Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dalam mencari ilmu. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan laporan ini
diwaktu mendatang.
Penyusun
Asuhan Keperawatan Muskuloskeletal Injury
MUSCULOSKELETAL
terdiri atas:
Muskuler/otot : Otot, tendon, dan rangka.
Skeletal/rangka : Tulang dan sendi
A. Skeletal/rangka
Adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak,
terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada
gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Rangka tubuh
adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum
tulang merupakan tempat pembentukan sel darah. Terutama di tulang pipih contoh :
tulang dada / pada corpus sterni.
1. Pembagian Skeletal
Rangka Axial (kerangka sumbu)
Terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut:
Rangka Appendikular
- Alat gerak bagian atas (ekstremitas superior)
Tulang belikat (Scapula)
Tulang Selangka (Clavicula)
Tulang lengan atas (Humerus)
Tulang hasata (Ulna)
Tulang lengan bawah (Radius)
Tulang pangkal tangan (Carpal)
Tulang telapak tangan (Metacarpal)
2x4 ruas tulang jari tangan (phalanges)
- Alat gerak bagian bawah (extremitas inferior)
2 tulang paha (femur)
2 tulang kering (tibia)
2 tulang betis (fibula)
2 tulang tumit (calcaneus)
2 tulang tempurung lutut (patella)
2x7 tulang pergelangan kaki (tarsal)
2x5 tulang telapak kaki (meta tarsal)
2x5 tulang jari kaki (phalanges pedis)
2x14 ruas tulang jari kaki (digiti phalanges pedis)
.
2. Struktur Tulang
- Periosteum
Bagian luar tulang diselimuti oleh membran fibrus padat yang dinamakan
periosteum. Periosteum memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkannya
tumbuh selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum
mengandung syaraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat
dengan tulang mengandung osteoblas yang merupakan sel pembentuk tulang.
- Osteon
Merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Ditengah osteon
terdapat kapiler, disekeliling kapiler tersebut merupakan matrik tulang yang
dinamakan lamela.
- Lamela
Adalah lapisan-lapisan tipis tulang. Di dalam lamela terdapat osteosit yang
memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang
halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah)
- Canaliculi (saluran)
Tulang dilintasi oleh saluran-saluran longitudinal yang disebut canalis Havers
yang satu sama lain saling beranastomose dengan hubungan yang tranversal
dari permukaan periosteum ke endosteum yang disebut sebagai canalis
Volkmann
- Kanal volkmann
Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal
volkmann yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien yang menembus
periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang
kecil) arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan tulang.
- Endosteum
Endoesteum adalah membran vasculer tipis yang menutupi rongga sum-sum
tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas
melarutkan tulang untuk memelihara rongga sum-sum.
- Trabekulae (batang) tulang
Trabekulae ini terlihat seperti spon tapi kuat sehingga disebut Tulang Spon
yang didalam nya terdapat bone marrow yang membentuk sel-sel darah
merah. Bone Marrow ini terdiri atas dua macam yaitu bone marrow merah
yang memproduksi sel darah merah melalui proses hematopoiesis dan bone
marrow kuning yang terdiri atas sel-sel lemak.
B. Muskuler/otot
Jaringan otot adalah salah satu dari empat jenis jaringan primer (utama) terutama terdiri
dari sel-sel otot yang khusus untuk berkontraksi. Tiga jenis jaringan otot yaitu otot
rangka, otot jantung dan otot polos. Tanpa adanya jaringan otot, tubuh tidak dapat
melakukan pergerakan.
1. Ciri-ciri otot
Kontraksi : Menegang
Ekstabilitas : Merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf
Ekstensibilitas : Mampu menegang melebihi panjang otot saat
rileks
Elastisitas : Dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi
2. Jenis otot
a. Otot Rangka
Otot rangka merupakan bagian terbesar tubuh kita. Fungsi utamanya untuk
menggerakkan tubuh. Otot-otot anggota gerak ada 2 kelompok yaitu otot-otot
fleksor, untuk membengkokkan sendi. Dan otot-otot ekstensor untuk meluruskan
sendi. Umumnya kedua kelompok ini saling berlawanan, bila otot ekstensor
berlontraksi (berkerut), otot fleksor akan relaksasi (melemas). Tetapi bila
diperlukan kedua kelompok itu dapat sama-sama berkontraksi atau sama-sama
relaksasi.
Sebagian besar sel otot polos ditemukan di dinding saluran dan organ berongga.
Seperti kandung kemih dan uterus serta pada dinding tuba. Yang terdapat pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
- Membantu dalam pencernaan makanan dan juga memaksa makanan dari satu
organ ke organ yang lain dalam sistem pencernaan
- Mengatur kontraksi dari kerja organ pencernaan, pernafasan, reproduksi, serta
organ-organ lainnya kecuali jantung.
- Berbentuk gelendong
- Mempunyai inti sel
- Tidak mempunyai garis melintang
- Cara kerjanya di luar kesadaran
- Berbentuk memanjang
- Mempunyai inti sel (tengah)
- Terdapat garis melintang gelap & terang
- Cara kerjanya di luar kesadaran
- Retikulum Sarkoplasma
- Terminal sisterna
- Sarkomer
- Mitokondria
- myofibril
- Sarcolema
3. Otot-otot di dalam Tubuh
a. Kepala
Otot bagian kepala di bagi atas:
Otot kulit kepala yang terhimpun di antaranya :
- M. Occipito-frontalis (venter otot yang satu pada os occipetalis dan venter otot
lainnya pada os frontalis).
- M. Temporo-parietalis (venter otot yang satu pada os temporalis dan yang
lainnya pada os parietalis).
b. Wajah
- m. nasalis (otot hidung)
- m. orbicularis oegli (otot keluk mata)
- m. orbicularis oris (otot sekitar mulut)
- m. temporalis (otot pelipis)
- m. frontalis (otot dahi)
- m. sternoeleidomastoideus (otot silang leher)
c. Leher
- m. masseter, menutup leher dengan mengangkat mandibula
- m. temporalis, elevator rahang bawah yang paling kuat
- m. pterygoideus, berperan dalam semua gerakan mandibula
d. Dada
Fungsi: menurunkan bahu, membantu pernafasan, abduksi lengan dan
membungkuk. Otot- otot itu antara lain:
- M. Pektoralis mayor
- M. Pektoralis minor
- M. Oblique abdominis externus
e. Perut
Berguna untuk: membungkukkan badan ke depan, membantu pengeluaran nafas,
memutar tubuh, membengkokkan badan ke samping.
Ada 4 otot:
- M. Rektus abdominis
- M. Oblique abdominis externus
- M. Oblique abdominis internus
- M. Transversus abdominis
f. Punggung
Fungsi: untuk menegakkan badan, mengedikkan ke belakang, dan membantu
respirasi.
Beberapa otot punggung:
- Mm. Interspinalis
- Mm. Intertransversi
- Mm. Levator stratum
- Mm. Rektus kapitis
- M. Rotator
- M. Multifudus
- M. Semispinalis
- M. Spinalis
h. Lengan
- M. Extensor digitorum komunis
- M. Extensor karpi radialis
- M. Extensor karpi ulnaris
- M. Supinator
- M. Pronatot teres
i. Kaki
- M. Pektus femoris
- M. Vastus medial
- M. Vastus lateral
- M. Sartorius
- M. Tibialis anterior
- M. Extensor digitorum longus
- M. Extensor halusis longus
- M. Peroneus longus
- M. Gastroknemus
II. Definisi Strain dan Serains
1) Sprain
Menurut Sadoso (1995: 11-14) sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini
yang paling sering terjadi pada berbagai cabang olahraga. Giam & Teh (1993: 92)
berpendapat bahwa sprain adalah cedera pada sendi, dengan terjadinya robekan pada
ligamentum, hal ini terjadi karena stress berlebihan yang mendadak atau penggunaan
berlebihan yang berulang-ulang dari sendi.
Berdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh (1992: 195) membagi sprain menjadi
tiga tingkatan, yaitu:
a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya
beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan,
pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.
b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih
separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri
tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat
menggerakkan persendian tersebut.
2) Strain
Menurut Giam & Teh (1992: 93) strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau
tendo karena penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan. Berdasarkan
berat ringannya cedera (Sadoso, 1995: 15), strain dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu:
a) Strain Tingkat I
Pada strain tingkat I, terjadi regangan yang hebat, tetapi belum sampai terjadi
robekan pada jaringan muscula tendineus.
b) Strain Tingkat II
Pada strain tingkat II, terdapat robekan pada unit musculo tendineus. Tahap
ini menimbulkan rasa nyeri dan sakit sehingga kekuatan berkurang.
Menurut Depdiknas (1999: 632) otot merupakan urat yang keras atau jaringan
kenyal dalam tubuh yang fungsinya untuk menggerakkan organ tubuh. Pengertian tendo
menurut Hardianto Wibowo (1995: 5) adalah jaringan ikat yang paling kuat (ulet)
berwarna keputih-putihan, bentuknya bulat seperti tali yang memanjang. Adapun strain
dan sprain yang mungkin terjadi dalam cabang olahraga renang yaitu punggung, dada,
pinggang, bahu, tangan, lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
IV. Pathway
V. Asuhan Keperawatan
FISIOTERAPI
Banyak masalah-masalah ortopedik yang dapat ditangani tanpa ikut campur tangan
seorang fisioterapi. Seringkali dengan latihan sederhana atau penguluran dapat
menolong pasien untuk meningkatkan kondisinya. Walaupun demikian banyak juga
kondisi komplikasi ortopedik yang membutuhkan latihan khusus bersama fisioterapi
untuk merawat pasien.
Streetching/Penguluran
Penguluran adalah penting untuk menjaga luas gerak sendi disekitar persendian. Jika
pasien mempunyai kekakuan pada sendinya, aktivitas normal seperti membuka botol
atau menaiki tangga kadang terganggu. Dengan penguluran yang tepat, keterbatasan
fungsi ini dapat diatasi. Apabila terdapat cidera atau melakukan operasi,jaringan parut
dan kontraksi jaringan lunak adalah hasilnya dan penguluran penting untuk
dilakukan.
o Strengthening/penguatan
latihan penguatan dilakukan untuk membantu pasien meningkatkan fungsi dari otot.
Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kekuatan, ketahanan dan menjaga
meningkatkan lingkup gerak sendinya. Tipe paling umum untuk latihan penguatan
adalah:
o Closed Chain
Latihan closed chain dilakuka dengan posisi kaki terkunci dengan tanah. Sebagai
contohnya adalah leg squat. Tujuan latihan ini untuk keseimbangan dan kekuatan
otot. Dengan melakukan legsquat ini otot yang lemah yaitu quadriceps dan lawannya
hamstring, keduanya berkontraksi sehingga kekuatan dan keseimbangan kedua otot
tercapai. Latihan Open chain seperti leg ekstension kesimbangan dan kekuatan kedua
otot tidak tercapai.
o Proprioceptive
Propiosepsi adalah rasa untuk mengetahui letak bagian dari tubuh. Ini mungkin
merupakan konsepe sulit ketika anda memegang Sesutu benda sampai anda
kehilangan benda tersebut, karena begitu banyaknya propiosepsi bekerja tanpa anda
sadari. Ketika anda kehilangan propiosepsi,sebagai contohnya sendi pergelangan kaki
setelah sprain/cidera ligament, pasien sering mengeluh ketidakstabilan sensasi pada
sendinya. Latihan propiosepsi mengarahkan tubuh anda untuk mengontrol posisi dari
sendi yang cidera.
Ultrasound
Ultrasound uses high frequency sound waves (not within the range we can hear) to
stimulate the deep tissues within the body. By passing an ultrasound probe over the
body, deep tissues are stimulated by the vibration of the sound wave. This leads to
warming and increased blood flow to these tissues.
Electrical Stimulation
Elektrikal stimulasi yaitu terapi dengan menggunakan listrik. Dengan memasang arus
listrik pada daerah yang bersangkutan/mengalami nyeri, syaraf yang menghantarkan
rasa nyeri diubah. Pasien sering merasakan nyerinya berkurang setelah treatment
tersebut.
Aquatic Therapy
Aquatic terapi atau Terapi dengan air adalah cara terhebat untuk mengembalikan
kembali gerakan dan menjaga kekuatan dan latihan ini dilakukan dikolam renang.
Latihan ini menjadi sangat terkenal akhir tahun ini karena banyak pasien yang
kesulitan dalam latihan menjadi bisa ketika dilakukannya didalam air. Adanya
kekuatan untuk mengapung membantu tubuh dan air juga memberikan tahanan
gentle/perlahan-lahan sehingga meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh.
Biofeedback
Biofeedback adalah menggunakan berbagai peralatan untuk meningkatkan satu atau
grup otot yang lemah.
Manajement terapi:
Terapi RICE yaitu dengan istirahat (rest) selama 3-6 minggu. Kompres es (ice) 15-30
menit. Balut tekan dengan bahan ve lunak seperti kain (compress). Daerah yang cidera
ditinggikan (elevate) dan immobilisasi. Jika tingkat ciddera strain dan sprain sudah derajat 3
maka langsung dibawa kerumah sakit untuk dilakukan pembedahan untuk mengembalikan fungsi
anatomi normalnya
c. Posisi Traksi dan Reposisi pada Lutut dengan Posisi Tidur Terlentang
Lakukan traksi dengan posisi kedua tangan memegang satu pergelangan kaki.
Kemudian traksi/tarik ke arah bawah secara pelan-pelan dan putar tangkai
setengah lingkaran ke arah samping dalam dan samping luar dengan kondisi
tangkai dalam keadaan tertarik.
c. Posisi Traksi dan Reposisi pada Pergelangan Kaki dengan Posisi Badan Tidur
Terlentang.
Lakukan traksi dengan posisi satu tangan memegang tumit dan satu tangan yang
lain memegang punggung kaki. Kemudian traksi/tarik kearah bawah secara pelan-
pelan dan putarkan kaki (engkel) dengan kondisi pergelangan kaki dalam keadaan
tertarik.
VII. IRK
Q.S. Al Muminun ayat 14 : Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.
Daftar Pustaka
Ali satia Graha. (2009). Terapi Masase Frirage Penatalaksanaan Masase dan
Cedera Olahraga Pada Lutut dan Engkel. Yogyakarta: Klinik Terapi Fisik UNY.
Drs. H. Syaifudin, AMK . 2014. Buku Anatomi Fisiologi untuk keperawatan dan
kebidanan, Edisi 4. Jakarta : ECG.