Disusun Oleh:
Kelompok 2 - Kelas C
Keperawatan Anak Sakit Kronis dan Terminal
Anggota Kelompok
Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) adalah yang juga biasa disebut Clubfoot atau kaki
pengkor merupakan salah satu kelainan bawaan pada kaki yang terpenting dalam
orthopaedi. CTEV merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan
deformitas umum dimana kaki berubah posisi normal yang umum terjadi pada anak-
anak.CTEV adalah deformitas yang meliputi fleksi dari pergelangan kaki, inversi dari
tungkai, adduksi dari kaki depan, dan rotasi media dari tibia (Pcinciles of Surgery,
Schwartz).Talipes berasal dari kata talus (ankle) dan pes (foot), menunjukkan suatu
kelainan pada kaki (foot) yang menyebabkan penderitanya berjalan pada ankle-nya.
Sedangkan equinovarus berasal dari kata equino (meng-kuda) dan varus (bengkok ke arah
dalam/medial). Insiden dari CTEV bervariasi, bergantung dari ras dan jenis kelamin.
Insiden CTEV di Amerika Serikat sebesar 1-2 kasus dalam 1.000 kelahiran hidup.
Perbandingan kasus laki-laki dan perempuan adalah 2:1. Keterlibatan bilateral didapatkan
pada 30-50% kasus.
M.Faturrachman- 113
Etiologi
Penyebab pasti dari CTEV sampai sekarang belum diketahui tetapi Ada beberapa
teori yang telah diajukan untuk menjelaskan etiologi CTEV, yaitu (Nordin, 2002) :
Primary germ
Faktor mekanik in plasma defect
utero
Intrauterina
Arrested fetal
development
Defek Pengaruh
Neuromuskuler lingkungan
Herediter
1. Pada Talipes Equinovarus didapatkan telapak kaki bayi yang mengarah ke dalam (sulit untuk
diluruskan), dengan tumit yang berputar ke dalam, dan otot kaki (betis) yang lebih kecil.
2. Positional equinovarus, yaitu terpuntirnya kaki kearah dalam karena posisi bayi pada saat didalam
kandungan (Our Life, 2012)
3. Deformitas serupa terlihat pada myelomeningocele and arthrogryposis. Ankle equinus dan kaki
supinasi (varus) dan adduksi (normalnya kaki bayi dapat dorso fleksi dan eversi, sehingga kaki dapat
menyentuh bagian anterior dari tibia). Dorso fleksi melebihi 90° tidak memungkinkan (Our Life, 2012).
4. Tumit tampak kecil dan kosong; pada perabaan tumit akan terasa lembut (seperti pipi) (Cahyono, 2012)
5. Karena bagian lateralnya tidak tertutup, maka leher talus dapat dengan mudah teraba di sinus
tarsalis. Normalnya leher talus tertutup oleh tulang navikular dan badan talus (Cahyono, 2012)
6. Maleolus medialis menjadi sulit diraba dan pada umumnya menempel pada tulang navikular. Jarak
yang normal terdapat antara tulang navikular dan maleolus menghilang (Cahyono, 2012)
7. Tulang tibia sering mengalami rotasi intemal (Cahyono, 2012).
M.Fatur- 113
Pemeriksaan Penunjang
MRI
Pemeriksaan MRI dapat bermanfaat dalam
memperlihatkan kelainan talipes equinovarus pada
fetus, terlebih khusus bila dicurigai memiliki
kelainan kompleks. Dengan MRI dapat dideteksi
anomali tambahan, seperti pada sistem neurologik,
namun MRI dianggap tidak membantu dalam kasus
CTEV yang terisolasi.
M.Fatur- 113
Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi (USG)
M.Fatur- 113
Komplikasi
Kekakuan dan
Infeksi
keterbatasan gerak,
Nekrosis
Overkoreksi
avaskular talus
Cahyono (2012)
Resti- 078
Kasus
Seorang pasien bayi laki-laki berusia 6 bulan dengan keluhan kaki kanan pengkor ke arah
dalam. Orang tua mengaku hal ini sudah dialami pasien sejak lahir. Riwayat trauma
disangkal. Pada pemeriksaan fisik, kesadaran kompos mentis, status generalis ditemukan
keadaan umum tampak sakit sedang. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital dapatkan nadi
88x/menit, pernafasan 24 x/menit, suhu 36,7°C. Pada pemeriksaan lokalis kaki depan tidak
dapat diabduksikan dan dieversikan, kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi varus.
Ibu jari kaki terlihat relatif memendek. Bagian lateral kaki cembung, bagian medial kaki
cekung dengan alur atau cekungan pada bagian medial plantar bagian belakang equinus.
Tumit tertarik dan mengalami inversi, ada lipatan kulit transversal yang ada di bagian atas
belakang sendi pergelangan kaki. Pada pemeriksaan penunjang berupa foto polos didapatkan
tampak gambaran seperti tangga dari tulang metatarsal pada forefoot varus. Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien pada kasus ini
didiagnosis congenital talipes equinovarus (CTEV). Penatalaksanaan pada kasus ini adalah
pembedahan.
Kasus
Data Tambahan:
TTV:
N: 88x/menit
RR: 24x/menit
S: 36, 7°C
Ibu An. X mengatakan kaki An.X sulit Gerakan An. X tampak terbatas
digerakkan dan kaku. Fisik An. X terlihat lemah
Ibu An. X mengatakan An. X terlihat Kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi
enggan menggerakkan kaki. varus.
Keluarga mengatakan An. X kaki kanan kaki depan tidak dapat diabduksikan dan
dieversikan
pengkor ke arah dalam.
kaki belakang tidak dapat dieversikan dari posisi
varus.
Ibu jari kaki terlihat relatif memendek.
Bagian lateral kaki cembung
DS :
Ibu An. X mengatakan kaki An.X sulit
digerakkan dan kaku.
Ibu An. X mengatakan An. X terlihat
enggan menggerakkan kaki. Gangguan Mobilitas Fisik
Keluarga mengatakan An. X kaki
(D. 0054)
kanan pengkor ke arah dalam Gangguan
SDKI Edisi I Cetakan III
DO : Muskuloskeletal
Gerakan An. X tampak terbatas Revisi hal. 124
Fisik An. X terlihat lemah
DS:
DO:
Pasien diberikan penatalaksanaan
Risiko Infeksi (D.0142) Efek prosedur
operasi pembedahan
SDKI Edisi 1 Hal. 304 invasif
DT:
Pasien terpasang gips
Tampak kemerahan disekitar area
pembedahan
2. gerakan terbatas menurun Edukasi
3. kelemahan fisik menurun Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
Resti-078
Intervensi
No.
Tujuan dan Kriteria hasil Perencanaan
Dx
Resti-078
Implementasi
Waktu &
No. Dx Tindakan Hasil
Tanggal
Resti-078
Implementasi
Waktu &
No. Dx Tindakan Hasil
Tanggal
Resti-078
Implementasi
Waktu &
No. Dx Tindakan Hasil
Tanggal
22 Mei 2023 Mengidentifikasi adanya keluhan kaki pasien sulit bergerak karena
1
08. 00 fisik luka operasi
22 Mei 2023 Mengidentifikasi toleransi fisik kaki klien masih sulit untuk
1
08. 10 melakukan ambulasi bergerak karena baru saja operasi
Resti-078
Implementasi
Waktu &
No. Dx Tindakan Hasil
Tanggal
Resti-078
Implementasi
Waktu &
No. Dx Tindakan Hasil
Tanggal
22 Mei 2023
memberikan perawatan kulit Tidak terdapat nanah pada luka
13. 18 2
pada area luka namun luka tampak kemerahan
Resti-078
Implementasi
Waktu &
No. Dx Tindakan Hasil
Tanggal
Resti-078
Evaluasi Keperawatan
S:
Keluarga mengatakan bersedia untuk meningkatkan
ambulasi pasien
Keluarga mengatakan sudah mengerti tentang tujuan dan
ambulasi
Fatur- 113
Evaluasi Keperawatan
S: -
Fatur- 113
Evaluasi Keperawatan
S:
Keluarga mengatakan mengerti cara memeriksa kondisi
luka operasi
O:
Senin,23 Mei 2023 2 Keluarga tampak memahami terkait tanda dan gejala yang
perawat jelaskan
Kaki pasien tampak kemerahan
Tidak terdapat nanah pada luka namun luka tampak
kemerahan
A: Masalah pencegahan infeksi teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Fatur- 113
Kesimpulan
Congenital Talipes Equino Varus (CTEV) adalah yang juga biasa disebut Clubfoot
atau kaki pengkor merupakan salah satu kelainan bawaan pada kaki yang
terpenting dalam orthopaedi. Penyebab dari CTEV belum sepenuhnya dimengerti.
CTEV umumnya merupakan isolated birth defect dan diperkirakan idiopatik,
meskipun kadang muncul bersamaan dengan myelodysplasia, arthrogryposis, atau
kelainan kongenital multiple namun ada beberapa teori yang menjelaskan bahwa
CTEV dapat disebabkan oleh faktor mekanik in utero, defek neuromuskuler,
primary germ plasma defect, arrested fetal development, dan herediter. CTEV
dapat menimbulkan bberapa gejala dan penatalaksanaan yang dilakukan untuk
menanganinya ialah menggunakan terapi konservatif dan pembedahan. untuk
pemeriksaan CTEV ini biasanya akan menggunakan X-Ray, MRI, dan
Ultrasonografi (USG). Komlikasi yang dapat ditimbulkan berupa infeksi, kekakuan
dan keterbatasan gerak, nekrosis avaskular talus, dan overkoreksi.
Daftar Pustaka
Angganugraha, I. (2018). CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS (CTEV). Ilmu Bedah FK Universitas
Udayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_dir/dbf1776e35dff8f5002eec3f30ab87 d3.pdf
Erawan, T., Anshar, A., Lisnawati, L., Muthiah, S., & Thahir, M. (2023). PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA GANGGUAN POLA BERJALAN AKIBAT CONGENITAL TALIPES EQUINOVARUS DI YPAC KOTA
MAKASSAR. Media Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar, 14(2), 17-26.
Any Question