Anda di halaman 1dari 2

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)

I. Definisi
CTEV atau Congenital Clubfoot merupakan kelainan bawaan pada kaki dan pergelangan kaki yang
berupa deformitas inversi, kombinasi equines dan varus dari hindfoot, serta adduksi dari sendi subtalar
dan midtarsal. Kondisi ini ditandai dengan beberapa komponen, yaitu: inversi (putaran kedalam) dan
adduksi (deviasi kedalam) dari forefoot, varus dari kalkaneus (tumit inversi), equinus (plantar fleksi),
kontraksi jaringan di sisi medial kaki, otot-otot evertor di sisi lateral kaki tidak berkembang, otot-otot
betis tidak berkembang, serta resistensi terhadap koreksipasif.

II. Klasifikasi
Terdapat banyak klasifikasi CTEV, belum ada yang digunakan secara universal. Pembagian yang
sering digunakan adalah postural atau posisional, serta fixed/rigid. Club foot postural atau posisional
bukan merupakan clubfoot sebenarnya. Sedangkan club foot jenis fixed atau rigid dapat digolongkan
menjadi jenis fleksibel (dapat dikoreksi tanpa operasi) atau resisten (membutuhkan terapi operatif,
walaupun hal ini tidak sepenuhnya benar - Ponseti). Beberapa jenis klasifikasi lain yang dapat ditemukan,
antara lain, adalah klasifikasi menurut Pirani, Goldner, DiMiglio, Hospital for Joint Diseases (HJD), dan
Walker.

III. Etiologi & Faktor Resiko


1. Faktor mekanik in utero
Teori ini merupakan yang pertama dan tertua, diutarakan oleh Hippocrates. Diapercaya bahwa kaki
tertahan pada posisi equinovarus akibat adanya kompresi dari luar uterus. Namun Parker pada 1824 dan
Browne pada 1939 mengatakan bahwa keadaan dimana berkurangnya cairan amnion, seperti oligo
hidramnion, mencegah pergerakan janin dan rentan terhadap kompresi dari luar. Amniocentesis dini
diperkirakan memicu deformitas ini.

2. Defek neuromuskuler
Beberapa peneliti masih berpendapat bahwa equinovarus adalah akibat dari adanya defek
neuromuskuler, walaupun ada beberapa studi yang menemukan gambaran histologis normal. Peneliti
menemukan adanya jaringan fibrosis padaotot, fascia, ligament dan tendon sheath pada club foot, hal ini
diperkirakan mengakibatkan kelainan pada tulang (Maranho et al, 2011). Adanya jaringan fibrosis ini
ditandai dengan terekspresinya TGF-beta dan PDGF pada pemeriksaan histopatologis, keadaan ini juga
berperan dalam kasus-kasus resisten (Herring, 2014).

3. Primary germ plasma defect


Irani dan Sherman telah melakukan diseksipada 11 kaki equinovarus dan 14 kaki normal, mereka
menemukan neck talus selalu pendek dengan rotasi ke medial dan plantar. Mereka berpendapat hal ini
karena adanya defek pada primary germ plasma.

4. Arrested fetal development


 Intrauterina
Heuterdan Von Volkman pada 1863 mengemukakan bahwa adanya gangguan perkembangan dini pada
usia awal embrio adalah penyebab club foot kongenital.
 Pengaruhlingkungan
Beberapa zat seperti agen teratogenik (rubella dan thalidomide) serta asap rokok memiliki peran dalam
terbentuknya CTEV, dimana terjadi temporary growth arrest pada janin (Meena et al, 2014)

5. Herediter
Pada janin perkembangan kaki terbagi menjadi dua fase, yaitu fase fibula (6,5 – 7 minggu kehamilan)
dan fase tibia (8-9 minggu kehamilan). Ketika terjadi gangguan perkembangan saat kedua fase tersebut,
maka kemungkinan terjadinya CTEV akan meningkat (Herring, 2014). Semua teori di atas belum dapat
menjelaskan secara pasti etiologi dari CTEV, namun kita dapat menyimpulkan bahwa penyebab CTEV
adalah multifactorial dan proses kelainan telah dimulai sejak limb bud development (Herring, 2014).
IV. Manifestasi Klinis
 Gejala klinis dapat ditelusuri melalui riwayat keluarga yang menderita club foot atau kelainan
neuromuskuler, dan dengan melakukan pemeriksaan secara keseluruhan untuk
mengidentifikasi adanya abnormalitas.
 Pemeriksaan dilakukan dengan posisi prone, dengan bagian plantar yang terlihat, dan supine
untuk mengevaluasi rotasi internal dan varus. Jika anak dapat berdiri ,pastikan kaki pada posisi
plantigrade, dan ketika tumit sedang menumpu, apakah pada posisi varus, valgus atau netral.
 Deformitas serupa terlihat pada myelomeningocele and arthrogryposis.Oleh sebab itu agar
selalu memeriksa gejala-gejala yang berhubungan dengan kondisi-kondisi tersebut. Ankle
equinus dan kaki supinasi (varus) dan adduksi (normalnya kaki bayi dapat dorsofleksi dan
eversi, sehingga kaki dapat menyentuh bagian anterior dari tibia). Dorsofleksi melebihi 90°
tidak memungkinkan.

V. Pathway

Idiopatik Kondisi janin Faktor Perubahan inervasi


genetik dalam kandungan neoroge intrauterin
nik
Abnormalitas
histokimia pada otot

Posisi abnormal Pergerakan janin Kelainan


janin terbatas perkembanga
n

Deformitas Fase Peningkatan


tulang fibular jaringan fibrosadi
Resiko gangguan
otot dan ligamen
pertumbuhan

CTEV (Conginetal talipesn


Equinovarus )

Metatarsal lebih Fleksi Calcaneus, Adduksi serta


fleksi terhadap plantar navicular dan inverse pada
daerah plantar talus cuboid ligament dan
(telapak terotasi tendon
Terapi konservatif kaki) kearah medial peroneal
terhadap talus

Pemasangan Tumit Inverse pada Adduksi


gips menjadi sendi subtalar pada kaki
terbalik dan (sendi) depan
Hambatan lebih tinggi
mobilitas fisik

Keterbatasan aktivitas Sulit berjalan Bentuk kaki Gangguan citra


abnormal tubuh

Kompartemen syndrome

Anda mungkin juga menyukai