Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK 3

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

MATA KULIAH : KONSEP DASAR KEPERAWATAN

DOSEN: Yayuk Nuryanti, S.Kep.Ns.Kep.

Oleh : Kelompok 3

1. Enggelina Novita Fakdawer


2. Fayelse Hendrik Ariks
3. Femmy Novela Papuani Sagisolo
4. Injilia Fiolen Veronika

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG

PRODI D-III KEPERAWATAN MANOKWARI


TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON

A.     Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan

Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya untuk


mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan dengan aspek
humanistik dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey, 1994). Tindakan keperawatan
mengacu langsung pada pemahaman hubungan antara sehat, sakit dan perilaku manusia.
Keperawatan memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta penegahan
penyakit.

Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian


bantuan bagi klien dalam mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan
dengan proses perawatan manusia. Perawatan manusia membutuhkan perawat yang
memahami perilaku dan respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun
potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain dan memahami
kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus pemahaman pada dirinya
sendiri. Selain itu perawat juga memberikan kenyamanan pada perhatian serta empati pada
klien dan keluarganya.

Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag


digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien (A. Azis Alimul
Hidayat 2002).

Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi


bahwa human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human sciencekeperawatan berupaya mengintegrasikan
pengetahuan empiris dengan estetia, humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai
pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson (1985) " human care is the heart
of nursing".

Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a


fully functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang
utuh, ….."the human is viewed as greater than, and different from, the sum of his or her
parts …. (Watson,1985:14) yang bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri
seorang manusia, secara bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan
keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain.
Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang berinteraksi dengan
manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan itu semua penting
untuk perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam
paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada
eksplorasi tentang human science , human responses (to health and illness) dan human
care serta menuntun perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien)
secara utuh, unik dan manusiawi.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori


pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari
pada unsur teori kemanusiaan. Teori JW ini memahami bahwa manusia memiliki empat
cabang kebutuhan yang saling berhubungan, diantaraanya:

1.      Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan Makan


dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan Ventilasi

2.      Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi Kebutuhan


Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.

3.      Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi Kebutuhan


untuk Berprestasi dan Berorganisasi

4.      Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk Pengembangan)


yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Berdasarkan 4 kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah


makhluk yang sempurna yang memiliki bermacam-macam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera, baik fisik, mental,
dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa
sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meningkatkan status kesehatan, mencaegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

B.     Sehat Dan Kesehatan

Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and
soul. Its also associated with the degree of congruence between the self as perceived and
the self as experienced, such a viewed of health focuses on the entire nature of the
individual in his or her physical, social, esthetic and moral realms-instead of just certain
aspects oh human behavior and physiology."

Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan


selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara
diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. 

Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi hal-hal


yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada aspek-aspek perilaku
dan fisiologi manusia semata.

Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan beberapa hal
prinsip antara lain :

1)      Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya


multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor
yang mempengaruhi.

2)      Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi.

3)      Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.

4)      Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang
dinamis.

5)      Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi
tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh
yang dapat mengganggu (agent,environment).

C.    Carrative Factor

Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam


perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :

1.      Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System Values)

2.       Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)

3.      Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)
4.      Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara
manusiawi

5.      Pengekspresian perasaan positif dan negative

6.      Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring


process)

7.      Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)

8.      Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual

9.      Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance

10.  Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan menyangkut upaya


memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari
manusia lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam
menentukan kondisi terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya
pemenuhannya melalui berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan
teknis tetapi disertai “warmth, kindness, compassion”.

D.    Clinical Caritas Process

Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk


menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti
memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek
perawatan pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan
penuh kesadaran,sepenuh hati dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu
mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan
transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka peka dan iba. kreatif
menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian
dari caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan
non fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan,
kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman belajar
mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and meaning)”,
dan mencoba melihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.
E.     Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu berkarakteriskkan


hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang berkomitmen
melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari
dirinya.

Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan


menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan
sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung. 

Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara


objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi
kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk
keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.

Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan
pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar
dari suatu hubungan. Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung
dalam mencari makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. 

Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk
menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan
pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan
melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan
keselarasan batin

F.     Caring Occation Moment

Caring Occation Moment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain
datang pada saat human caring dilaksanakan , dan dari keduanya dengan fenomena tempat
yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human
to human.

Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka
refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang , sensasi tubuh, pikiran
atau kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari lingkungan,
arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami
seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa
perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya
dalam moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat
maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan
keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring
occation bisa menjadi transpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari
keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan
keterbukaan dan kemampuan –kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat
2002 hal. 116-117)
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. 2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku Kedokteran. EGC. Jakarta

http://www.google.co.id, Konsep dan teori keperawatan

http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-watson.html

Anda mungkin juga menyukai