Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS (CTEV) PADA BAYI

Dosen pengampu : Ns. Fransiska Romina., M.Kep

Disusun oleh :

Nama
: Monsius Meilianus
Yopaniko

NIM
: 20181959

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA INSAN PONTIANAK

2020/2021

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Congenital talipes equinovarus (CTEV) yang juga dikenal sebagai ‘club foot’
adalah suatu gangguan perkembangan ekstremitas inferior yang sering ditemui, tetapi
masih jarang dipelajari. CTEV dimasukkan dalam terminology “sindromik” bila kasus
ini ditemukan bersamaan dengan gambaran klinik lain sebagai suatu bagian dari
sindrom genetik. CTEV dapat timbul sendiri tanpa didampingi gambaran klinik lain,
dan sering disebut sebagai CTEV idiopatik. CTEV sindromik sering menyertai
gangguan neurologis dan neuromuskular, seperti spina bifi da maupun atrofi muscular
spinal.Bentuk yang paling sering ditemui adalah CTEV idiopatik; pada bentuk ini,
ekstremitas superior dalam keadaan normal.
Club foot ditemukan pada hieroglif Mesir dan perawatannya dijelaskan oleh
Hipokrates pada 400 SM dengan cara memanipulasi kaki dengan lembut untuk
kemudian dipasangi perban. Sampai saat ini, perawatan modern juga masih
mengandalkan manipulasi dan immobilisasi. Manipulasi dan immobilisasi serial yang
dilakukan secara hati-hati diikuti pemasangan gips adalah metode perawatan modern
non-operatif. Cara imobilisasi yang saat ini mungkin paling efektif adalah metode
Ponseti; metode ini dapat mengurangi perlunya operasi.Walaupun demikian, masih
banyak kasus yang membutuhkan terapi operatif.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami patofisiologi dan asuhan keperawatan klien
dengan CTEV.

b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui definisi CTEV.
2) Mengetahui etiologi dari CTEV.
3) Mengetahui klasifikasi dari CTEV.
4) Mengetahui patofisiologi dari CTEV.
5) Mengetahui manifestasi klinis dari CTEV.
6) Mengetahui pemeriksaan diagnostik CTEV.
7) Mengetahui penatalaksanaan pada klien dengan CTEV.
8) Mengetahui komplikasi dari CTEV.
9) Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan CTEV.

BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Medis
1. Defenisi
CTEV adalah suatu kelainan bawaan yang sering ditemukan pada bayi yang
baru lahir (Arif Muttaqin,2008).
Congenital Talipes Equino Varus adalah deformitas kaki yang tumitnya
terpuntir ke dalam garis tungkai dan kaki mengalami plantar fleksi (Smeltzer, 2002)
2. Etiologi
Teori tentang etiologi CTEV antara lain:
a. Faktor mekanik intrauteri
Teori tertua oleh Hipokrates.Dikatakan bahwa kaki bayi ditahan pada posisi
equinovarus karena kompresi eksterna uterus.Parker (1824) dan Browne (1939)
mengatakan bahwa oligohidramnion mempermudah terjadinya penekanan dari luar
karena keterbatasan gerak fetus.
b. Defek neuromuskular
Beberapa peneliti percaya bahwa CTEV selalu karena adanya defek
neuromuskular, tetapi banyak penelitian tidak menemukan adanya kelainan
histologis dan elektromiografi k.
c. Defek sel plasma primer
Setelah melakukan pembedahan pada 11 kaki CTEV dan 14 kaki normal;
Irani & Sherman menemukan bahwa pada kasus CTEV, leher talus selalu pendek,
diikuti rotasi bagian anterior ke arah medial dan plantar; diduga karena defek sel
plasma primer.
d. Perkembangan fetus terhambat
e. Herediter
Adanya faktor poligenik mempermudah fetus terpapar faktor-faktor
eksternal, seperti infeksi Rubella dan pajanan talidomid (Wynne dan Davis).
f. Vaskular
Atlas dkk.(1980) menemukan abnormalitas vaskulatur berupa hambatan
vascular setinggi sinus tarsalis pada kasus CTEV. Pada bayi dengan CTEV
didapatkan muscle wasting di bagian ipsilateral, mungkin karena berkurangnya
perfusi arteri tibialis anterior selama masa perkembangan

3. Klasifikasi
Literature medis menguraikan tiga kategori utama clubfoot, yaitu :
1. Clubfoot ringan atau postural dapat membaik secara spontan atau memerlukan
latihan pasif atau pemasangan gips serial. Tidak ada deformitas tulang, tetapi
mungkin ditemukan penencangan den pemendekan jaringan lunak secara medial
dan posterior.
2. Clubfoot tetralogic terkait dengan anomaly congenital seperti mielodisplasia atau
artogriposis. Kondisi ini biasanya memerlukam koreksi bedah dan memiliki
insidensi kekambuhan yang yang tinggi.
3. Clubfoot idiopatik congenital, atau “clubfoot sejati” hampir selalu memerlukan
intervensi bedah karena terdapat abnormalitas tulang.

4. Patofisiologi CTEV
Beberapa teori mengenai patogenesis CTEVantara lain:
a. Terhambatnya perkembangan fetus padafase fi bular
b. Kurangnya jaringan kartilagenosa talus
c. Faktor neurogenik.
Telah ditemukan adanya abnormalitas histokimiawi pada kelompok otot
peroneus pasien CTEV. Hal ini diperkirakan akibat perubahan inervasi intrauterin
karena penyakit neurologis, seperti stroke. Teori ini didukung oleh insiden CTEV
pada 35% bayi spina bifida.
d. Retraksi fibrosis sekunder karena peningkatan jaringan fibrosa di otot dan ligamen.
Pada penelitian postmortem, Ponsetti menemukan adanya jaringan kolagen yang
sangat longgar dan dapat teregang di semua ligamen dan struktur tendon (kecuali
Achilles).Sebaliknya, tendon Achilles terbuat dari jaringan kolagen yang sangat
padat dan tidak dapat teregang.Zimny dkk.menggunakan mikroskop elektron,
menemukan mioblast pada fasia medialis yang dihipotesiskan sebagai penyebab
kontraktur medial.
e. Anomali insersi tendon (Inclan)
Teori ini tidak didukung oleh penelitian lain; karena distorsi posisi anatomis
CTEV yang membuat tampak terlihat adanya kelainan insersi tendon.
f. Variasi iklim
Robertson mencatat adanya hubungan antara perubahan iklim dengan insiden
CTEV.Hal ini sejalan dengan adanya variasi serupa insiden kasus poliomyelitis di
komunitas.CTEV dikatakan merupakan sequela dari prenatal polio-like
condition.Teori ini didukung oleh adanya perubahan motor neuron pada spinal cord
anterior bayi-bayi tersebut.

5. Pemeriksaan Diagnostik
Gambaran radiologis CTEV
Dengan cara pengambilan foto radiologis lateral dengan kaki yang ditahan
pada posisi maksimal dorsofleksi

6. Penatalaksanaan
a) Konservatif
Dilakukan manipulasi terhadap bagian kaki yang adduksi, equinus, varus dan
mempertahankannya dengan menggunakan gips. Dilakukan peregangan pada
jaringan yang mengerut secara bertahap tanpa kekerasan, dipertahankan 10
hitungan.Dilakukan berulang selama 10-15 menit.
Hasil akhirnya dipertahankan dengan gips. Pada saat pemasangan gips,
perhatikan sirkulasi darah. Koreksi dapat diulang 1 minggu kemudian.Bila
konservatif berhasil, pengobatan dapat dilakukan dengan Denis Brown Splint dan
dikontrol sampai anak dewasa.Bila 3 bulan konservatif gagal, maka lakukan operatif.

b) Operatif
Indikasi:
 Gagal terapi konservatif
 Kambuh setelah konservatif berhasil
 Anak sudah besar dan belum mendapat pengobatan
Operatif dapat dilakukan pada:
 Jaringan lunak (hanya untuk usia< 5 tahun).
 Terhadap tulang
7. Komplikasi CTEV
a. Komplikasi dapat terjadi dari terapi konservatif maupun operatif. Pada terapi
konservatif mungkin dapat terjadi masalah pada kulit, dekubitus oleh karena gips,
dan koreksi yang tidak lengkap. Beberapa komplikasi mungkin didapat selama
dan setelah operasi. Masalah luka dapat terjadi setelah operasi dan dikarenakan
tekanan dari cast. Ketika kaki telah terkoreksi, koreksi dari deformitas dapat
menarik kulit menjadi kencang, sehinggga aliran darah menjadi terganggu.Ini
membuat bagian kecil dari kulit menjadi mati.Normalnya dapat sembuh dengan
berjalannya waktu, dan jarang memerlukan cangkok kulit.
b. Infeksi dapat terjadi pada beberapa tindakan operasi. Infeksi dapat terjadi setelah
operasi kaki clubfoot.Ini mungkin membutuhkan pembedahan tambahan untuk
mengurangi infeksi dan antibiotik untuk mengobati infeksi.
c. Kaki bayi sangat kecil, strukturnya sangat sulit dilihat. Pembuluh darah dan
saraf mungkin saja rusak akibat operasi.Sebagian besar kaki bayi terbentuk
oleh tulang rawan.Material ini dapat rusak dan mengakibatkan deformitas
dari kaki. Deformitas ini biasanya terkoreksi sendir dengan bertambahnya
usia
d. Komplikasi bila tidak diberi pengobatan : deformitas menetap pada kaki

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) atau biasa disebut Clubfoot merupakan

istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan deformitas umum dimana kaki

berubah dari posisi normal yang umum terjadi pada anak-anak. CTEV adalah deformitas

yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari tungkai, adduksi dari kaki depan,

dan rotasi media dari tibia (Priciples of Surgery, Schwartz).

Penyebab pasti dari clubfoot sampai sekarang belum diketahui. Beberapa ahli

mengatakan bahwa kelainan ini timbul karena posisi abnormal atau pergerakan yang

terbatas dalam rahim dan perkembangan embryonic yang abnormal yaitu saat

perkembangan kaki ke arah fleksi dan eversi pada bulan ke-7 kehamilan.

Treatment dimulai saat kelainan didapatkan dan terdiri dari tiga tahapan yaitu : koreksi

dari deformitas,mempertahankan koreksi sampai keseimbangan otot normal tercapai,

observasi dan follow up untuk mencegah kembalinya deformitas. Pemasangan gips serial

segera dimulai setelah kelahiran.

B. Saran

Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kepada para pembaca khususnya pada

orang tua, jika mempunyai bayi baru lahir, sebaiknya memperhatikan  kondisii bayinya,

bila orang  tua malihat ketidaksesuain bentuk dari kedua kaki bayi  segeralah meminta 

konfirmasi pada petugas medis tentang keadaan kaki bayi. Bila ternyata ada kelainan

sebaiknya segera berobat ke dokter spesialis orthopedic untuk mendapatkan pengobatan

sedini mungkin karena pengobatan CTEV ini secara bertahap dan berkelanjutan sehingga

harus sabar dan rutin kontrol serta mematuhi anjuran dokter agar tercapai hasil yang
optimal. Selain itu, diharapkan juga kepada tenaga medis khususnya perawat agar lebih

tepat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak dengan CTEV

Anda mungkin juga menyukai