik dibuktikan dengan klien menyimak, mendengarkan, dan merespon pembicaraan dengan baik, tidak terdapat serumen. 2. Diagnosa Keperawatan a) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (luka post-op insisi abses payudara) (D.0077) b) Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan faktor mekanis (mis. Post- op insisi abses) (D.0129) c) Risiko infeksi d.d efek prosedur invasive (post-op insisi abses) (D.0142) 3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No Intervensi (SIKI) Keperawatan Hasil (SLKI) 1 Nyeri Akut b.d Nyeri akut (l.08066) Manajemen nyeri (I. 08238) agen pencedera Luaran utama :tingkat nyeri 1. Observasi fisik (D.0077) Luaran tambahan: a. Identifikasi lokasi, a. Fungsi gastro karakteristik, durasi, interstinal frekuensi, kualitas, b. Kontrol nyeri intensitas nyeri c. Mobilisasi fisik b. Identifikasi skala nyeri d. Penyembuhan luka c. Identifikasi respon nyeri e. Perfusi parefer non verbal f. Status kenyamanan d. Identifikasi faktor yang g. Tingkat cidera memperberat dan memperingan nyeri e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri f. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri g. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup h. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan i. Monitor efek samping penggunaan analgetik 2. Terapeutik a. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain) b. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan) c. Fasilitasi istirahat dan tidur d. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri 3. Edukasi a. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri b. Jelaskan strategi meredakan nyeri c. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri d. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat e. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 4. Kolaborasi a. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu 2 Gangguan Integritas kulit dan Perawatan Luka (I. 14564) integritas jaringan (L.14125) 1. Observasi kulit/jaringan Luaran utama : integritas a. Monitor karakteristik luka berhubungan kulit dan jaringan (misalnya drainase, warna, dengan faktor Luaran tambahan : ukuran, bau) mekanis (mis. a. Pemulihan pascabedah b. Monitor tanda-tanda infeksi penekanan pada b. Penyembuhan luka 2. Terapeutik tonjolan c. Perfusi perifer a. Lepaskan balutan dan tulang,gesekan) d. Respons alergi lokal plester secara perlahan (D.0129) e. Status nutrisi b. Bersihkan dengan cairan f. Status sirkulasi NaCl atau pembersih g. Termoregulasi nontoksik, sesuai kebutuhan c. Bersihkan jaringan nekrotik d. Pasang balutan sesuai jenis luka e. Pertahankan teknik steriil saat melakukan perawatan luka f. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase g. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien 3. Edukasi a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi b. Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri 4. Kolaborasi a. Kolaborasi prosedur debridement(mis: enzimatik biologis mekanis,autolotik), jika perlu b. Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu 4. Implementasi Keperawatan Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan. Berdasarkan terminology NIC, implementasi terdiri atas melakukan dan mendokumentasikan tindakan yang merupakan tindakan keperawatan khusus yang diperlukan untuk melaksanakan intervensi (atau program keperawatan). Perawat melaksanakan atau mendelegasikan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap tahap implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respons klien terhadap tindakan tersebut 5. Evasluasi Keperawatan Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara bersambung dan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien mencapai tujuan yang sesuai dengan kriteria hasil pada perencanaan.