Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SISTEM INFORMASI SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI

DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN


(SBAR)

Dosen Pengampu : Ns. Indri Erwhani, M. Pd., M. Kep


Kelompok 3 :
Desi Dailily NIM : SNR212250060
Desi Ulandari NIM : SNR212250074
Kartini NIM : SNR212250067
Kornelia Ayu NIM : SNR212250070
Meilyana NIM : SNR212250079
Monsius Meilianus Yopaniko NIM : SNR212250075
Noverius Waldi NIM : SNR212250076
Novela Widya NIM : SNR212250072
Riana Hawari NIM : SNR212250061
Rinta Nuryani NIM : SNR212250082
Sarianto NIM : SNR212250080
Stepanus Tobias Piter NIM : SNR212250071
Ulla Kastus NIM : SNR212250078
Victoryus Herdianto NIM : SNR212250068
Weni Wardati NIM : SNR212250062
Yonatan Padak Duli NIM : SNR212250069
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK 2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Adapun judul Makalah ini yang penulis
ambil adalah “MAKALAH SISTEM INFORMASI SEBAGAI ALAT
KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN (SBAR)”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan
tugas dari Mata Kuliah Sistem Informasi Keperawatan.

Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran Keperawatan sehingga dapat membuka wawasan
ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I.................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.............................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG................................................................................................3

B. TUJUAN....................................................................................................................3

BAB II...............................................................................................................................5

LANDASAN TEORI.........................................................................................................5

A. SISTEM INFORMASI...............................................................................................5

1. Definisi Sistem Informasi...................................................................................5

2. Definisi sistem informasi keperawatan...............................................................5

3. Contoh sistem informasi dalam praktek keperawatan ( SBAR ).........................6

B. SBAR SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN


...................................................................................................................................7

1. Definisi SBAR...................................................................................................7

2. Tujuan SBAR.....................................................................................................8

3. Penerapan SBAR di praktek keperawatan didalam (Sutrisari, 2020)..................8

4. Kendala/hambatan penggunaan SBAR...............................................................9

5. Contoh SBAR...................................................................................................11

BAB III............................................................................................................................12

PENUTUP.......................................................................................................................12

A. KESIMPULAN........................................................................................................12

B. SARAN....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses komunikasi dalam praktek keperawatan merupakan upaya
untuk melakukan praktek keperawatan melalui pendekatan komunikasi
efektif. Komunikasi sangat berperan penting dalam memberikan tindakan
keperawatan, baik itu komunikasi antara perawat dengan pasien, perawat
dengan frofesi kesehatan lainnya yang ada tempat layanan kesehatan.
Dalam prosesnya komunikasi adalah alat bantu dalam melakukan proses
keperawatan yang baik dan efektif guna tercapainya tujuan yang
diharapkan.
Dalam proses keperawatan, komunikasi antar perawat dan dokter
ada yang secara langsung ada juga tidak langsung. Komunikasi tidak
langsung dilakukan pada saat konsultasi tentang masalah pasien yang
memerlukan tindaklanjut segera dari dokter yang merawat menggunakan
telefon. Kemampuan komunikasi lewat telefon harus dimiliki oleh setip
perawat yang prosesnya mengguanakan teknik SBAR (situation,
background, assesment, dan recomendation) dengan prinsip TBAK. Kita
sebagai perawat dituntut harus mampu melakukan komunikasi dengan
teknik SBAR.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat makalah dengan
judul sistem informasi sebagai alat komunikasi dalam praktek
keperawatan.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah pengetahuan perawat tentang sistem informasi dalam
praktek keperawatan yaitu SBAR
2. Mengetahui tentang SBAR dan tujuannya.
3. Mengetahui tentang penerapan SBAR dalam praktek keperawatan.
4. Mampu melakukan SBAR dengan benar.

4
5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. SISTEM INFORMASI
1. Definisi Sistem Informasi
Menurut [ CITATION Mub181 \l 1033 ] sistem informasi yaitu suatu
kumpulan dari komponen sistem yang mana saling berhubungan
dengan informasi secara harmonis untuk tujuan yang dicapai mengolah
data untuk informasi yang dihasilkan berguna dalam pengambilan
keputusan dan dalam suatu organisasi bersama membantu bagian
manajer untuk mengambil keputusan.
Sistem informasi ialah gabungan antara teknologi informasi dan
organisasi yang menggunakan teknologi untuk mendukung transaksi,
operasi, administrasi dan manajemen yang bersifat manajerial yang
diperlukan.
Berdasarkan definisi diatas, sistem informasi adalah
mengombinasikan sistem dan informasi yang mana didalam suatu
organisasi bekerjasama menghasilkan informasi yang bermanfaat yang
mana informasi didapat dari pengolahan data yang ada.

2. Definisi sistem informasi keperawatan


Sistem Informasi Keperawatan merupakan bidang yang akan
membahas bagaimana penggunaan informasi secara efisien dan efektif
untuk perawat. Perawat klinik mempergunakan SIK untuk
menggantikan sistem manual dalam pencatatan data sehingga membuat
perawatan pasien menjadi lebih terkomputerisaasi dimana saat ini
sebuah perkembangan tekonologi yang sudah serba terkomputerisasi
sehingga dalam pengelolaan data para perawat yang dapat di kelola
dengan baik dengan memanfaatkan teknologi saat ini.
Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan
aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung
operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem

6
informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara
orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Sistem Informasi
Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia
yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan
tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan.

3. Contoh sistem informasi dalam praktek keperawatan ( SBAR )


Pada 6 sasaran keselamatan pasien, yaitu pada poin ke 2 adalah
tentang peningkatan komunikasi efektif. Komunikasi efektif dilakukan
oleh petugas kesehatan kepada petugas kesehatan lainnya di pusat
layanan kesehatan. Komunikasi efektif pada proses keperawatan
biasanya dilakukan antara perawat dan dokter. Komunikasi efektif
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi
tidak langsung dapat dilakukan melalui telepon, dengan menggunakan
teknik komunikasi SBAR.
Proses SBAR yaitu: Situation atau situasi saat kejadian yang
dilaporkan, Background atau latar belakang kejadian, Assesment atau
tindakan yang sudah kita lakukan, dan recomendation adalah
rekomendasi yang diberikan oleh dokter terkait terapi apa saja yg harus
diberikan. Dalam teknik SBAR kita menggunakan pendekatan prinsip
TBAK yaitu tulis kembali, bacakan kembali dan konfirmasi kembali
apa yang kita laporkan. Prinsip TBAK ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengurangi atau mencegah insiden kesalahan pasien maupun
terapi yang diberikan.

7
B. SBAR SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK
KEPERAWATAN
1. Definisi SBAR
KomunikasiASBARB(Situation,BBackground,BAssassement,
Recomendation) adalah metode komunikasi yang digunakan untuk
anggota tim medis kesehatan dalam melaporkan kondisi pasien. SBAR
adalah metode komunikasi yang terstruktur untuk melaporkan kondisi
pasien yang dapat meningkatkan keselamatan pasien. Menurut
penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa dengan penerapan
komunikasi SBAR antar tenaga medis dapat meningkatkan pasien
safety. [ CITATION Ari17 \l 1033 ].
Komunikasi SBAR (situation, Background, Assessment,
Recommendation) merupakan metode komunikasi efektif terstruktur
yang digunakan oleh perawat dalam menyampaikan kondisi pasien
kepada sesama perawat dan tim medis lainnya (SNARS, 2017).
Komunikasi efektif dengan metode SBAR memberikan solusi kepada
pihak rumah sakit untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi,
seperti timbang terima pasien, merujuk pasien, masalah kritis dan
panggilan melalui telepon[ CITATION Nir20 \l 1033 ]
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat
yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada
orang lain secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation) untuk
mencapai ketrampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu.
SBAR adalah bentuk komunikasi terstruktur yang diadaptasi dari
penerbangan dan industri andal lainnya untuk menggambarkan situasi
atau kondisi pasien kepada tim yang lain. SBAR juga dapat
meningkatkan keselamatan pasien dengan mendorong penggunaan
komunikasi yang jelas dan terfokus dalam kondisi kritis [ CITATION
Nir20 \l 1033 ].

8
2. Tujuan SBAR
Tujuan komunikasi SBAR adalah:
a. Menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif antara
anggota tim perawatan kesehatan dengan dokter
b. Memberikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien saat ini
dan setiap perubahan terbaru yang terjadi atau untuk
mengantisipasi apabila terjadi perubahan.
c. Membantu staf menajdi advokat pasien.

3. Penerapan SBAR di praktek keperawatan didalam [CITATION Nai \l


1033 ].
Penerapan SBAR digunakan sebagai landasan menyusun
komunikasi verbal, tertulis lewat menyusun surat dari berbagai
keadaan perawatan pasien, antara lain saat serah terima pasien, saat
petugas melaporkan kondisi pasien, saat pasien rawat jalan dan
rawat inap, komunikasi pada kasus urgent dan non urgent,
komunikasi dengan pasien, individual ataupun dengan telepon,
keadaan khusus dari dokter dan perawat, konsultasi antara
dokter dengan dokter; mendiskusikan dengan konsultan profesional
lain dan sebagainya(Tutiany, dkk,2017)
Penerapan komunikasi SBAR pada perawat dalam
melaksanakan handover juga menemukan hambatan sehingga perlu
upaya manajemen keperawatan untuk meningkatkan penerapan
metode SBAR dengan cara melakukan perbaikan pada format SBAR
sehingga pelayanan keperawatan berkelanjutan dan kepuasan pasien
meningkat (Astuti, Ilmi dan Wati,2019)
Dalam Peraturan menteri kesehatan RI Nomor 11 (2017), perintah
lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil
pemeriksaan tersebut, perintah lisan dan melalui telepon atau hasil
pemeriksaan secara lengkap dibcakan kembali oleh penerima
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut, perintah atau hasil

9
pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut, kebijakan dan prosedur
mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan verifikasi
terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon.
Penerapan komunikasi efektif yang berbasis SBAR yang
digunakan perawat saat melakukan serah terima pasien
dipengaruhi oleh motivasi. Perawat dengan motivasi kerja
yang kuat cenderung akan bekerja sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional yang telah ditetapkan demi meningkatkan
profesionalitas dan kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien (Handayani dan Lubis, 2018).
Komponen Assesment dalam komunikasi SBAR memiliki
frekuensi terendah dilakukan oleh perawat saat melakukan
komunikasi dengan dokter. Perawat jarang membaca kembali dan
tidak melakukan konfirmasi ulang ketika menerima pesan dari
dokter melalui telepon.

4. Kendala/hambatan penggunaan SBAR


Menurut donabedian (dalam Cahyono, 2008) beberapa faktor yang
mempengaruhi penerapan komunikasi SBAR :
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap sesuatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tingginya
pengetahuan perawat tentang komunikasi SBAR dipengaruhi oleh
tingkat profesionalitas profesi yang sedang dijalaninya, pada
penelitian yang dilakukan Fitrianola & Ghita tentang Faktor Yang
Berhubungan Dengan Penerapan Komunikasi SBAR di Ruang
Rawat Inap yang menjadi responden adalah ketua tim perawat yang
telah dipercaya sebagai seorang tenaga profesional yang dianggap

10
mampu untuk melakukan koordinator terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien.
Selain itu, faktor pengalaman kerja juga mempengaruhi tingkat
pengetahuan responden tentang komunikasi SBAR, dimana pada
penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden adalah
perawat dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, tentunya pengalaman
ini telah memberikan berbagai macam pengetahuan terhadap
responden, termasuk tentang penerapan komunikasi SBAR pada saat
overran dinas.

b. Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau
terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya (Widayatun 2009,p:25).
Sikap positif yang perlu dimiliki perawat dalam pelaksanaan
patient safety dimanifestasikan dalam bentuk tanggapan/ respon
perasaan positif perawat terhadap tindakan. Berdasarkan hasil
penelitian Bawelle, dkk (2013) sikap berhubungan secara signifikan
dengan perilaku perawat dalam upaya pelaksanaan keselamatan
pasien (patient safety) yaitu menunjukkan semakin baik sikap maka
semakin baik perilaku perawat dalam upaya pelaksanaan
keselamatan pasien (patient safety).

c. Motivasi
Menurut Hendrarni (dalam Abdullah, 2014) mengatakan
motivasi adalah dorongan atau motivasi kerja yang terdapat di
dalam diri perawat memegang peranan penting dalam pelaksanaan
suatu tindakan. Apabila motivasi kerja perawat tinggi, maka itu
akan mempermudah perawat dalam melakukan tindakan dan
begitupun sebaliknya.

11
Upaya peningkatan motivasi salah satunya adalah dengan
memberikan sesuatu kepada karyawan dipandang sebagai cara atau
metode untuk meningkatkan motivasi kerja. Adapun hambatan
dalam pengunaan SBAR:
1) Perbedaan persepsi perawat pada pendokumentasian
2) Fasilitas yang kurang memadai
3) Perawat kurang teliti
4) Penggunaan waktu yang belum efektif
5) Psikologis perawat

5. Contoh SBAR

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proses komunikasi keperawatan dalam prakteknya merupakan
upaya dalam menolong dan memberikan tindakan perawatan untuk
kesembuhan pasien. Pada prosesnya komunikasi ada yang langsung dan
ada yang tidak langsung. Komunikasi dalam layanan keperawatan
dilakukan pada saat konsultasi tentang kondisi pasien atau kegawatan yang
perlu instruksi langsung oleh dokter. Dalam proses keperawatan,
komunikasi sebagai alat bantu dalam memberikan layanan keperawatan
melalui komunikasi yang baik dan efektif sesuai dengan yang diharapkan.
Sistem komunikasi keperawatan sebagai alat komunikasi dalam
proses keperawatan bersifat kolaboratif antara perawat dan dokter yang
merawat baik secara langsung mauapun tidak langsung. Komunikasi yang
tidak langsung dapat dilakukan melalui telefon, dengan menggunakan
teknik SBAR dengan prinsip TBAK. . Dalam praktek keperawatan, teknik
SBAR diguanakan oleh perawat sebagai alat komunikasi dengan dokter.
Maka semua perawat harus mampu melakukan teknik SBAR dengan
benar.

B. SARAN
Adapun saran untuk perawat dalam sintem komunikasi
keperawatan adalah:
1. Sebagai perawat harus meningkatkan kemampuan komunikasi baik
lagsung maupun tidak langsung.
2. Bagi RS, diadakannya pelatihan komunikasi efektif bagi semua
pelayanan kesehatanya.
3. Memberikan fasilitas yang memadai guna mendukung terjalinnya
komunkasi yang efektif dalam proses keperawaatan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Dinda, n. (2020). Pelaksanaan komunikasi efektif sbar perawat rawat inap di


rumah sakit universitas sumatera utara .
Novita, a. D. (2017). Gambaran komunikasi sbar saat transfer pada perawat di
rsud k.r.m.t. Wongsonegoro semarang .
Rizki, m., & syahrul, m. (2018). Sistem informasi keperawatan berbasis web pada
rumah sakit mata bandung eye cente.
Sutrisari, n. S. (2020). Penerapan komuniksi sbar ( situation, background,
assement, recomendation ) oleh perawat dirumah sakit pusri palembang.
Jksp volume 4 nomor.

14
Lampiran 1

15
Lampiran 2

16
Lampiran 3

17

Anda mungkin juga menyukai