Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang
cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi
yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi
sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran pasien pada
suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di
bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat,
handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para
pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi rumah sakit
digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem
ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan
penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan
data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan
dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi. Jalur
ini merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin
komunikasi efektif dengan konsumen. Mulai dari tukar menukar data dan
informasi sampai dengan transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan
murah melalui internet.
Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk
mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh
kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun
evolusi tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara
sekuensial mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin
menerapkan manajemen database dengan “aman” dan “terkendali”, alur
pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi?
2. Apa yang tujuan dengan Sistem Informasi Kesehatan?
3. Bagaimana manfaat Informasi Kesehatan ?
4. Bagaimana Sistem Informasi dimasa depan ?
5. Bagaimana Sistem Informasi Kesehatan di Rumah Sakit ?
6. Bagaimana manfaat Sistem Informasi Kesehatan di Rumah Sakit?
7. Bagaimana Sistem pemasaran di rumah sakit ?
8. Bagaimana Sistem keuangan di rumah sakit ?
9. Bagaimana apalikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi
kesehatan pada sistem informasi rumah sakit.

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Sistem Informasi
2. Untuk mengetahui tujuan dari Sistem Informasi Kesehatan
3. Untuk mengetahui manfaat Sistem Informasi Kesehatan di Dunia
4. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Informasi Kesehatan di masa depan
5. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit
6. Untuk mengetahui bagaimana manfaat Sistem Informasi Kesehatan di
Rumah Sakit
7. Untuk mengetahui bagaimana Sistem pemasaran di rumah sakit
8. Untuk mengetahui Sistem keuangan di rumah sakit
9. Bagaimana aplikasi sistem informasi kesehatan pada sistem informasi
kesehatan pada sistem informasi rumah sakit.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Kesehatan


2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem didefinisikan sebagai suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan
usaha dari berbagai unsur yang saling berkaitan secara teratur menuju pencapaian
tujuan dalam suatu batas lingkungan tertentu. Sistem juga didefinisikan sebagai
kelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai
suatu tujuan. Suatu organisasi merupakan area sebuah sistem karena terdiri dari
sejumlah sumber daya yang bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu.
Sistem sebagai suatu elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan
atau organisasi. Sehingga bisa dikatakan bahwa sistem berfungsi dengan segala
kegiatan untuk suatu maksud dan tujuan yan jelas yang mempunyai komponen-
komponen dan bekerja dalam suatu kesatuan dinamis dan saling berhubungan.
Ciri-ciri sistem menurut Azrul Azwar (1996) adalah apabila memiliki
beberapa ciri-ciri pokok, yaitu:
1. Terdapat elemen atau bagian yang satu sama lain saling berhubungan dan
mempengaruhi, yang kesemuanya membentuk kesatuan, dalam arti semuanya
berfungsi untuk mencapai tujuan yang sama, yang telah ditetapkan.
2. Fungsi yang diperankan oleh masing-masing elemen atau bagian yang
membentuk satu kesatuan tersebut adalah dalam rangka mengubah masukan
menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Dalam melaksanakan fungsi ini semuanya bekerja sama secara bebas, namun
terkait dalam arti terdapat mekanisme pengendalian yang mengarahkannya
agar tetap berfungsi sebagaimana yang telah direncanakan.
4. Sekalipun sistem merupakan satu kesatuan yang terpadu, bukanberarti ia
tertutup terhadap lingkungan.
Unsur-unsur sistem: Sistem terbentuk dari elemen-elemen bagian yang
saling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan elemen
atau bagian tersebut ialah suatu yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak
4

demikian halnya maka tidaklah ada yang disebut dengan sistem. Elemen jika
disederhanakan dapat dikelompokan dalam 6 unsur, yaitu:
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam sistem
yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2. Proses
Proses adalah kumpulan elemen atau bagian yang terdapat dalam sistem
yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan elemen atau bagian yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Umpan balik
Yang dimaksud dengan umpan balik adalah kumpulan elemen atau bagian
yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem
tersebut.
5. Dampak
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6. Lingkungan
Lingkungan adalah dunia luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

2.1.2 Pengertian Informasi


Informasi menurut Sauerborn dan Lippeveld (2000) adalah kumpulan dari
fakta atau data yang mempunyai arti. Jadi data yang terkumpul yang mempunyai
arti, dengan kata lain informasi adalah data yang telah diproses dan memiliki arti
bagi penerima informasi. Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau
dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan tertentu. Pengolahan data menjadi
informasi yang antara lain berbentuk laporan, model deskriptif dan bentuk
statistic. Dalam pengolahan data menjadi informasi dapat terjadi kesalahan-
kesalahan yang disebabkan oleh metode pengukuran dan pengumpulan data yang
salah, tidak mengikuti prosedur pengolahan dengan benar, data hilang atau tidak
terolah, kesalahan dalam prosedur pengolahan atau akibat kesalahan yang
5

disengaja.Informasi dalam lingkup sistem informasi memiliki cirri benar atau


salah, baru, tambahan informasi yang telah ada, sebagai koreksi atas informasi
yang salah, dan dapat pula mempertegas informasi yang telah ada.
Untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya, ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi yaitu:
1. Data-data yang masuk haruslah data yang riil
2. Data-data masuk secara teratur
3. Pengisian formulir laporan dengan tepat dan sesuai peraturan yang
ditetapkan
4. Pengisian formulir lengkap
5. Data-data lengkap
Menurut Jogiyanto (2005) data yang diolah saja tidak cukup dapat dikatakan
sebagai informasi. Dari segi kualitas, informasi harus didukung oleh 3 pilar, yaitu:
1. Tepat orangnya (relevance)
2. Tepat waktu (timeless)
3. Tepat nilainya atau akurat (accurate)
Sifat-sifat yang menentukan nilai informasi secara lengkap disampaikan
oleh Sutanta (2003) sebagai berikut:
1. Kemudahan dalam memperoleh, informasi mempunyai nilai lebih bila dapat
diperoleh dengan mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan
menjadi bernilai bila sulit diperoleh.
2. Luas dan kelengkapannya, informasi mempunyai nilai lebih bila mempunyai
lingkup/cakupan yang luas dan lengkap
3. Ketelitian (accuracy), informasi menjadi tidak bernilai bila tidak akurat,
karena akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan
4. Kecocokan dengan pengguna (relevance), informasi mempunyai nilai lebih
bila sesuai kebutuhan penggunanya
5. Ketepatan waktu, informasi mempunyai nilai lebih bila diterima oleh
pengguna pada saat yang tepat
6. Kejelasan (clarity), informasi yang jelas akan meningkatkan nilai informasi
7. Fleksibelitas/keluwesan, fleksibelitas informasi berhubungan dengan bentuk
dan format tampilan informasi
6

8. Dapat dibuktikan, nilai informasi akan semakin sempurna bila dapat


dibuktikan kebenarannya
9. Tidak ada prasangka, nilai informasi akan semakin sempurna bila informasi
tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi
10. Dapat diukur, pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk melacak
kembali validitas data sumber yang digunakan.
Definisi informasi dalam kaitannya dengan sistem informasi adalah data
yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini. Sistem informasi adalah suatu
sistem yang diciptakan oleh para analis dan manajer guna melaksanakan tugas
khusus tertentu yang sangat esensial bagi berfungsinya organisasi. Sistem
informasi juga dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau komponen yang
terdiri dari pengumpulan data yang kemudian diproses sehingga menjadi suatu
informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi


Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu Sistem dan Information. Sistem
adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu,
sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini
atau mendatang.
Dari gambaran di atas perlu diketahui pokok penting berikut:
1. Cara yang sudah tertentu.
2. Mengolah data dan informasi yang dibutuhkan.
3. Agar mencapai tujuan berupa organisasi yang sukses atau menguntungkan.
4. Komponen yang terkait dengan system informasi adalah:
5. Pemakai
6. Tujuan
7. Masukan – proses – keluaran
8. Data
9. Teknologi
10. Model
11. Pengendalian
7

2.1.4 Pengertian Sistem Informasi Kesehatan


Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan prosedur
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat,
prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara
sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literatur lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem
pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara
sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut WHO, Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu dari 6
“building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan di suatu negara.
Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk medis, vaksin, dan
teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (sistem pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional, SIK merupakan
bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan
regulasi kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
kesehatan merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif
memberikan dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua
jenjang, bahkan di Puskesmas atau Rumah Sakit kecil sekalipun. Bukan hanya
data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat
8

disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana
dengan baik.

2.2 Tujuan Sistem Informasi Kesehatan


Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan adalah:
1. Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistim
Kesehatan Nasional (SKN) yang berperan dalam memberikan informasi
untuk pengambilan keputusan di setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di
tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota atau bahkan pada tingkat pelaksana
teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas
2. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem
Informasi Kesehatan (SIK), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk
SIK tersebut adalah agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui
sistem pencatatan rutin maupun non rutin menjadi sebuah informasi.

2.3 Manfaat Sistem Informasi Kesehatan


World Health Organization (WHO) menilai bahwa investasi sistem
informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1. Membantu pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan
masalah kesehatan, memantau perkembangan dan meningkatkannya
2. Pemberdayaan individu dan komunitas dengan cepat dan mudah dipahami,
serta melakukan berbagai perbaikan kualitas pelayanan kesehatan.
Adapun manfaat adanya sistim informasi kesehatan dalam suatu fasilitas
kesehatan diantaranya:
1. Memudahkan setiap pasien untuk melakukan pengobatan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan
2. Memudahkan fasilitas kesehatan untuk mendaftar setiap pasien yang
berobat
3. Semua kegiatan di fasilitas kesehatan terkontrol dengan baik (bekerja secara
terstruktur)
9

2.4 Sistem Informasi Kesehatan di masa Depan


Dalam upaya mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang
mengembangkan aplikasi yang disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik.
Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.
2. Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas
kesehatan).
3. Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).
4. Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi
pengurangan beban kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk
melayani pasien atau masyarakat.
5. Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital
di kirim ke bank data nasional (data warehouse).
6. Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas
kesehatan di Unit pelayanan terdepan.
7. Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan dilengkapi dengan peralatan berbasis
komputer.
8. Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk
menerapkan Sikda Generik.
9. Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.
10. Secara bertahap akan diterapkan 3 aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem
Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem Informasi Dinas Kesehatan dan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

2.5 Sistem Informasi Kesehatan di Rumah Sakit


2.5.1 Pengertian SIRS
Sistem Informasi Rumah sakit adalah suatu tatanan yang berurusan dengan
pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan rumah sakit.
10

2.5.2 Kedudukan Sistem Informasi Rumah sakit


Dalam industry bussines, subsistem informasi memperoleh kedudukan yang
besar sejak tahun 1965, bila rumah sakit ingin mengarah pada kedudukan industry
sudah selayaknya menempatkan informasi pada kedudukan yang lebih besar dan
lebih penting.
2.5.3 Jenis Sistem Informasi RS
Sistem Informasi Rumah sakit terbagi atas 3 jenis di bawah ini dan dapat
dilakukan secara sendiri-sendiri atau secara bersamaan sebagai suatu kesatuan
yang integral, yaitu:
1) Sistem Informasi Klinik
Merupakan sistem informasi yang secara langsung untuk membantu pasien
dalam hal pelayanan medis. Contohnya yaitu:
Sistem informasi di ICU.
Sistem informasi pada alat seperti CT Scan, USG.
2) Sistem Informasi Administrasi
Yaitu sistem informasi yang membantu pelaksanaan Administrasi di rumah
sakit. Contohnya:
1. Sistem informasi Administrasi.
2. Sistem informasi Billing sistem.
3. Sistem informasi Farmasi.
4. Sistem informasi penggajian.
3) Sistem Informasi Manajemen
Merupakan sistem informasi yang membantu menajemen rumah sakit dalam
pengambilan keputusan. Contohnya:
1. Sistem informasi manajemen pelayanan.
2. Sistem informasi keuangan.
3. Sistem informasi pemasaran.

2.6 Manfaat SIRS


Dalam siklus manajemen di rumah sakit, hal-hal yang harus diperhatikan
diantaranya adalah:
1. Permintaan tujuan dan target.
11

2. Memperhatikan kebutuhan pelayanan.


3. Alokasi sumber daya.
4. Pengendalian mutu pelayanan.
5. Evaluasi program.
Kelima hal diatas saling berhubungan dan informasi akan menjadi berperan
penting dalam siklus pengambilan keputusan. Untuk memenuhi kegiatan
manajemen tersebut diperlukan adanya informasi, jadi informasi berperan dalam
hal pengambilan keputus
Dari gambaran diatas menunjukkan informasi akan menjadi sentral untuk
keputusan manajerial, berperan timbale balik artinya makin baik sistem informasi
maka akan lebih baik pula keputusan yang diambil. Sebaliknya, makin buruk
sistem informasi di rumah sakit maka keputusan yang duambil akan semakin
buruk.
Secara lebih rinci SIRS berperan dalam mendukung:
1. Pengendalian mutu pelayanan medis.
2. Pengendalian mutu dan penilaian produktivitas.
3. Analisa pemanfaatan dan perkiraan kebutuhan.
4. Perencanaan dan evaluasi program.
5. Menyederhanakan pelayanan.
6. Penelitian klinis.
7. Pendidikan.

2.7 Sistem Informasi Pemasaran Rumah Sakit


Sistem Informasi pemasaran rumah sakit adalah suatu struktur yang
berlanjut, dan saling terkait dari orang, peralatan, dan prosedur yang ditujukan
untuk mengumpulkan, menyaring, menganalisis, dan membagikan informasi yang
spesifik, tepat waktu dan cermat untuk digunakan oleh para pengambil keputusan
dibidang pemasaran dengan tujuan penyempurnaan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian pemasaran. Pokok-pokoknya meliputi hal-hal seperti :
1. Adanya sistem yang terdiri dari orang, alat, dan prosedur yang diatur
sehingga merupakan struktur yang terkait.
12

2. Pembuatan Informasi, yaitu kegiatan mengumpulkan data, menyaring adat


yang relevan, menganalisis, mengubahnya menjadi informasi, untuk
dibagikan kepada yang membutuhkan, merupakan bagian penting dari proses
pemasaran, yaitu pada tahap analisis dari 6 tahap yang ada.
3. Sistem informasi haruslah spesifik, tepat waktu, cermat. Syarat informasi
yang baik akan menentukan kualitas informasi (quality of information)
termasuk pula sifat relevan atau memang sesuai dengan kebutuhan. Akurat
berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan
maksudnya.Tepat pda waktunya berarti informasi yang datang pada penerima
tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai
nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan
keputusan.
Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untukpemakaiannya.
Relevansi informasi untuk tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Informasi yang berkualitas yang terkait dengan informasi pemasaran, yang
berguna sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan lebih lanjut ternyata
ada 5 elemen penting. Diantaranya adalah:
1) Dasar pemilihan dari pelanggaran yang akan dilayanani.
2) Perlunya informasi pemasaran hasil pengumpulan data yang cocok.
3) Strategi yang sesuai yang dapat mencapai tujuan pemasaran secara benar.
4) Pelaksanaan operasional yang efektif, sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.
5) Intergrasi dari pengorganisasian pemasaran.
6) Pemakai adalah para pengambil keputusan di bidang pemasaran yang
akan menghasilkan contoh program pemasaran.
7) Tujuan yang akan dicapai oleh adanya sistem informasi adalah
penyempurnaan perencanaan seperti perencanaan strategis atau strategi
jangka panjang.

2.8 Sistem Informasi Keuangan Rumah Sakit


Sistem informasi keuangan rumah sakit bertujuan auntuk meringankan
beban administratif, baik dari banyaknya tumpukan kertas, lamanya proses dan
13

sulitnya perhitungan. Sistem Informasi administratif adalah sistem informasi yang


berperan dalam proses administrasi. Proses administrasi disini adalah proses
mencatat, perhitungan dan surat menyurat. Proses administrasi di RS biasanya
meliputi:
1. Keuangan RS, baik dari pasien dan untuk kepentingan RS.
2. Kepegawaian.
3. Penerimaan pasien.
4. Administrasi umum, seperti ketatausahaan dan pengarsipan.
Sistem informasi tersebut dikembangkan untuk memperoleh kemudahan
proses, mengurangi beban kerja, mengurangi jumlah kertas dan arsip, dan juga
mempercepat proses.
2.8.1 Karakteristik Sistem Informasi Administratif
Sistem Informasi Administratif mempunyai beberapa karakteristik
diantanya adalah:
1. Menangani pencatatan
Sistem informasi administratif, berusaha menangani pencatatan yang
semakin rumit dan kompleks.Seperti penagihan pada pasien, karena banyaknya
pelayanan, maka semakin rumit dan lama, di lain pihak, pasien butuh kecepatan.
2. Menangani perhitungan
Seperti pada jumlah barang yang beredar di RS sangat banyak jenis dan
jumlahnya. Monitoring stock obat akan jadi masalah. Maka sistem informasi akan
menolong perhitungan secara cepat.
3. Menangani pengarsipan
Adanya arsip yang bertumpuk dari kertas-kertas dapat dikurangi dengan
sistem informasi administrasi ini, sehingga akan menghemat ruangan dan tempat
penyimpanan.
Bila dilihat diatas akan berperan secara jelas pada kegiatan yang sekarang
ini banyakk melibatkan karyawan dan deretan meja serta kertas.
Akan tetapi ada yang harus diperhatikan yaitu sistem informasi
administratif, bisa dikembangkan dengan komputerisasi secara baik bila sistem
manualnya telah ditata dengan baik. Jadi sebelum mengembangkan komputerisasi,
harus perbaiki sistem manualnya terlebih dahulu. Dalam komputerisasi
14

administrative ada baiknya dikembangkan secara bertahap dan individual, terus


kearah Local Area Network (sistem informasi secara regional). Karena bila
langsung secara integrasi akan memerlukan “memory” yang besar.
Komputerisasi tidak bisa dikembangkan secara baik tanpa pengembangan
sistem manual juga terdapat keterbatasan. Keterbatasan tersebut diantaranya:
1. Keterbatasan sistem
Sistem informasi administrative yang menggunakan computer, harus secara
jelas didasari oleh manual.Jadi manualnya harus dirapihkan terlebih dahulu, baru
kemudian sistem informasi komputerisasi dapatb dikembangkan.
2. Keterbatasan perangkat sistem
Perangkat harus yang dipergunakan mempunyai keterbatasan “memory” dan
kecepatan.Sehingga beban kerja harus disesuaikan, maka dianjurkan
pengembangan yang bertahap.
3. Keterbatasan perangkat lunak
Perangkat lunak yang ada banyak dibuat secara “tailor made”, yaitu sesuai
dengan RS tertentu.
4. Keterbatsan operator
Pengguna sistem harus terlatih, karena apabila salah mengisi maka
akibatnya hasil yang terjadi akan salah juga. Latihlah operator yang terampil dan
selalu ada cadangan petugas yang bisa menggantikan bila berhalangan. Bila hal
ini tidak disiapkan maka akan terjadi kelumpuhan sistem apabila salah seorang
operator berhalangan.

2.9 Aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Pada Sistem Informasi Rumah


Sakit
Sitem informasi rumah sakit tidak dapat lepas kaitannya dengan sistem
informasi kesehatan karena sistem ini merupakan aplikasi dari sistem informasi
kesehatan itu sendiri. Untuk itu, perlu diketahui sedikit tentang sistem informasi
rumah sakit yang ada di Indonesia, mulai dari rancang bangun (desain) sistem
informasi rumah sakit hingga pengembangannya.
Rancang Bangun Sistem Informasi Rumah sakit (SIRS), sangat bergantung
kepada jenis dari rumah sakit tersebut. Rumah sakit di Indonesia, berdasarkan
15

kepemilikannya menjadi 2, yaitu sebagai berikut:


1. Rumah sakit pemerintah, yang dikelola oleh:
1) Departemen Kesehatan.
2) Departemen Dalam Negeri.
3) TNI.
4) BUMN.
Sifat rumah sakit ini adalah tidak mencari keuntungan (non profit).
2. Rumah Sakit Swasta, yang dimiliki dan dikelola oleh sebuah yayasan baik
yang sifatnya tidak mencari keuntungan (non profit) maupun memang
mencari keuntungan (profit).
Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based
Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah
rumah sakit dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi
yang terpadu memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan
akan tenaga dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya,
namun juga dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari
sistem yang lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belum
menganggap bahwa informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut,
maka kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban yang
berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi. Kalau
informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biaya untuk pengembangan,
pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknya masuk dalam kalkulasi
biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan oleh rumah sakit itu. Perlu disadari
sepenuhnya, bahwa penggunaan teknologi informasi dapat menyebabkan
ketergantungan, dalam arti sekali mengimplementasikan dan mengoperasionalkan
SIRS, maka rumah sakit tersebut selamanya terpaksa harus menggunakan
teknologi informasi. Hal ini disebabkan karena perubahan dari sistem yang
terotomasi menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat tidak
menguntungkan bagi rumah sakit tersebut.
16

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah gabungan perangkat dan prosedur
yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data
sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan
tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem
kesehatan. Sistem informasi kesehatan adalah integrasi antara perangkat,
prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara
sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
World Health Organisation (WHO) menilai bahwa investasi sistem
informasi kesehatan mempunyai beberapa manfaat antara lain membantu
pengambil keputusan untuk mendeteksi dan mengendalikan masalah kesehatan,
memantau perkembangan dan meningkatkannya, dan pemberdayaan individu dan
komunitas dengan cepat dan mudah dipahami, serta melakukan berbagai
perbaikan kualitas pelayanan kesehatan

3.2 Saran
Penulisan makalah ini dapat menjadi literatur bagi mahasiswa untuk
menambah wawasan tentang Sistem Informasi Kesehatan khususnya peran sistem
informasi kesehatan dalam pengambilan keputusan di bidang kesehatan.
17

DAFTAR PUSTAKA

http://publichealthqueen.blogspot.com/2014/10/sistem-informasi-kesehatan.html

Sabarguna,Boy.S, Sistem Informasi Kesehatan Rumah Sakit, RSU PKU


Muhammadiyah, Yogyakarta, 2004.

www.eprints.uns.ac.id

www.pkko.fik.ui.ac.id

Anda mungkin juga menyukai