Anda di halaman 1dari 12

Keperawatan Menurut Jean Watson

Posted by Tarlis Irawan on April 19, 2012

2.1. Pengertian (Manusia Sebagai Fokus Sentral)

“Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)

Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai
human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetika,
humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).

Dalam pandangan keperawatan manusia dilihat sebagai sosok yang utuh. Karena keutuhan
ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka
(openned system), yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, dan
berkesinambungan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.

Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart of
nursing”. Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang human care adalah
komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam area:

1. Pengkajian terhadap kondisi manusia.


2. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya terhadap kondisi sehat sakit.
3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
5. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.

2.2. Latar Belakang Jean Watson

Dr. Watson adalah seorang sarjana keperawatan Amerika yang lahir di West Virginia dan
sekarang tinggal di Boulder, Colorado sejak tahun 1962. Dari University of Colorado, ia meraih
gelar sarjana di keperawatan dan psikologi, gelar master di keperawatan kesehatan mental-
kejiwaan, dan terus mendapatkan gelar Ph.D dalam psikologi pendidikan dan konseling.
Sekarang ini Dr. Jean Watson adalah seorang Profesor yang membedakan keperawatan dan
sebagai ketua Caring Science di University of Colorado, Sekolah Keperawatan dan merupakan
pendiri Center for Human Caring di Colorado. Dia merupakan anggota dari Amecican Academy
of Nursing yang telah menerima penghargaan nasional dan internasional. Dia telah menerbitkan
berbagai karya yang menjelaskan filsafat dan teori kepedulian manusia, yang dipelajari oleh
perawat di berbagai belahan dunia. Dasar dari teori keperawatan Jean Watson di terbitkan pada
tahun 1979 di keperawatan yaitu ”The Philosphy and Science of Caring”. Pada tahun 1988, teorinya
diumumkan dalam “nursing: Human Science and Human Care”. Postmodern Nursing and Beyond
(1999). Assessing and Measuring Caring in Nursing and Health Sciences (2002). Watson
berpendapat bahwa fokus utama dalam keperawatan ada di faktor carative. Dia percaya bahwa bagi
perawat untuk mengembangkan filsafat humanistik dan sistem nilai, seorang liberal dengan latar
belakang seni yang kuat diperlukan. Sistem filsafat dan nilai memberikan fondasi yang kokoh bagi
science of caring.

2.3. Konsep sehat sakit

Dalam pandangan keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a whole, as a
fully functional integrated self. Jean Watson mendefinisikan sehat sebagai kondisi yang utuh dan
selaras antara badan, pikiran, dan jiwa, ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Dari beberapa konsep sehat sakit di atas dapat
dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:

1. Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,


yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2. Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
3. Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.

2.4. Teori Watson

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan
manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsure teori
kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan
untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan
ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan
istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah
makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya
mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual
karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai
keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science
and human care”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative
factor yang bermula dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan
ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta
seni yang kuat. Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu
keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta
nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis
dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan
pengobatan penyakit.

2.5. Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson

Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.


2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana mereka
sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan
perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan
yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing (mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih dari sebuah exisestensial
philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari
keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan
penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring
sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antara perawat-klien,
dimana perawat membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.

“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia yang mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.

Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring
merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam
melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima
kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu
terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus
mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan
memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang
maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu
hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui
perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada
klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk
tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.

Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan Human Caring
Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson,
1985 (dalam B. Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat utama,
yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order needs) dan kebutuhan yang tingkatnya
lebih tinggi (higher order needs).

Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu membantu upaya kompleks
manusia untuk mencapai aktualisasi diri. Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap
kebutuhan lain dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup yang meliputi kebutuhan makanan
dan cairan, kebutuhan eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional)
yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan seksualitas; kebutuhan psikososial
(kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan
aktualisasi diri).

Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia adalah makhluk yang
sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai
kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan spiritual karena
sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai
keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan.

2.6. Grand theory menurut Jean Watson

a. Carrative Factor

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:

1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.


2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).
3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling bantu (helping-trust).
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental,
sosialkultural, dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.

Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk
dan focus terhadap fenomena keperawatan. Watson menganggap istilah “factors” terlalu standart
terhadap sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu konsep yang lebih sesuai
dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan
“caritas processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah perkembangan teorinya
(Watson,2004). Dimana clinical caritas process terdiri dari yaitu.

1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam konteks
kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem kepercayaan yang
dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal diri orang lain,
melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang saling
bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan negatif sebagai
suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bangian dari
proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui keutuhan diri
orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun nonfisik,
lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan,
keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials“, yang memunculkan penyusuaian jiwa, raga dan
pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa
dan keberadaan secara spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan dan
kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
b. Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship berkarakteristikkan hubungan


khusus manusia yang tergantung pada moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan
meningkatkan martabat manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat
dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan menghargai spiritual, oleh karena
itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.

Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan. Hubungan
ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara objektif, menunjukkan
perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri.
Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk berkelanjutan dan pemahaman terhadap
persepsi orang lain. Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat dan
pasien, dan juga hubungan saling menguntungkan antara dua individu, yang menjadi dasar dari
suatu hubungan. Oleh karena itu, yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam
mencari makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien. Istilah
transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai kedalaman
spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya, tujuan dari
transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan melindungi, meningkatkan dan
mempertahankan martabat, kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.

c. Caring Occation Moment

Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan (mengenai tempat dan
waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan, dan dari
keduanya dengan fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang
dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988, 1999) bidang yang luar biasa yang
sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi
tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-harapan pertimbangan dari
lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami
seseorang, sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat
dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam moment
merawat dengan pasiennya, lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya, dengan demikian akan menjadi
bagian dari pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika
memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan
yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–kemampuan untuk berkembang (Watson 1999 ,
pp. 116-117).

2.7. Paradigma Keperawatan Menurut Watson

1. Keperawatan

Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui transaksi transpersonal caring
untuk membantu manusia mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-care, dan selfhealing.

2. Klien

Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan
raga, yang membutuhkan bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-sakitnya
untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan dan selfdetermination.
3. Kesehatan

Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran, jiwa dan raga antara diri
dengan orang lain dan antara diri dengan lingkungan.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi antara klien dan perawat.

2.8. Asumsi Dasar Science of Caring

Watson mengidentifikasi banyak asumsi dan beberapa prinsip dasar dari transpersonal caring.
Watson meyakini bahwa jiwa seseorang tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Watson
mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar tersebut yaitu :

1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya secara interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap kebutuhan
manusia tertentu.
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi juga menerima
akan jadi apa dia dikemudian.
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari potensi yang ada,
dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk memilih tindakan yang terbaik bagi
dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

2.9. Proses Keperawatan Dalam Teori Caring

Watson (1979) menekankan bahwa proses keperawatan memiliki langkah-langkah yang


sama dengan proses riset ilmiah, karena kedua proses tersebut mencoba untuk menyelesaikan
masalah dan menemukan solusi yang terbaik. Lebih lanjut Watson menggambarkan kedua proses
tersebut sebagai berikut (tulisan yang dimiringkan menandakan proses riset yang terdapat dalam
proses keperawatan):

1. Pengkajian

Meliputi observasi, identifikasi, dan review masalah; menggunakan pengetahuan dari


literature yang dapat diterapkan, melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan dan
konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji masalah. (Berita
Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150)

Pengkajian juga meliputi pendefinisian variabel yang akan diteliti dalam memecahkan masalah.

Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh perawat yaitu:

1. Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup meliputi
kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi, dan oksigenisasi.
2. Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman, seksualitas.
3. Higher order needs (psychosocial needs) ,yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan beraffiliasi.
4. Higher order needs (intrapersonali needs), yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.

2. Perencanaan

Perencanaan membantu untuk menentukan bagaimana variable-variabel akan diteliti


atau diukur, meliputi suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahan masalah yang
mengacu pada asuhan keperawatan serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan
pada siapa dan bagaimana data akan dikumpulkan.

3. Implementasi

Merupakan tindakan langsung dan implementasi dari rencana serta meliputi pengumpulan data.

4. Evaluasi

Merupakan metoda dan proses untuk menganalisa data, juga untuk meneliti efek dari
intervensi berdasarkan data serta meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang
positif tercapai, dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan

Referensi:

1. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik.
Jakarta: EGC.
2. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
3. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika
4. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
5. Soewandi,J. 1991. Ringkasan Sejarah Keperawatan.Jakarta: Batara
6. http://anangrachyudi-indokuwaitnurse-gate.blogspot.com/2008/12/teori-keperawatan-
menurut-jean-watson.html
7. http://andaners.wordpress.com/2011/03/18/teori-filosofi-keperawatan-jean-watson/
8. http://www.pedomannews.com/opini/berita-opini/ekonomi/1920-konsep-caring-menurut-
jean-watson
9. http://erik-acver-qincai.blogspot.com/2009/02/konsep-dasar-keperawatan.html
Teori keperawatan Menurut Jean Watson

MANUSIA sebagai FOKUS SENTRAL

Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi bahwa human
science and human care merupakan domain utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai
human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia,
humanities dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk
mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan, seperti dinyatakan oleh Watson
(1985) human care is the heart of nursing. Pandangan tentang keperawatan sebagai sains tentang
human care adalah komprehensif. Ini termasuk pengembangan pengetahuan sebagai basis dalam
area-area :

1. Pengkajian terhadap kondisi manusia

2. Eksplikasi dari pengalaman manusia dengan, dan responnya terhadap berbagai kondisi
sehat-sakit

3. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya

4. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship

5. Studi tentang sistem untuk bagaimana human care mesti diwujudkan

Dalam eksplikasi sains tentang human care pencarian harus termasuk beragam metoda untuk
memperoleh pemahaman utuh dari human phenomena. Pencarian ini harus memfasilitasi integrasi
pengetahuan dari biomedical,perilaku,sosiokultural, seni dan humaniora untuk menemukan
pengetahuan keperawatan baru. Melalui strategi integrasi dan analisis, dunia objektifitas dapat
dihubungkan dengan dunia subjektif dari pengalaman manusia untuk mencapai linkage ini.
Perspektif tentang human science memberi kesempatan bagi pemikir/peneliti keperawatan untuk
melakukan telaah terhadap keilmuan keperawatan dan arahnya, guna meletakkan dasar-dasar
subject matter serta tanggung jawab ilmiah dan sosialnya. Melalui perspektif ini, kajian terhadap
makna,nilai etika tentang manusia, kesehatan dan keperawatan dapat dilakukan.
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully functional
integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia dilihat sebagai sosok yang utuh, …..the human is
viewed as greater than, and different from, the sum of his or her parts …. (Watson,1985:14) yang
bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara bersama-sama
berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya. Karena keutuhan ini maka manusia itu
unik, berbeda dari manusia lain. Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system),
yang berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis, berkesinambungan dan
itu semua penting untuk perkembangan personalnya. Pandangan dasar tentang manusia ini, yang
dalam paradigma keperawatan merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi
tentang human science , human responses (to health and illness) dan human care serta menuntun
perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien) secara utuh, unik dan
manusiawi.
SEHAT/KESEHATAN
• Watson (1985:48) menyatakan sehat sebagai unity and harmony within the mind,body and soul.
Its also associated with the degree of congruence between the self as perceived and the self as
experienced, Such a viewed of health focuses on the entire nature of the individual in his or her
physical,social.esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human behavior and
physiology. Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh dan selaras
antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian antara diri yang
dipersepsikan dan diri yang diwujudkan. Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu
secara utuh meliputi hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada
aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata. Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness)
diatas dapat dikemDari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan
beberapa hal prinsip antara lain :

• Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya multidimensional,


yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi.

• Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya terpenuhi

. Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.

• Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik tertentu, tetapi
berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk berfungsi pada lingkungan yang dinamis.

• Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh
(manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat
mengganggu (agent,environment).

• Carative factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi manusia dalam
perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang yang kita rawat.

A.Carrative factor

Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:

1. Nilai-nilai kemanusiaan dan Altruistik(Humanistic-Altruistic System Value )

2. keyakinan dan harapan(Faith and Hope)

3. Peka pada diri sendiri dan kepada oran lain(Sensitivity to self and others)

4. Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam perawatan secara


manusiawi

5. Pengekspresian perasaan positif dan negative

6. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-solving caring


process)

7. Pembelajaran secara transpersonal(transpersonal teaching learning)


8. Dukungan,perlindungan,perbaikan fisik,mental,social dan spiritual.

9. Bantuan kepada kebutuhan manusia(Human needs assistance)

10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Dari kesepuluh carrative factors diatas, Caring dalam keperawatan menyangkut upaya
memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai manusia yang berbeda dari manusia
lainnya (Watson,1985) ini berkenaan dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi
terpenuhi tidaknya kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui berbagai
bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi disertai “warmth, kindness,
compassion”. Watson kemudian memperkenalkan “clinical caritas process”(CCP),untuk
menempatkan carative factor nya,yang berasal dari bahasa yunani “cherish”,yang berarti memberi
cinta dan perhatian khusus.Jadi clinical caritas process adalah suatu praktek perawatan pasien
dengan sepenuh hati kesadaran,dan cinta.

Clinical caritas process,adalah sebagai berikut:

Merawat pasien dengan penuh kesadaran,sepenuh hati dan cinta = hadir secara jiwa dan
raga,supportif dan mampu mengekspresikan perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai
spiritual diri dalam hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for.

Budidaya = nilai spiritual dan transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih
terbuka peka dan iba.

Kreatif menggunakan diri dan segala cara dalam proses perawatan,secara artistk,sebagai
bagian dari caring-healing-practice.

 menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,fisik dan non fisik,dengan penuh


kesadaran dan keseluruhan,yang memperhatikan keindahan,kenyamanan,kehormatan dan
kedamaian.

Terlibat dalam proses pengalaman belajar mengajar,yang dihadirkan sebagai kesatuan


“menjadi dan berarti” (being and meaning), dan mencoba melihat dan mengacu pada kerangka
berfikir orang lain.

B. Transpersonal caring relationship

Menurut Watson(1999), transpersonal caring relationship itu berkarakteriskkan hubungan


khusus manusia yang tergantung pada:

Moral perawat yang berkomitmen melindungi dan meningkatkan martabat manusia seperti
dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.

 Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan


menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang sebagai sebuah objek.

Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk menyembuhkan


sejak,hubungan,pengalaman dan persepsi sedang berlangsung.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain secara
objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi
kesehatan diri mereka sendiri.Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan
dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.

Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat dan pasien,dan
juga hubungan saling mneguntungkan antara dua individu,yang menjadi dasar dari suatu
hubungan.Oleh karena itu,yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari
makna dan kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.

Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk menggapai
kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien.Pada
akhirnya,tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan
melindungi,meningkatkan dan mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan
batin.

C. CARING OCCATION/MOMENT

 CARING OCCATION menurut Watson(1988, 1999) adalah kesempatan (mengenai


tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang pada saat human caring dilaksanakan ,
dan dari keduanya dengan phenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama
datang dalam moment interaksi human to human . Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar
biasa yang sesuai dengan kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami
seseorang , sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-harapan
pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya berdasar pada pengalaman
hidup yang dialami seseorang , sekarang atau masa yang akan . Watson (1999) menekankan bahwa
perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami kesadaan dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang
dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya , dengan
demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya sendiri
Caring occation bisa menjadi tranpersonal bilamana memungkinkan adanya semangat dari
keduanya(perawat dan pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan
kemampuan –kemampuan untuk berkembang. (Watson 1999 , pp. 116-117)

Anda mungkin juga menyukai