Oleh
ISNA SEPTIANA
NIM : 2020206203161P
KELAS : 1E / KALIANDA
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
layanan kesehatan dan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Falsafah keperawatan
adalah keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.
Falsafah keperawatan merupakan dasar pemikiran yang harus dimiliki perawat sebagai
kerangka dalam berfikir, pengambilan keputusan dan bertindak yang diberikan pada klien
dalam rentang sehat sakit, yang memandang manusia sebagai mahluk yang holistic dan yang
harus dipenuhi berbagai kebutuhan seperti biologi, psikologi, social, cultural dan spiritual
melalui upaya asuhan keperawatan yang komprehensif, sistematis, logis, dengan
memperhatikan aspek kemanusiaan bahwa, setiap klien berhak untuk mendapatkan perawatan
tanpa membedakan suku, agama, status sosial dan ekonomi. Perawat menggunakan falsafah
keperawatan yang dianut untuk menjelaskan apa yang mereka yakini tentang keperawatan ,
peran perawat dalam pelayanankesehatan, bagaimana mereka berinteraksi dengan pasien.
Dari hal tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwasannya esensi dari falsafah
keperawatan meliputi hal sebagai berikut :
Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi
segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spritual yang
diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari
kebutuhannya.
Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung memperhatikan
aspek kemanusiaan.
Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku,
kepercayaan, status, sosial, agama, dan ekonomi.
Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang
penerima jasa yang pasif.
Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri sendiri dan lingkungannya yang akan
mempengaruhinya dalam berfikir, bersikap dan bertingkh laku (Dani Vardiansyah, 2008)
Paradigma keperawatan merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh perawat yang
mengatur hubungan diantara teori guna mengembangkan konseptual dan teori teori
keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan
Unsur-unsur dalam paradigma keperawatan :
1. Keperawatan
Memberikan layanan kesehatan
Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif pada klien
Membantu klien dari individu hingga ke masyarakat
Melaksanakan intervensi keperawatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
2. Manusia
Manusia merupakan makhluk yang unik yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Manusia sebagai makhluk holistic ( Bio psiko sosial cultural dan spiritual) yang
memiliki kebutuhan akan aktualisasi diri, harga diri, cinta dan dicintai, keselamatan dan
keamanan serta memiliki kebutuhan fisiologis.
3. Kesehatan (sehat-sakit)
Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak
hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO)
Sakit adalah ketidakseimbanganfungsi normal tubuh manusia termasuk jumlah sistem
biologis dan kondisi-kondisi penyesuaian (Parson)
4. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia
dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi, dan kesehatan Fokus
lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial, budaya dan spiritual.
Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan adalah sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep ini
dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi pemberian
asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada pemberian udara, lampu,
kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuate (jumlah vitamin
atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan
tindakan pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan
praktik keperawatan mandiri tanpa tergantung dengan profesi lain.
Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan, sehingga
akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan keperawatan hanya
memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi lingkungan dapat
mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan. Inti konsep
Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan, terdiri
dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan lingkungan sosial.
b. Analisa data
Data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan
dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan.
e. Implementasi (Pelaksanaan)
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yangmempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan individu.
f. Evaluasi
Mengobservasi (Pengamatan) dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan
individu.
1. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan.
2. Penyesuaian terhadap lingkungan.
3. Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
g. Implementasi (Pelaksanaan)
Upaya dasar merubah/mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya
kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan dan
perkembangan individu.
TEORI VIRGINIA HANDERSON
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit atau
sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuanuntuk kesehatan, pemulihan , atau
kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka mempunyai
kakuatan, keinginan, ataupengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996).
Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalahkebebasan.
Model konsep keperawatan dijelasakan oleh Virginia Henderson adalah model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit ataupun sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan,
penyembuhan serta agar meninggal dengan damai.
1. Manusia,
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian.
2. Keperawatan,
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi
independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
(14 komponen di atas). Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki
pengetahuan biologis maupun sosial.
3. Kesehatan,
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi
kemanusiaan. penyakit.Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan
saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
4. Lingkungan,
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan yaitu:
Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka,
Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam
memberikan resep.
Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran- saran
tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaannya.
Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk
memperkirakan adanya bahaya.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu:
Perawat sebagai pengganti (subtitute) bagi pasien.
Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien.
Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.
Model dan teori Henderson hanya mendasarkan segala tugas perawat hanya pada fokus
akan salah satu pihak yaitu pada penyembuhan atau pemulihan secara fisik saja.
Teori Henderson mengungkapkan segala komponen dasar manusia,Hubungan antara
pasien dan perawat,pendekatan dengan berbagai tahapan, bahkan pengaplikasian teori
tersebut hanya berfokus pada terwujudnya kemandirian pasien.
Model dan teori dasar keperawatan dalam teori Virginia Henderson hanya di berfokus
pada 14 komponen kubutuhan dasar manusia yang ia ungkapkan.
Pada teori virgina Henderson tidak memuat tentang adanya riwayat kesehatan seperti:
riwayat kesehatan sekarang,riwayat kesehatan masa lalu,keluhan pasien.
Ketidaksesuaian pada butir sebelumnya menyebabkan ketidaksesuaian pencantuman
riwayat kesehatan keluarga dalam kemampuan menghindari bahaya dan trauma pada
lingkungan dalam pengkajian dan pendekatan teori Virginia Henderson
TEORI HILDEGARD E. PEPLAU
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
1) Peran asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam
situasi kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan.
2) Peran sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan
informasi.
3) Peran pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis
dan sintesis dari pengalaman peserta didik.
4) Peran konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan
5) Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling
ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokad.
6) Kepemimpinan aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk
memenuhi tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.
7) Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis
dan mengoperasikan peralatan.
Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1. Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal
dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan
belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal.
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini
berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal.
Perawat mempunyai 5 peran sebagai berikut :
a. Mitra kerja,.
Hubungan PERAWAT-KLIEN merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama
yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling
mengasihi dan menghargai.
b. Nara sumber (resources person)
Memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih
luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan.
Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien
dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher)
Merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya
memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam megatasi masalah kesehatan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif
klien.
d. Perngasuh pengganti (surrogate)
Membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi
konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk
berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu
memenuhi kebutuhannya.
e. Konselor (consellor)
Meninngkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang
kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
3. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya,
biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut,
maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan
metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa
percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak
awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase Identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita
sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan
bagian yang positif dan kepribadian pasien.
Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
Partisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
Individu mandiri terpisah dari perawat.
Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam
proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan
gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan
penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi
kearah realisasi potensi.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau itu. Kedua
fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik.
Menggunakan kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi
pada tujuan akhir. Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samar-
samar pasien terhadap fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi
observasi, komunikasi, dan rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat. Ada
perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika mempertimbangkan
perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam Hubungan Keperawatan’’
diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini berfungsi dengan tujuan lebih
jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat
konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat
Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan, menyatakan: Diagnosis keperawatan berasal
dari data status kesehatan Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter
adalah mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang dibutuhkan
yang hasil untuk dokter dalam tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah muncul. Ini
bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.
Blending Dari Hubungan Perawat Klien
Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni
penyembuhan, membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan.
Perawatan dapat dilihat sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua
atau lebih individu dengan tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini
memberikan insentif untuk proses terapi di mana perawat dan menghormati pasien sama lain
sebagai individu, keduanya belajar dan berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang
individu belajar ketika dia atau dia memilih stimuli dalam lingkungan dan kemudian bereaksi
terhadap rangsangan tersebut.