Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP BELAJAR DAN TEORI BELAJAR SERTA DOMAIN BELAJAR MENGAJAR

Senin, 28 Oktober 2013 KONSEP BELAJAR, MENGAJAR, PEMBELAJARAN


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu diantara masalah besar dalam bidang pendidikan di indonesia yang banyak di
perbincangkan adalah rendah nya mutu pendidikan yang tercermin dari rendah nya rata–
rata prestasi belajar. Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam pembelajaran masih
terlalu didominasi peran guru. Guru lebih banyak menempat kan peserta didik sebagai
objek dan bukan sebagai subjek didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan
kepada peserta didik dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan
berpikir menyeluruh, kreatip, objektif dan logis, belum memanfaatkan quantum learning
sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang memperhatikan
ketuntasan belajar secara individual. Dengan ada nya masalah di atas, mnakalah kami akan
membahas tentang “KONSEP BELAJAR, MENGAJAR,PEMBELAJARAN”
B. Rumusan masalah
Ada pun rumusan maslah dalam makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian belajaar,mengajar, pembelajaran...?
2. Apa saja kosep belajar mengajar.......?
3. Apa strategi pembelajaran.............?
C. Tujuan
Ada pun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah : 1. Agar tau pengertian belajar,
mengajar dan pembelajaran 2. Agar kita bisa tau konsep belajar mengajar. 3. Agar
kita bisa tau konsep strategi pembelajaran.
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP BELAJAR DAN MENGAJAR
B. Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal itu kiranya
mudah dipahami, karena bila ada yang belajar. Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila
ada yang belajar sudah barang tentu ada yang mengajarnya , dan begitu pula sebaliknya
kalau ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada
yang belajar . kalau sudah terjadi suatu proses/saling berintraksi, antara yang mengajar
dengan yang belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang unik, sebab secara sengaja
atau tidak sengaja , masing-masing pihak berada dalam suasana belajar . Jadi guru walaupun
dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak langsung juga melakukan belajar. Perlu
ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar – mengajar, baik
sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Dari proses belajar – mengajar ini
akan diproleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah
tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memproleh hasil yang optimal, proses
belajar – mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.
[1] Didalam proses belajar – mengajar, guru sebagai penagajar dan siswa sebagai subjek
belajar, dituntut adanya propil kualifikasi tentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap
dan tatanilai serta sifat – sifat pribadi, agar proses itu dapat berlangsung dengan efektif dan
efisien. Untuk itu, orang kemudian mengembangkan berbagai pengetahauan, misalnya
psikologi pendidikan medel mengajar, pengelolaan pengajaran dan ilmu – ilmu lain yang
dapat menunjang proses belajar-mengajar itu.
1. Makna belajar Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali dengan
mengemukakan beberapa difenisi tentang belajar.
Ada beberapa difinisi tentang belajar. Dan beberapa difinisi tentang belajar, antara lain
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Cronbach memberikan defenisi : learning is show by a change in behavior as a
result of experience(:belajar adalah pertunjukan oleh perubahan perilaku sebagai hasil
dari pengalaman
b. Harold Spears memberikan batasan: learning is shown by observe, to read, to
imitate, to try something themseleves, to listen , to follow direction. (pembelajaran
ditunjukkan dengan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu diri mereka,
mendengarkan, mengikuti arah.)
c. Geoch, mengatakan : learning is a change in performance as a result of practice.
Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu
sebagai akibat dari latihan ( practice ). Dari ketiga definisi di atas, maka dapat
diterangkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si
subjek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Selanjutnya ada, yang mendefinisikan: “ belajar adalah berubah”.
Dalam hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha merubah tingkah laku. Jadi
belajar akan membawa suatu perubahan pada individu – individu yang belajar .
perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,tetapi juga
berbentuk kecakapan, keterampilan , sikap, pengertian harga diri, minat , watak ,
penyesuaian diri. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai
rangkaian kegiatan jiwa raga, pisko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah
kognitif,afektif, dan psikomotor.
[2] Menurut Benyamin. S. Bloom, meliputi tiga ranah /matra, yaitu : matra kognitif,
afektif dan psikomotorik. Masing – masing matra atau domain ini dirinci lagi menjadi
beberapa jangkauan kemampuan ( level of competence) rincian ini dapat disebut
sebagai berikut:
a. Kognitif domain :
1) Knowledge (pengetahuan, ingatan )
2) Camprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas , contoh
3) Analysis ( menguraikan, menentukan hubungan ) .
4) Synthesis ( mengorganisasikan, merencanakan , membentuk bangunan baru )
5) Evaluation (manilai)
6) Application (menerapkan) Contohnya siswa dapat menjelaskan tentang masalah-
masalah penjaabaran ,contohnya dalam bidang mata pelajaran tertentu dan mereka
dapat menjelaskan tentang suatu topik beserta pengembangannya.
b. Affective Domain:( sikap moral dan tingkah laku )
1) Recieving (sikap menerima)
2) Responding (memberikan respons )
3) Valuing (nilai )
4) Organization (organisasi )
5) Characterization (karakteristik) Contoh siswa dating tepat waktu ,siswa dapat
bekerjasama melakuakan ,melakukan sesuatu dengan benar dan rasa kesadaran.
c. Psychomotor Domain :( keterampilan)
1) Intiatory level.
2) Pre-rotine level.
3) Rountinized level Contoh siswa dapat melakukan dengan benar karena
keterampilan,sesuai dengan yang di contohkan .
[3] Target jangkauan mengenai pencapaian level sebagaimana dijajarkan di tiap – tiap
domain/matra, sudah barang tentu sesuai dengan tujuan belajarnya, tidak mesti harus
mencapai yang tertinggi.: Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar,
perlu kiranya dikemukakan prinsip – prinsip yang berkaitan dengan belajar.dalam hal
ini ada beberapa prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain : a. Belajar pada
hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya. b. Belajar memerlukan
proses dan penahapan serta kematanagn dari para siswa. c. Belajar akan lebih
mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi dari dalam/ dasar kebutuhan
/kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belejar dengan rasa takut atau
dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita. d. Dalam banyak hal, belajar
merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru )dan conditioning
atau pembiasaan. e. Kemampuan belajar seorang siswa harus di perhitungkan
dalam rangka menentukan isi pelajaran. f. Belajar dapat melakukan tiga cara 1)
Diajarkan secara langsung ; 2) Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung
( seperti anak belajar bicara, sopan santun, dan lain – lain ); 3) Pengenalan dan /atau
peniruan g. Belajar melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih
efektif mampu
membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain – lain, bila dibandingkan dengan
belajar hafalan saja. h. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhui
kemampuan belajar yang bersangkutan. i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih
mudah dan menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna. j. Informasi
tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak membantu
kelancaran dan gairah belajar. k. Belajar sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka
ragam tugas, sehingga anak – anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.
[4] 2. Tujuan belajar Dalam mencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan (kondisi ) belajar yang lebih kodusif. Hal ini akan berkaitan dengan mengajar.
Mengajar diartikan sebgai suatau usaha penciptaan sistem lingkunag yang memungkinkan
terjadinya proses belajar. Kalau di tinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis. 1.
Untuk mendapat kan pengetahuan 2. Penenaman konsep dan keterampilan 3.
Pembentukan sikap B. PENGERTIAN MENGAJAR Mengajar pada dasarnya merupakan suatu
usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan
untuk berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka mengajar
sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa difinisi lain, yang dirumuskan secara rinci
dan tampak bertingkat. Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada siswa. Menurut
pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau
menguasai pengetahuan.[5] Dalam pengertian yang luas, mengajar diartiakn sebagai suatau
aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkunagn sebaik – baiknya dan menghubungkan
dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya
menciptakan kondisi ynag kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa.
Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal
baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental. Ada pun hasil pengajaran itu dikatakan
betul betul baik, apabila memiliki ciri –ciri sebagai berikut: 1. Hasil itu tahan lama dan dapat
digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi
pembimbing dan pelati yang baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian. 2. Hasil itu
merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik.” Pengetahuan hasil proses belajarmengajar itu
bagi siswa seolah – olah telah merupakan bagian kpribadian bagi diri setiap siswa, sehingga
akan mendapat mempengaruhi pandanagn dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab
pengetahuan itu dinyatakan dan penuh makana bagi dirinya. Dalam hubungan itu ada rumusan
lain mengenai pengertian mengajar diartiakn sebagai kegiatan mengorganisasi proses belajar.
Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi oleh pengajaran yang dipandang baik untuk
menghasilkan produk yang baik, adalah bagaimana
mengorganisasikan proses belajar untuk mencapai pengetahuan otentik dan tahan lama.
Karena mengajar merupakan kegiatan mengorganisasikan proes belajar secara baik, maka guru
sebagai pengajar harus berperan sebagai organisator yang baik pula. Secara makro guru
dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen – komponen yang terlibat di dalam proses
belajar - mengajar, sehingga di harapkan terjadi proses pengajaran yang optimal. Perlu
ditambahkan, bagi seorang guru/ pengajar harus menyadari bahwa belajar adalah ingin
“mengerti”. Belajar adalah mencari, menemukan dan melihat pokok permasalahan nya belajar
juga dikatakan sebagai upaya memecahkan persoaalan yang dihadapi. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa kegiatan mengajar dalam proses pengajarannya juga harus menyediakan
kondisi yang problematik dan guru membimbingnya.[6] Menurut penelitian psikologis,
mengungkapkan adanya sejumlah aspek yang khas sifatnya dari yang dikatakan belajar penuh
makna. Belajar yang penuh makna itu adalah sebagai berikut : 1. Belajar menurut esensinya
memiliki tujuan , belajar memiliki makna yang penuh, dalam arti siswa/subjek belajar,
memperhatikan makna tersebut. 2. Dasar proses belajar adalahsesuatu yang bersifat
eksplorasi serta menemukan dan bukan merupakan pengulanagn rutin. 3. Hal belajar yang
dicapai itu selalu memunculkan pemahaman atau pengertian atau menimbulkan reaksi atau
jawaban yang dapat dipahami dan diterima oleh akal. 4. Hasil belajar itu tidak terkait pada
situasi di tempat mencapai, tetapi dapat juga digunakan dalam situasi lain. 1. Antara
“mengajar “ dan “mendidik “ Bicara tentang pengertian mengajar kalau dilihat esensinya dalam
proses belajar – mengajar, sudah menyangkut kegiatan mendidik, dalam arti untuk
mengantarkan siswa kepada tingkat kedewasaanya , baik secara fisik maupun mental. Tetapi
dalam uraian berikut ini mencoba membedakan, dengan suatu maksud memberikan suatu
penamaan terhadap kenyataan yang kini sedang berkembang . kenyataan yang dimaksud
adalah keadaan proses dan hasil pengajaran di sekolah – sekolah. Sehingga pembedaan ini tidak
ensensial dan konseptual. Oleh karena itu mengajar dan mendidik akan ditempatkan di antara
tanda petik (“.....”). Memang kalau dilihat dari segi asal katanya, keduanya memiliki arti yang
sedikit beda .” mengajar “.memberi pelajaran misalnya memberi pelajaran matematika,
memberi pelajaran bahasa, sejarah, agar siswa di ajari mengetahui dan paham tentang bahan
yang diajarkan tadi.” MENDIDIK “ : memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan
kecerdasan pemikiran. Menurut umum mengajar diartiakn sebagai usaha guru untuk
menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa/anak didik . Mendidik dapat di
artiakan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya baik
secara jasmanai maupun rohani . Oleh karena itu mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan
pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik . dibandingkan dengan pengertian “mengajar “,
maka pengertian “mendidik “ lebih mendasar . “ mendidik “ tidak sekedar transfer of
knowledge , tetapi juga transfer of values “ mendidik “ diartikan lebih komprehensif, yakin
usaha membina diri anak didik secara utuh baik matra kognitif, psikomotorik maupun efektif,
agar tumbuh sebagai manusia – manusia yang berkepribadian. Berkait dengan soal
pembentukan kepribadian siswa(anak didik) “mendidik” juga harus merupakan usaha
memberikan tuntutan kepada siswa untuk dapat berdiri sendiri dengan norma
– norma kemnusiaan yang sesuai dengan kepribadian bangsa, yakni pancasila. Untuk
mengantarkan anak didik ketingkat itu memerlukan berbagai komponen dan proses, sepertian
kegiatan penyampaian materi pelajaran, kegiatan motivasi, penenaman nilai – nilai yang sesuai
dengan materi yang diberikan. Itulah maka “mendidik “ harus merupakan usaha untuk
memberikan motivasi kepada siswa agar terjadi proses internalisasi nilai – nilai pada dirinya
sehingga akan lahir suatu sikap yang baik. Sehubung dengan urayan dan kenyataan
diatas,”mengajar” dalam kegiatan belajar – mengajar harus diterjemahkan secara konseptual,
disikroniskan dengan pengertian “mendidik “ oleh karena itu , “Raka Joni” memberikan batasan
mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan kegiatan
belajar anak didik untuk memproleh pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat
membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi. [7] C. Pengertian
konsep pembelajaran 1. Pembelajaran Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan
strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada
cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep prosedur dan prinsip yang
berkaitan.[8] Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat
dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau seorang pendidik sedemikian
rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik . Adapun yang dimaksud
dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau
dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda
dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan
mengakses isi pelajaran itu sendiri .(MAKALAH MADI) Dari pengertian tersebut, maka dapat
dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara
guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta
didik(student of learning), dan bukan pengajaran oleh guru(teacher of teaching) . Konsep
seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada
keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa. 2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam
merencanakan pembelajaran. Segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan
tersebut. Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh
B. F Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (Behavioural science)
dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager
yang menulis buku yang berjudul: “Preparing Instructional Objective” padatahun 1970
diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Tujuan pembelajaran ini bukan saja
memperjelas arah yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi
diperoleh hasil belajar yang maksimal.[9]
Pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang
satu sama lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut pandang
garapannya. Robert F. Mager (1962) misalnya memberikan pengertian tujuan pembelajaran
sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa
ataupesertadidik pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan
oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel (1981), juga Kemp (1977) yang memandang bahwa
tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku
atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisna untuk menggambrkan hasil belajar
yang diharapakan. Perilaku ini dapat berupa fakta yang samar. Definisi ke tiga dikemukakan
oleh Fred Percival dan Henry Ellington (1984) yakni tujuan pembelajaran adalah suatu
pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau keterampilan siswa tertentu yang
diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar Peserta didik ini dituntut keaktifannya bukan
hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik
saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta
didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya . Pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih
baik. Dan tugas guruataupendidikadalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang
terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya. Pentingnyaperananseorangpendidik sebagai fasilitator yang
menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan
belajar siswa .[10] 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelajaran Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembelajaran adalah sebagai berikut : 1. Faktor Kecerdasan Kecerdasan
ialah kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan
abstrak. Tingkat kecerdasan dari masing-masing tidak sama. Ada yang tinggi, ada yang sedang
dan ada pula yang rendah. Orang yang tingkat kecerdasannya tinggi dapat mengolah gagasan
yang abstrak, rumit dan sulit dilakukan dengan cepat tanpa banyak kesulitan-kesulitan
dibandingkan dengan orang yang kurang cerdas. Orang yang cerdas itu dapat memikirkan dan
mengerjakan lebih banyak, lebih cepat dengan tenaga yang relatif sedikit. Kecerdasan adalah
suatu kemapuan yang dibawa dari lahir sedangkan pendidikan tidak dapat meningkatkannya,
tetapi hanya dapat mengembangkannya. Namun hal ini tingginya kecerdasan seseorang
bukanlah suatu jaminan bahwa ia akan berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik, karena
keberhasilan dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tetapi juga oleh
faktor-faktor lainnya. 2. Faktor Belajar Faktor belajar disini adalah semua segi kegiatan
belajar, misalnya kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang dihadapi,
tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan sehingga tidak dapat membaca seluruh bahan
yang seharusnya dibaca. Termasuk di sini kurang menguasai cara-cara belajar efektif dan
efisien.
3. Faktor Sikap Banyak pengaruh faktor sikap terhadap kegiatan dan keberhasilan siswa
dalam belajar. Sikap dapat menentukan apakah seseorang akan dapat belajar dengan lancar
atau tidak, tahan lama belajar atau tidak, senang pelajaran yang di hadapinya atau tidak dan
banyak lagi yang lain. Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah minat, keterbukaan pikiran,
prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap pelajaran merangsang cepatnya kegiatan
belajar. 4. Faktor Kegiatan Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan,
kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. Sebagaimana telah diketahui, badan yang tidak
sehat membuat konsentrasi pikiran terganggu sehingga menganggu kegiatan belajar. 5. Faktor
Emosi dan Sosial Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial seperti
persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses belajar. Ada diantara faktor
ini yang sifatnya mendorong terjadinya belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan
terhadap belajar efektif. 6. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana
tempat seseorang belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar itu turut juga menentukan
berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau busuk dan nyamuk yang menganggu
pada waktu belajar dan keadaan yang serba kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan belajar. Hubungan yang kurang serasi dengan teman dapat menganggu
kosentrasi dalam belajar. 7. Faktor Guru kemampuan guru mengajar, hubungan guru
dengansiswasertakepribadian guru dan perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut
mempengaruhi keberhasilan belajar. Guru yang kurang mampu dengan baik dalam mengajar
dan yang kurang menguasai bahan yang diajarkan dapat menimbulkan rasa tidak suka kepada
yang diajarkan dan kurangnya dorongan untuk menguasainya dipihak siswa. Sebaliknya guru
yang pandai mengajar yang dapat menimbulkan pada diri siswa rasa menggemari bahan yang
diajarkannya sehingga tanpa disuruh pun siswa banyak menambah pengetahuannya dibidang
itu dengan membaca buku-buku, majalah dan bahan cetak lainnya. Guru dapat juga
menimbulkan semangat belajar yang tinggi dan dapat juga mengendorkan keinginan belajar
yang sungguh-sungguh. Siswa yang baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan
perhatian kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya.[11]
D. Istilah – istilah dalam proses pembelajaran 1. Konsep yang terdapat dalam
Pembelajaran. Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan
makna, sehingga seringkali orang merasa binggung untuk membedakannya.istilah –istilah
tersebut adalah : 1. Teori pembelajaran Teori adalah prinsip/kaedah /dalil tentang suatu
fenomena alam atau sosial yang telah di uji kemebanarannya oleh banyak pihak dan dapat di
gunakan untuk merumuskan serta meramalkan fenomena yang sejenis di tempat dan waktu
yang berbeda .Contoh : teori pythagoreas, teori gravitasi newton, teori evolusi Darwin, dan
sebagainya. Sedangkan teori
pembelajaran adalah seperangkap prinsip / kaidah tentang fenomena belajar dan mengajar
yang telah diuji kebenarannya oleh banyak pihak yang dapat digunakan untuk
memformulasikan dan meramalkan kegiatan pembelajaran ditempat dan waktu yang terkenal
adalah teori pembelajaran bahaviorisme, teori pembelajaran kognitivisme, teori pembelajaran
konstruktivisme, dll.
2. Pendekatan ( paradigma ) Adalah titik tolak atau sudut pandang (world view ) seseorang
terhadap suatu objek atau permasalahan. Pendekatan juga dapat di artikan sebagai cara umum
dalam memandang permasalahan atau objek kajian; laksana pakaian kacamata merah – semua
tampak kemerah – merahan . Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak
sudut pandang pendidik terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamanya
mewadahi,menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cukup
teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatanya, pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat beberapa jenis pendekatan, antara lain : (1)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student
centered apaproach ); (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(teacher centered approach) ; (3) pendekatan ekonomi pendidikan yang memandang anak
sekolah sebagai investasi masa depan sehingga kegiatan pembelajaran harus dirancang sesuai
dengan kebutuhan pasar kerja yang dapat mengembalikan investasi yang dibutuhkan selama
sekolah baik kepada diripeserta didik, keluarga maupun kepada negara ; (4) pendekatan agama
memandang pendidikan dan pembelajaran sebagai bagian dari nilai ibadah sehingga nilai – nilai
agama sangat mempengaruhi terhadap seluruh proses pendidikan dan pembelajaran seperti
konsep pembelajaran yang dicetuskan oleh ulama imam Zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’allim
yang banyak dijadikan rujukan pesantren di indonesia, dan lain-lain. 3. Strategi pembelajaran
Adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus di kerjakan guru dan peserta didik agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 4. Metode pembelajaran Strategi
pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan
sebagai metode pembelajaran tertentu. Metode adalah “ a way in achieving something” (wina
sanjaya (2008). Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yanag sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya : (1) ceramah (2)
demonstrasi, (3) diskusi, (4) simulasi, (5) laboratorium, (6) pengalaman lapangan, (7)
brainstroming, (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya. 5. Teknik pembelajaran Ialah cara
yang dilakukan seorang dalam mengimpelmentasikan suatu metode secara spesifiki. 6.
Taktik pembelajaran
merupakan gaya seorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang
sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama – sama menggunakan metode ceramah
tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya ,
yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of
humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor , tetapi lebih
banyak menggunakan alat bantu elektronik karena memang sangat menguasai bidang itu.
Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing – masing guru,
sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan.
Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni (teaching is science and
art ). 7. Tips atau trik pembelajaran Tips atau trik adalah kiat –kiat khusus yang bersifat unik
untuk dapat diterapkan secara khusus dan tepat guna untuk mencapai suatu sasaran. Tip atau
trik pembelajaran adalah kiat – kiat khusus yang bersifat unik untuk dapat diterapkan secara
khusus dan tepat dalam kegaiatan belajar dan mengaja untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara efektif. Contoh : tips guru pada saat menghadapi siswa sedang mengantuk dikelas, dll. 8.
Tips atau trik pembelajaran Keywords adalah kata – kata kunci yang memiliki makna dan
hubungan yang amat penting terkait dengan tema, topik, dan judul yang sedang di bahas dalam
kegiatan pembelajaran 9. Password atau klik Adalah suatu tindakan dan atau satu ungkapan
yang sangat menarik, unik, dan tepat sasaran sebagai kunci pembuka untuk membangkitkan
gairah pembelajaran sehingga sejak awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar tampak
menarik, menantang, dialogis, dan penuh bermakna bagi peserta didik. 10. Prosedur
pembelajaran Prosedur adalah urutan – urutan mengerjakan sesuatu , misalnya prosedur
masak nasi, prosedur membuat KTP, prosedur pembelajaran adalah urutan – urutan
pembelajaran mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksananaan, dan evaluasi hingga
feedback/umpan balik untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Prosedur umumnya disusun
melalui bagian yang menunjukkan langkah – langkah atau urutan – urutan dari awal hingga
akhir kegiatan pembelajaran. 11. Model pembelajaran Adalah kerangka konseptual yang
melukis kan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran
dan para guru dalam merancangkan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (udin S.
Winataputra, 1994 ).[12] 2. Hubungan Pembelajaran dan belajar Pembelajaran dan belajar
merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi karena belajar
merupakan salah satu bagian dari kegiatan pembelajaran, sedangkan pembelajaran itu sendiri
merupakan usaha untuk menciptakan pengalaman belajar pada siswa karena pembelajaran
pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungan, sehingga terjadi
perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan
lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
pada siswa dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar siswa.
Jadi belajar dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat dan keduanya tidak dapat
dipisahkan dari dunia pendidikan. Balajar merupakan proses yang dilakukan manusia untuk
mendapatkan aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap
(attitudes). Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfalitasi
dan mendukung guna meningkatkan intensitas dan kualitas belajar peserta didik. Dengan kata
lain, kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pada siswa. Dan belajar
merupakan proses yang dilakukan untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Belajar,mengajar,dan pemeblajaran suatu proses untuk
mendidik manusia menjadi lebih baiklagi, yang awalnya tidak tau dengan ada nya proses belajar
,mengajar dan pembelajaran bisa tau. Jadi dapat disimpulakan konsep, belajar, mengajar,
pembelajaran penting sekali di pelajari. B. SARAN Untuk para guru/ atau pengajar sangat
perlu di ketahui tentang konsep,belajar,mengajar, dan pembelajaran ini karna konsep ini sangat
penting bagi guru maupun murid nya. Dengan ada nya konsep ini guru bisa tau bagai mana cara
mengajarkan kepada siswa/ murid .
DAFTAR PUSTAKA Sardiman.a.m.Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo
persada 2008.
Mahdianor,Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran, :Banjarbaru : FKIP Universitas Lambung
Mangkurat,2011.
Mulyono,Strategi Pembelajaran / Menuju efektivitas pembelajaran di Abad Global: Malang :
UIN Maliki press,2011. Google translate : http://translate.google.com/#auto/id/learning%20is
%20shown%20%20by%20observe%2C%20t o%20read%2C%20to%20imitate%2C%20to%20try
%20something%20them%20selves%2C%20 to%20listen%20%2C%20to%20follow%20direction.
[1] Sardiman.a.m.Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo persada 2008.
Hal 19 [2] Ibid.,hal 20 [3] Ibid.,hal.23 [4] Ibid.,hal 24-25 [5] Ibid.,hal 47 [6] Ibdi., hal.50 [7] Ibid.,
hal.54 [8] Mulyono,Strategi Pembelajaran / Menuju efektivitas pembelajaran di Abad Global:
Malang : UIN Maliki press,2011. Hal.7 [9] Mahdianor,Makalah Hakikat Belajar dan
Pembelajaran, :Banjarbaru : FKIP Universitas Lambung Mangkurat,2011. ( selasa,02-10-2013).
[10] Ibid.,hal 4 [11] Ibid.,hal 5 [12] Op.cit., hal.12-25. FUN GAMING Berbagi 3 komentar:
Pengertian konsep pembelajaranMinggu, Mei 11, 2014 3:19:00 PM Sebuah konsep dalam
pembelajaran merupakan sebuah tiang untuk kesuksesan
Balas
tabloidSenin, Agustus 31, 2015 11:49:00 PM Berbagi cerita tentang FENOMENA BELAJAR -
MENGAJAR INDONESIA
Balas
Sell TiketRabu, September 21, 2016 2:57:00 PM Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera
di SELL TIKET Klik disini: selltiket.com Booking di SELLTIKET.COM aja!!! CEPAT,….TEPAT,….DAN
HARGA TERJANGKAU!!!
Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat?? Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di agen.selltiket.com
INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI : No handphone : 085365566333
PIN : D2E26405
Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!
Balas
Link ke posting ini Buat sebuah Link
‹ › Beranda Lihat versi web Mengenai Saya Foto saya FUN GAMING
Lihat profil lengkapku Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai