Anda di halaman 1dari 4

SDG untuk Anak-Anak di Indonesia

Profil singkat provinsi: Kalimantan Tengah


866.000 anak-anak
Pendahuluan
Profil singkat provinsi ini menyajikan indikator-indikator prioritas dari seluruh
35% populasi
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang terkait anak,
berdasarkan survei nasional berbasis rumah tangga dan sumber
data lainnya. Profil ini melengkapi Laporan Baseline SDG tentang
Anak-Anak di Indonesia yang disusun oleh BAPPENAS dan UNICEF,
untuk mendukung pemantauan dan penyusunan kebijakan berbasis
bukti.
Provinsi Kalimantan Tengah termasuk provinsi dengan jumlah
penduduk muda yang signifikan. Sebanyak 867.000 orang atau 35
persen dari total penduduk di provinsi ini adalah anak-anak. Dua dari Kalimantan Tengah
tiga anak tinggal di wilayah perkotaan. Diperlukan investasi strategis
yang lebih signifikan untuk anak-anak dalam rangka mempercepat
pencapaian SDG di provinsi ini.

TUJUAN 1 PENGENTASAN KEMISKINAN


Sekitar 65.000 anak (7,5 persen) hidup di bawah garis kemiskinan Kondisi kemiskinan anak multidimensi di provinsi
provinsi pada tahun 2015 (Rp 11.498 per orang per hari). Namun, Kalimantan Tengah
lebih banyak rumah tangga yang berada dalam posisi rentan dan
hidup dengan pendapatan yang sedikit di atas garis kemiskinan.
80%
Selain itu, tujuh dari 10 anak mengalami deprivasi di dua dimensi Perkotaan
kemiskinan non-pendapatan atau lebih, dengan ketimpangan yang
mencolok antara wilayah perkotaan dan perdesaan.1 60%
Perdesaan

Persen Jumlah 40%


Rata-rata
Populasi di bawah garis kemiskinan nasional 5,9 148.000 nasional
20%
Anak-anak < 18 di bawah garis kemiskinan nasional 7,5 65.000 Kalimantan
70
0% Tengah
Anak-anak < 18 di bawah dua kali garis kemiskinan 49,5 429.000

TUJUAN 2 PENGENTASAN KELAPARAN


Menerapkan praktik pemberian makan yang optimal sangat Prevalensi malnutrisi termasuk tinggi, baik di wilayah perdesaan
penting untuk menjaga keberlangsungan hidup, pertumbuhan, maupun perkotaan. Sekitar 16 persen bayi lahir dengan berat badan
dan perkembangan anak. Namun, hanya 41 persen bayi di Provinsi rendah, dan lebih dari empat di antara 10 anak di bawah lima tahun
Kalimantan Tengah diberikan ASI eksklusif pada enam bulan mengalami stunting (tinggi badan rendah dibanding usia) pada
pertama kehidupannya. tahun 2013.

Ketimpangan berdasarkan wilayah dalam hasil pemberian makanan dan gizi anak

50% Perkotaan

40%
Perdesaan
30%

20% Rata-rata
nasional
10% Kalimantan
16 41 41 11 Tengah
0%
Berat lahir rendah ASI eksklusif Stunting pada anak Berat badan berlebih pada anak
TUJUAN 3 KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN
Meskipun sudah ada kemajuan, angka kematian anak masih perbaikan, termasuk dalam hal peningkatan akses terhadap metode
tinggi. Untuk setiap 1.000 kelahiran hidup, 25 bayi yang baru lahir kontrasepsi modern bagi perempuan remaja dan dewasa.
meninggal pada bulan pertama kehidupan dan 56 meninggal
Pada tahun 2015, delapan puluh satu persen bayi menerima
sebelum mencapai usia 5 tahun.
vaksinasi campak, dan dua per tiga bayi menerima tiga dosis
Mayoritas perempuan dapat mengakses layanan persalinan, vaksin DTP yang dianjurkan. Diperlukan upaya berkelanjutan untuk
dengan 81 persen kelahiran dibantu oleh penolong persalinan mencapai dan mempertahankan cakupan imunisasi yang tinggi di
terlatih. Namun, layanan kesehatan reproduksi tetap masih perlu wilayah perdesaan dan perkotaan.

Ketimpangan berdasarkan wilayah pada kesehatan ibu dan anak

Kebutuhan keluarga berencana 100


Kesehatan ibu dan

telah terpenuhi dengan metode 81


kontrasepsi modern
reproduksi

80
Persalinan di fasilitas
44
kesehatan
60
Kelahiran yang dibantu
penolong persalinan terlatih 81
40
Kesehatan anak

Cakupan imunisasi –
DPT3
67 20

Cakupan imunisasi – 91 25 56
81 0
campak
Angka kelahiran dari Angka kematian Angka Kematian
remaja (per 1.000 neonatal (per Balita (AKBa) per
0% 20% 40% 60% 80% 100% perempuan) 1.000 kelahiran 1.000 kelahiran
hidup) hidup

Perkotaan Perdesaan Rata-rata nasional Kalimantan Tengah

TUJUAN 4 PENDIDIKAN BERKUALITAS


Kesiapan anak untuk masuk sekolah dasar dapat ditingkatkan Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
dengan memasukkan anak ke program perkembangan anak usia angka penyelesaian sekolah
dini. Angka partisipasi dalam pembelajaran PAUD yang terorganisir
di kalangan anak usia 6 tahun mencapai 97 persen pada tahun 100% Kuintil
2015, walaupun sebagian besar anak pra-sekolah sudah masuk terkaya
sekolah dasar. 80%

Provinsi Kalimantan Tengah hampir mencapai akses universal Kuintil


60%
termiskin
pendidikan dasar. Namun, anak-anak dari rumah tangga
termiskin berpeluang kurang dari 50 persen lebih rendah untuk 40%
Rata-rata
menyelesaikan sekolah menengah dibandingkan anak-anak dari nasional
keluarga yang paling kaya. 20%
96 65 46
Kualitas pendidikan masih menjadi masalah utama. Hanya sekitar 0% Kalimantan
Sekolah Sekolah menengah Sekolah Tengah
dua dari lima anak sekolah dasar mampu mencapai ambang batas dasar pertama menengah atas
nasional minimum dalam kemampuan membaca dan satu dari
enam anak dalam kemampuan matematika.

Persentase anak-anak yang masuk sekolah berdasarkan usia

Pendidikan
100% tinggi

80% Menengah atas

Menengah
60% pertama

40% Dasar

20% PAUD

0%
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Usia (pada awal tahun ajaran)
TUJUAN 5 KESETARAAN GENDER
Praktik perkawinan usia anak telah menurun. Meskipun demikian, Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
22 persen perempuan usia 20–24 tahun sudah menikah atau perkawinan usia anak
hidup bersama sebelum berusia 18 tahun pada tahun 2015. Tingkat
pernikahan anak lebih tinggi di kalangan anak perempuan dari rumah 30% Kuintil
tangga termiskin. terkaya
Tidak ada data yang representatif tentang kekerasan terhadap
perempuan dan anak perempuan di tingkat provinsi. Namun, data Kuintil
20% termiskin
dari survei nasional menunjukkan bahwa jenis kekerasan ini tersebar
luas: Sebanyak 28 persen dari perempuan dan anak perempuan
Rata-rata
yang pernah memiliki pasangan pernah mengalami kekerasan nasional
fisik, seksual, dan/atau psikologis yang dilakukan oleh mantan atau
10%
pasangan intimnya saat ini. Kalimantan
Tengah

22%
menikah 22
perempuan sebelum 0%
berusia Perkawinan usia anak

TUJUAN 6 AIR BERSIH DAN SANITASI


Pencapaian akses universal terhadap air minum, sanitasi, dan terhadap sumber air minum yang layak sudah cukup tinggi, baik di
higienitas sangat penting untuk mempercepat kemajuan di bidang rumah tangga maupun sekolah.2
kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan. Pada tahun
Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan dan tempat tinggal
2015, sepertiga dari jumlah penduduk menggunakan fasilitas
sangat mencolok, yang menunjukkan pentingnya mengintegrasikan
sanitasi dasar di rumah, sementara 9 persen masih mempraktikkan
prinsip keadilan ke dalam kebijakan dan praktik serta makin
BAB sembarangan. Hanya 38 persen sekolah sudah memiliki
memperluas cakupan program sanitasi total berbasis masyarakat.
fasilitas toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Akses

Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada akses


air dan sanitasi
layanan
dengan air 82%
80% Kuintil 9% dasar
terkaya
sekolah
60%
Kuintil Lingkungan sekolah
termiskin
40%
Sekolah dengan layanan air dasar (%) 82
Rata-rata
nasional Sekolah dengan fasilitas sanitasi terpisah menurut jenis kelamin (%) 38
20%

9 Kalimantan Komunitas
58 34 Tengah
0%
Desa dan kelurahan yang menerapkan Sanitasi Total Berbasis
Air minum Sanitasi BAB 38
terlindungi dasar sembarangan Masyarakat (STBM) (%)

PERDAMAIAN, KEADILAN DAN


TUJUAN 16 KELEMBAGAAN YANG KUAT
Saat ini proses peningkatan cakupan pencatatan kelahiran masih Ketimpangan berdasarkan tingkat pendapatan pada
berjalan. Pada tahun 2015, tujuh puluh dua persen anak di bawah pencatatan kelahiran
usia 5 tahun telah memiliki akta lahir. Masih terdapat perbedaan
besar antara wilayah perkotaan dan perdesaan, dan berdasarkan
status kekayaan rumah tangga, yang disebabkan hambatan 100% Kuintil
keuangan dan ketersediaan pelayanan (supply-side barriers). terkaya
80%
Anak dalam tahanan masih menjadi bentuk hukuman yang umum Kuintil
bagi anak yang melakukan tindak pidana, yang mana hal ini termiskin
60%
melanggar prinsip bahwa penahanan anak harus merupakan pilihan
terakhir. Di Provinsi Kalimantan Tengah, hanya 2 persen dari seluruh 40% Rata-rata
anak yang ditahan belum mendapatkan putusan pengadilan, salah nasional
satu angka yang terbaik di Indonesia. 20%
Kalimantan
Hanya ada sedikit atau tidak ada data sama sekali tentang masalah 72 Tengah
0%
perlindungan anak, seperti kekerasan terhadap anak maupun
Pencatatan kelahiran
perdagangan anak.
KARTU NILAI (SCORECARD) PROVINSI
Kartu nilai ini berisi ringkasan kinerja Provinsi Kalimantan Tengah Di sisi kanan tercantum peringkat Provinsi Kalimantan Tengah untuk
dalam beberapa indikator SDG dibandingkan dengan provinsi- setiap indikator, yaitu antara peringkat 1 untuk kinerja tertinggi
provinsi lain di Indonesia. Grafik di bawah ini menunjukkan nilai dan 34 untuk kinerja terendah. Data menurut provinsi di Indonesia
rata-rata Provinsi Kalimantan Tengah dan provinsi-provinsi dengan dibagi menjadi empat kuartil (biru tua untuk kuartil terbaik dan
nilai tertinggi dan terendah untuk tiap indikator. merah untuk kuartil terbawah).

atau Angka provinsi tertinggi Angka provinsi terendah Kalimantan Tengah


Titik panah mengarah ke arah kemajuan positif
Peringkat
(dari 34 provinsi)

Anak-anak di bawah
garis kemiskinan (%) 6
SDG 1

Deprivasi anak multidimensi (%) 23

ASI eksklusif (%) 22

SDG 2
Stunting pada anak (%) 25

Kebutuhan keluarga berencana


telah terpenuhi dengan metode 2
kontrasepsi modern (% perempuan)

Kelahiran dibantu penolong


persalinan terlatih (%) 26
SDG 3
Kematian neonatal
(per 1.000 kelahiran hidup) 23

Cakupan imunisasi lengkap (%) 20

Kemampuan minimal
dalam matematika (%) 27
SDG 4
Kemampuan minimal
dalam membaca (%) 25

SDG 5
Perkawinan usia anak (%) 33

Air minum yang layak(%) 30


SDG 6

Sanitasi dasar (%) 32

SDG 16 Pencatatan kelahiran (%) 16

0 20 40 60 80 100

Keterangan warna: Kuartil terbaik (1–8) Kuartil kedua (9–17) Kuartil ketiga (18–25) Kuartil terbawah (26–34)

Catatan
Sumber: S
 urvei rumah tangga nasional (SUSENAS, RISKESDAS, SDKI) dan data administratif (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian
Kesehatan). Informasi terperinci tentang sumber data dan definisi indikator tersedia online di: https://sdg4children.or.id
1 Kemiskinan anak multidimensi didefinisikan sebagai anak-anak yang mengalami deprivasi pada setidaknya dua dimensi berikut: pangan dan gizi; kesehatan;
pendidikan; perumahan; air dan sanitasi; dan perlindungan.
2 Saat ini, Indonesia masih belum memiliki data nasional yang representatif tentang kualitas air yang dapat digunakan untuk menghitung indikator SDG terkait
penggunaan layanan air minum yang dikelola secara aman. Namun setidaknya telah digunakan indikator proxy dalam menyusun baseline data untuk SDG 6.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami di: jakarta@unicef.org

Anda mungkin juga menyukai