Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif
korelasi menggunkan pendekatan Cross Sectional. Dimana seluruh variabel yang
diamati, diukur pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan data
primer untuk mengetahui hubungan pola makan dengan gastritis pada remaja di MA
Walisongo. Dimana variabel bebas yaitu pola makan dan variabel terikat yaitu
terjadinya gastritis akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan.
Cross sectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengambil
waktu tertentu yang relatif pendek dan tempat tertentu, dilakukan pada beberapa objek
yang berbeda taraf (Sujarweni, 2014). Penelitian ini dilakukan melalui tahap
penyebaran kuesioner di MA Walisongo Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di MA Walisongo Kecamatan Kebonsari, Kabupaten
Madiun.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian pengumpulan data dilaksanakan 1 bulan dimulai pada Bulan Mei
sampai dengan Juni 2019. Penelitian ini dilakukan setiap hari pada hari senin
sampai hari sabtu.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, bukan hanya orang, tetapi
juga objek dan benda-benda alam lainnya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X di MA Walisongo Kecamatan Kebonsari
Kabupaten Madiun.
2. Sampel
Menurut Notoatmodjo (2012), sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi dalam penelitian. Serta pengambilan sampel dalam
penelitian perlu digunakan cara atau teknik-teknik tertentu, sehingga sampel
tersebut sedapat mungkin mewakili.
D. Teknik Pengambilan Data
1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun kepada kepala Sekola MA Walisongo.
2. Melakukan pendataan identitas pada responden penelitian di MA Walisongo
3. Peneliti mendatangi responden di kelas lalu menjelaskan tujuan, manfaat
penelitian dan prosedur penelitian kepada responden di keals X MA Walisongo.
4. Peneliti dibantu tim memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tata
cara pengisian lembar infrom consent .
5. Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti responden menandatangani
6. inform consent.
7. Peneliti dibantu tim menjelaskan pengisian kuesioner kepada responden.
8. Dalam pengumpulan data peneliti mengajak tim membantu pengisian kuesioner
responden.
9. Setelah dilakukan pengisian lembar kuesioner selanjutnya pada tahap akhir
melakukan pengolahan data, analisis dan membuat laporan hasil penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada (Sugiyono, 2010). Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Simple
Random Sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil
sebagian jumlah sampel yang diinginkan secara acak. Dalam penelitian ini cara
pengambilan sampel dari kelas X dengan nama dan nomor responden di tulis dikertas
sejumlah populasi kemudian diundi seperti arisan, pengundian dilakukan diluar waktu
penelitian. Nama dan nomor responden yang keluar pada pengundian akan ditulis
dikertas untuk dijadikan data responden yang akan menjadi sampel dalam penelitian.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Alat ukur penelitian ini menggunakan
kuesioner jumlah kuesioner pola makan sejumlah 17 pertanyaan dengan skor iya = 1,
tidak = 0 menggunakan skala data nominal. Sedangkan alat ukur penderita gastritis
menggunakan kuesioner dengan 10 pertanyaan dengan skor iya = 1, tidak = 0.
Kuesioner pola makan yang telah diuji oleh Renzi Avionita S1 Keperawatan
Stikes Bhakti Husa Mulia Madiun. Soal yang diuji validitas sebanyak 17 tentang pola
makan. Hasil uji validitas untuk kuesioner pola makan diperoleh dari r hitung 0,571-
0,895 item pertanyaan valid jika r hitung lebih besar dari t tabel pada n=20 yaitu 0,444
dengan demikian kuesioner pola makan dikatakan valid.
Sedangkan untuk hasil reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
kompetensi dengan signifikan 5%. Nilai reliabilitas dilihat dari nilai alpha croncbach.
Dan hasil uji reliabilitas untuk kuesioner pola makan yang sudah valid menunjukan
nilai alpha 0,956 (Renzy Avionita 2016). Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
kuesioner pola makan telah terbukti layak untuk digunakan atau sudah reliabel.
Pada penelitian ini di gunakan uji validitas terhadap soal gastritis dengan
menggunakan kuesioner 10 yang diuji oleh Renzy Avionita S1 Keperawatan Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun. Hasil uji validitas untuk kuesioner gastritis diperoleh r
hitung 0,355. Dari penelitian yang dilakukan tersebut menunjukan bahwa kuesioner
gastritis telah terbukti valid.
Penelitian ini mengunakan uji reliabilitas dengan rumus alpha cronbach, jika
didapatkan nilai alpha cronbach > 0,6 maka dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas
pada pertanyaan gastritis dengan jumlah 10 pertanyaan didapatkan nilai alpha
cronbach 0,729. Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kuesioner telah terbukti
layak untuk digunakan atau sudah reliabel.

G. Teknik Analisa Data


1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini
karakteristik pola makan dan kejadian gastritis disajikan dalam bentuk distribusi
dan persentase.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berkorelasi atau
berhubungan (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisis bivariat
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dengan kejadian
gastritis. Pengetahuan analisa data bivariat ini dengan menggunakan bantuan
komputerisasi SPSS. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square
(Notoatmodjo, 2012).
Uji chi square digunakan untuk mengetahui hubungan variabel yang
mempunyai data kategorik. Data atau variabel kategorik pada umumnya berisi
variabel yang berskala nominal dan ordinal (Notoatmodjo, 2012). Semua hipotesis
untuk kategorik yang berskala nominal dan ordinal tidak berpasangan
menggunakan analisa data uji chi square, apabila memenuhi syarat uji chi square.
Untuk mengetahui hubungan antar variabel, taraf signifikan yaitu α (0,05) : apabila
p ≤0,05 = H0 ditolak, Ha diterima berarti ada hubungan pola makan dengan
kejadian gastritis dan apabila p > 0,05 = H0 diterima, Ha ditolak berarti tidak ada
hubungan pola makan dengan kejadian gastritis. Syarat yang berlaku uji chi square
yaitu :
a. Tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal 20%
dari jumlah sel.
Jika syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya:
a. Bila tabel 2 x 2 da nada nilai E < 5 namun tidak lebih dari 20% jumlah sel,
maka uji yang dipakai adalah “fisher’s exact test”.
b. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, maka mengunakan uji “pearson chi square” atau
menggunakan sel yang baru.
c. Dari penjelasan diatas maka untuk jawaban kasus penelitian ini menggunakan
uji statistik pearson chi square bila tabel variabel lebih dari 2x2, untuk
mengetahui hubungan antar variabel, tingkat kesalahan 5% atau taraf
signifikasi yaitu  (0,05).
d. Apabila p  0.05 = H0 ditolak Ha diterima, berarti ada hubungan Pola Makan
dengan kejadian Gastritis.
e. Apabila p > 0,05 =H0 diterima, Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan pola
makan dengan kejadian Gastritis.
Adapun pedoman signifikasi memakai panduan sebagai berikut :
a. Bila p-value < (0.05), maka signifikan atau ada hubungan menurut Sugiyono
(2011) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai
berikut :
1) 0,00 - 0,199 = sangat rendah
2) 0,20 - 0,399 = rendah
3) 0,40 - 0,599 = sedang
4) 0,60 - 0,799 = kuat
5) 0,80 - 1,000 = sangat kuat

H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penelitian mengajukan permohonan ijin kepada
kepala sekolah MA Walisongo untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah
peneliti mendapatkan ijin dari institusi tersebut barulah melakukan penelitian dengan
melakukan aspek etika yang meliputi :
1. Surat Persetujuan Penelitian (Informed Consent)
Responden membaca dan menyepakati maksud dari penelitian yang peneliti
jelaskan dan yang tertulis pada formulir, kemudian mengisi formulir dan
memberikan tanda tangan sebagai persetujuan untuk menjadi responden penelitian.
Namun dalam penelitian ini ada juga yang tidak memberikan tanda tangan namun
tetap bersedia menjadi responden, sehingga peneliti menghormati penuh kemauan
dari responden tersebut.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Unuk menjaga kerahasiaan identintas subyek, peneliti tidak mencantumkan nama
lengkap responden pada lembar pengumpulan data. Peneliti memberikan informasi
kepada responden untuk mencantumkan inisial nama saja, namun ada juga
responden yang bersedia mencantumkan nama lengkap, maka penulis akan
menjaga privasi dari responden tersebut.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Segala informasi yang didapat oleh peneliti baik dari responden langsung maupun
dari hasil pengamatan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
4. Keadilan insklusivitas atau keterbukaan (Respect for justice an inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu
dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan
prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua responden
penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan
jender, agama dan etnis sebagainnya.

Anda mungkin juga menyukai