METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif
korelasi menggunkan pendekatan Cross Sectional. Dimana seluruh variabel yang
diamati, diukur pada saat penelitian berlangsung. Penelitian ini menggunakan data
primer untuk mengetahui hubungan pola makan dengan gastritis pada remaja di MA
Walisongo. Dimana variabel bebas yaitu pola makan dan variabel terikat yaitu
terjadinya gastritis akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan.
Cross sectional yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengambil
waktu tertentu yang relatif pendek dan tempat tertentu, dilakukan pada beberapa objek
yang berbeda taraf (Sujarweni, 2014). Penelitian ini dilakukan melalui tahap
penyebaran kuesioner di MA Walisongo Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Alat ukur penelitian ini menggunakan
kuesioner jumlah kuesioner pola makan sejumlah 17 pertanyaan dengan skor iya = 1,
tidak = 0 menggunakan skala data nominal. Sedangkan alat ukur penderita gastritis
menggunakan kuesioner dengan 10 pertanyaan dengan skor iya = 1, tidak = 0.
Kuesioner pola makan yang telah diuji oleh Renzi Avionita S1 Keperawatan
Stikes Bhakti Husa Mulia Madiun. Soal yang diuji validitas sebanyak 17 tentang pola
makan. Hasil uji validitas untuk kuesioner pola makan diperoleh dari r hitung 0,571-
0,895 item pertanyaan valid jika r hitung lebih besar dari t tabel pada n=20 yaitu 0,444
dengan demikian kuesioner pola makan dikatakan valid.
Sedangkan untuk hasil reliabilitas pada penelitian ini menggunakan
kompetensi dengan signifikan 5%. Nilai reliabilitas dilihat dari nilai alpha croncbach.
Dan hasil uji reliabilitas untuk kuesioner pola makan yang sudah valid menunjukan
nilai alpha 0,956 (Renzy Avionita 2016). Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa
kuesioner pola makan telah terbukti layak untuk digunakan atau sudah reliabel.
Pada penelitian ini di gunakan uji validitas terhadap soal gastritis dengan
menggunakan kuesioner 10 yang diuji oleh Renzy Avionita S1 Keperawatan Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun. Hasil uji validitas untuk kuesioner gastritis diperoleh r
hitung 0,355. Dari penelitian yang dilakukan tersebut menunjukan bahwa kuesioner
gastritis telah terbukti valid.
Penelitian ini mengunakan uji reliabilitas dengan rumus alpha cronbach, jika
didapatkan nilai alpha cronbach > 0,6 maka dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas
pada pertanyaan gastritis dengan jumlah 10 pertanyaan didapatkan nilai alpha
cronbach 0,729. Dari penelitian tersebut menunjukan bahwa kuesioner telah terbukti
layak untuk digunakan atau sudah reliabel.
H. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penelitian mengajukan permohonan ijin kepada
kepala sekolah MA Walisongo untuk mendapatkan persetujuan penelitian. Setelah
peneliti mendapatkan ijin dari institusi tersebut barulah melakukan penelitian dengan
melakukan aspek etika yang meliputi :
1. Surat Persetujuan Penelitian (Informed Consent)
Responden membaca dan menyepakati maksud dari penelitian yang peneliti
jelaskan dan yang tertulis pada formulir, kemudian mengisi formulir dan
memberikan tanda tangan sebagai persetujuan untuk menjadi responden penelitian.
Namun dalam penelitian ini ada juga yang tidak memberikan tanda tangan namun
tetap bersedia menjadi responden, sehingga peneliti menghormati penuh kemauan
dari responden tersebut.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Unuk menjaga kerahasiaan identintas subyek, peneliti tidak mencantumkan nama
lengkap responden pada lembar pengumpulan data. Peneliti memberikan informasi
kepada responden untuk mencantumkan inisial nama saja, namun ada juga
responden yang bersedia mencantumkan nama lengkap, maka penulis akan
menjaga privasi dari responden tersebut.
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Segala informasi yang didapat oleh peneliti baik dari responden langsung maupun
dari hasil pengamatan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
4. Keadilan insklusivitas atau keterbukaan (Respect for justice an inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu
dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan yakni dengan menjelaskan
prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua responden
penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan
jender, agama dan etnis sebagainnya.