(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan)
Dosen pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 4
Anggota kelompok :
1. Masra (17012300126)
2. M. Nizar Nafi (17012300040)
3. Jagat Satria . A (17012300051)
4. Moh. Satria Maulana (17012300035)
5. Siti Sofiah (17012300039)
6. Desi Anjani (17012300036)
7. Siti Amiyati (17012300034)
8. Lisa Fitriani (17012300127)
9. Siti Nabila (17012300038)
10. Astrid Maulida Putri (17012300037)
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-nya, serta kemudahan dan kelapangan, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah tentang “Konsep Berpikir Kritis Dalam Keperawatan”
pada mata kuliah falsafah dan teori keperawatan.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada ibu Marista Fiana S.Kep.,Ns.
M.Kep selaku dosen pengampu yang membimbing kami dalam mengerjakan
makalah ini.
Mungkin dalam makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami memohon saran dan kritik dari teman – teman dan dosen.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULU 1
1.1 Latar Belakan 1
1.2 Rumusan.....................................................................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Berpikir Kritis Dalam Keperawtan.......................................................................................
2.2 DEDUKSI DAN INDUKSI..................................................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................7
3.1 KESIMPULAN 7
3.2 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................7
II
BAB I
PENDAHULUAN
Pikiran kita menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan.
Tantangannya adalah mengingat kembali informasi tersebut. Oleh karena itu
untuk memaksimalkan memori, kita harus membuat informasi tersebut bermakna,
yaitu memahami informasi tersebut dengan mengetahui apa pentingnya suatu
informasi dan member makna sendiri, yaiu mengasosiasikannya dengan hal-hal
dari kehidupannya sendiri. Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan
kesehatan, yaitu memberI asuhan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir di dalam berbagai situasi, baik
situasi normal maupun kritis.
B. Rumusan
C. Tujuan
BAB II
1
PEMBAHASAN
2
prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk
mrespons ekspresi, baik perasaan perawat maupun perasaan pasien.
3. Examine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi.
Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relavan. Model ini
digunakan untuk mencari peran yang tepat umtuk analisis,
mencari,menguji, melihat konfirmasi,kolaborasi, menjelaskan, dan
menentukan suatu yang berkaitan dengan ide.
a. Karakteristik berpikir kritis
1. Konseptualisasi
Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu
konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental
tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan
sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran
abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan
disimpan dalam otak.
2. Rasional dan beralasan.
Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan
mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif
Artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi
atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan
menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya
berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.
4. Bagian dari suatu sikap.
Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir
kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik
atau lebih buruk dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir
Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif
menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua
isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
3
6. Berpikir adil dan terbuka
Yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan
kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.
Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi
dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi
tindakan yang akan diambil.
B. DEDUKSI DAN INDUKSI
1. Berpikir deduktif
Penalaran Deduktif adalah penalaran yang berlangsung dari hal
yang umum (generalisasi) ke hal yang khusus. Nilai kebenaran dalam
penalaran deduksi bersifat mutlak benar atau salah dan tidak keduanya
bersama-sama. Contohnya : premis 1 : Hamdan suka mengonsumsi
makanan yang bergizi, premis 2 : orang yang suka mengonsumsi
makanan bergizi tubuhnya sehat, kesimpulannya Hamdan mempunyai
tubuh yang sehat.
2. Berpikir induktif
Induksi adalah cara mempelajari sesuatu yang bertolak dari hal-hal
atau peristiwa khusus untuk menentukan hukum yang umum. Induksi
merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat
umum dari berbagai kasus yang bersifat individual. Penalaran secara
induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang
mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun
argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
Penalaran induktif biasanya mengambil kesimpulan dari premis
umum seperti pengamatan, data, atau fakta. Kemudian mengambil
kesimpulan dengan spesifik atau hipotesis Contohnya
Premis 1 : Hewan membutuhkan makan
Premis 2 : tumbuhan membutuhkan makan
Premis 3 : manusia membutuhkan makan
Kesimpulan: setiap makhluk hidup membutuhkan makan
4
Deduksi dalam ilmu keperawatan melibatkan penggunaan informasi umum atau
teori untuk membuat kesimpulan spesifik tentang suatu kasus. Sementara induksi
melibatkan pengamatan kasus-kasus spesifik untuk menarik kesimpulan umum.
Dalam keperawatan, deduksi bisa digunakan untuk membuat diagnosis
berdasarkan gejala umum, sementara induksi membantu dalam mengembangkan
teori atau praktik perawatan berdasarkan pengalaman langsung dengan pasien.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam
keperawatan dengan terperinci dengan benar benar mempertimbngkan baik
5
buruknya dalam memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan
asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan.
. Penalaran Deduktif adalah penalaran yang berlangsung dari hal yang
umum (generalisasi) ke hal yang khusus. Sedangkan induksi merupakan cara
berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai
kasus yang bersifat individual.
B. DAFTAR PUSTAKA
https://bahan--ajar-esaunggul-ac-id.webpkgcache.com/doc/-/s/bahan-
ajar.esaunggul.ac.id/nsa101/wp-content/uploads/sites/1271/2019/12/12.-
Konsep-berfikir-kritis-induktif1.pptx
https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-karakteristik-dan-
indikator-berpikir-kritis.html
https://katadata.co.id/agung/berita/6389a9432f371/memahami-2-bentuk-
penalaran-induksi-dan-deduksi#google_vignette
http://repository.poltekeskupang.ac.id/2000/1/Materi%20Metodology
%20Keperawatan.pdf