Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH INDIVIDU

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan


Teori Keperawatan yang diampu oleh Ibu :
Hera Hijriani, S.Kep., Ners., M.Kep

disusun Oleh :

Wahyu Rhamadhan

21142012040

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

YPIB MAJALENGKA

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan baik. Adapun judul makalah ilmiah ini yang penulis
ambil adalah “TEORI KEPERAWATAN JEANS WATSON”

Adapun tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi mahasiswa mahasiswi sekolah tinggi ilmu kesehatan stikes YPIB
Majalengka. ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang
yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan. Penulis minta maaf kalau
ada kesalahan dalam makalah ini.

Demikian akhir kata dari penulis ,semoga bermanfaat bagi semua pihak dan
pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga dapat membuka
wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Subang , November 2021

Wahyu Rhamadhan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
A.latar Belakang
B.Rumusan masalah
C.Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN
A. Biografi Jean Watson
B.Manusia sebagai fokus sentral keperawatan
C.Sehat dan Kesehatan
D.Carrative faktor
E.Clinical Caritas Process
F.Transpersonal Caring Relationship
G.Caring Occation Moment

BAB 3 PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia.
Oleh sebab itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health
Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang bertindak sebagai koordinator
kesehatan umum internasional dan bermarkas di Jenewa, Swiss. WHO. Menurut WHO
(1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan
(WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) : Memperhatikan
individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh, memandang sehat dengan
mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal, dan penghargaan terhadap
pentingnya peran individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi kesehatan saja
didirikan untuk memajukan kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi keperawatan
sehingga profesi keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat serta kebutuhan
keperawatan kesehatan dan kebijakan. Keperawatan berespons dan beradaptasi terhadap
perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan diatas , maka petanyaan yang muncul adalah
bagaimana perawat dapat mempraktekan teori dan definisi menurut jean watson ?

C. Tujuan
a. mengetahui pengertian model konsep dan teori
b. mengetahui faktor pengaruh teori keperawatan
c. menegtahui tujuan teori keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Jean Watson

Margareth Jean Harman Watson lahir 21 Juli 1940 di Virginia Barat. Watson
memasuki sekolah menengah atas di Virginia barat dan kemudian sekolah keperawatan
Lewis gale Dia lulus Bachelor of Science dalamKeperawatan di University of Colorado
pada tahun 1964 dan juga Master (psikiatris-jiwakeperawatan kesehatan) dan PhD
(psikologi pendidikan dan konseling) pada tahun 1966. Dalam
www.nursing.ucdenver.edu/caring (terjemahan) dikemukakan bahwa Dr.Jean Watson
menjadi Profesor Keperawatan dan menjabat sebagai ketua dalam Ilmu Keperawatan di
University of Colorado Denver dan Anschutz Kampus Kedokteran Pusat. Dia adalah
pendiri dari Pusat Keparawatan di Colorado dan merupakan anggota dari Akademi
Keperawatan Amerika. Penelitiannya telah di bidang kepedulian manusia dan kerugian.
Jadi, dia mendirikan "TeoriPeduli" di keperawatan yang diterbitkan pada tahun 1979,
dan direvisi pada tahun 1985 dan1988. Teorinya menjabat sebagai panduan untuk inti
dari keperawatan. Dia sebelumnya menjabat sebagai Dekan Keperawatan di Universitas
Ilmu Kesehatan Pusat dan merupakan mantan presiden Liga Nasional untuk
Keperawatan. Kegiatannya terbaru termasuk Pendiri dan Direktur dari sebuah yayasan
baru: Watson Caring Science Institute. Dia adalah penerima penghargaan nasional,
termasuk Penghargaan Institut Fetzer Norman Cousins, sebagai pengakuan atas
komitmennya untuk mengembangkan, memelihara dan mencontohkan hubungan-
berpusat praktek perawatan.

Sebagai penulis atau rekan penulis telah membuat lebih dari 14 buku tentang
merawat, dimana dalam isi bukunya ia berusaha untuk menjembatani paradigma serta
mengarah ke model transformatif untuk abad ke-21

B. Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan

Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya


untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan
keperawatan mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan
perilaku manusia. Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan
kesehatan serta penegahan penyakit.
Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian
bantuan bagi klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan
berkaitan dengan proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat
yang memahami perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual
ataupun potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain dan
memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman
pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan kenyamanan pada perhatian
serta empati pada klien dan keluarganya.

Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor


yag digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A.
Azis Alimul Hidayat 2002).

Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan
pengetahuan empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai
pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985) " human care is the
heart of nursing".

Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully


functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok
yang utuh, ….."the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his
or her parts …. (Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek
dari diri seorang manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk
mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari
manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang
berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis,
berkesinambungan dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.
Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma keperawatan merupakan
fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang human science ,
human responses (to health and illness) dan human care serta menuntun perawat
untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan
manusiawi.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori


pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia
memiliki empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:
1. Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi
2. Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi
Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3. Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi
Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi
4. Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk
Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.

C. Sehat Dan Kesehatan

Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the
mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence between the self
as perceived and the self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire
nature of the individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead
of just certain aspects oh human behavior and physiology."

Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan
selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian
antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.

Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal
yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek
perilaku dan fisiologi manusia semata.

Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa
hal prinsip antara lain :
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-
faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.
3. Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
4. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada
lingkungan yang dinamis.
5. Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-
pengaruh yang dapat mengganggu (agent,environment).
D. Carrative Factor

Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi


manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita
rawat. Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :
1. Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)
2. Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)
3. Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)
4. Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan
secara manusiawi 5. Pengekspresian perasaan positif dan negative
5. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving
caring process) 7. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching
learning)
6. Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual
7. Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance
8. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan


menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai
manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan
proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan
dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai bentuk
intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth,
kindness, compassion”.

E. Clinical Caritas Process


Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk
menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang
berarti memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu
praktek perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien
dengan penuh kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif
dan mampu mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai
spiritual diri dalam hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya
nilai spiritual dan transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka
dan iba. kreatif menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara
artistk,sebagai bagian dari caring- healing-practice. menciptakan lingkungan
penyembuhan di semua level,fisik dan non fisik, dengan penuh kesadaran dan
keseluruhan, yang memperhatikan keindahan, kenyamanan, kehormatan dan
kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar, yang dihadirkan
sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”, dan mencoba melihat
dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.

F. Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan
hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen
melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari
dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan
menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah
objek. Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk
menyembuhkan sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara
objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami
situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting
untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan
pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi
dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya
terhubung dalam mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan
penderitaan pasien.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk
menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan
pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan
dengan melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat , kemanusiaan,
kesatuan dan keselarasan batin.

G. Caring Occation Moment

Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain
datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment
interaksi human to human.

Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka
refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh,
pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari
lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang
dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan
bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan
kehadiranya dalam moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah
pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan
yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman
hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal bilamana memungkinkan
adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan
yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan – kemampuan untuk berkembang".
(A.Aziz Alimul Hidayat 2002 hal. 116-117).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk
mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistic dari kehidupan (Watson 1979,Marriner-Tomey,1994).Dari pembahasan
makalah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Jean Watson membagi kebutuhan manusia menjadi 4 bagian pokok:
1. Kebutuhan Biophisikal
Kebutuhan makan dan cairan ,kebutuhan eliminasi dan vertilasi
2. Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan aktifitas dan istirahat dan kebutuhan oktualisasi
3. Kebutuhan Psikososial
4. Kebutuhan Intrapesonal Dan Interpersonal

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna ,sehingga untuk


mencapai kesempurnaan, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat secara
fisik dan rohani . untuk mencapai keadaan sehat secara rohani .untuk mencapai
keadaan tersebut manusia harus memprioritaskan pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

B. Saran

Manusia hendaknya dapat berinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia


lainnya . Dengan berinteraksi ,segala kebutuhan manusia akan mudah terpenuhi .
Untuk dapat memenuhi kebutuhannya, manusia harus memiliki pengetahuan manusia
dan pemeliharaan/perawatan manusia . Tanpa adanya Iilmu pengetahuan manusia
tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Tanpa adanya
pemeliharaan / perawatan diri ,manusia juga akan sakit dan tidak akan dapat
memenuhi kebutuhan . Maka dari itu ,manusia di tuntut untuk menjaga kesehatan dan
pencegahan segala penyakit dimanapun dan kapanpun.
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry .2005 “fundamental Keperawatan volume 1”,Buku Kedokteran.


EGC.Jakarta
http://www.google.co.id,konsep dan teori keperawatan
http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-
watson.html
http://saharapsik-unsri.blogspot.com/2012/01/jean-watson.html

Anda mungkin juga menyukai