Anda di halaman 1dari 29

Makalah Asuhan Keperawatan Muskuloskeletal Injury

OLEH : KELOMPOK TUTORIAL 5

1. PUPUT RURIYANTI (20150320005)


2. IKA OKTAVIANI (20150320025)
3. APRILIYANI DWI NINGROOM J. (20150320032)
4. AMRULLOH QUSYAINI (20150320047)
5. FAHMI MAARIEF (20150320060)
6. TIARA ARINDHA WIBOWO S. (20150320070)
7. MUKHLISIN (20150320074)
8. LIA APRILYANTI BATUBARA (20150320082)
9. NADILA PUTRI MAYNA (20150320115)
10. AFRILIA NUR CAHYANI (20150320119)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa


Taala yang mana karena rahmat dan hidayah -Nya kami diberi kemantapan hati dan kemudahan
dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagaai suri tauladan yang baik bagi kita semua.

Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga


terselesainya Laporan Tutorial scenario 1 ini. Makalah ini berisi tentang anatomi system
musculoskeletal, definisi stain dan sprains, tanda dan gejala strain dan sparains, pathway, NCP,
EBN, dan integrasi nilai-nilai Islam. Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi standar
kompetensi pada blok 12 yaitu blok Muskuloskeletal.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, tetapi mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dalam mencari ilmu. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan laporan ini
diwaktu mendatang.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 8 Mei 2017

Penyusun
Asuhan Keperawatan Muskuloskeletal Injury

I. Anatomi dan Fisiologi Muskuloskeletal

MUSCULOSKELETAL

terdiri atas:
Muskuler/otot : Otot, tendon, dan rangka.
Skeletal/rangka : Tulang dan sendi

A. Skeletal/rangka

Adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak,
terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada
gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Rangka tubuh
adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum
tulang merupakan tempat pembentukan sel darah. Terutama di tulang pipih contoh :
tulang dada / pada corpus sterni.
1. Pembagian Skeletal
Rangka Axial (kerangka sumbu)
Terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang berikut:

- Bagian kepala (cranium)

- Tulang wajah (spalchocranium)


2 tulang rahang atas (Maxilla)
2 tulang rahang bawah (Mandibula)
2 tulang pipi (Zygomatic)
2 tulang hidung (Nasale)
2 tulang langit-langit (Pallatum)
1 tulang lidah (Hyoideum)
2 tulang air mata (Lacrimale)
2 tulang rongga mata (Orbitalle)

- Tulang dada (sternum)


Tulang hulu (manubrium sterni)
Tulang badan (corpus sterni)
Taju pedang (proccesus xyphoideus)

- Tulang rusuk (costae)


7 pasang tulang rusuk sejati (costae vera)
3 pasang tulang rusuk palsu ( costa sporia)
2 pasang tulang rusuk melayang (costa fluctuantes)
- Tulang gelang bahu (humerum)
2 tulang belikat (scavula)
2 tulang selangka (clavicula)
- Tulang gelang panggul (pelvis)
2 tulang duduk (ichium)
2 tulang kemaluan (pubis)
2 tulang panggul (illium)
- Tulang belakang (vertebrae)
7 ruas tulang leher (vertebrae cervicale)
12 ruas tulang punggung (vertebrae thoracalis)
5 ruas tulang pinggang (vertebrae lumbalis)
5 ruas tulang kelangkang (vertebrae cacrum)
4 ruas tulang ekor (vertebrae corcigeus

Rangka Appendikular
- Alat gerak bagian atas (ekstremitas superior)
Tulang belikat (Scapula)
Tulang Selangka (Clavicula)
Tulang lengan atas (Humerus)
Tulang hasata (Ulna)
Tulang lengan bawah (Radius)
Tulang pangkal tangan (Carpal)
Tulang telapak tangan (Metacarpal)
2x4 ruas tulang jari tangan (phalanges)
- Alat gerak bagian bawah (extremitas inferior)
2 tulang paha (femur)
2 tulang kering (tibia)
2 tulang betis (fibula)
2 tulang tumit (calcaneus)
2 tulang tempurung lutut (patella)
2x7 tulang pergelangan kaki (tarsal)
2x5 tulang telapak kaki (meta tarsal)
2x5 tulang jari kaki (phalanges pedis)
2x14 ruas tulang jari kaki (digiti phalanges pedis)
.
2. Struktur Tulang
- Periosteum
Bagian luar tulang diselimuti oleh membran fibrus padat yang dinamakan
periosteum. Periosteum memberi nutrisi pada tulang dan memungkinkannya
tumbuh selain sebagai tempat perlekatan tendon dan ligamen. Periosteum
mengandung syaraf, pembuluh darah, dan limfatik. Lapisan yang paling dekat
dengan tulang mengandung osteoblas yang merupakan sel pembentuk tulang.
- Osteon
Merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa. Ditengah osteon
terdapat kapiler, disekeliling kapiler tersebut merupakan matrik tulang yang
dinamakan lamela.
- Lamela
Adalah lapisan-lapisan tipis tulang. Di dalam lamela terdapat osteosit yang
memperoleh nutrisi melalui prosesus yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang
halus (kanal yang menghubungkan dengan pembuluh darah)
- Canaliculi (saluran)
Tulang dilintasi oleh saluran-saluran longitudinal yang disebut canalis Havers
yang satu sama lain saling beranastomose dengan hubungan yang tranversal
dari permukaan periosteum ke endosteum yang disebut sebagai canalis
Volkmann
- Kanal volkmann
Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang kompak melalui kanal
volkmann yang sangat kecil. Selain itu, ada arteri nutrien yang menembus
periosteum dan memasuki rongga meduler melalui foramina (lubang-lubang
kecil) arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan tulang.
- Endosteum
Endoesteum adalah membran vasculer tipis yang menutupi rongga sum-sum
tulang panjang dan rongga-rongga dalam tulang kanselus. Osteoklas
melarutkan tulang untuk memelihara rongga sum-sum.
- Trabekulae (batang) tulang
Trabekulae ini terlihat seperti spon tapi kuat sehingga disebut Tulang Spon
yang didalam nya terdapat bone marrow yang membentuk sel-sel darah
merah. Bone Marrow ini terdiri atas dua macam yaitu bone marrow merah
yang memproduksi sel darah merah melalui proses hematopoiesis dan bone
marrow kuning yang terdiri atas sel-sel lemak.

B. Muskuler/otot

Jaringan otot adalah salah satu dari empat jenis jaringan primer (utama) terutama terdiri
dari sel-sel otot yang khusus untuk berkontraksi. Tiga jenis jaringan otot yaitu otot
rangka, otot jantung dan otot polos. Tanpa adanya jaringan otot, tubuh tidak dapat
melakukan pergerakan.

1. Ciri-ciri otot
Kontraksi : Menegang
Ekstabilitas : Merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls
saraf
Ekstensibilitas : Mampu menegang melebihi panjang otot saat
rileks
Elastisitas : Dapat kembali ke ukuran semula setelah
berkontraksi

2. Jenis otot

a. Otot Rangka
Otot rangka merupakan bagian terbesar tubuh kita. Fungsi utamanya untuk
menggerakkan tubuh. Otot-otot anggota gerak ada 2 kelompok yaitu otot-otot
fleksor, untuk membengkokkan sendi. Dan otot-otot ekstensor untuk meluruskan
sendi. Umumnya kedua kelompok ini saling berlawanan, bila otot ekstensor
berlontraksi (berkerut), otot fleksor akan relaksasi (melemas). Tetapi bila
diperlukan kedua kelompok itu dapat sama-sama berkontraksi atau sama-sama
relaksasi.

Fungsi otot rangka:


- Menghasilkan gerakan otot, pada tempat otot itu melekat
- Mempertahankan postur dan posisi tubuh terhadap gaya grafitasi
- Menjaga panas tubuh, agar suhu tubuh tetap normal
- Mengatur gerak pada tulang dan sebagai alat gerak aktif

Ciri otot rangka


- Bercorak lintang
- Terdapat pada rangka tubuh
- Bekerja sesuai kesadaran (volunteer)

Struktur mikroskopis otot rangka


- Seratnya memiliki diameter 10-100 m
- Serat otot berukuran relatif besar, memanjang, dan berbentukseperti silinder
- Panjang sampai 750.000 atau 2,5 kaki
- Jaringan ikat nya terdapat bagian luar epimysium, bagian tengah perimysium
dan bagian inti endomysium
- Epimysium
Seluruh otot dikelilingi oleh bagian luar epimysum, lapisan padat dari serat
kolagen. epimsyum memisahkan otot dari jaringan dengan organ sekitarnya.
Terhubung ke fasia profunda lapisan jaringan ikat padat.
- Perimysium
Serat jaringan ikat dari perimysium tersebut, membagi otot rangka menjadi
serangkaian komponen yang masing-masingnya berisi bundel serat otot yang
disebut fascicle. Selain tersusun dari serat kolagen dan juga elastis,
perimysium mengandung vassels darah dan fasikula. setiap fascicle menerima
cabang pembuluh darah dan saraf.
- Endomysium
Dalam fascicle, jaringan ikat halus endomisium mengelilingi serat otot rangka
individu dan interkoneksi serat otot yang berdekatan. sel-sel satelit tersebar
antara endomydium dan serat otot, sel-sel induk embrionik yang berfungsi
dalam perbaikan jaringan otot yang rusak.
- Sarkolema. Sarkolema adalah membran sel serabut otot. Akan tetapi,
sarkolema terdiri atas membran sel yang asli, dinamakan membran plasma
(sarcoplasma)
- Sarkoplasma
Terdapat banyak myofibril (aktin dan miosin) dan retikulum sarkoplasma
(tempat keluarnya ion kalsium) dan mitokondria (tempat pembentukan ATP)
- Myofibril
Didalam myofibril tersusun filament tebal dan tipis
- Filament tebal berdiameter 12-18 nm, panjang 1,6 m adalah susunan khusus
dan protein myosin
- Filament tipis, berdiameter 5-8 nm dan panjang 1,0 m, terbentuk oleh
protein aktin.
-
b. Otot Polos

Sebagian besar sel otot polos ditemukan di dinding saluran dan organ berongga.
Seperti kandung kemih dan uterus serta pada dinding tuba. Yang terdapat pada
sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.

Fungsi otot polos

- Membantu dalam pencernaan makanan dan juga memaksa makanan dari satu
organ ke organ yang lain dalam sistem pencernaan
- Mengatur kontraksi dari kerja organ pencernaan, pernafasan, reproduksi, serta
organ-organ lainnya kecuali jantung.

Ciri otot polos :

- Berbentuk gelendong
- Mempunyai inti sel
- Tidak mempunyai garis melintang
- Cara kerjanya di luar kesadaran

Struktur mikroskopis otot polos:

- Berbentuk gelendong, memiliki satu inti, dan cukup kecil


- Berdiameter 2-10 dan panjang 50-400 m
- Filament myosin tebal, filament aktin tipis, filamen ukuran menengah
- Tidak membentuk myofibril, tidak memperlihatkan pita-pita atau serat lintang
seperti pada otot rangka sehingga disebut otot polos.
c. Otot jantung
Otot jantung hanya terdapat di jantung secara structural dan fungsional memiliki
kesamaan dengan otot rangka & otot polos unit tunggal seperti otot rangka, otot
jantung memperlihatkan serat lintang karena filament tebal dan tipisnya tersusun
sangat teratur menjadi pola pita yang regular. Fungsinya untuk memompa darah
ke pembuluh darah untuk sirkulasi ke seluruh tubuh.

Fungsi otot jantung :


- Mengatur fungsi jantung
- Memompa darah keluar dari serambi dan bilik ke pembuluh darah dari
kiri/tubuh/sistemik dan kanan/paru-paru
- Memeras darah keluar dari jantung untuk pasokan ke paru-paru atau bagian
tubuh lainnya
- Menyimpan energi dalam bentuk kreatin fosfat

Ciri otot jantung

- Berbentuk memanjang
- Mempunyai inti sel (tengah)
- Terdapat garis melintang gelap & terang
- Cara kerjanya di luar kesadaran

Struktur mikroskopis otot jantung

- Retikulum Sarkoplasma
- Terminal sisterna
- Sarkomer
- Mitokondria
- myofibril
- Sarcolema
3. Otot-otot di dalam Tubuh

a. Kepala
Otot bagian kepala di bagi atas:
Otot kulit kepala yang terhimpun di antaranya :
- M. Occipito-frontalis (venter otot yang satu pada os occipetalis dan venter otot
lainnya pada os frontalis).
- M. Temporo-parietalis (venter otot yang satu pada os temporalis dan yang
lainnya pada os parietalis).

b. Wajah
- m. nasalis (otot hidung)
- m. orbicularis oegli (otot keluk mata)
- m. orbicularis oris (otot sekitar mulut)
- m. temporalis (otot pelipis)
- m. frontalis (otot dahi)
- m. sternoeleidomastoideus (otot silang leher)
c. Leher
- m. masseter, menutup leher dengan mengangkat mandibula
- m. temporalis, elevator rahang bawah yang paling kuat
- m. pterygoideus, berperan dalam semua gerakan mandibula

d. Dada
Fungsi: menurunkan bahu, membantu pernafasan, abduksi lengan dan
membungkuk. Otot- otot itu antara lain:
- M. Pektoralis mayor
- M. Pektoralis minor
- M. Oblique abdominis externus
e. Perut
Berguna untuk: membungkukkan badan ke depan, membantu pengeluaran nafas,
memutar tubuh, membengkokkan badan ke samping.
Ada 4 otot:
- M. Rektus abdominis
- M. Oblique abdominis externus
- M. Oblique abdominis internus
- M. Transversus abdominis

f. Punggung
Fungsi: untuk menegakkan badan, mengedikkan ke belakang, dan membantu
respirasi.
Beberapa otot punggung:
- Mm. Interspinalis
- Mm. Intertransversi
- Mm. Levator stratum
- Mm. Rektus kapitis
- M. Rotator
- M. Multifudus
- M. Semispinalis
- M. Spinalis

g. Bahu dan lengan


- M. Sternokleido mastoideus
- M. Skalenus
- M. Semispinalis kapitis
- M. Longus kolli
- M. Triseps brachialis
- M. Biseps brachialis
- M. Brachialis
- M. Brachioradialis

h. Lengan
- M. Extensor digitorum komunis
- M. Extensor karpi radialis
- M. Extensor karpi ulnaris
- M. Supinator

- M. Pronatot teres
i. Kaki
- M. Pektus femoris
- M. Vastus medial
- M. Vastus lateral
- M. Sartorius
- M. Tibialis anterior
- M. Extensor digitorum longus
- M. Extensor halusis longus
- M. Peroneus longus
- M. Gastroknemus
II. Definisi Strain dan Serains

1) Sprain
Menurut Sadoso (1995: 11-14) sprain adalah cedera pada ligamentum, cedera ini
yang paling sering terjadi pada berbagai cabang olahraga. Giam & Teh (1993: 92)
berpendapat bahwa sprain adalah cedera pada sendi, dengan terjadinya robekan pada
ligamentum, hal ini terjadi karena stress berlebihan yang mendadak atau penggunaan
berlebihan yang berulang-ulang dari sendi.

Berdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh (1992: 195) membagi sprain menjadi
tiga tingkatan, yaitu:

a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya
beberapa serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan,
pembengkatan dan rasa sakit pada daerah tersebut.

b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih
separuh serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri
tekan, pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat
menggerakkan persendian tersebut.

c) Sprain Tingkat III


Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah.
Persendian yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam
persendian, pembekakan, tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat
gerakangerakan yang abnormal.

2) Strain
Menurut Giam & Teh (1992: 93) strain adalah kerusakan pada suatu bagian otot atau
tendo karena penggunaan yang berlebihan ataupun stress yang berlebihan. Berdasarkan
berat ringannya cedera (Sadoso, 1995: 15), strain dibedakan menjadi 3 tingkatan, yaitu:

a) Strain Tingkat I
Pada strain tingkat I, terjadi regangan yang hebat, tetapi belum sampai terjadi
robekan pada jaringan muscula tendineus.

b) Strain Tingkat II
Pada strain tingkat II, terdapat robekan pada unit musculo tendineus. Tahap
ini menimbulkan rasa nyeri dan sakit sehingga kekuatan berkurang.

c) Strain Tingkat III


Pada strain tingkat III, terjadi robekan total pada unit musculo tendineus.
Biasanya hal ini membutuhkan tindakan pembedahan, kalau diagnosis dapat
ditetapkan.

Menurut Depdiknas (1999: 632) otot merupakan urat yang keras atau jaringan
kenyal dalam tubuh yang fungsinya untuk menggerakkan organ tubuh. Pengertian tendo
menurut Hardianto Wibowo (1995: 5) adalah jaringan ikat yang paling kuat (ulet)
berwarna keputih-putihan, bentuknya bulat seperti tali yang memanjang. Adapun strain
dan sprain yang mungkin terjadi dalam cabang olahraga renang yaitu punggung, dada,
pinggang, bahu, tangan, lutut, siku, pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

III. Gejala Ketegangan Otot


Gejala Strain Otot Atau Ketegangan Otot Meliputi:
Pembengkakan
Memar atau kemerahan
Luka terbuka akibat cedera
Nyeri saat istirahat
Nyeri ketika otot tertentu atau sendi dalam kaitannya dengan otot yang digunakan
Kelemahan dari otot atau tendon
Ketidakmampuan untuk menggunakan otot sama sekali
Kejang otot
Kekakuan
Kelemahan
Dalam strain otot ringan, otot robek mungkin merasa sedikit kaku tapi masih cukup fleksibel
untuk digunakan. Sebuah ketegangan otot yang parah adalah ketika otot parah robek. Hal ini
menyebabkan rasa sakit dan gerakan yang sangat terbatas.
Gejala strain otot ringan sampai sedang biasanya hilang dalam beberapa minggu. tetapi, untuk
strain yang lebih berat dapat memerluka waktu bulanan untuk menyembuhkan.

IV. Pathway

V. Asuhan Keperawatan

DIAGNOSA NOC NIC


Nyeri Akut b/d Pain control Pain Management
agen cidera fisik - Lakukan pengkajian
, olahraga Setelah dilakukan tindakan
nyeri komperhensif yang
berlebihan d/d keperawatan selama 3x24 jam meliputi
nyeri lokasi,karakteristik,onset/
klien mampu dengan Kriteria durasi,frekuensi
kualitas,intensitas atau
hasil :
beratnya nyeri dan faktor
- Klien mampu penyebab
- Observasi adanya
mengetahui faktor-
petunjuk nonvebral
faktor penyebab nyeri mengenai ketidaknyaman
terutama pada mereka
- Klien mampu
yang tidak dapat
mengetahui tanda berkomunikasi secara
efektif
gejala nyeri
- Berikan informasi
- Klien mampu mengenai nyeri, seperti
penyebab, nyeri berapa
mengetahui lokasi,
lama akan dirasakan, dan
durasi, dan karkteristik antisipasi dari
kertidaknyamanan
nyeri
prosedur
- Klien mampu - Kurangi atau eliminasi
faktor-faktor yang dapat
mengatakan nyeri
mencetuskan atau
berkurang meningkatkan nyeri
(misal : kekuatan,
- Klien mampu
kelelahan,keadaan
menggunakan tindakan monoton dan kurang
pengetahuan)
pencegahan nyeri
- Ajarkan prinsip-prinsip
secara farmakologi dan manajeman nyeri
- Dorong pasien untuk
non farmakologi
memonitor nyeri dan
menangani nyeri-nya
dengan tepat
Pain level
- Ajarkan penggunaan
- Klien mampu teknik farmakologi
- Kolaborasi dengan pasien
melaporkan durasi
,orang terdekat dan tim
nyeri kesehatan
- Klien mampu
menggosok area yang
terjadi nyeri
- Klien tidak
menujukkan ekpresi
wajah nyeri
- Tidak mengeluarkan
keringat yang
berlebihan
TTV dalam batas
normal: S 36,5 37,0 C
TD 110/80 mmHg N
70-80 x/menit RR 16-
20 x/menit
Hambatan Mobility Terapi latihan : Mobilitas
mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan (pergerakan) sendi
b/d gangguan keperawatan selama 3x24 jam - Tentukan batasan
musculuskeletal klien mampu dengan Kriteria pergerakan sendi dan otot
, kaku sendi, hasil : serta fungsi sendi
nyeri - Klien mampu menjaga - Kolaborasikan dengan
sendi,penurunan keseimbangan tubuh ahli terapi fisik dalam
kekuatan, klien mengembangkan dan
penurunankenda - Klien mampu menerapkan sebuah
li otot d/d mengkoordinasikan program latihan
ketidaknyamana gerakan - Monitor lokasi dan
n, keterbatasan - Klien dapat efektif kecenderungan adanya
rentan gerak menujukan berjalan dengan nyeri dan
langkah yang ketidaknyamanan selama
klien mampu mengontrol pergerakan/ aktivitas
dan meminimalkan - Instruksikan
gerakan otot dan sendi pasien/keluarga cara
melakukan latihan ROM
pasif, ROM dengan
bantuan dan ROM aktif
- Bantu untuk melakukan
pergerakan sendi yang
ritmis dan teratur sesuai
kadar nyeri yang bisa
ditoleransi,ketahan dan
pergerakan sendi
- Tentukan perkembangan
terhadap pencapaian
tujuan
VI. EBN

FISIOTERAPI

Bagaimana Fisioterapi Dapat Membantu Fungsi Rehabilitasi Anda?


Apakah fisioterapi itu? Fisioterapi adalah pelatih khusus yang bekerja dengan pasien
untuk mengembalikan aktivitas, kekuatan dan gerakan pasien termasuk didalamnya
pasien yang mengalami cidera ataupun operasi. Fisioterapi dapat melatih pasien
dengan olahraga khusus, penguluran dan bermacam-macam tehnik dan menggunakan
beberapa alat khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat
diatasi dengan latihan latihan fisioterapi.

Kenapa fisioterapi penting?


Fisioterapi penting dalam hal ortopedik untuk dua alasan utama
Pertama, tipe pasien ortopedik mempunyai kekurangan yang membutuhkan
penanganan. Sebagai contoh, pasien dengan carpal tunel syndrome (syndrome pada
terowongan tulang pergelangan tangan) mempunyai kelemahan khusus pada otot
tangannya dan membutuhkan target latihan untuk mengembalikan fugsinya. Atau
pada sendi lutut sebagai contohnya chondromalacia mempunyai ketidakseimbangan
pada otot-otot disekitar sendi lututnya. Seorang fisioterapi dapat melatih pasien
dengan latihan-latihan tertentu untuk otot-otot tersebut dengan tujuan untuk
meningkatkan fungsi dan menurunkan masalahnya.
Kedua, fisioterapi banyak mengetahui tentang prosedur operasi, tujuan latihan,
anatomi otot dan tulang serta dapat menyesuaikan kondisi untuk meningkatkan gerak
dan fungsi pasien. Setelah mengetahui tatacara operasi seperti penggantian sendi
pinggul, ini sangat penting untuk mengetahui terapi yang diberikan kepada pasien
disesuaikan dengan tatacara operasi. Beberapa operasi berpengaruh pada keterbatasan
gerak dan luas gerak sendinya, untuk itu seseorang yang mengetahui banyak tentang
masalah seputar tatacara operasi dibutuhkan untuk mengembalikan gerak dan fungsi
pasien sehingga tujuan terpi dapt tercapai

Banyak masalah-masalah ortopedik yang dapat ditangani tanpa ikut campur tangan
seorang fisioterapi. Seringkali dengan latihan sederhana atau penguluran dapat
menolong pasien untuk meningkatkan kondisinya. Walaupun demikian banyak juga
kondisi komplikasi ortopedik yang membutuhkan latihan khusus bersama fisioterapi
untuk merawat pasien.

Apakah hal terpenting yang bisa dilakukan fisioterapi


Fisioterapi mempunyai banyak peralatan rehabilitasi, beberapa ketrampilan khusus
yang dimiliki seorang fisioterapi adalah:

Streetching/Penguluran
Penguluran adalah penting untuk menjaga luas gerak sendi disekitar persendian. Jika
pasien mempunyai kekakuan pada sendinya, aktivitas normal seperti membuka botol
atau menaiki tangga kadang terganggu. Dengan penguluran yang tepat, keterbatasan
fungsi ini dapat diatasi. Apabila terdapat cidera atau melakukan operasi,jaringan parut
dan kontraksi jaringan lunak adalah hasilnya dan penguluran penting untuk
dilakukan.

o Strengthening/penguatan
latihan penguatan dilakukan untuk membantu pasien meningkatkan fungsi dari otot.
Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kekuatan, ketahanan dan menjaga
meningkatkan lingkup gerak sendinya. Tipe paling umum untuk latihan penguatan
adalah:

o Closed Chain
Latihan closed chain dilakuka dengan posisi kaki terkunci dengan tanah. Sebagai
contohnya adalah leg squat. Tujuan latihan ini untuk keseimbangan dan kekuatan
otot. Dengan melakukan legsquat ini otot yang lemah yaitu quadriceps dan lawannya
hamstring, keduanya berkontraksi sehingga kekuatan dan keseimbangan kedua otot
tercapai. Latihan Open chain seperti leg ekstension kesimbangan dan kekuatan kedua
otot tidak tercapai.

o Proprioceptive
Propiosepsi adalah rasa untuk mengetahui letak bagian dari tubuh. Ini mungkin
merupakan konsepe sulit ketika anda memegang Sesutu benda sampai anda
kehilangan benda tersebut, karena begitu banyaknya propiosepsi bekerja tanpa anda
sadari. Ketika anda kehilangan propiosepsi,sebagai contohnya sendi pergelangan kaki
setelah sprain/cidera ligament, pasien sering mengeluh ketidakstabilan sensasi pada
sendinya. Latihan propiosepsi mengarahkan tubuh anda untuk mengontrol posisi dari
sendi yang cidera.

Ice and Heat Therapy


Dingin dan panas ditujukan untuk menghangatkan dan mendinginkan otot, sebagai
catatan modalitas ini dapat meningkatkan aliran darah dan dapat menurunkan
pembengkakan. Ini mungkin merupakan aspek terpenting dalam proses terapeutik

Ultrasound
Ultrasound uses high frequency sound waves (not within the range we can hear) to
stimulate the deep tissues within the body. By passing an ultrasound probe over the
body, deep tissues are stimulated by the vibration of the sound wave. This leads to
warming and increased blood flow to these tissues.

Electrical Stimulation
Elektrikal stimulasi yaitu terapi dengan menggunakan listrik. Dengan memasang arus
listrik pada daerah yang bersangkutan/mengalami nyeri, syaraf yang menghantarkan
rasa nyeri diubah. Pasien sering merasakan nyerinya berkurang setelah treatment
tersebut.

Aquatic Therapy
Aquatic terapi atau Terapi dengan air adalah cara terhebat untuk mengembalikan
kembali gerakan dan menjaga kekuatan dan latihan ini dilakukan dikolam renang.
Latihan ini menjadi sangat terkenal akhir tahun ini karena banyak pasien yang
kesulitan dalam latihan menjadi bisa ketika dilakukannya didalam air. Adanya
kekuatan untuk mengapung membantu tubuh dan air juga memberikan tahanan
gentle/perlahan-lahan sehingga meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh.

Biofeedback
Biofeedback adalah menggunakan berbagai peralatan untuk meningkatkan satu atau
grup otot yang lemah.

Manajement terapi:

Terapi RICE yaitu dengan istirahat (rest) selama 3-6 minggu. Kompres es (ice) 15-30
menit. Balut tekan dengan bahan ve lunak seperti kain (compress). Daerah yang cidera
ditinggikan (elevate) dan immobilisasi. Jika tingkat ciddera strain dan sprain sudah derajat 3
maka langsung dibawa kerumah sakit untuk dilakukan pembedahan untuk mengembalikan fungsi
anatomi normalnya

Penatalaksanaan Terapi Masase Untuk Mengobati Strain dan Sprain

pada Lutut dan Pergelangan Kaki (Engkel)

1. Masase Terapi pada Rehabilitasi Cedera Lutut


Masase terapi yang dilakukan pada rehabilitasi cidera lutut yaitu menggunakan teknik
masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik gerusan (friction)
dengan teknik gosokan (effleurage) yang menggunakan ibu jari untuk merilekkan atau
menghilangkan ketegangan otot. Setelah itu dilakukan penarikan (traksi) dan
pengembalian (reposisi) sendi lutut pada tempatnya (Ali:2004)

a. Posisi Tidur Terlentang

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik


gerusan (friction) dan gosokan (effluarage). Pada otot quadriceps femoris ke arah
atas.
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik
gerusan (friction) dan gosokan (effleurage), pada samping lutut/ligamen lutut
pada bagian dalam dan luar.

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik


terusan (friction) dan gosokan (effleurage), pada otot-ototfleksor/otot
fastrocnenius bagian depan ke arah atas.

b. Posisi Tidur Telungkup

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik


terusan (friction) dan gosokan (effleurage), pada otot hamstring ke arah atas.

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik


gerusan (friction) dan gosokan (effleurage), pada ligamen sendi lutut bagian
belakang ke arah atas.
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik
gerusan (friction) dan gosokan (effleurage), pada otot gastrocnemius ke arah atas.

c. Posisi Traksi dan Reposisi pada Lutut dengan Posisi Tidur Terlentang

Lakukan traksi dengan posisi kedua tangan memegang satu pergelangan kaki.
Kemudian traksi/tarik ke arah bawah secara pelan-pelan dan putar tangkai
setengah lingkaran ke arah samping dalam dan samping luar dengan kondisi
tangkai dalam keadaan tertarik.

2. Masase Terapi pada Rehabilitasi Cedera Pergelangan Kaki (Engkel)


Masase terapi yang dilakukan pada rehabilitasi sendi pergelangan kaki (engkel) yaitu
menggunakan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik
gerusan (friction) dengan teknik gosokan (effleurage) yang menggunakan ibu jari untuk
merilekkan atau menghilangkan ketegangan otot. Setelah itu dilakukan penarikan (traksi)
dan pengembalian (reposisi) sendi pergelangan kaki (engkel) pada tempatnya.

a. Posisi Tidur Terlentang

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik


gerusan (friction) dan gosokan (effluarage), pada otot-otot fleksor/otot
gastrocnemius bagian depan ke arah atas.
Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik
gerusan (friction) dan gosokan (effluarage), pada otot punggung kaki atau otot
fleksor pada kaki bagian muka kearah atas.

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik


gerusan (friction) dan gosokan (effluarage), pada ligament sendi pergelangan kaki
ke arah atas.

b. Posisi Tidur Telungkup

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik


gerusan (friction) dan gosokan (effluarage), pada otot gastrocnemius ke arah atas.

Lakukan teknik masase (manipulasi masase) dengan cara menggabungkan teknik


gerusan (friction) dan gosokan (effluarage), pada otot di belakang mata kaki atau
tendo achilles ke arah atas.

c. Posisi Traksi dan Reposisi pada Pergelangan Kaki dengan Posisi Badan Tidur
Terlentang.
Lakukan traksi dengan posisi satu tangan memegang tumit dan satu tangan yang
lain memegang punggung kaki. Kemudian traksi/tarik kearah bawah secara pelan-
pelan dan putarkan kaki (engkel) dengan kondisi pergelangan kaki dalam keadaan
tertarik.

VII. IRK
Q.S. Al Muminun ayat 14 : Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk
yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik.
Daftar Pustaka

Ali satia Graha. (2009). Terapi Masase Frirage Penatalaksanaan Masase dan
Cedera Olahraga Pada Lutut dan Engkel. Yogyakarta: Klinik Terapi Fisik UNY.

Sumartiningsih Sri. 2012. Cedera Kesleo pada Pergelangan Kaki. Semarang :


Universitas Negeri Semarang.

Drs. H. Syaifudin, AMK . 2014. Buku Anatomi Fisiologi untuk keperawatan dan
kebidanan, Edisi 4. Jakarta : ECG.

Anda mungkin juga menyukai