Disusun oleh :
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
C. Manfaat
3) Bagi Mahasiswa
a. Bisa memahami konsep berfikir krtis.
b. Lebih mengetahui keterampilan dan pengetahuan untuk
menganalisis informasi yang belum di ketahui.
c. Bisa memahami model berfikir kritis dalam keperawatan.
d. Bisa memahami tingkat berfikir kritis dalam keperawatan.
BAB II
Konsep Teori
A. Definisi
2. Habits (kebiasaan)
Kebiasaan adalah pendekatan berfikir yang sering kali diulang
sehingga menjadi sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara
– cara yang dapat diterima dalam melakukan segala hal, yang
berhasil, menghemat waktu, atau diperlukan. Tindakan kebiasaan
sebenarnya bukan dilakukan tanpa berfikir: hanya saja, proses
berfikir telah begitu mendarah daging sehingga tampaknya, atau
sebenarnya mungkin, dilakukan dibawah sadar. Kebiasaan
memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa harus
memikirkan sebuah metode baru setiap kali ia akan bertindak.
Kadang kala kebiasaan dapat ditelusuri kembali asal pemikirannya
dengan mudah. Misalnya RJP, jika dipraktikkan berung kali, dapat
menjadi sifat alami. Namun, sebagian besar perawat dapat
mengingat pengalaman pertama mereka ketika melakukan proses
RJP dan menjelaskan bagaimana hal tersebut menjadi kebiasaan
sejalan dengan waktu.
3. Inquairy (penyelidikan)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan
mempertanyakan isu yang mungkin segera tampak dengan jelas
penyelidikan juga merupakan jenis berfikir yang sangat penting
untuk mencapacai kesimpulan. Kesimpulan dapat dicapai tanpa
menggunakan penyelidikan, tetapi kesimpulan menjadi lebih baik
jika menggunakan penyelidikan.
Pembahasan Kasus
Pertanyaan Pemicu
1. Apa yang sedamg terjadi pada kasus tersebut?
2. Apa yang harus dilakukan oleh perawat pada kasus tersebut?
3. Proses penyelesaian seperti apa yang harus dilalui?
4. Apa saja tahapan yang dilakukan untuk membuat keputusan pada kasus
tersebut?
5. Apakah kasus tersebut membutuhkan clinical judgement, clinical
reasoning, dan clinical decision making?
Pembahasan Contoh Kasus Berpikir Kritis
1. Apakah perawat A harus memberikan obat penurun panas untuk menolong
pasien B atau menunggu dokter datang untuk pemberian obat.
2. Perawat harus melakukan tindakan dasar atau melakukan pertolongan
pertama pada pasien agar kondisi pasien tidak menjadi lebih parah. Jika
tidak segera ditolong bisa menyebabkan kondisi yang lebih parah dan bisa
berakibat fatal. Kemudian setelah itu perawat sesegera mungkin
menghubungi dokter agar mendapatkan perintah untuk melakukan proses
penanganan pasien selanjutnya.
3. Pertolongan dasar seperti pemeriksaan fisik dan TTV pasien (suhu,
tekanan darah, pernapasan, dan denyut nadi), pasien dianjurkan banyak
minum air, memberikan kompres hangat, memantau status hidrasi pasien,
harus dilakukan oleh perawat jika menghadapi pasien dengan kasus
hipertermi dan segera menghubungi dokter jika dokter tidak berada
ditempat.
4. Pendefinisian masalah & kriteria:
a. Hipertemi adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
peningkatan suhu tubuh diatas 37,8 derajat celcius peroral atau
38,8 derajat celcius perrektal karena factor eksternal. (Carpenito,
1995).
b. Pengembangan solusi yang mungkin:
Pada pasien yang menderita hipertermi, sebaiknya perawat
melakukan tindakan pertolongan dasar yaitu, pemeriksaan fisik dan
TTV pasien (suhu, tekanan darah, pernapasan, dan denyut nadi),
pasien dianjurkan banyak minum air, memberikan kompres hangat,
memantau status hidrasi pasien, dan setelah melakukan
pertolongan dasar kepada pasien perawat segera menghubungi
dokter.
c. Evaluasi solusi yang mungkin:
1) Melakukan pertolongan dasar tanpa menghubungi dokter
Positif :
a) Kondisi pasien akan lebih cepat membaik dan
hipertermi yang diderita pasien tidak akan mnejadi
lebih parah.
b) Tidak akan membahayakan jiwa pasien
Negatif :
a) Pasien tidak tertangani dengan sempurna karena
penanganan yang dilakukan masih sangat dasar
(setengah-setengah).
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran