Anda di halaman 1dari 29

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)

pada anak
Putri Amalia Qurratu Ain – P17320319076
Program Studi Keperawatan Bogor
Poltekkes Kemenkes Bandung
Congenital Talipes Equino Varus

Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) atau


deformitas clubfoot adalah deformitas kaki
yang komplek pada bayi baru lahir yang secara
umum sehat.

Congenital Talipes Equino Varus adalah fiksasi


dari kaki pada posisi adduksi, supinasi dan
varus. Tulang calcaneus, navicular dan cuboid
terrotasi ke arah medial terhadap talus, dan
tertahan dalam posisi adduksi serta inversi
oleh ligamen dan tendon. Sebagai tambahan,
tulang metatarsal pertama lebih fleksi
terhadap daerah plantar.

Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) yang


juga dikenal sebagai ‘club-foot’ adalah suatu
gangguan perkembangan pada ekstremitas
inferior yang seringditemui, tetapi masih
jarang dipelajari.

CTEV
Etiopatofisiologi
Faktor Mekanik Intra Uteri Herediter
Parker (1824) dan Browne (1939) Wynne dan Davis mengemukakan bahwa
mengatakn bahwa adanya adanya faktor poligenik mempermudah
oligohidramnion mempermudah fetus terpapar faktor-faktor eksterna
terjadinya penekanan dari luar karena (infeksi Rubella, penggunaan Talidomide).
keterbatasan gerak fetus.

Defek Neuromuskular Variasi iklim


beberapa peneliti percaya bahwa CTEV Robertson mencatat adanya hubungan
selalu dikarenakan adanya defek antara perubahan iklim dengan insiden
neuromuskular, tetapi banyak penelitian epidemiologi kejadian CTEV. Hal ini sejalan
menyebutkan bahwa tidak ditemukan dengan adanya variasi yang serupa pada
adanya kelainan histologis dan insiden kasus poliomielitis di komunitas.
eektromiografik. CTEV dikatakan merupakan keadaan
sequele dari prenatal poliolike condition.
Teori ini didukung oleh adanya perubahan
Defek Plasma Sel Primer motor neuron pada spinal cord anterior
bayi-bayi tersebut.
Ditemukan bahwa pada kasus CTEV leher
dari talus selalu pendek, diikuti rotasi
bagian anterior ke arah medial dan
plantar. Mereka mengemukakan hipotesa
Perkembangan Fetus Yang
bahwa hal tersebut dikarenakan defek dari Terhambat pada fase fibular
plasma sel primer.
01 Dimeglio
Dimeglio menjelaskan berdasarkan koreksi yang diperoleh
setelah dilakukan kekuatan reduksi ringan pada kaki yang
mengalami deformitas. Pada sistem klasifikasi ini terdapat 4
parameter yang dinilai yaitu: 1) deviasi equinus pada sisi
sagital; 2) deviasi varus pada sisi frontal; 3)derotasi pada sekitar
talus ke calcaneoforefoot block; dan 4) adduksi kaki depan pada
sisi horizontal.

02 Pirani
Sistem klasifikasi Pirani mengevaluasi 6 tanda klinis kontraktur
yang merupakan karakteristik klinis pada CTEV

Klasifikasi
CTEV
Manifestasi Klinis
1. Tidak adanya kelainan congenital lain
2. Berbagai kekakuan kaki
3. Hipoplasia tibia, fibula, dan tulang-tulang kaki ringan
4. Kaki bagian depan dan tengah inversi dan adduksi. Ibu jari kaki terlihat relatif memendek.
5. Bagian lateral kaki cembung, bagian medial kaki cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar kaki.
Kaki bagian belakang equinus. Tumit tertarik dan mengalami inversi, terdapat lipatan kulit transversal yang dalam
pada bagian atas belakang sendi pergelangan kaki. Atrofi otot betis, betis terlihat tipis, tumit terlihat kecil dan sulit
dipalpasi.
6. Pada manipulasi akan terasa kaki kaku, kaki depan tidak dapat diabduksikan dan dieversikan, kaki belakang tidak
dapat dieversikan dari posisi varus.
7. Tulang kuboid mengalami pergeseran ke medial pada bagian distal anterior tulang kalkaneus.
8. Terdapat ketidakseimbangan otot-otot tungkai bawah yaitu otot-otot tibialis anterior dan posterior lebih kuat serta
mengalami kontraktur sedangkan otot-otot peroneal lemah dan memanjang. Otot-otot ekstensor jari kaki normal
kekuatannya tetapi otot-otot fleksor jari kaki memendek. Otot triceps surae mempunyai kekuatan yang normal.
9. Tulang belakang harus diperiksa untuk melihat kemungkinan adanya spina bifida. Sendi lain seperti sendi panggul,
lutut, siku dan bahu harus diperiksa untuk melihat adanya subluksasi atau dislokasi.
Terapi Konservatif
01
Pada terapi konservatif mungkin dapat terjadi masalah pada
kulit, dekubitus oleh karena gips, dan koreksi yang tidak
lengkap.

Terapi Operatif
02 1. Masalah luka dapat terjadi setelah operasi dan dikarenakan tekanan
dari cast.Ketika kaki telah terkoreksi, koreksi dari deformitas dapat
menarik kulit menjadi kencang, sehinggga aliran darah menjadi

Komplika
terganggu. Ini membuat bagian kecil dari kulit menjadi mati.
2. Infeksi dapat terjadi setelah operasi kaki clubfoot. Ini mungkin
membutuhkan pembedahan tambahan untuk mengurangi infeksi

si
dan antibiotik untuk mengobati infeksi.
Non-Operative
01
Pertumbuhan yang cepat selama periode infant memungkinkan
untuk penanganan remodelling. Penanganan dimulai saat
kelainan didapatkan dan terdiri dari tiga tahapan yaitu : koreksi
dari deformitas, mempertahankan koreksi sampai
keseimbangan otot normal tercapai, observasi dan follow up
untuk mencegah kembalinya deformitas.

Operatif
02
Indikasi dilakukan operasi adalah sebagai berikut :
Penatalaksanaan –  Jika terapi dengan gibs gagal
–  Pada kasus Rigid club foot pada umur 3-9 bulan
Pemeriksan Diagnostik
Deformitas ini dapat dideteksi secara dini pada saat prenatal dengan ultrasonography atau terdeteksi saat kelahiran.
Pemeriksaan radiologi dini tidaklah informatif dibandingkan dengan pemeriksaan fisik, dikarenakan hanya akan tampak
ossification center pada tulang tarsal, calcaneus, dan metatarsal.
Asuhan Keperawatan An. A
dengan CTEV
Pengkajian

Identitas Klien Identitas Penanggung Jawab


Nama : An. A Nama : Ny. S
Umur : 13 bulan Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. S.Parman 15/01 Pendidikan : SMA
Agama : Islam Alamat : Jl. S.Parman 15/01
Suku : Jawa Hubungan dengan pasien : Ibu
No. Medical Record : 121201
Golongan Darah :B
Tanggal Masuk: 28Februari 2021, Pukul 13.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2021, Pukul 11.00 WIB
Diagnosa Medis : CTEV
Riwayat Kesehatan Klien
Keluhan Utama
Ibu pasien mengatakan kaki anaknya mengalami masalah bengkok pada tungkai bawah sejak lahir, dan
sampai sekarang tidak membaik sehingga membuatnya cemas memikirkan kondisi anaknya.
Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua an. A mengatakan anaknya lahir dengan kedua kaki yang pengkor, awalnya direnacanakan operasi
saat anak usia 5 bulan tetapi kedua orang tua cemas dikarenakan merasa kasian kepada an. A. disaat anak A
berusia 11 bulan orang tuanya mengatakan merasa cemas karena takut anak mereka tidak bisa berjalan
seperti anak normal lainnya dan baru kemarin mereka berinisiatif untuk membawa anak mereka dilakukan
tindakan, awalnya mereka membawa ke puskesmas agar mendapat rujukan ke rumah sakit dikarenakan
mereka pengguna BPJS, dari Puskesmas dirujuk ke poli Ortopedi kemudian dianjurkan untuk melakukan
tindakan operatif dan dirawat di ruang melati RS. Medika.Saat datang ke rumah sakit kondisi pasien baik dan
TTV normal (suhu tubuh
36,5°C, RR 22x/menit, nadi 110x/menit ).
Riwayat Kesehatan Kelua
Ny. S mengatakan didalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada anggota keluarga yang
mengalami atau mengidap penyakit keturunan seperti hipertensi, diabetes mellitus, asma, serta penyakit
menular misalnya HIV, HBSAg dll.
Riwayat Antenatal, Natal dan Postnatal
Antenatal
Ny. S mengatakan selama hamil Ny. S tidak mengalami gangguan kehamilan dikarenakan setiap bulannya rutin untuk
melakukan pemeriksaan di puskesmas Bougenville, Ny. S juga mengatakan tidak ada meminum alkohol, obat - obatan serta
merokok serta tidak memiliki riwayat jatuh.
Intranatal
Ny. S mengatakan melahirkan kedua anaknya di klinik bersalin dekat rumahnya, dan kedua nya lahir dengan spontan
dengan usia kehamilan 38 minggu.
Postnatal
Disaat melahirkan anak A, anak A langsung menangis saat lahir dengan berat badan 3100 gram dan panjang badan 49 cm,
lingkar dada 28 cm dan lingkar kepada 30 cm.
Riwayat Obstetri
Anak ke :2
Usia Kehamilan : 38 minggu
Persalinan : Normal
Kondisi Bayi : CTEV
Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Lahir : Menangis
0 - 3 Bulan : Belajar mengangkat kepala
3 - 5 Bulan : Berusaha meraih benda-benda
6 Bulan : Tengkurap dan berbalik sendiri
9 - 12 bulan : Tengkurap dan belajar duduk
Sekarang : Duduk sendiri
Perkembangan pasien an. A baik, tetapi pada pertumbuhan mengalami sedikit kendala dikarenakan kedua kaki anak A
pengkor.
Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi Ke Usia Keterangan

1 0 Sudah
BCG

Hepatitis B 1 0 bulan Sudah


2 1 bulan Sudah
3 6 bulan Sudah

DPT 1 2 bulan Sudah


2 3 bulan Sudah
3 4 bulan Sudah

Polio 1 0 bulan Sudah


2 2 bulan Sudah
3 3 bulan Sudah

Campak 1 9 bulan Sudah


Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Nutrisi
Disaat usia 0 - 5 bulan an. A menerima ASI tanpa makanan tambahan, disaat usia 5 - 9 bulan an. A mulai
mendapat makanan tambahan berupa bubur susu kemudian usia 9 bulan sampai sekarang mulai makan
bubur saring serta susu formula.
Pola Eliminasi
Saat ini An. A BAB dan BAK dipampers tetapi sesekali Ny. S sudah mengajarkan toileting pada An. A dengan
menggunakan dudukan toilet bayi, BAB 2 x sehari lancar, konsistensi kental berwarna coklat tua serta BAK -+
5 - 6 kali dalam sehari.
 
 
Pola Aktivitas
An. A tidak terlalu banyak beraktifitas, aktifitas yang dilakukan sebatas berbalik badan dan duduk serta
memainkan mainnya ditempat tidur.
Pola Istirahat
An. A selalu tidur siang 2 jam setiap hari nya, dimalam hari An. A sering menangis ditengah malam karena
ingin susu.
Pola Kebersihan Diri
An. A setiap hari dimandikan menggunakan bak mandinya dan menggunakan air hangat dipagi serta sore.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Normal
Tingkat kesadaraan  : Kompos Mentis
Tanda-tanda Vital
Suhu / Temp   : 37.00C
Pernafasan :38x/menit
Denyut Nadi : 123x/menit
Antropometri
Panjang badan : 49 cm
Berat lahir : 3.1000 gram
Lingkar dada : 28 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Reflek
An.B mempunyai reflek moro yang baik, reflek menggenggam baik dan reflek menghisap baik
Kepala : Fontanel anterior lunak, wajah simetris, rambut hitam
Mata : Simetris antara kanan dan kiri, sclera tidak ikterik
Hidung : Simetris, tidak ada sumbatan jalan nafas, tidak menggunakan alatbantu nafas,
Mulut : Reflek menghisap norma
Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada luka
Pemeriksaan Fisik
Dada : Tidak ada luka, pergerakan dada simetris
Jantung
Inspeksi : Tampak ictus cordis
Palpasi : Ictus cordis teraba dengan getaran
Perkusi : Tak terkaji
Auskultasi : BJ I & II regular, tidak terdengar gallop
Paru
Inspeksi : Gerakan pernafasan kanan-kiri simetris,
Palpasi : pernafasan simetris
Perkusi : Suara nafas vesikuler, Irama nafas reguler
Abdomen
Inspeksi : Pusar insersi ditengah dan buncit
Auskultasi : Peristaltik usus 18 x per memit
Palpasi : Lunak, tidak ada pembesaran hati/limfa
Perkusi : Tympani
Genetalia: Jenis kelamin laki-laki,normal, kebersihan baik, skrotum lengkap, ukuran normal
Ekstremitas
Atas : Lengkap, tidak ada kelainan
Bawah :Lengkap,kelainan pada kedua kakidimana kaki mengarahKe dalam
Kulit :Warna kulit sawoterang,tidak ikterik,turgor kulit baik
Data Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematologi

Hemoglobin
14.2 g/Dl 12.0-16.0
Hematokrit
45.25 % 37-47
Jumlah Eritrosit
4.5 /Ul 4.2-5.4
Jumlah Lekosit
4.0 /Ul 4.8-10.8
Jumlah Trombosit
350 10^3/ul 150-400

Jumlah Basofil 0.5 % 0–1


Jumlah Eosinofil 3 % 2–4
Jumlah Limfosit 25.2 % 25 – 40
Jumlah Monosit 4.8 % 1. – 8.0
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS : CTEV Gangguan Mobilitas Fisik
Ny. S mengatakan anaknya belum dapat bergerak menggunakan kaki Adduksi serta inverse pada ligament dan tendon peroneal
DO : Adduksi pada kaki depan
- Kedua kakianak A terlihat pengkor Kerusakan integritas struktur tulang
- Kakiterlihat mengarah ke dalam
- Kedua kakitidak bebas bergerak
TTV
- Suhu : 370C
- RR : 32 x/menit

- Nadi : 112 x/menit


2. DS : Deformitas CTEV Defisit pengetahuan
Ny. S mengatakan merasa cemas mengetai kondisi anakny Terapi pembedahan
Ny. S mengatakan takut anaknya dilakukan operasi Kurangpengetahuan terkait penyakit yang diderita
DO : Penatalaksanaan penyakit anak
Ny. S tampak cemas dan kebinggungan Kurang terpapar informasi
3. DS : CTEV Ansietas
Terapi pembedahan
Ny. S mengatakan anaknya selalu menangis dimalam hari
Ny. S mengatakan cemas melihat kondisi anaknya dan memikirkannya Kekhawatiran mengalami kegagalan
DO :
- Ny. S tampak gelisah
Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Kerusakan integritas struktur tulang
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
3. Ansietas berhubungan dengan Kekhawatiran mengalami kegagalan
Intervensi Keperawatan
No. Dx Keperawatan Tujuan & Intervensi Keperawatan Rasional
Kriteria Hasil
1. Gangguan Mobilitas Fisik Tujuan : Dukungan Mobilisasi 1.1
berhubungan dengan Kerusakan L. 05042) (I.05173) Mengetahui apa yang
integritas struktur tulang Setelah dilakukan tindakan 1. 1 Identifikasi toleransi menjadi penyebab masalah
keperawatan selama 3x 24 jam fisik melakukan 1.2
diharapakan mobilitas fisik An. A pergerakan Melakukan edukasi agar
meningkat dengan : 1.2 Libatkan keluarga keluarga dapat melakukan
Kriteria Hasil : untuk membantu pasien secara mandiri
1. Pergerakan ekstermitas meningkat dalam meningkatkan 1.3
2. Kekuatan otot meningkat pergerakan Memberi pengertian kepada
3. Keterbatasan gerak menurun 1.3 Jelaskan tujuan keluarga tentang tindakan
mobilisasi yang akan dilakukan
1.4 Ajarkan keluarga dalam 1.4 Memandirikan keluarga
pasien dalam mengurus
memobilisasikan anak pasien.
dengan cara yang
sederhana
Intervensi Keperawatan
2 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang Tujuan : 2.1 2.1
terpapar informasi (L.12111) Identifikasi kesiapan dan dapat mengetahui seberapa besar
Setelah dilakukan tindakan keperawatan kemampuan menerima informasi antusias keluarga/ pasien dalam
selama 2 x 24 jam diharapkan tingkat 2.2 menerima informasi
pengetahuan pasien meningkat dengan : sediakan materi dan media 2.2
Kriteria Hasil : pendidikan kesehatan dapat mempermudah pasien dan
1. Perilaku sesuai anjuran meningkat 2.3 keluarga dalam menerima
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan Jadwalkan pendidikan kesehatan informasi
3. Perilaku membaik sesuai kesepakatan 2.3
2.4 Agar dapat menyesuai waktu dan
Beri kesempatan untuk bertanya tidak terbenturan serta agar
2.5 pendamping dapat hadir saat
Jelaskan risiko yang dapat pemberian pendidikan kesehatan
mempengaruhi kesehatan 2.4
Memberi kesempatan bertanya
agar dapat memaksimalkan
informasi yang diterima
2.5 agar pasien dan keluarga dapat
mengetahui apa risiko yang terjadi
bagi kesehatan pasien
Intervensi Keperawatan
3. Ansietas berhubungan dengan (L.09093) Tingkat ansietas 3.1
Kekhawatiran mengalami kegagalan Tujuan : I. 09314) Memantau seberapa tanda
Setelah dilakukan tindakan 3.1 ansietas yang dialami
keperawatan selama 2 x 24 jam Memonitor tanda ansietas 3.2
diharapkan kecemasan dapat menurun 3.2 Memberi suasa yang aman
dengan : Ciptakan suasa terapeutik agar dapat lebih relaks
Kriteria Hasil : untuk menumbuhkan 3.3
1. Verbalisasi khawatir akibat kepercayaan Agar dapat lebih menerima
kondisi yang dihadapi menurun 3.3 setiap tindakan yang
2. Perilaku gelisah menurun Pahami situasi yang diberikan
3. Perasaan tidak berdaya membaik membuat ansietas 3.4 memberikan pasien
3.4 Diskusikan perencanaan ruang agar dapat memikirkan
yang realistis tentang tindakan medis yang akan
peristiwa yang akan datang dilakukan
3.5 latih teknik relaksasi 3.5 pasien dapat
mengkontrol cemas
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tanggal Dx Jam Implementasi Evaluasi Paraf

28.02.21 1 09.00 1. mengidentifikasi toleransi fisik S:-


melakukan pergerakan O:
2. melibatkan keluarga untuk membantu - Kedua kaki anak A masih
pasien dalam meningkatkan pergerakan terlihat pengkor ke dalam
3. menjelaskan tujuan mobilisasi - Masih tampak bisa bergerak
4. mengajarkan keluarga dalam bebas
memobilisasikan anak dengan cara yang - TTV
sederhana - Suhu : 37,10C
- RR : 33 x/menit

- Nadi: 112x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan


Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tanggal Dx Jam Implementasi Evaluasi Paraf

28.02.21 1 09.00 1. mengidentifikasi toleransi fisik S:-


melakukan pergerakan O:
2. melibatkan keluarga untuk membantu - Kedua kaki anak A masih
pasien dalam meningkatkan pergerakan terlihat pengkor ke dalam
3. menjelaskan tujuan mobilisasi - Masih tampak bisa bergerak
4. mengajarkan keluarga dalam bebas
memobilisasikan anak dengan cara yang - TTV
sederhana - Suhu : 37,10C
- RR : 33 x/menit

- Nadi: 112x/menit

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan


Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
28.02 2 11.00 WIB 2.1 S: 28.02
11.10 WIB mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi - Ny. S mengatakan siap menyetujui
11.15 WIB 2.2 tindakan yang akan dilakukan kepada
11.20 WIB menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan an. A
11.40 WIB 2.3 O:
12.00 wib menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan - Ny. S tampak paham
2.4
-Ny. S bertanya mengenai tindakan
memberikan kesempatan untuk bertanya
yang akan di berikan
2.5
menjelaskan risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan A : Teratasi sebagian

P:Intervensi dipertahankan
28.02.2 3 12.00 WIB 3.1 S: 28.02.21
1 12.10 WIB Memonitor tanda ansietas - Ny. S mengatakan masih panik
12.20 WIB 3.2 apabila anaknya dioperasi nantinya
12.45 WIB Menciptakan suasa terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan - Ny. S mengatakan paham bagaimana
3.3 teknik relaksasi nafas dalam
memahami situasi yang membuat ansietas O:
3.4 Ny. S masih tampak cemas
mengdiskusikan perencanaan yang realistis tentang peristiwa yang akan A : Masalah teratasi sebagian
datang P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
3.5 melatih latih teknik relaksasi
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Tgl.01 Maret (09.00) An. A dilakukan tindakan operatif pada pukul 12.00 dibalikan kebangsal anak
12.30 1.1 mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan S:-
1.2 melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan pergerakan O:
1.3 menjelaskan tujuan mobilisasi - Kedua kaki anak Atampak diperban dikarenakan post op
1.4 mengajarkan keluarga dalam memobilisasikan anak dengan cara yang sederhana - Masih tampak bisa bergerak bebas
- TTV
- Suhu : 36,60C
- RR : 37 x/menit

- Nadi: 122x/menit

A] : Masalah belum t]eratasi

P : Intervensi 1-4 dilanjutkan  

I:
- melakukan pengkajian nyeri pada luka bekas op
- melakukan tindakan pencegahn risiko infeksi
E:
Pasien an. A tampak meringis
- pasien an. A kakinya dibalut
- oran tua pasien mengatakan lega anaknya telah selesai operasi dengan selamat
R:
1.5Kaji nyeri
1.6 kaji risiko infeksi
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
01.03.21 2 09.00WIB 2.1 S:
09.10 WIB mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi - Ny. S mengatakan siap anaknya dilakukan tindakan sesuai
09.20 WIB 2.2 dengan prosedur yang ada.
09.25 WIB menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan O:
09.45WIB 2.3 - Ny. S tampak paham
10.05 WIB menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
-Ny. S menandatangani inform concent tindakan operativ
2.4
memberikan kesempatan untuk bertanya A : Masalah teratasi

2.5 P:Intervensi dipertahankan


menjelaskan risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

01.03.21 3 12.00 WIB 3.1 S:


12.05 WIB Memonitor tanda ansietas - Ny. S mengatakan sedikit lega anaknya selesai dioperasi
12.25 WIB 3.2 - Ny. S mengatakan telah melakukan teknik relaksasi untuk
Menciptakan suasa terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan mengurangi cemasnya
3.3 O:
memahami situasi yang membuat ansietas Ny. S masih tampak sedikit cemas
3.4 Ny. S tampak mengeluarkan air mata saat menggendong anak
mengdiskusikan perencanaan yang realistis tentang peristiwa yang A
akan datang A : Masalah teratasi sebagian
3.5 melatih latih teknik relaksasi P : Intervensi 1-5 dilanjutkan
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
02.03.2 1 1.1 mengidentifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan S:- Ny. S mengatakan anaknya selalu menangis
1 1.2 melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan O:
pergerakan - Kedua kaki anak Atampak diperban dikarenakan post op
1.3 menjelaskan tujuan mobilisasi - Masih tampak belum bisa bergerak bebas
1. mengajarkan keluarga dalam memobilisasikan anak - TTV
dengan cara yang sederhana - Suhu : 36,60C
2. Mengkaji nyeri post op An. A - RR : 37 x/menit
3. Mengkaji risiko infeksi An, A
- Nadi: 122x/menit

- Tidak ada tanda infeksi

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi 1-5 dilanjutkan


02.03.2 3.1 S:
1 Memonitor tanda ansietas - Ny. S mengatakan sudah lega anaknya telah mendapatkan
3.2 perawatan yang baik
Menciptakan suasa terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan - Ny. S mengatakan telah melakukan teknik relaksasi untuk
3.3 mengurangi cemasnya
memahami situasi yang membuat ansietas O:
3.4 Ny. S masih tampak lebih nyaman
mengdiskusikan perencanaan yang realistis tentang peristiwa yang Ny. S tampak tersenyum saat mengendong anak A
akan datang A : Masalah teratasi
3.5 melatih latih teknik relaksasi P : Intervensi dihentikan
THANK YOU
Insert the Subtitle of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai