Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME FALSAFAH KEPERAWATAN

Oleh
ISNA SEPTIANA
NIM : 2020206203161P
KELAS : 1E / KALIANDA

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PRINGSEWU
2020
FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
layanan kesehatan dan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Falsafah keperawatan
adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Falsafah keperawatan merupakan dasar pemikiran yang harus dimiliki perawat sebagai
kerangka dalam berfikir, pengambilan keputusan dan bertindak yang diberikan pada klien
dalam rentang sehat sakit, yang memandang manusia sebagai mahluk yang holistic dan yang
harus dipenuhi berbagai kebutuhan seperti biologi, psikologi, social, cultural dan spiritual
melalui upaya asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis, logis, dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa, setiap klien berhak untuk mendapatkan perawatan
tanpa membedakan suku, agama, status sosial dan ekonomi. Perawat menggunakan falsafah
keperawatan yang dianut untuk menjelaskan apa yang mereka yakini tentang keperawatan ,
peran perawat dalam pelayanankesehatan, bagaimana mereka berinteraksi dengan pasien.

Beberapa pengertian falsafah keperawatan menurut beberapa pakar keperawatan :

1. Falsafah Keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern nursing) yaitu melihat


penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari
lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan
kesehatan klien.
2. Falsafah Keperawatan menurut Martha Rogers, 1970 yaitu bahwa keperawatan adalah
pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta
penyandang cacat.
3. Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) yaitu bahwa keperawatan
memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi
kehidupan yang baik dan juga merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada
praktik keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan untuk memberikan
pelayanan kepada klien / pasien.
4. Falsafah Keperawatan menurut Jean Watson (Caring).Caring adalah suatu ilmu
pengetahuan yang mencakup suatu hal berperikemanusiaan, orientasi ilmu pengetahuan
manusia ke proses kepedulian pada manusia, peristiwa, dan pengalaman. Ilmu
pengetahuan caring meliputi seni dan umat manusia seperti halnya ilmu
pengetahuan.Perilaku caring meliputi mendengarkan penuh perhatian, penghiburan,
kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, menyediakan informasi sehingga pasien dapat
membuat suatu keputusan
5. Falsafah Keperawatan menurut Betty Neuman.Newman menggunakan pendekatan
manusia utuh dengan memasukkan konsep holistik, pendekatan sistem terbuka dan
konsep stresor. Sistem klien terdiri atas fisiologin psikologi, sosiocultural, perkembangan
dan spiritual

Dari hal tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwasannya esensi dari falsafah
keperawatan meliputi hal sebagai berikut :

 Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi
segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spritual yang
diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari
kebutuhannya.
 Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung memperhatikan
aspek kemanusiaan.
 Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku,
kepercayaan, status, sosial, agama, dan ekonomi.
 Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
 Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang
penerima jasa yang pasif.

Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri sendiri dan lingkungannya yang akan
mempengaruhinya dalam berfikir, bersikap dan bertingkh laku (Dani Vardiansyah, 2008)
Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh perawat yang
mengatur hubungan diantara teori guna mengembangkan konseptual dan teori teori
keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan
Unsur-unsur dalam paradigma keperawatan :
1. Keperawatan
 Memberikan layanan kesehatan
 Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif pada klien
 Membantu klien dari individu hingga ke masyarakat
 Melaksanakan intervensi keperawatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
2. Manusia
Manusia merupakan makhluk yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Manusia sebagai makhluk holistic ( Bio psiko sosial cultural dan spiritual) yang
memiliki kebutuhan akan aktualisasi diri, harga diri, cinta dan dicintai, keselamatan dan
keamanan serta memiliki kebutuhan fisiologis.
3. Kesehatan (sehat-sakit)
Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak
hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO)
Sakit adalah ketidakseimbanganfungsi normal tubuh manusia termasuk jumlah sistem
biologis dan kondisi-kondisi penyesuaian (Parson)
4. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia
dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi, dan kesehatan Fokus
lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial, budaya dan spiritual.

Hubungan paradigma keperawatan dan falsafah keperawatan adalah paradigma merupakan


suatu penjabaran terhadap apa yang terkandung dalam filosofi keperawatan
TEORI FLORENCE NIGHTINGALE

Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin
atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan
tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan
praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.

Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga
akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya
memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat
mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep
Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri
dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.

1. Lingkungan fisik (Physical environment)


Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.
Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu,
asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak
lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi oranglain maupun dirinya sendiri.  Luas, tinggi
penempatan tempat tidur harus memberikan keleluasaan pasien untuk beraktivitas.
Tempat tidur harus mendapatkanpenerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau
limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi.

2. Lingkungan psikologi (Psychology environment)


Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu,
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang cukup dan aktivitas manual dapat merangsang semua faktor untuk dapat
mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks
lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau
terputus-putus.
Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan
dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh
dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk muluk,
menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu, membicarakan
kondisi-kondisi lingkungan dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan
dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
     
3.   Lingkungan Sosial (Social environment)
Observasi (pengamatan) dari lingkungan sosial terutama hubungan spesifik (khusus),
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting
untuk  pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan
kemampuan observasi (pengamatan) dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik
lebih sekadar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.
Seperti juga hubungan komunitas dengan lingkungan sosial dugaannya selalu
dibicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh
tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga
keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

Hubungan Teori Florence Nightingale Dengan Beberapa Konsep:


1.  Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan
 Individu/manusia memiliki kemampuan besar untuk memperbaikan kondisinya
dalam menghadapi penyakit.
 Keperawatan bertujuan membawa/mengantar individu pada kondisi terbaik untuk
dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
 Sehat/sakit fokus pada perbaikan untuk sehat.
 Masyarakaat/lingkungan melibatkan kondisi Eksternal (lingkungan luar) yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhu,
bau, suara dan cahaya.

2.  Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan


a. Pengkajian/pengumpulan data
Data pengkajian Florence Nightingale lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan
(lingkungan fisik, psikis dan sosial).

b.  Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.

c.  Masalah difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya:


 Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan.
 Ventilasi Merupakan indikasi yang berhubungan dengan komponen lingkungan yang
menjadi sumber penyakit dan dapat juga sebagai sumber pemulihan penyakit.
 Pembuangan sampah.
 Pencemaran lingkungan.
 Komunikasi sosial, dll.

d. Diagnosa Keperawatan berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan


antara lain:
 Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
 Penyesuaian terhadap lingkungan.
 Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

e.   Implementasi  (Pelaksanaan)
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yangmempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan individu.

f.  Evaluasi
Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan
individu.
1.      Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2.       Penyesuaian terhadap lingkungan.
3.      Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.

g.  Implementasi  (Pelaksanaan)
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan individu.
TEORI VIRGINIA HANDERSON

Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit atau
sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuanuntuk kesehatan, pemulihan , atau
kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka mempunyai
kakuatan, keinginan, ataupengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996).
Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalahkebebasan.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan,
penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.

Model Keperawatan Virginia Henderson


1. Autoritarian dan struktur hierarki di rumah sakit
2. Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata.
3. Fakta bahwa mempertahankan kontak pribadi dengan pasien merupakan hal yang tidak
4. mungkin dilakukan pada masa itu
5. Adanya keanekaragaman pengalaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di
6. Amerika Serikat di berbagai bidang layanankesehatan

Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan

1. Manusia,
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian.
2. Keperawatan,
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
(14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan,
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. penyakit.Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan
saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan,
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan yaitu:
 Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka,
 Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
 Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
 Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
 Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran- saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
 Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
 Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
 Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
 Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa perawat tidak


boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter. Perawat adalah sebagai mitra dokter. Perawat
melakukan asuhan keperawatan dan dokter melakukan Asuhan kedokteran. Tugas perawat
adalah membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga
dokter.Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus dijalankan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang ditentukan oleh dokter.

Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan


Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan
menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan
langsung kepada pasien meliputi pengkajian, perencanaan, pengimplementasian, serta
mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan dasar.
Ke 14 kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bernapas secara normal
2. Makan dan minum dengan cukup.
3. Membuang kotoran tubuh.
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan.
5. Tidur dan istirahat.
6. Memilih pakaian yang sesuai.
7. Menjaga suhu tubuh tetab dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan.
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta serta melindungi integumen.
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai.
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut,
atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan.
12. Bekerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi.
13. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi.
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.

Ke empatbelas kebutuhan dasar manudia di atas dapat di klarifikasikan menjadi empat


kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Kebutuhan
dasar poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis, poin 10 dan 14 termasuk komponen
kebutuhan psikologis, poin 11 termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen 12 dan 13
termasuk komponen kebutuhan sosiologis (Dalam Currentnursing.com).
Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu
sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu
kesatuan (unit).
Menurut Henderson, keempatbelas kebutuhan dasar yang harus menjadi
fokus asuhan keperawatan dipengaruhi oleh :
a. Usia
b. Kondisi emosional (mood dan temperamen)
c. Latar belakang sosial dan budaya
d. Kondisi fisik dan mental, termasuk : berat badan; kemampuan dan ketidakmampuan
sensorik, kemampuan dan ketidakmampuan lokomotif; status mental.

Tujuan Keperawatan Menurut Henderson


Tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri
dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan
kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna
yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat
belas kebutuhan dasar.(Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut
Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan
untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas
kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan, kemauan dan pengetahuan adalah
penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh kemandiriannya.Untuk itu diperlukan fokus
intervensi yaitu mengurangi penyebab dimana pola intervensinya adalah mengembalikan,
menyempurnakan, melengkapi, menambah, menguatkan kekuatan, kemauan, dan
pengetahuan.

Konsep Kepedulian menurut Virginia Henderson


a. Kepedulian adalah suatu hal yang berfokus pada menolong orang lain untuk sembuh atau
pulih
b. Kepedulian adalah suatu rasa kepuasan dalam menolong orang lain
c. Kepedulian yang optimal adalah kepedulian yang dapat meningkatkan kesehatan
individu
d. Kepedulian yang baik adalah respon yang diterima pasien yang mempengaruhi
bagaimana kesehatannya nanti
e. Lingkungan yang penuh dengan rasa kepedulian akan membantu seseorang dalam
mengambil keputusan dalam kehidupannya.
f. Kepedulian adalah fokus utama keperawatan
g. Kepedulian adalah unsur dari pengetahuan fisik dengan perilaku dalam membantu
meningkatkan kesehatan seseorang.

Kelebihan Teori Virginia Henderson


 Cara pengkajian dengan melakukan pendekatan dengan teori 14 kebutuhan dasar
manusia virginia henderson dapat menginterpretasi respon klien atau pasien sehingga
pengkajian dapat dilakukan terhadap penyakit yang dialami pasien.
 Dapat mengidentifikasi secara holistik kebutuhan dan respon yang ditimbulkan oleh
klien atau pasien untuk digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan
menyeluruh dan berkesinambungan berdasarkan tingkatan kebutuhan dan
ketergantungan pasien
 Sebagai ahli teori keperawatan Henderson telah memberi dampak yang begitu besar
dalam memepengaruhi citra keperawatan sebagai profesi yang mendunia.
 Teori-teori yang telah dikemukaan oleh Henderson bukanlah teori atau model abstrak
semata saja melainkan teori yang dibuat berdasarkan keanekaragaman pengalaman yang
Ia miliki selama mendedikasikan kecintaannya pada dunia keperawatan.
 Henderson mengasumsikan bahwa perawat adalah profesi yang unik dan mandiri karena
keperawatan adalah profesi yang dapat berkerja sendiri atau mandiri bersama tim
kesehatan lainya bukan hanya karena instruksi dari dokter.
 Henderson mengemukakan model dan teori dasar keperawatannya dengan
menghubungkannya dengan aktivitas sehari-hari.
 Dalam pemaparan model dan teori dasar keperawatannya,Henderson memberikan
gambaran bagaimana tugas seorang perawat.
 Teori henderson berpendapat bahwa melakukan pendekatan terhadap pasien dengan
tahapan-tahapan seperti: mengkaji dan melakukan berbagai usaha pendekatan dapat
mengoptimalkan perkembangan pemulihan pasien lebih cepat.
 Model dan teori kebutuhan dasar yang diungkapkan Henderson bekerja secara
berkesinambungan untuk mendapatkan kemandirian yang menjadi tujuan utama dalam
teori ini,tahapan yang berupamengkaji,menganalisis hingga mengevaluasi segala proses
pemulihan
 kemandirian
 Henderson mengungkapkan bahwa manusia adalah makhluk yang dalam perkembangan
sehat,sakit hingga mati membutuhkan orang lain.
 Teori Henderson menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak bisa dipisahkan
karena itu Ia memuat kebutuhan psikologis dan spritual dalam 14 komponen kebutuhan
dasar manusia.
 Berbagai asumsi model dan teori keperawatan Henderson memiliki kesesuaian dengan
riset ilmuan Maslow yang bisa dikatakan sebagai validitas teori Henderson
 Dalam model dan teori dasar keperawatan Henderson, Ia mengatakan bahwa
keperawatan adalah kepedulian kepada orang lain,dan tugas perawat langsung
berhubungan dengan pasien.

Kelemahan Teori Virginia Henderson

 Model dan teori Henderson hanya mendasarkan segala tugas perawat hanya pada fokus
akan salah satu pihak yaitu pada penyembuhan atau pemulihan secara fisik saja.
 Teori Henderson mengungkapkan segala komponen dasar manusia,Hubungan antara
pasien dan perawat,pendekatan dengan berbagai tahapan, bahkan pengaplikasian teori
tersebut hanya berfokus pada terwujudnya kemandirian pasien.
 Model dan teori dasar keperawatan dalam teori Virginia Henderson hanya di berfokus
pada 14 komponen kubutuhan dasar manusia yang ia ungkapkan.
 Pada teori virgina Henderson tidak memuat tentang adanya riwayat kesehatan seperti:
riwayat kesehatan sekarang,riwayat kesehatan masa lalu,keluhan pasien.
 Ketidaksesuaian pada butir sebelumnya menyebabkan ketidaksesuaian pencantuman
riwayat kesehatan keluarga dalam kemampuan menghindari bahaya dan trauma pada
lingkungan dalam pengkajian dan pendekatan teori Virginia Henderson
TEORI HILDEGARD E. PEPLAU

Peplau mendefinisikan konsep utama teorinya sebagai “psychodynamic nursing” karena


bertujuan memahami suatu perilaku untuk membantu orang lain mengidentifikasi kesulitan
yang dimilikinya dan untuk mengaplikasikan prinsip – prinsip human relation dalam
menyelesaikan masalah yang dibangun dari semua tingkat pengalaman (Tomey &
Alligood, 1998).
Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik karena hal ini mengandung suatu
seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan.
Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi
antara dua atau lebih individu dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan tujuan bersama
ini akan mendorong kearah proses terapeutik dimana perawat dan pasien saling menghormati
satu dengan yang lain sebagai individu, kedua-duanya mereka belajar dan berkembang
sebagai hasil dari interaksi. Belajar menempatkan diri saat individu mendapat stimulus dalam
lingkungan dan berkembang penuh sebagai reaksi kepada stimulus tersebut (George, 1995).
Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang berusaha dengan
caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan Klien adalah
seorang individu dengan kebutuhan yang dirasakan. Kesehatan didefinisikan sebagai simbol
kata yang menyiratkan gerakan maju kepribadian dan proses manusia lainnya yang sedang
berlangsung ke arah kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan masyarakat hidupMeskipun
Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia tidak mendorong
perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika pasien
menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.Dia mendefinisikan sebagai hubungan manusia
antara individu yang sakit atau membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat
berpendidikan khusus untuk mengenali dan merespon perlu bantuan.
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktiif yang
menghasilkan hubungan antara perawat dan pasien. Berdasarkan teori ini pasien adalah
individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik pasien dan keluarga dan untuk
membantu pasien dalam mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan
gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh
sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antar perawat dan pasien dimana
perawat bertugas sebagai narasumber, konselor, dan wali.

Model Teori Peplau

Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
1) Peran asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam
situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan.
2) Peran sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan
informasi.
3) Peran pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis
dan sintesis dari pengalaman peserta didik.
4) Peran konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan
5) Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling
ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokad.
6)  Kepemimpinan aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk
memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.
7) Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis
dan mengoperasikan peralatan.

Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat-Klien

Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1. Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal
dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan
belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal.
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini
berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
Perawat mempunyai 5 peran sebagai berikut :
a. Mitra kerja,.
Hubungan PERAWAT-KLIEN merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama
yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.
b. Nara sumber (resources person)
Memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih
luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan.
Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien
dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher)
Merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya
memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam megatasi masalah kesehatan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif
klien.
d. Perngasuh pengganti (surrogate)
Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi
konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk
berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu
memenuhi kebutuhannya.
e. Konselor (consellor)
Meninngkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang
kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
3. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya,
biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa
percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase Identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita
sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan
bagian yang positif dan kepribadian pasien.
Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
 Partisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
 Individu mandiri terpisah dari perawat.
 Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam
proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi
kearah realisasi potensi.

Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan

Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau itu. Kedua
fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik.
Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi
pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samar-
samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi
observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat. Ada
perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika mempertimbangkan
perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam Hubungan Keperawatan’’
diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini berfungsi dengan tujuan lebih
jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat
konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat
Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan, menyatakan: Diagnosis keperawatan berasal
dari data status kesehatan Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter
adalah mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang dibutuhkan
yang hasil untuk dokter dalam tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah muncul. Ini
bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.
Blending Dari Hubungan Perawat Klien
Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni
penyembuhan, membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan.
Perawatan dapat dilihat sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua
atau lebih individu dengan tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini
memberikan insentif untuk proses terapi di mana perawat dan menghormati pasien sama lain
sebagai individu, keduanya belajar dan berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang
individu belajar ketika dia atau dia memilih stimuli dalam lingkungan dan kemudian bereaksi
terhadap rangsangan tersebut.

Tujuan Teori Peplau


Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan membantu pasien untuk
mencapai kematangan kepribadian.

Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau


a. Kelebihan: 
 Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
 Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
 Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
 Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.
b. Kekurangan:
Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya, kurangnya penekanan
pada health promotion dan pemeliharaan kesehatan bahwa dinamika intra
keluarga,pertimbangan ruang individu, serta layanan sumberdaya sosial
komunitas/masyarakat juga kurang diperhatikan. Teori Peplau juga tidak dapat digunakan
untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan kebutuhannya.

Anda mungkin juga menyukai