Ketimpangan berdasarkan wilayah dalam hasil pemberian makanan dan gizi anak
50% Perkotaan
40%
Perdesaan
30%
20% Rata-rata
nasional
10% Kalimantan
16 41 41 11 Tengah
0%
Berat lahir rendah ASI eksklusif Stunting pada anak Berat badan berlebih pada anak
TUJUAN 3 KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
Meskipun sudah ada kemajuan, angka kematian anak masih perbaikan, termasuk dalam hal peningkatan akses terhadap metode
tinggi. Untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, 25 bayi yang baru lahir kontrasepsi modern bagi perempuan remaja dan dewasa.
meninggal pada bulan pertama kehidupan dan 56 meninggal
Pada tahun 2015, delapan puluh satu persen bayi menerima
sebelum mencapai usia 5 tahun.
vaksinasi campak, dan dua per tiga bayi menerima tiga dosis
Mayoritas perempuan dapat mengakses layanan persalinan, vaksin DTP yang dianjurkan. Diperlukan upaya berkelanjutan untuk
dengan 81 persen kelahiran dibantu oleh penolong persalinan mencapai dan mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi di
terlatih. Namun, layanan kesehatan reproduksi tetap masih perlu wilayah perdesaan dan perkotaan.
80
Persalinan di fasilitas
44
kesehatan
60
Kelahiran yang dibantu
penolong persalinan terlatih 81
40
Kesehatan anak
Cakupan imunisasi –
DPT3
67 20
Cakupan imunisasi – 91 25 56
81 0
campak
Angka kelahiran dari Angka kematian Angka Kematian
remaja (per 1.000 neonatal (per Balita (AKBa) per
0% 20% 40% 60% 80% 100% perempuan) 1.000 kelahiran 1.000 kelahiran
hidup) hidup
Pendidikan
100% tinggi
Menengah
60% pertama
40% Dasar
20% PAUD
0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Usia (pada awal tahun ajaran)
TUJUAN 5 KESETARAAN GENDER
Praktik perkawinan usia anak telah menurun. Meskipun demikian, Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
22 persen perempuan usia 20–24 tahun sudah menikah atau perkawinan usia anak
hidup bersama sebelum berusia 18 tahun pada tahun 2015. Tingkat
pernikahan anak lebih tinggi di kalangan anak perempuan dari rumah 30% Kuintil
tangga termiskin. terkaya
Tidak ada data yang representatif tentang kekerasan terhadap
perempuan dan anak perempuan di tingkat provinsi. Namun, data Kuintil
20% termiskin
dari survei nasional menunjukkan bahwa jenis kekerasan ini tersebar
luas: Sebanyak 28 persen dari perempuan dan anak perempuan
Rata-rata
yang pernah memiliki pasangan pernah mengalami kekerasan nasional
fisik, seksual, dan/atau psikologis yang dilakukan oleh mantan atau
10%
pasangan intimnya saat ini. Kalimantan
Tengah
22%
menikah 22
perempuan sebelum 0%
berusia Perkawinan usia anak
9 Kalimantan Komunitas
58 34 Tengah
0%
Desa dan kelurahan yang menerapkan Sanitasi Total Berbasis
Air minum Sanitasi BAB 38
terlindungi dasar sembarangan Masyarakat (STBM) (%)
Anak-anak di bawah
garis kemiskinan (%) 6
SDG 1
SDG 2
Stunting pada anak (%) 25
Kemampuan minimal
dalam matematika (%) 27
SDG 4
Kemampuan minimal
dalam membaca (%) 25
SDG 5
Perkawinan usia anak (%) 33
0 20 40 60 80 100
Keterangan warna: Kuartil terbaik (1–8) Kuartil kedua (9–17) Kuartil ketiga (18–25) Kuartil terbawah (26–34)
Catatan
Sumber: S
urvei rumah tangga nasional (SUSENAS, RISKESDAS, SDKI) dan data administratif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan). Informasi terperinci tentang sumber data dan definisi indikator tersedia online di: https://sdg4children.or.id
1 Kemiskinan anak multidimensi didefinisikan sebagai anak-anak yang mengalami deprivasi pada setidaknya dua dimensi berikut: pangan dan gizi; kesehatan;
pendidikan; perumahan; air dan sanitasi; dan perlindungan.
2 Saat ini, Indonesia masih belum memiliki data nasional yang representatif tentang kualitas air yang dapat digunakan untuk menghitung indikator SDG terkait
penggunaan layanan air minum yang dikelola secara aman. Namun setidaknya telah digunakan indikator proxy dalam menyusun baseline data untuk SDG 6.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di: jakarta@unicef.org