Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

“HUMAN CARE IS THE HEART OF NURSING

KELOMPOK 1

1. Yunaita Priwidyaningtyas

2. Novita Anggraeni

3. Hendri Firmansyah

4. Feri

5. Edi

6. Reza Wahyu

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan,
sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas
penulisan makalh tentang “TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi besar kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan
sebuah petunjuk yang benar yakni syariah agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu Mona selaku
Dosen mata kuliah Psikososial dan Kebudayaan Keperawatan yang telah menyerahkan kepercayaannya
kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaa makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait “TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON”.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak sekali kekurangan
serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk
kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami menyadari
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca.
Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang
tidak berkenan di hati.
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB III PENUTUP


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu bentuk profesi pelayanan kesehatan sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan yang
bersifat biologi-psikologi-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu siapa pun
yang sakit maupun yang sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Dunia
keperawatan memang tidaklah mudah seperti yang banyak orang kira. Begitu banyak hal yang
harus dimengerti dan juga dipahami untuk bisa melaksanakan tugas dengan baik sebagai
seorang perawat. Di dalam keperawatan ada empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan,
sehat-sakit, dan keperawatan itu sendiri. Semua itu merupakan buah piker pakar keperawatan
yang menjadi dasar pengembangan keilmuan keperawatan atau teori model konseptual. Dan
dari banyak pakar yang mengungkapkan hal tersebut, disini kami akan menjelaskan teori model
konseptual yang dikemukakan oleh Jean Watson, seorang theorist keperawatan dengan model
kondep teorinya yaitu Human Caring. Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam
keperawatan dengan dasar adalah “Human Science and Human Care”. Watson percaya bahwa
focus utama dalam keperawatan adalah pada creative factor, yang bermula dari prespektif
humanistic yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat
perlu mengembangkan filosofi humanistic dan system nilai, serta seni yang kuat.

B. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui bagaimana teori konseptual dari Jean Watson
2. Agar dapat mengetahui pengembangan dari teori keperawatan
3. Agar dapat mengetahui apa itu 10 carative factor dan bagaimana carative factor itu
4. Supaya kita dapat mengaplikasikan toeri keperawatan dari Jean Watson dalam keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
“Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan
keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan
pengetahuan empiris dengan estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).
Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena
keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini
sebagai system terbuka (opened system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan
lingkungannya secara dinamis, dan berkesinambungan itu semua penting untuk
perkembangan personalnya.

Manusia Manusia lain

Sistem terbuka

Lingkungan

Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan


pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson
(1985) “human care is the heart of nursing”. Pandangan tentang keperawatan sebagai
science tentang human care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan
pengetahuan sebagai basis dalam area :
1. Pengkajian terhadap kondisi manusia
2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya
4. Deskripsi dari atribut-atrbut caring relationship
5. Studi tentang system bagaimana human care harus diwujudkan
B. Biografi Jean Watson

C. Konsep Sehat Sakit

Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai perso as a


whole, as a fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisiskan sehat sebagai
kondisi yang utuh dan selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan
tingkat kesesuain antara dir yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa
konsep sehat sakit di atas dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interelasi antara factor-
faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu,
tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada
lingkungan yang dinamis.

D. Teori Watson
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari
pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa
manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,
kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan
interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan makanan dan cairan


Kebutuhan Biofisikal Kebutuhan eliminasi

Kebutuhan ventilasi

Kebutuhan Psikofisikal Kebutuhan aktivitas dan istirahat

Kebutuhan seksualitas

Kebutuhan berprestasi
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan berorganisasi
Intrapersonal-Interpersonal Kebutuhan aktualisasi diri

Gambar cabang kebutuhan manusia menurut Jean Watson

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
Makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga
dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik
fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

Teori human caring


Teori Jean Watson yang telah dipubikasikan dalam keperawatan adalah “human science
and human care”. Watson percaya bahwa focus utama dalam keperawatan adlah pada
carative factor yang bermula dari perspektif humanistic yang dikombinasikan dengan
dasar pengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filosofi
humanistic dan sitem nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistic dan system nilai ini
memberi fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat
membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-niai dunia dan keterampilan
berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan
keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan
penyakit.

E. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson


Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut :
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan dipraktikkan secara interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga
4. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadinya padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih
kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) dari pada curing
(mengobati).
7. Praktik curing merupakan pusat keperawatan.
Watson (1998) dan George (1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah
exixtensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah
ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spiritualnya
meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga
pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu
memperoleh pengetahuandan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan
transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan
dan melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk
sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawata. Dalam
hal ini caring merupakan perwujudan dari semua factor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga
diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu
menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga
mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik,
artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap
respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan
pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang maupun
akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukan dalam hubungan interpersonal
yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat
menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan
klien dan energy positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa
caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dilikinya dalam praktik keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring
Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean
Watson, 1985 (dalam B.Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua
peringkat utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan
kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order needs).
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatya lebih rendah tidak selalu membantu
upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang
dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan
manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan
untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi,kebutuhan ventilasi,kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang
meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksualitas; kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal
(kebutuhan aktualisasi diri).
F. Grand theory menurut Jean Watson
a. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah :
1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope)
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematik dalam pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memperbaiki
mental, sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.
Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan
suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap
istilah “factors” terlalu standart terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun
kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan
arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas
process”. Yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan
teorinya (Watson, 2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu:
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih saying dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan system
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap prkatik-praktik spiritual dan transpersonal diri
orang lain, melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan
negative sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri
dan orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai
bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang
artistic.
7. Terlihat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang
lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energy dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian
jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care;
dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang
dirawat.

b. Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan
hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang
berkomunikasi, melindungi, dan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya
atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat dengan kesadaran yang
dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak
memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaaui penilaian secara
objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih
mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi
perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang
lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan
pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang
menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawt
keduanya terhubung dalam mencari makna dan kesatuan, dan mungkin mampu
merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri
sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalam spiritual dalam meningkatkan
kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal
caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan
mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.

c. Caring Occation Moment


Caring Occation menurut Watson (1998,1999) adalah kesempatan (mengenai
tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain dating pada saat human caring
dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai
kesempatan secara bersama datang dalam moment interaksi human to human. Bagi
Watson (1988,1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi
seseorang atau perasan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi tubuh, pikiran
atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari
lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup
yang dialami seseorang, sekarang atau masa yang akan dating. Watson (1999)
menekankan bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami
kesadaran dan kehadirannya dalam moment merawat dengan pasiennya, lebih
lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh
perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi
bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bias menjadi
transpersonal jika memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan
pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaaan dan
kemampuan-kemapuan untuk berkembang (Watson 1999, pp. 116-117).

G. Paradigma Keperawatan Menurut Watson


1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi
transpersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran,
jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan
selfhealing.
Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi social, moral, dan ilmu
pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan
masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan
kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivutas perawatan, antara lain:
1. Membentuk system nilai humanistic altruistic.
2. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
3. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.
4. Mengembangkan hubungan yangsesuai harapan pasien/”helping trust”.
5. Meningkatkan intuis dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif, maupun
negative.
6. Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk
mengambil keputusan.
7. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
8. Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi
mental, fisik, social-kultural, serta spiritual.
9. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.
10. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran,
jiwa dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan
tentang kondisi sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control,
pilihan dan selfdetermination.

3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara
diri dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan
perawat.
BAB III
PEMBAHASAN

IMPLIKASI DALAM ILMU KEPERAWATAN

Watson merekomendasikan suatu pendekatan penelitian keperawatan yang lebih


dalam, agar menghasilkan suatu hubungan keperawatan yang baik dengan kebutuhan
manusia. Agar hasilnya sepurna, maka perawat perlu melakukan metoda pemecahan
masalah secara ilmiah. Watson juga menyatakan proses keperawatan terdiri atas
langkah-langkah yang sama dengan proses ilmiah. Watson kemudian
mengkolaborasikannya dalam dokumentasi

1. Pengkajian
a. Pengkajian meliputi : tindakan pengamatan, melakukan identifikasi, dan
menelaah masalah yang muncul melalui pengaplikasian dari hasil studi
literature.
b. Untuk dapat menelaah dan memprediksi suatu masalah dengan baik sesuai
kerangka kerja yang telah dibuat, maka perlu menggali lebih dalam
pengetahuan yang terkait secara konseptual.
c. Dalam pengkajian juga mencakup formulasi hipotesis mengenai hubungan dan
factor-fakcor yang mempengaruhi masalah.
d. Selain itu juga

2. Perencanaan
Dengan perencanaan yang baik, maka akan membantu dalam menentukan
bagaimana variable-variabel dapat diuji atau diukur. Dalam merancang suatu
pemecahan masalah yang mengacu pada rencana asuhan keperawatan tetap
melalui pendekatan konseptual. Selain itu juga dalam perencanaan tercantum data-
data yang telah dikumpulkan & sesuai.

3. Intervensi
Merencanakan tindakan sesuai dengan masalah yang ditemukan

4. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah metoda dan proses untuk menganalisa hasil
pelaksanaan intervensi dari setiap masalah yang ada. Disamping itu menurut
Watson, evaluasi juga harus mampu memberikan generalisasi terhadap hipotesa-
hipotesa tambahan atau kejadian yang mungkin akan terjadi untuk mendorong teori
keperawatan secara umum didasarkan pada studi pemecahan masalah.
BAB IV
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai