PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran perawat adalah untuk membantu individu, sakit atau sehat. Dalam kinerja
aktivitas yang menunjang pada kesehatan dan pemulihannya, atau pada kematian yang
tenang (International Council Of Nurses, 1973). Definisi ini mencakup kompleksitas
dari keperawatan.etika diberi tanggung jawab untuk membantu individu dalam
mencapai kembali atau untuk meningkatkan kesehatannya perawat harus mampu untuk
berfikir secara kritis dalam upaya memecahkan masalah dan menemukan jalan keluar
yang terbaik untuk kebutuhan klien, Berpikir kritis adalah suatu proses yang menantang
seseorang individu untuk menginterpretasi dan mengavaluasi informasi untuk membuat
penilaian . Sepanjang waktu. Keahliian perawat berkembang sejalan dengan perawat
merawat banyak klie menguji dan memperbaiki pendekatan keperawatan. Belajar dari
kebersihan dan kegagalan. Dan selalu menerapkan pengetahuan baru sesuai kebutuhan
klien. Kemampuan untuk berpikir secara kritis menerapkan pengetahuan dan
pengalaman, pemecahan masalah, dan membuat keputusan adalah inti dari praktik
keperawatan.
Klien datang dengan berbagai variasi pengalaman, gejala, menyakit medis yang
perawatan kesehatan. Variabel yang sama dapat berubah untuk menimbulkan kerumitan
pada apa yang dilakukan oleh perawat. Pada adanya variasi tersebut, tangung jawab
perawat adalah membuat pengamatan yang relevan mengenai klien: menelaah ide-ide,
konklusi, asumsi dan prinsip; mengenali masalah kesehatan; dan mengembangkan
pendekatan terhadap perawatan menghilangkan atau mengurangi masalah klien. Dalam
setiap lingkup perawatan kesehatan perawat harus mampu menggunakan pengetahuan
dari keperawatan dan disiplin lain, berpikir secara cepat dan kreatif, mbuat keputusan
yang masuk akal untuk memastikan kesejahteraan klien, karena, seperti yang dituliskan
Reene Fox (1980). “Betapa pun biasa dan rutinnya, atau tampaknya tidak mengancam
dan tidak tragis, tidak ada tindakan atau interaksi keperawatan yang melibatkan pasien
bersifat sepele atau sangat biasa”.
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI BERPIKIR
Berpikir adalah aktivitas yang sifatnya mencari idea tau gagasan dengan
menggunakan berbagai ringkasan yang masuk akal. Dalam berpikir, orang
meletakkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang ada pada dirinya
sehingga mempunyai arti.
Tri rusmi dalam perilaku manusia (1996), mengatakan berpikir adalah suatu
proses esensi, presepsi, dan memori/ingatan, berpikir menggunakan lambang
(visual atau gambar), serta adanya suatu penarikan kesimpulan yang disertai proses
pemecahan masalah.
b. Pengertian Berpikir Menurut Beberapa Ahli
1. GORDON, 1995
Berpikir adalah menggunakan pikiran dan mencakup membuat pendapat
membuat keputusan, menarik kesimpulan, dan merefleksikan
2. CHAFFEE, 1994
Berfikir adalah suatu proses yang aktif dan terkoordinasi
3. KATAOKA-YAHIRO DAN SAYLOR, 1994
Ketika perawat mengarahkan berpikir kearah pemahaman dan
menemukan jalan keluar dari masalah kesehatan klien, prosesnya menjadi
bertujuan dan berorientasi pada tujuan. Dalam kaitannya dengan keperawatan,
berpikir kritis adalah reflektif, pemikiran yang masuk akal tentang masalah
keperawatan tanpa ada solusi dan difokuskan pada keputusan apa yang harus di
yakini dan dilakukan.
4. STRADER, 1992
Belajar untuk berpikir kreatif dan mendalam memampukan perawat
untuk merawat klien sebagai advokat mereka dan untuk menjadi lebih cerdik
dalam membuat pilihan tentang perawatan mereka. Berpikir secara kritis
menantang individu untuk menelaah asumsi tentang informasi terbaru dan untuk
menginterpreasikan serta mengevaluasi uraian dengan tujuan mencapai
simpulan suatu perspektif baru.
c. Teknik berpikir
Berpikir memiliki berbagai teknik, antara lain berpikir autistic, berpikir
realistic, berpikir kreatif, dan berpikir evaluative.
1. Berpikir autistic
2. Berpikir realistic
3. Berpikir kreatif
Kemampuan kognif
Otonom
Contoh: Tidak tergantung pada orang lain, tidak malas dan berani
mengambil keputusan.
4. Berpikir efaluatif
Dari definisi tersebut dikatakan bahwa untuk dapat menghasilkan suatu hasil
piker yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang
mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan “asal” berpikir yang tidak diketahui apa
yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam kehidupan sehari-hari
seseorang sering melakukan proses berpikir yang terjadi secara “otomatis” (mis., dalam
menjawab pertanyaan “Nama kamu siapa?”). banyak pula situasi yang memaksa
seseoranguntuk melakukan kegiatan berpikir yang memang “direncanakan” ditinjau dari
sudut “apa” (what), “bagaimana” (how), dan “mengapa” (why). Hal ini dilakukan jika
berhadapan dengan situasi (masalah) yang sulit atau baru.
Isi atau kualitas dari kegiatan berpikir harus mengandung unsur-unsur seperti
dibawah ini:
5. Strader 1992
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
R. Siti M,. Santun. S & Ns. Mia F. E. 2008. Buku Ajar Berpikir Kritis Dalam
Proses Keperawatan. Jakarta: EGC