Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap manusia.
Oleh Keperawatan berespons dan beradaptasi terhadap perubahan, memenuhi tantangan baru
yang timbul. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara
keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan
memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu
kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu
profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart
dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat
diterima oleh masyarakat dengan baik. Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan
kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu
kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan
konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model
keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud
Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu
model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam
menentukan model praktek keperawatan. Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk
meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah
kesakitan (Marriner-Torney, 1994) Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan
ilmu tentang caring; caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang
menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres, 1986).
B. Rumusan Masalah
1. Apa teori keperawatan menurut Jean Watson ?
2. Apa saja konsep umum dari teori Jean Watson tersebut ?
3. Bagaimana paradigma keperawatan teori Jean Watson ?
4. Bagaimana pengaplikasian teori dari Jean Watson tersebut di dunia keperawatan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa teori keperawatan dari Jean Watson
2. Mengetahui konsep umum dari teori Jean Watson
3. Mengetahuin paradigma keperawatan teori Jean Watson
4. Mengetahui pengaplikasian teori dari Jean Watson di dunia keperawatan
D. MANFAAT
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan serta pengetahuan mengenai teori
philosophyand science of caring (Jean Watson)
2. Bagi mahasiswa, menjadi acuan dalam pengaplikasian teori jean Watson
3. Bagi pembaca, memberikan pemahaman yang lebuh mendalam mengenai
philosophyand science of caring (Jean Watson)
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Umum Teori dan Model Keperawatan Jean Watson

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “Human
Scienceand Human Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah
pada faktorcare/perhatian pada perawatan yang asalnya dari humanistic perspective dan
dikombinasikandengan dasar ilmu pengetahuan. Dalam keperawatan juga dikembangkan
filosofi kemanusiaan,dan sistem sistem nilai, serta menggunakan seni perawatan yang baik.
Teori Jean Watson initernyata merupakan salah satu dari kebutuhan manusia dalam merawat
pasien.

Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Pandangan
teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki 4 bagian kebutuhan dasar manusia
yang saling berhubungan antara kebutuhan yang satu dengan kebutuhan yang lain. Jean
Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia
dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki
empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan di antaranya :

1)kebutuhan biopysical ( keb. makan, cairan, eliminasi,ventilasi )


2)kebutuhan psikofiSikal ( keb. aktifitas, istirahat dan sexsual )
3)kebutuhan psikososial ( keb. berpretasi dan berorganisasi )
4)kebutuhan intra personal dan inter personal ( keb. aktualisasi diri )
Kebutuhan Biofisikal

Kebutuhan Makanan dan Cairan


Kebutuhan eliminasi
Kebutuhan Ventilasi
Kebutuhan
Psikofisikal

Kebutuhan Aktivasi dan Istirahat


Kebutuhan Seksualitas
Kebutuhan Psikososial

Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan Organisasi

Kebutuhan Intrapersonal &


Kebutuhan Interpersonal

Kebutuhan Berprestasi
Kebutuhan Organisasi

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah
mahluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam
upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan
dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan
dalam meninggalkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati
berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan
dan pencegahan penyakit.

Selain itu ada 7 (tujuh) asumsi dalam ilmu keperawatan, antara lain :

a) Asuhan keperawatan dapat secara efektif didemonstrasikan dan dipraktekkan


hanya secara interpersonal.
b) Asuhan keperawatan berisi faktor care/perhatian pada perawatan yang hasilnya
dapa tmemuaskan Kebutuhan manusia yang memerlukan bantuan.
c) Asuhan keperawatan yang efektif meningkatkan kesehatan dan berkembang
ke arahperbaikan bagi individu, serta keluarga.
d) Respon asuhan keperawatan menerima seseorang tidak hanya pada saat di rawat
saja,tetapi juga kemungkinan yang akan terjadi setelah pasien pulang.
e) Asuhan keperawatan juga melibatkan lingkungan pasien, sehingga bisa
menawarkan kepada pasien untuk mengembangkan potensinya untuk memilih apa
yang terbaik untukdirinya saat itu.
f) Asuhan keperawatan lebih “ healthogenic” dari pada pengobatan.
g) Praktek asuhan keperawatan terintegrasi antara pengetahuan biofisikal
denganpengetahuan tentang perilaku manusia untuk meningkatkan kesehatan
dan untukmemberikan bantuan / pertolongan kepada mereka yang sakit.
B. Defenisi Teori Jean Watson
Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “Human
Scienceand Human Care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah
pada faktorcare/perhatian pada perawatan yang asalnya dari humanistic perspective dan
dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan.
C. Sumber Teori Jean Watson
Sumber-sumber teori Watson berasal dari pengetahuan keperawatan tradisional
dan karya-karya dari Handerson, Nightingale, Krueter, dan Hall. Watson juga
mengakui karya Leininger dan Gadow yang merupakan latar belakang karyanya. Dalam
hasil karyanya baru-baru ini, Watson merujuk pada teori lainnya seperti Maslow, Heidegger,
Ericson, Selye dan Lazarus, dengan pengembangan kerangka kerja yang melukiskan
secara terperinci tentang ilmu pengetahuan dan kemanusian, menjelaskan kejadian-
kejadian, eksistensial dan orientasi spiritual.
Teori Watson (1985) mungkin merupakan filosofi yang paling complex dari teori-teori
keperawatan saat ini. Hanya beliau seorang pembuat teori keperawatan yang secara
explisit mensupport konsep kejiwaan dan menekankan pada dimensi spiritual dari eksistensi
manusia.Watson menyatakan bahwa filosofinya berorientasi pada existensi-pheno menologi,
spiritual, dan bagian dari filosofi ketimuran. Watson juga menggambarkan secara
substansial tentang humanistik,existensial dan psikologi transpersonal. Beberapa
orang filosofer yang diketahui sebagai sumber oleh Watson diantaranya : Hegel, Marcel,
Whitehead, Kierkegaard, dan Teilhard de Chardin.
D. Pengertian Dan Penggunaan Temuan Empiris
Empiris merupakan suatu keadaan yang berdasarkan pada peristiwa atau kejadian nyata
yang pernah dialami serta didapat dengan melalui penelitian, pengamatan ataupun
juga eksperimen yang pernah dilakukan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empiris ini didefinisikan
dengan berdasarkan pengalaman, ialah ilmu pengatahuan yang diperoleh dari suatu
penemuan,percobaan, serta juga pengamatan yang telah dilakukan.
Empiris ini juga diartikan ialah sebagai ilmu yang bertitik tolak pada
pengalaman indrawi. Pengalaman indrawi disini diartikan yakni sebagai penglihatan,
pengecapan,penciuman, pendengaran, serta sentuhan seseorang terhadap sesuatu yang pernah
ditelitinya.
Selain itu, empiris ini menghasilkan data yang disebut dengan sebutan bukti empiris.
Bukti empiris ini merupakan sumber pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pengamatan(observasi) atau juga percobaan yang telah atau sudah dilakukan. Bukti empiris
didalamnya itu berisi mengenai informasi yang membenarkan suatu kepercayaan, baik itu
mengenai kebenaran atau juga kebohongan dari suatu klaim empiris.
Penggunaan temuan empiris
Pada saat Perang Crimean, Florence Nightingale menjadi relawan dan
mengunjungi rumah sakit disana, dimana kondisi fasilitas dasar (sanitasi dan nutrisi) disana
sangat buruk.Kemudian beliau ditugaskan untuk mengatur dan memperbaiki kualitas dari
sanitasi. Sebagihasilnya, angka kematian pada Rumah Sakit Barracks si Scutari menurun dari
42,7% menjadi2,2% dalam 6 bulan (Donahue,1996; Woodham-Smith,1983).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan temuan ini
masih digunakan sampai sekarang di dalam keperawatan. Teori kebutuhan Menurut
Maslow pada dasarnya mengakui pada penekanan teori Florence sebagai contoh
kebutuhan oksigen dapat dipandang sebagai udara segar, ventilasi, dan kebutuhan
lingkungan yang aman berhubungan dengan saluran yang baik dan air yang bersih.
Teori kebutuhan menekankan bagaimana kebutuhan yang berhubungan dengan
kemampuan manusia dalam mempertahankan hidupnya.

E. Paradigma Keperawatan Menurut Jean Watson


1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui
transaksitranspersonal caring untuk membantu manusia mencapai keharmonisan
pikiran, jiwa dan raga yang menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan
selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisanpikiran, jiwa
dan raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilankeputusan tentang
kondisi
sehat-sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan ragaantara diri
dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antaraklien dan
perawat.
F. Aplikasi Teori Jean Watson
Teori caring berkembang dari kepercayaan, nilai dan asumsi Watson tentang
perawatan. Menurut Watson (1985), merawat dan cinta menyusun jiwa dan
merupakan inti dari sifatperikemanusiaan. Beliau mencatat bahwa dalam sejarahnya,
keperawatan melibatkan caring dan berkembang dari caring. Selain itu, beliau
menyebutkan bahwa caring akan menentukan kontribusi keperawatan dalam
memanusiakan manusia di dunia (De Laune dan Ladner, 2002). Dalam teori caring, nilai-
nilai, pengetahuan dan praktik perawatan diintegrasikan dengan proses penyembuhan dari
dalam diri dan pengalaman hidup klien, sehingga memerlukan seni perawatan-penyembuhan
dan kerangka kerja yang disebut faktor carative. Faktor ini bersifat melengkapi, tapi
berbeda dengan faktor kuratif. Kuratif dikembangkan oleh dokter, sementara
carative dikembangkan oleh perawat (Parker, 2001). Menurut Watson (1997), di
awalperkembangannya keperawatan memiliki ruang lingkup praktik yang sangat
sempit, sangat dipengaruhi oleh paradigma kedokteran dan ilmu biomedik tradisional. Hal
tersebut tidak sesuai karena paradigma keperawatan seharusnya berfokus pada
perawatan-penyembuhan, bukan diagnosis-penatalaksanaan medis yang berfokus pada
penyakit dan patologinya seperti paradigma kedokteran (Fawcett, 2002). Berikut
merupakan evolusi teori caring yang digagas oleh Jean Watson :
a. 1979 Nursing: the philosophy and science of caring
b. 1985 Nursing: human science and human care
c. 1988 New dimensions of human caring theory
d. 1989 Watson’s philosophy and theory of human caring in nursing

 Definisi dan Konsep Mayor


Ilmu caring merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap
proses,fenomena, dan pengalaman perawatan manusia. Ilmu caring, seperti juga ilmu lainnya,
meliputiseni dan kemanusiaan. Caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari
intervensi yang menghasilkan pemenuhan manusia (Torres, 1986; Potter dan Perry,
2005). Transpersonal caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang
terdapat dalam lingkaranperawatan yang konsentrik–dari individu, pada orang lain, pada
masyarakat, pada dunia, padaplanet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).
Watson (1988) dalam George (1990), mendefinisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, dasar spiritual. Caring adalah ideal moral dari keperawatan.
Manusia akan eksis bila dimensi spiritualnya meningkat, yang ditunjukkan dengan
penerimaandiri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, dan intuitif.
Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan
antara perawat-klien, dimana perawat membantu partisipasi klien, membantu klien
memperoleh pengetahuan, dan meningkatkan kesehatan (Cara, 2003).
Berdasarkan Watson (2004), konsep mayor dalam teorinya adalah :
1. Faktor Carative
Dikembangkan pada tahun 1979, dan direvisi pada tahun 1985 dan 1988,
Watson memandang Faktor Carative sebagai panduan inti dari keperawatan. Beliau
menggunakan istilah Carative untuk membedakan dengan kedokteran yaitu faktor
kuratif.Faktor Carative beliau berusaha untuk menghargai dimensi manusia dalam
keperawatan dan kehidupan serta pengalaman pribadi seseorang yang kita beri perawatan
(Watson, 1997; 2004).
Faktor Carative terdiri dari 10 elemen :
1) Sistem nilai humanistik dan altruistik (mengutamakan kepentingan orang lain).
2) Kejujuran dan harapan.
3) Sensitifitas pada pribadi seseorang dan orang lain.
4) Rasa tolong menolong-Saling percaya, hubungan antar sesama manusia.
5) Mengekspresikan perasaan positif dan negatif.
6) Proses pemecahan masalah keperawatan yang kreatif.
7) Proses belajar mengajar transpersonal.
8) Lingkungan fisik, social, spiritual dan mental yang supportif, protektif, dan korektif.
9) Pertolongan dalam memenuhi kebutuhan manusia.
10) Kekuatan spiritual-fenomenologikal-eksistensial (Watson, 1979/1985).
Bersamaan dengan beliau mengembangkan teorinya, beliau memperkenalkan
konsepproses caritas klinis,yang kini menggantikan faktor carative-nya.Watson
kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP), untuk menempatkan
carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti memberi cinta
dan perhatian khusus. Jadi Clinical Caritas Process adalah suatu praktek perawatan
pasien dengan sepenuh hati kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh
kesadaran,sepenuh hati dan cinta. Hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu
mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai spiritual dan
transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka pekadan iba. kreatif
menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari
caring-healing-practice. menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,fisikdan non
fisik, dengan penuh kesadaran dan keseluruhan,yang memperhatikan
keindahan,kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman
belajar mengajar,yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti ”(being and
meaning)”, dan mencobamelihat dan mengacu pada kerangka berfikir orang lain.
Berikut merupakan translasi faktor carative dalam proses caritas klinis.
a) Praktik Perawatan yang secara sadar diberikan dengan keramahan dan ketenangan
hati.
b) Mampu menampilkan, memungkinkan dan mempertahankan sistem
kepercayaan mendalam dan kehidupan subyektif seseorang atau orang yang diberi
perawatan.
c) Mengupayakan praktik spiritual dan transpersonal seseorang,
mengesampingkan egopribadi, membuka cara pandang orang lain dengan sensitifitas
dan perasaan kasihan.
d) Mengembangkan dan mempertahankan hubungan perawatan dengan rasa
tolongmenolong dan saling percaya.
e) Mampu menampilkan, mendukung, perasaan negatif dan positif yang
berhubungan dengan jiwa terdalam diri dan orang yang diberikan perawatan.
f) Menggunakan proses pemecahan masalah yang kreatif dan sistematis,
digabungkan dengan pengetahuan perawatan yang dimiliki, serta melibatkan seni
praktik perawatan-penyembuhan.
g) Mendukung proses belajar-mengajar transpersonal yang menggunakan pengalaman
untuk mempersatukan pemahaman, dan melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain.
h) Menyediakan lingkungan fisik, psikis, sosial, dan spiritual yang supportif, protektif,
dan korektif yang kondusif untuk proses perawatan pada setiap level (lingkungan fisik
sebaik lingkungan non fisik, lingkungan yang penuh energi positif di mana
kebersamaan,kenyamanan, harga diri, dan kedamaian tumbuh dengan maksimal)
i) Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan memuaskan, dengan
penuh kesadaran, memberikan perawatan dengan body language yang baik,
dengan memperhatikan seluruh aspek perawatan, merawat baik kesadaran jiwa
maupun spiritual.
j) Mengijinkan kekuatan spiritual-fenomenal-eksistensial menjadi pembuka
dimensi misteri-spiritual dan eksistensial kehidupan dan kematian seseorang,
perawatan jiwa bagi diri sendiri dan orang yang diberikan perawatan.
2. Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson hubungan perawatan transpersonal mencirikan jenis
hubungan perawatan spesial, yang tergantung pada:
a. Komitmen moral perawat dalam melindungi dan meningkatkan harga diri manusia
yangsetinggi-tingginya.
b. Kesadaran perawat dalam berkomunikasi untuk memelihara dan menghargai
jiwaseseorang, sehingga tidak menyamakan status seseorang tersebut dengan obyek (benda).
c. Kesadaran perawat dalam memberikan perawatan berpotensi menyembuhkan,
sehubungan dengan pengalaman, persepsi, dan hubungan yang intensif berperan dalam
penyembuhan.
Hubungan ini menggambarkan bagaimana perawat berperan, dalam melakukan
pengkajian yang objektif juga tetap memperhatikan subyektif orang yang diberi perawatan
dan pemahamannya tentang kesehatan serta pelayanan kesehatan yang diinginkan.
Kesadaran perawat dalam memberikan perawatan sangat penting, sehingga bisa
memahami perspektif orang yang diberikan perawatan.
Pendekatan ini menekankan pada keunikan pribadi perawat dan yang diberi perawatan,
dan hubungan yang saling menguntungkan antara 2 individu, yang merupakan dasar dari
sebuah hubungan. Perawat dan yang diberi perawatan, keduanya sama-sama
mencari arti dan kebersamaan, dan mungkin juga pemahaman spiritual tentang sakit
(Watson, 2004). Transpersonal Caring Relationship
Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu
berkarakteriskkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral perawat yang
berkomitmen melindungidan meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi
dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan
dan menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai
sebuah objek. Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk
menyembuhkan sejak,hubungan, pengalaman dan persepsi sedang berlangsung.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara
objektif, menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi
kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk
keberlanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain. Pendekatan ini menyoroti
keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan pasien, dan juga hubungan saling
mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena
itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan
kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah transpersonal
berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman
spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien.
Pada akhirnya, tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan
denganmelindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat, kemanusiaan,
kesatuan dankeselarasan batin.
3. Momen/Waktu Caring
Menurut Watson waktu perawatan adalah saat di mana (terbatas pada waktu dan
tempat) perawat dan orang yang diberi perawatan bersama-sama dalam suatu
kondisi pemberian perawatan. Keduanya, dengan pandangan uniknya, dimungkinkan untuk
saling tukar menukar perasaan dan pemahaman. Menurut Watson, pandangan unik
seseorang didasarkan pada pengalamannya yang melibatkan emosi, sensasi tubuh,
pemikiran, kepercayaan, tujuan, pengharapan, kondisi lingkungan dan persepsi
seseorang terhadap sesuatu—semuanya berdasarkan pengalaman masa lalu, saat ini dan
pandangan terhadap masa depan.Menurut Watson (1999), sebagai seorang pemberi
perawatan, perawat juga perlu untuk menyadari pemahaman dan pengertiannya tentang
bagaimana harus bersikap selama memberikan perawatan. Dalam kata lain, baik
perawat dan yang diberi perawatan bisa dipengaruhi oleh waktu perawatan melalui
pilihan-pilihan dan perilaku yang diputuskan ketika hubungan berlangsung, sehingga
mempengaruhi dan menjadi bagian dari cerita kehidupan mereka. Waktu perawatan
menjadi transpersonal jika melibatkan kedua belah pihak, ditambah keterbukaan dan
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan suatu individu (Fawcett, 2002).
 Faktor Carative dalam Caring
Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi
clinicalcaritasprocesses yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004),
yaitu:
1) Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalamkonteks kesadaran terhadap caring.
2) Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan system
keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
dirawat.
3) Memberikan perhatian terhadap praktek spiritual dan transpersonal diri
orang lain,melebihi ego dirinya.
4) Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya,
yangsaling bantu dan saling percaya.
5) Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negative.
Sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang
dirawat.
6) Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian
dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik.
7) Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8) Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun non
fisik,lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki
keholistikan,keindahan, kenyamanan,martabat, dan kedamaian.
9) Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga
danpikiran,keholistikan, dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan
melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10) Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan
dan kematian seseorang, “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Konsep utama teori Jean Watson adalah “ Human Science and Human Care ”, yang
fokus utamanya dalam keperawatan adalah carative factor, dimana dia berasal dari
humanistic perspective yang dikombinasikan dengan dasar ilmu pengetahuan ilmiah.
Hubungan teori Jean Watson ini dengan konsep utama keperawatan, yaitu adanya unsur teori
kemanusiaan dalam pandangannya yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai ragam perbedaan. Konsep teori Jean Watson juga
mendalami perihal lingkungan spiritual dalam praktikasuhan keperawatan, hal tersebut
mengacu pada 10 carativ factors. Kemudian Watson menawarkan suatu konsep yang
lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan, konsep tersebut adalah
“clinical caritas process”.
B. Saran
Melihat besarnya manfaat caring, seharusnya caring tercermin dalam setiap
interaksi perawat dan klien, bukan malah dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan
dengan dalih beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan
ruangan yg kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan,
memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki
tempat khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan, bukan hanya sebagai
pelengkap penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Christensen, J, Paula., Kenney,W, Janet. 2009.Proses Keperawatan: Aplikasi
Model Konseptual.
Jakarta: EGCAsmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Hidayat, Aziz Alimul dan Hamid, Achir Yani S.2005. Buku Saku Praktikum
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Kusnanto. 2004.Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta:EGC
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Jakarta: EGC
Jean Watson. 2007. “Watson’s Theory of Human Caring and Subjective Living
Experiences: Carative Factors/Caritas Pricesses As a Disciplinary GuideTo The
Professional Nursing Practice” .Diakses pada tanggal 11Desember 2013
dari www.scielo.br/pdf/tce/v16n1/a16v16n1.pdf
Nelson, John., Watson, Jean. 2012. Measuring Caring . LLC: Springer Publishing
Company.
Watson, Jean. 1940.Caring Science: A Theory of Nursing. LLC: Springer
PulishingCompany.

Anda mungkin juga menyukai