Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Adapun judul Makalah ini yang penulis
ambil adalah “MAKALAH SISTEM INFORMASI SEBAGAI ALAT
KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN (SBAR)”
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan
tugas dari Mata Kuliah Sistem Informasi Keperawatan.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran Keperawatan sehingga dapat membuka wawasan
ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan datang.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG................................................................................................3
B. TUJUAN....................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
LANDASAN TEORI.........................................................................................................5
A. SISTEM INFORMASI...............................................................................................5
1. Definisi SBAR...................................................................................................7
2. Tujuan SBAR.....................................................................................................8
5. Contoh SBAR...................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. KESIMPULAN........................................................................................................12
B. SARAN....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses komunikasi dalam praktek keperawatan merupakan upaya
untuk melakukan praktek keperawatan melalui pendekatan komunikasi
efektif. Komunikasi sangat berperan penting dalam memberikan tindakan
keperawatan, baik itu komunikasi antara perawat dengan pasien, perawat
dengan frofesi kesehatan lainnya yang ada tempat layanan kesehatan.
Dalam prosesnya komunikasi adalah alat bantu dalam melakukan proses
keperawatan yang baik dan efektif guna tercapainya tujuan yang
diharapkan.
Dalam proses keperawatan, komunikasi antar perawat dan dokter
ada yang secara langsung ada juga tidak langsung. Komunikasi tidak
langsung dilakukan pada saat konsultasi tentang masalah pasien yang
memerlukan tindaklanjut segera dari dokter yang merawat menggunakan
telefon. Kemampuan komunikasi lewat telefon harus dimiliki oleh setip
perawat yang prosesnya mengguanakan teknik SBAR (situation,
background, assesment, dan recomendation) dengan prinsip TBAK. Kita
sebagai perawat dituntut harus mampu melakukan komunikasi dengan
teknik SBAR.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis membuat makalah dengan
judul sistem informasi sebagai alat komunikasi dalam praktek
keperawatan.
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menambah pengetahuan perawat tentang sistem informasi dalam
praktek keperawatan yaitu SBAR
2. Mengetahui tentang SBAR dan tujuannya.
3. Mengetahui tentang penerapan SBAR dalam praktek keperawatan.
4. Mampu melakukan SBAR dengan benar.
4
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SISTEM INFORMASI
1. Definisi Sistem Informasi
Menurut [ CITATION Mub181 \l 1033 ] sistem informasi yaitu suatu
kumpulan dari komponen sistem yang mana saling berhubungan
dengan informasi secara harmonis untuk tujuan yang dicapai mengolah
data untuk informasi yang dihasilkan berguna dalam pengambilan
keputusan dan dalam suatu organisasi bersama membantu bagian
manajer untuk mengambil keputusan.
Sistem informasi ialah gabungan antara teknologi informasi dan
organisasi yang menggunakan teknologi untuk mendukung transaksi,
operasi, administrasi dan manajemen yang bersifat manajerial yang
diperlukan.
Berdasarkan definisi diatas, sistem informasi adalah
mengombinasikan sistem dan informasi yang mana didalam suatu
organisasi bekerjasama menghasilkan informasi yang bermanfaat yang
mana informasi didapat dari pengolahan data yang ada.
6
informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara
orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Sistem Informasi
Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi,
indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia
yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan
tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan
kesehatan.
7
B. SBAR SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK
KEPERAWATAN
1. Definisi SBAR
KomunikasiASBARB(Situation,BBackground,BAssassement,
Recomendation) adalah metode komunikasi yang digunakan untuk
anggota tim medis kesehatan dalam melaporkan kondisi pasien. SBAR
adalah metode komunikasi yang terstruktur untuk melaporkan kondisi
pasien yang dapat meningkatkan keselamatan pasien. Menurut
penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa dengan penerapan
komunikasi SBAR antar tenaga medis dapat meningkatkan pasien
safety. [ CITATION Ari17 \l 1033 ].
Komunikasi SBAR (situation, Background, Assessment,
Recommendation) merupakan metode komunikasi efektif terstruktur
yang digunakan oleh perawat dalam menyampaikan kondisi pasien
kepada sesama perawat dan tim medis lainnya (SNARS, 2017).
Komunikasi efektif dengan metode SBAR memberikan solusi kepada
pihak rumah sakit untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi,
seperti timbang terima pasien, merujuk pasien, masalah kritis dan
panggilan melalui telepon[ CITATION Nir20 \l 1033 ]
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat
yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada
orang lain secara akurat dan efisien. Komunikasi dengan menggunakan
SBAR (Situation, Background, Assesment, Recomendation) untuk
mencapai ketrampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu.
SBAR adalah bentuk komunikasi terstruktur yang diadaptasi dari
penerbangan dan industri andal lainnya untuk menggambarkan situasi
atau kondisi pasien kepada tim yang lain. SBAR juga dapat
meningkatkan keselamatan pasien dengan mendorong penggunaan
komunikasi yang jelas dan terfokus dalam kondisi kritis [ CITATION
Nir20 \l 1033 ].
8
2. Tujuan SBAR
Tujuan komunikasi SBAR adalah:
a. Menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi yang efektif antara
anggota tim perawatan kesehatan dengan dokter
b. Memberikan informasi yang akurat tentang kondisi pasien saat ini
dan setiap perubahan terbaru yang terjadi atau untuk
mengantisipasi apabila terjadi perubahan.
c. Membantu staf menajdi advokat pasien.
9
pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah
atau hasil pemeriksaan tersebut, kebijakan dan prosedur
mendukung praktek yang konsisten dalam melakukan verifikasi
terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui telepon.
Penerapan komunikasi efektif yang berbasis SBAR yang
digunakan perawat saat melakukan serah terima pasien
dipengaruhi oleh motivasi. Perawat dengan motivasi kerja
yang kuat cenderung akan bekerja sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional yang telah ditetapkan demi meningkatkan
profesionalitas dan kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien (Handayani dan Lubis, 2018).
Komponen Assesment dalam komunikasi SBAR memiliki
frekuensi terendah dilakukan oleh perawat saat melakukan
komunikasi dengan dokter. Perawat jarang membaca kembali dan
tidak melakukan konfirmasi ulang ketika menerima pesan dari
dokter melalui telepon.
10
mampu untuk melakukan koordinator terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan kepada pasien.
Selain itu, faktor pengalaman kerja juga mempengaruhi tingkat
pengetahuan responden tentang komunikasi SBAR, dimana pada
penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar responden adalah
perawat dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, tentunya pengalaman
ini telah memberikan berbagai macam pengetahuan terhadap
responden, termasuk tentang penerapan komunikasi SBAR pada saat
overran dinas.
b. Sikap
Sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau
terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya (Widayatun 2009,p:25).
Sikap positif yang perlu dimiliki perawat dalam pelaksanaan
patient safety dimanifestasikan dalam bentuk tanggapan/ respon
perasaan positif perawat terhadap tindakan. Berdasarkan hasil
penelitian Bawelle, dkk (2013) sikap berhubungan secara signifikan
dengan perilaku perawat dalam upaya pelaksanaan keselamatan
pasien (patient safety) yaitu menunjukkan semakin baik sikap maka
semakin baik perilaku perawat dalam upaya pelaksanaan
keselamatan pasien (patient safety).
c. Motivasi
Menurut Hendrarni (dalam Abdullah, 2014) mengatakan
motivasi adalah dorongan atau motivasi kerja yang terdapat di
dalam diri perawat memegang peranan penting dalam pelaksanaan
suatu tindakan. Apabila motivasi kerja perawat tinggi, maka itu
akan mempermudah perawat dalam melakukan tindakan dan
begitupun sebaliknya.
11
Upaya peningkatan motivasi salah satunya adalah dengan
memberikan sesuatu kepada karyawan dipandang sebagai cara atau
metode untuk meningkatkan motivasi kerja. Adapun hambatan
dalam pengunaan SBAR:
1) Perbedaan persepsi perawat pada pendokumentasian
2) Fasilitas yang kurang memadai
3) Perawat kurang teliti
4) Penggunaan waktu yang belum efektif
5) Psikologis perawat
5. Contoh SBAR
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses komunikasi keperawatan dalam prakteknya merupakan
upaya dalam menolong dan memberikan tindakan perawatan untuk
kesembuhan pasien. Pada prosesnya komunikasi ada yang langsung dan
ada yang tidak langsung. Komunikasi dalam layanan keperawatan
dilakukan pada saat konsultasi tentang kondisi pasien atau kegawatan yang
perlu instruksi langsung oleh dokter. Dalam proses keperawatan,
komunikasi sebagai alat bantu dalam memberikan layanan keperawatan
melalui komunikasi yang baik dan efektif sesuai dengan yang diharapkan.
Sistem komunikasi keperawatan sebagai alat komunikasi dalam
proses keperawatan bersifat kolaboratif antara perawat dan dokter yang
merawat baik secara langsung mauapun tidak langsung. Komunikasi yang
tidak langsung dapat dilakukan melalui telefon, dengan menggunakan
teknik SBAR dengan prinsip TBAK. . Dalam praktek keperawatan, teknik
SBAR diguanakan oleh perawat sebagai alat komunikasi dengan dokter.
Maka semua perawat harus mampu melakukan teknik SBAR dengan
benar.
B. SARAN
Adapun saran untuk perawat dalam sintem komunikasi
keperawatan adalah:
1. Sebagai perawat harus meningkatkan kemampuan komunikasi baik
lagsung maupun tidak langsung.
2. Bagi RS, diadakannya pelatihan komunikasi efektif bagi semua
pelayanan kesehatanya.
3. Memberikan fasilitas yang memadai guna mendukung terjalinnya
komunkasi yang efektif dalam proses keperawaatan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Lampiran 1
15
Lampiran 2
16
Lampiran 3
17