Disusun Oleh :
Ansori
Hasanah
Nur Fadalia
Vivin Nurmauliana
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Persetujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Model Berfikir Kritis Dalam Keperawatan
2.3 Sikap Berfikir Kritis dalam Keperawatan
2.4 Tingkat Berfikir Kritis Dalam Keperawatan
2.5 Penerapan Dalam Praktik Klinik
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
HALAMAN PERSETUJUAN
MAKALAH
KONSEP BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Mengetahui,
Dosen Mata Ajar
KATA PENGANTAR
masih jauh dari sempurna. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, kami
sebagai penyusun makalah ini mohon maaf jika ada kesalahan.
BAB 1
PENDAHULUAN
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan serta
menjelaskan bagaimana penerapan dalam praktek klinik (memberikan
2.
3.
4.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
a. Terciptanya maha siswa yang paham tentang konsep berfikir kritis
b. Terciptanya landasan teori konsep berfikir kritis
1.4.2
1.4.3
Bagi Mahasiswa
a. Bisa memahami konsep berfikir krtis.
b. Lebih mengetahui keterampilan dan pengetahuan untuk menganalisis
informasi yang belum di ketahui.
c. Bisa memahami model berfikir kritis dalam keperawatan.
d. Bisa memahami tingkat berfikir kritis dalam keperawatan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi
informasi.Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan,pengamalan,akal
sehat,atau
komunikasi.Dalam
keperawatan,berpikir
kritis
adalah
suatu
keperawatan
adalah
suatu
komponen
penting
dalam
kritis
merupakan
pengujian
rasional
terhadap
ide,pengaruh,asumsi,prinsip,argument,kesimpulan,isu,pernyataan,keyakinan,dan
aktivitas (Bandman dan Bandman,1988 dalam Deswani, 2011).
keterampilan
standar,mencari
pengetahuan
untuk
menganalisis,menerapkan
informasi,menggunakan
alasan
rasional,memprediksi,dan
b. Habits (kebiasaan)
Kebiasaan adalah pendekatan berfikir yang sering kali diulang sehingga
menjadi sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara cara yang dapat
diterima dalam melakukan segala hal, yang berhasil, menghemat waktu,
atau diperlukan. Tindakan kebiasaan sebenarnya bukan dilakukan tanpa
berfikir: hanya saja, proses berfikir telah begitu mendarah daging sehingga
tampaknya, atau sebenarnya mungkin, dilakukan dibawah sadar.
Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa
harus memikirkan sebuah metode baru setiap kali ia akan bertindak.
Kadang kala kebiasaan dapat ditelusuri kembali asal pemikirannya dengan
mudah. Misalnya RJP, jika dipraktikkan berung kali, dapat menjadi sifat
c.
Inquairy (penyelidikan)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan
mempertanyakan isu yang mungkin segera tampak dengan jelas
penyelidikan juga merupakan jenis berfikir yang sangat penting untuk
mencapacai kesimpulan. Kesimpulan dapat dicapai tanpa menggunakan
penyelidikan, tetapi kesimpulan menjadi lebih baik jika menggunakan
penyelidikan.
e.
2.3
Sikap Berfikir Kritis dalam Keperawatan
2.3.1 Tanggung Gugat
Ketika individu mendekati suatu situasi yang membutuhkan berfikir
kritis,adalah tugas individu tersebut untuk mudah menjawab apapun
keputusan yang dibuatnya.Sebagai perawat profesional,perawat harus
membuat keputusan dalam berespons terhadap hak, kebutuhan, dan minat
klien. Perawat harus menerima tanggung gugat untuk apapun penilaian
yang dibuatnya atas nama klien.
2.3.2
Berfikir Mandiri
Untuk berfikir mandiri, seseorang menantang cara tradisional dalam
berfikir, dan mencari rasional serta jawaban logis untuk masalah yang ada.
2.3.3
Mengambil Risiko
Kerendahan Hati
Pemikir kritis menerima bahwa mereka tidak mengetahui dan mencoba
untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat
keputusan yang tepat. Keselamatan dan kesejahteraan klien mungkin
berisiko jika perawat tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk
mengatasi masalah praktik.
2.3.5
Integritas
Pemikir kritis mempertanyakan dan menguji pengetahuan dan keyakinan
pribadinya seteliti mereka menguji pengetahuan dan keyakinan orang lain.
2.3.6
Ketekunan
Pemikir kritis terus bertekat untuk menemukan solusi yang efektif untuk
masalah perawatan klien. Perawat belajar sebanyak mungkin mengenai
masalah, mencoba berbagai pendekatan untuk perawatan, dan terus
mencari sumber tambahan sebagai pendekatan yang tepat digunakan.
2.3.7
Kreativitas
Kreativitas mencakup berfikir orginal. Hal ini berarti menemukan solusi
diluar apa yang dilakukan secara tradisional. Sering kali klien menghadapi
masalah yang membutuhkan pendekatan unik.
alternatif
yang
diidentifikasikan
pada
tingkat
berpikir
masuk akal dari fakta fakta tersebut (Bandman dan bandman,1995). Metode
ini adalah pendekatan yang memungkinkan untuk identikasi dan resolusi dari
masalah. Proses keperawatan mencangkup pertimbangan ilmiah (Tabel 6-2).
Perawat membuat kesimpulan tentang makna dari respon klien terhadap
masalah kesehatan atau menyemaratkan status fungsi kesehatan klien.
Proses keperawatan hanya satu variasi dari pertimbangan ilmiah yang
memungkinkan perawat mengatur, membuat system, dan membuat konsep
praktik keperawatan (Bandman dan bandman,1995).
Proses keperawatan
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis mencakup berpikir diluar solusi tunggal untuk masalah dan
difokuskan pada memutuskan alternatif apa yang terbaik.Berpikir kritis
didasarkan pada pengetahuan,pengalaman,kompetensi berpikir kritis,sikap ,dan
standar.Proses keperawatan merupakan kompetensi berpikir kritis yang memandu
perawat untuk membuat penilaian tentang perawatan klien.Tujuan dari proses
keperawatan
adalah
mengidentifikasi
kebutuhan
perawatan
kesehatan
3.2 Saran
Perlu di bahas lebih lanjut mengenai konsep berfikir kritis agar tercipta
perawat yang lebih paham dan bisa menjunjung tinggi kode etik perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009. Proses keperawatan dan berfikir kritis. Salemba Medika:
Jakarta.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta.
K.Scheffer.
M.Gaie
Rubenfeld.2007.Berpikir
Kritis
dalam
Keperawatan.EGC:Jakarta.