Anda di halaman 1dari 13

Technical Note Tuberkulosis Paru

Disusun Oleh

Monsius Meilianus Yopaniko SNR212250076

Noverius Weldi SNR212250076

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK
KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2021
No Pertanyaan Penjelasan
1 Berapa banyak kasus Tuberkulosis 1. Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan
Paru
penyakit menular dengan 90% kasusnya

menginfeksi paru-paru (TB paru) dan sisanya

menginfeksi organ tubuh lainnya. Sembilan

puluh persen penderita TB tidak

menunjukkan gejala (asymptomatic) dan

menginfeksi sekitar 1,7 milyar orang.

Jumlah ini merepresentasikan 23% dari total

penduduk dunia dengan 10 juta kasus baru

setiap tahunnya (Daley, 2019). Lima sampai

sepuluh persen penderita TB merupakan

penderita TB aktif yang menunjukkan gejala-

gejala penyakit. Tanpa pengobatan yang

tepat setelah terinfeksi, 50% penderita TB

akan meninggal dalam 5 tahun dan 70% akan

meninggal dalam 10 tahun (Kemenkes RI,

2011) dalam [ CITATION Nur20 \l 1033 ].

2. Indonesia menempati peringkat ketiga di

dunia dengan penduduk penderita TB

sebanyak 888.904 atau 8% dari penderita

global yang dilaporkan di tahun 2017

(WHO,2018). Sembilan puluh persen

penderita adalah penderita TB paru.

Prevalensi penyakit TB di Indonesia adalah


335 per 100.000 penduduk di tahun 2017,

297 per 100.000 penduduk di tahun 2014,

dan 253 per 100.000 penduduk di tahun 2006

(Kementerian Kesehatan RI,2018) dalam

[ CITATION Nur20 \l 1033 ].

3. Prevalensi TB Paru berdasarkan Riwayat

Diagnosis Dokter menurut Riskesdas 2018,

Provinsi Kalimantan Barat berjumlah 28.343

orang atau 0,36% dari penderita TB Paru di

indonesia, penderitra laki-laki sebanyak

14.419 orang dan penderita perempuan

sebanyak 13.924 orang. Untuk di Kota

Pontianak penderita TB Paru berjumlah

3.611 orang atau 0,30% dari penderita di

Kalimantan Barat [ CITATION Ris18 \l 1033 ]

2 Apa definisi Tuberkulosis Paru ? 1. Penyakit tuberkulosis paru merupakan

penyakit yang disebabkan oleh

mycobacterium tuberculosis yang telah

menginfeksi hampir sepertiga penduduk

dunia dan pada sebagian besar negara di

dunia tidak dapat mengendalikan penyakit

tuberkulosis paru ini disebabkan banyaknya

penderita yang tidak berhasil disembuhkan.

Word Health Organization (WHO) dalam

Annual Report on Global TB Control 2015


menyatakan terdapat 22 negara dikategorikan

sebagai high burden countriesterhadap

tuberkulosis paru, termasuk Indonesia

(Kemenkes, 2017) Dalam [ CITATION

Her19 \l 1033 ]

2. Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit

infeksi menular disebabkan Mycobacterium

Tuberkulosis yang umumnya menyerang

paru-paru. Pengobatan yang lama

menyebabkan beberapa pasien menghentikan

pengobatan karena kurangnya pemahaman

tentang pengetahuan perawatan pasien TB.

Media yang digunakan dalam penyuluhan

kesehatan dapat berupa media booklet.

Desain yang menarik di dalam booklet

tersebut akan mempengaruhi motivasi pasien

untuk membaca, sehingga akan

meningkatkan pengetahuan pasien

Tuberkulosis (TB) [ CITATION Erm17 \l

1033 ]

3. Penyakit tuberkulosis paru adalah penyakit

menular langsung yang disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium tuberculosis yang

sebagian besar menyerang paru-paru.

Penderita tuberkulosis paru BTA (+) dapat


menularkan pada orang sekelilingnya,

terutama yang melakukan kontak erat. Setiap

penderita tuberculosis paru BTA (+) dapat

menularkan pada 10-15 orang per tahun.

Daya penularan dari seorang penderita

tuberculosis paru BTA (+) ditentukan oleh

banyak bakteri yang dikeluarkan dari paru-

paru. Kondisi lingkungan dalam rumah yang

tidak memenuhi syarat menjadi media

penularan penyakit tuberculosis paru. Faktor

lingkungan dalam rumah yang secara statistik

berhubungan bermakna dengan kejadian

penyakit tuberkulosis paru adalah ventilasi

kamar, kelembaban kamar, sinar matahari,

dan kepadatan hunian kamar[ CITATION

Iwa18 \l 1033 ]
3 Bagaimana Tuberkulosis Paru dapat 1. Penyebab dari penyakit tuberkulosis paru
terjadi ?
adalah terinfeksinya paru

oleh mycobacterium tuberculosis yang

merupakan kuman berbentuk batang dengan

ukuran sampai 4 mycron dan bersifat

anaerob. Sifat ini yang menunjukkan kuman

lebih menyenangi jaringan yang tinggi

kandungan. Oksigennya, sehingga paru-paru

merupakan tempat prediksi penyakit

tuberkulosis. Kuman ini juga terdiri dari asal


lemak (lipid) yang membuat kuman lebih

tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap

gangguan kimia dan fisik. Penyebaran

mycobacterium tuberculosis yaitu melalui

droplet nukles, kemudian dihirup oleh

manusia dan menginfeksi [CITATION

Kem14 \l 1033 ].

2. Umumnya Mycobacterium

tuberculosis menyerang paru dan sebagian

kecil organ tubuh lain. Kuman ini

mempunyai sifat khusus, yakni tahan

terhadap asam pada pewarnaan, hal ini

dipakai untuk identifikasi dahak secara .

Sehingga disebut sebagai Basil Tahan Asam

(BTA). Mycobacterium tuberculosis cepat

mati dengan matahari langsung, tetapi dapat

bertahan hidup pada tempat yang gelap dan

lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman

dapat dormant (tertidur sampai beberapa

tahun). TB timbul berdasarkan

kemampuannya untuk memperbanyak diri di

dalam sel-sel fagosit[ CITATION Kem14 \l

1033 ].

3. Bakteri tuberculosis ini mati pada pemanasan

100°C selama 5-10 menit atau pada


pemanasan 60°C selama 30 menit, dan

dengan alkohol 70-95% selama 15-30 detik.

Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara

terutama di tempat yang lembab dan gelap

(bisa berbulan-bulan), namun tidak tahan

terhadap sinar atau aliran udara (Widoyono,

2008) Dalam (Adi Dwi Wahyudi 2018).


4 Sebutkan Tuberkulosis Paru 1. Klasifikasi [CITATION MUL18 \l 1033 ]
berdasarkan penyebabnya ?
Penentuan klasifikasi penyakit

dan tipe penderita penting dilakukan

untuk menetapkan paduan Obat Anti

Tuberkulosis (OAT) yang sesuai dan

dilakukan sebelum pengobatan

dimulai. Klasifikasi penyakit

Tuberkulosis paru

a. Tuberculosis Paru

Berdasarkan hasil pemeriksaan

dahak, TBC Paru dibagi dalam :

1) Tuberkulosis Paru BTA (+)

Kriteria hasil dari

tuberkulosis paru BTA positif

adalah Sekurang-kurangnya 2

pemeriksaan dari 3 spesimen

dahak SPS hasilnya BTA (+)

atau 1 spesimen dahak SPS


hasilnya (+) dan foto rontgen

dada menunjukan gambaran

tuberculosis aktif.

2) Tuberkulosis Paru BTA (-)

Pemeriksaan 3 spesimen

dahak SPS hasilnya BTA (-)

dan foto rontgen dada

menunjukan gambaran

Tuberculosis aktif. TBC Paru

BTA (-), rontgen (+) dibagi

berdasarkan tingkat keparahan

penyakitnya, yaitu bentuk

berat dan ringan. Bentuk berat

bila gambaran foto rontgan

dada memperlihatkan

gambaran kerusakan paru

yang luas.

b. Tuberculosis Ekstra Paru

TBC ekstra-paru dibagi

berdasarkan pada tingkat

keparahan penyakitnya, yaitu :

1) TBC ekstra-paru ringan

Misalnya : TBC kelenjar

limfe, pleuritis eksudativa

unilateral, tulang (kecuali


tulang belakang), sendi, dan

kelenjar adrenal.

2) TBC ekstra-paru berat

Misalnya : meningitis, millier,

perikarditis, peritonitis,

pleuritis eksudativa duplex,

TBC tulang belakang, TBC

usus, TBC saluran kencing

dan alat kelamin.

c. Tipe Penderita

Berdasarkan riwayat pengobatan

sebelumnya, ada beberapa tipe

penderita yaitu:

1) Kasus Baru

Adalah penderita yang belum

pernah diobati dengan OAT

atau sudah pernah menelan

OAT kurang dari satu bulan

(30 dosis harian).

2) Kambuh (Relaps)

Adalah penderita Tuberculosis

yang sebelumnya pernah

mendapat pengobatan

Tuberculosis dan telah

dinyatakan sembuh, kemudian


kembali lagi berobat dengan

hasil pemeriksaan dahak BTA

(+).

3) Pindahan (Transfer In)

Adalah penderita yang sedang

mendapat pengobatan di suatu

kabupaten lain dan kemudian

pindah berobat ke kabupaten

ini. Penderita pindahan

tersebut harus membawa surat

rujukan/pindah (Form TB.09).

4) Setelah Lalai (Pengobatan

setelah default/drop out)

Adalah penderita yang sudah

berobat paling kurang 1 bulan,

dan berhenti 2 bulan atau

lebih, kemudian datang

kembali dengan hasil

pemeriksaan dahak BTA (+).

5 Apa saja yang harus dilakukan dalam 1. Pencegahan penularan TB dalam kategori
melakukan pencegahan dan lingkungan misalnya dalam bentuk
pengendalian Tuberkulosis Paru konstruksi rumah. Melalui ventilasi, udara
dapat keluar membawa M. tuberculosis dan
mati terkena sinar ultraviolet. Tidak
cukupnya luas ventilasi juga dapat
meningkatkan kelembaban ruangan.
Kelembaban ruangan yang tinggi akan
menjadi media yang baik untuk tumbuh dan
berkembang biaknya bakteri-bakteri patogen
termasuk M. tuberculosis (Setiadi and Adi,
2019). Kelembaban yang tinggi disebabkan
karena beberapa factor seperti kurangnya
cahaya yang masuk kedalam rumah, jenis
lantai, jenis dinding, dan ventilasi, sehingga
dapat menyebabkan tingginya kelembaban
pada ruangan. Pencahayaan yang kurang
disebabkan karena kurangnya kesadaran
untuk membuka jendela, gorden, dan pintu
rumah. Kurangnya kaca pada atap rumah juga
dapat mempengaruhi banyaknya sinar
matahari yang masuk kedalam rumah. Sinar
matahari juga tidak dapat masuk karena
terhalang oleh dinding atau tembok rumah
tetangga (Mulasari, 2019). Hal tersebut sesuai
dengan kenyataan di lapangan bahwa
kategori pertanyaan pencegahan TB dengan
PHBS belum banyak diketahui oleh
masyarakat, misalnya rutin membuka jendela
setiap hari agar cahaya matahari masuk dan
udara tidak lembab, karena baketri TB akan
mati karena cahaya; memisahkan alat makan
dan minum dengan penderita ; dan rutin
menjemur alas tidur[ CITATION afl19 \l
1033 ].
6 Hal-hal apa saja yang terjadi pada 1. Dampak anemia pada ibu hamil dapat
penderita Tuberkulosis Paru? mengakibatkan kematian janin dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang
dilahirkan, hal ini menyebabkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan
kematian perinatal secara bermakna
tinggi (Widya Juliarti, 2017).

2. Anemia menyebabkan peningkatan


resiko komplikasi pada saat kehamilan,
persalinan, dan nifas. Anemia besi
mengakibatkan terjadinya abortus,
persalinan prematur, perkembangan janin
terhambat, resiko infeksi, hiperemesis
gravidarum, perdarahan antepartum,
ketuban pecah dini, meningkatnya
insiden preeklamsi dan sepsis serta
peningkatan curah jantung dan
peningkatan beban kerja pemompaan
jantung (Guyton, Hall, 2011).

7 Bagaimana tanda-tanda Penyakit tuberkulosis ini pada umumnya


Tuberkulosis Paru
menimbulkan tanda dan gejala yang sangat

berbeda- beda pada masing- masing penderita,

ada yang tidak bergejala namun ada juga yang

bergejala sangat akut. Tanda- tanda dan gejala

penderita TB pada anak menurut [ CITATION

Kem14 \l 1033 ] adalah :

a. Berat badan turun tanpa sebab

yang jelas atau berat badab tidak

naik dengan adekuat atau tidak

naik dalam I bulan setelah

diberikan upaya perbaikan gizi


yang baik.

b. Demam lama (≥ 2 minggu ) dan /

berulang tanpa sebab yang jelas.

Demam umumnya tidak tinggi.

Keringat malam saja bukan

merupakan gejala spesifuk pada

TB anak apabila tidak disertai

dengan gejala- gejala sistemik

lainnya.

c. Batuk lama ≥ 3 minggu

d. Nafsu makan tidak ada, atau

berkurang, disertai dengan gagal

tumbuh

e. Malaise, anak kurang aktif


bermain.
f. Diare persisten/ menetap yang
tidak sembuh dengan pengobatan
baku diare.

Anda mungkin juga menyukai