Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP BERFIKIR KRITIS DALAM


KEPERAWATAN

Disusun Oleh :
Ansori
Hasanah
Nur Fadalia
Vivin Nurmauliana

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
PAJARAKAN - PROBOLINGGO
2014 - 2015

DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Persetujuan
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
Manfaat

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Model Berfikir Kritis Dalam Keperawatan
2.3 Sikap Berfikir Kritis dalam Keperawatan
2.4 Tingkat Berfikir Kritis Dalam Keperawatan
2.5 Penerapan Dalam Praktik Klinik

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN PERSETUJUAN
MAKALAH
KONSEP BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar


Ilmu Dasar Keperawatan I (IKD I)

Mengetahui,
Dosen Mata Ajar

Titik Suhartini, S.Kep.Ns., M.Kep

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah


SWT.Atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini, dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah
limpahkan kepada bapak proklamator sedunia, pejuang tangguh yang tak gentar
menghadapi segala rintangan demi umat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW
Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kewajiban
kami sebagai mahasiswa/mahasiswi diSTIKES HAFSHAWATY ZAINUL
HASAN GENGGGONG maka kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan
judul KONSEP BERFIKIR KRITIS KEPERAWATAN dan dengan selesianya
penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. KH.MOH.HASAN MUTAWAKKIL ALALLAH,S.M.M
Sebagai pengasuh pondok pesanter Zainul Hasan Genggong
2. Ns.IIN ISNAWATI,S.Kep,M.Kes
Sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
3. Ns.ACHMAD KHUSYAIRI,S.Kep,M.Kes
Sebagai ketua prodi S1 keperawatan
4. TITIK SUHARTINI,S.Kep.Ns.,M.Kep
Sebagai dosen mata ajar ilmu keperawatan dasar 1
5. SANTI DAMAYANTI,A.Md
Sebagai ketua perpustakaan STIKES Hafshawaty Zainul Hasan
Genggong
6. TEMAN-TEMAN KELOMPOK PENYUSUN MAKALAH
Tiada harapan sedikitpun dari kami kecuali makalah ini bisa bermanfaat,
memberikan sumbangan positif kepada segenap pembaca, dan menambah
pengetahuan dan wawasan tentang Konsep Berfikir Kritis dalam Keperawatan.
Sejalan dengan itu semua, maka dengan segala kemampuan yang kami
miliki, kami usahakan berbagai cara dalam menyusun makalah ini agar mudah
dipahami dan diterima oleh mahasiswa keperawatan. Kami menyadari makalah ini

masih jauh dari sempurna. Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, kami
sebagai penyusun makalah ini mohon maaf jika ada kesalahan.

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berpikir bukan merupakan sebuah proses statis; berpikir dapat
berubah setiap hari atau setiap jam.karena berpikir sangat dinamis(berubah
secara konstan) dan karena semua tindakan keperawatan memerlukan
pemikiran,maka penting untuk memahami brpikir secara umum.Penting juga
untuk memahami gaya dan pola unik seseorang serta mengidentifikasi tentang
apa yang membantu seseorang untuk dapat berpikir dengan lebih baik.
Setiap pilihan memerlukan model berpikir yang berbeda dan
mungkin bergantung pada kebiasaan masa lalu atau situasi belajar di lihat
sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan.Dan kemungkinan besar
memutuskan untuk melakukan suatu hal baru atau berbeda,seperti membaca
sembari mengayuh sepeda statis dan mendengarkan music.Semua tindakan
yang dilakukan memerlukan pemikiran,tetapi tidak semua pemikiran sama.
Mengeksplorasi pemikirn seseorang mungkin bukan merupakan
bagian pembelajaran yang diharapkan dalam keperawatan suatu profesi yang
sering kali dihubungkan dengan banyak melakukan sesuatu.Namun,semua hal
yang dilakukan perawat memerlukan pemikiran tingkat tinggi; tidak ada
tindakan yang dilakukan tanpa berpikir kritis.Fokus berpikir kritis
memberikan penekanan yang tepat pada proses keperawatan dan memungkin
kan penggunaan keterampilan intelektual,interpersonal,dan teknik agar
berhasil dalam keperawatan.
Berpikir kritis dalam keperawatan memberikan awal yang baik
bagi perawat yang harus belajar bagaimana bertindak dan bagaimana
berpikirdalam dunia pelayanan kesehatan yang kompleks saat ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya adalah
Apakah yang dimaksud dengan konsep, sikap, model, dan tingkat berfikir
kritis dalam keperawatan serta bagaimana penerapan dalam praktek kilinik ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui tentang konsep, sikap, model, dan tingkat berfikir


kritis dalam keperawatan
1.3.2

Tujuan Khusus
1. Menjelaskan tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan serta
menjelaskan bagaimana penerapan dalam praktek klinik (memberikan
2.

contoh kasus dan pembahasannya).


Menjelaskan tentang sikap berfikir kritis dalam keperawatan serta
menjelaskan bagaimana penerapan dalam praktek klinik (memberikan

3.

contoh kasus dan pembahasannya).


Menjelaskan tentang model berfikir kritis dalam keperawatan serta
menjelaskan bagaimana penerapan dalam praktek klinik (memberikan

4.

contoh kasus dan pembahasannya).


Menjelaskan tentang tingkat berfikir kritis dalam keperawatan serta
menjelaskan bagaimana penerapan dalam praktek klinik (memberikan
contoh kasus dan pembahasannya).

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan
a. Terciptanya maha siswa yang paham tentang konsep berfikir kritis
b. Terciptanya landasan teori konsep berfikir kritis
1.4.2

Bagi Profesi Keperawatan


a. Terciptanya tenaga kesehatan yang professional
b. Terciptanya rasa nyaman pada setiap pasien yang di rawat
c. Terciptanya SDM yang berintelektual tinggi

1.4.3

Bagi Mahasiswa
a. Bisa memahami konsep berfikir krtis.
b. Lebih mengetahui keterampilan dan pengetahuan untuk menganalisis
informasi yang belum di ketahui.
c. Bisa memahami model berfikir kritis dalam keperawatan.
d. Bisa memahami tingkat berfikir kritis dalam keperawatan.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi
informasi.Informasi tersebut didapatkan dari hasil pengamatan,pengamalan,akal
sehat,atau

komunikasi.Dalam

keperawatan,berpikir

kritis

adalah

suatu

kemampuan bagaimana perawat mampu berpikir dengan sistematis dan


menerapkan standar intelektual untuk menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis
dalam

keperawatan

adalah

suatu

komponen

penting

dalam

mempertanggungjawabkan profesionalisme dan kualitas pelayanan asuhan


keperawatan.Berpikir

kritis

merupakan

pengujian

rasional

terhadap

ide,pengaruh,asumsi,prinsip,argument,kesimpulan,isu,pernyataan,keyakinan,dan
aktivitas (Bandman dan Bandman,1988 dalam Deswani, 2011).

Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang


mempunyai

keterampilan

standar,mencari

pengetahuan

untuk

menganalisis,menerapkan

informasi,menggunakan

alasan

rasional,memprediksi,dan

melakukan transformasi pengetahuan.


Para pemikir kritis dalam keperawatan melatih keterampilan kognitif
dalam menganalisis, menerapkan standar, membedakan, mencari informasi,
memberi alasan logis, memperkirakan, mengubah pengetahuan. Menurut Tapen
(1989) dalam Sumijatun (2009), berfikir kritis adalah keterampilan dalam
mengembangkan atau mencari alternatif untuk pemecahan masalah dan
mengadopsinya sebagai pendekatan dalam pertanyaan pertanyaan yang harus
dijawab.

2.2 Model Berfikir Kritis dalam Keperawatan


Model Berfikir Kritis dalam Keperawatan ada lima yaitu:

a. Total Recall (ingatan total)


Ingatan total berarti mengingat beberapa fakta atau mengingat tempat dan
bagaimana cara untuk menemukannya ketika dibutuhkan. Ingatan total
juga merupakan kemampuan untuk mengakses pengetahuan, yang
dipelajari dan disimpan dalam pikiran.

b. Habits (kebiasaan)
Kebiasaan adalah pendekatan berfikir yang sering kali diulang sehingga
menjadi sifat alami kedua. Kebiasaan menghasilkan cara cara yang dapat
diterima dalam melakukan segala hal, yang berhasil, menghemat waktu,
atau diperlukan. Tindakan kebiasaan sebenarnya bukan dilakukan tanpa
berfikir: hanya saja, proses berfikir telah begitu mendarah daging sehingga
tampaknya, atau sebenarnya mungkin, dilakukan dibawah sadar.
Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa
harus memikirkan sebuah metode baru setiap kali ia akan bertindak.
Kadang kala kebiasaan dapat ditelusuri kembali asal pemikirannya dengan
mudah. Misalnya RJP, jika dipraktikkan berung kali, dapat menjadi sifat

alami. Namun, sebagian besar perawat dapat mengingat pengalaman


pertama mereka ketika melakukan proses RJP dan menjelaskan bagaimana
hal tersebut menjadi kebiasaan sejalan dengan waktu.

c.

Inquairy (penyelidikan)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat mendetail dan
mempertanyakan isu yang mungkin segera tampak dengan jelas
penyelidikan juga merupakan jenis berfikir yang sangat penting untuk
mencapacai kesimpulan. Kesimpulan dapat dicapai tanpa menggunakan
penyelidikan, tetapi kesimpulan menjadi lebih baik jika menggunakan
penyelidikan.

d. New Ideas and Creativity (ide baru dan kreativitas)


Ide baru dan kreativitas merupakan model berfikir yang sangat khusus
karena merupakan akar dari asuhan yang diindividualisasi atau asuhan
yang sesuai dengan spesifikasi klien.

e.

Knowing How You Think (mengetahui bagaimana anda berfikir)


Mengetahui bagaimana anda berfikir adalah model terakhir tetapi bukan
tidak penting, berarti berfikir tentang pemikiran seseorang. Mengetahui
bagaimana anda Namun, keperawatan mengharuskan menjadi pemikir
kritis. Bagian dari berpikir kritis adalah terus menerus berusaha membuat
seseorang berfikir dengan lebih baik atu untuk mengetahui bagaimana
anda berfikir.

2.3
Sikap Berfikir Kritis dalam Keperawatan
2.3.1 Tanggung Gugat
Ketika individu mendekati suatu situasi yang membutuhkan berfikir
kritis,adalah tugas individu tersebut untuk mudah menjawab apapun
keputusan yang dibuatnya.Sebagai perawat profesional,perawat harus
membuat keputusan dalam berespons terhadap hak, kebutuhan, dan minat
klien. Perawat harus menerima tanggung gugat untuk apapun penilaian
yang dibuatnya atas nama klien.
2.3.2

Berfikir Mandiri
Untuk berfikir mandiri, seseorang menantang cara tradisional dalam
berfikir, dan mencari rasional serta jawaban logis untuk masalah yang ada.

2.3.3

Mengambil Risiko

Kemauan dan niat mengambil risiko dibutuhkan untuk mengenali


keyakinan apa yang salah dan untuk kemudian melakukan tindakan
didasarkan keyakinan yang didukung oleh fakta yang kuat. Kecuali
seseorang mampu mengambil risiko, maka orang tersebut mengalami
kesulitan untuk menerima perubahan.
2.3.4

Kerendahan Hati
Pemikir kritis menerima bahwa mereka tidak mengetahui dan mencoba
untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat
keputusan yang tepat. Keselamatan dan kesejahteraan klien mungkin
berisiko jika perawat tidak mampu mengenali ketidakmampuannya untuk
mengatasi masalah praktik.

2.3.5

Integritas
Pemikir kritis mempertanyakan dan menguji pengetahuan dan keyakinan
pribadinya seteliti mereka menguji pengetahuan dan keyakinan orang lain.

2.3.6

Ketekunan
Pemikir kritis terus bertekat untuk menemukan solusi yang efektif untuk
masalah perawatan klien. Perawat belajar sebanyak mungkin mengenai
masalah, mencoba berbagai pendekatan untuk perawatan, dan terus
mencari sumber tambahan sebagai pendekatan yang tepat digunakan.

2.3.7

Kreativitas
Kreativitas mencakup berfikir orginal. Hal ini berarti menemukan solusi
diluar apa yang dilakukan secara tradisional. Sering kali klien menghadapi
masalah yang membutuhkan pendekatan unik.

2.4 Tingkat Berfikir Kritis dalam Keperawatan


Model berfikir kritis membantu memperlihatkan kompleksitas dari proses
pembuatan keputusan dalam keperawatan. Sejalan dengan perawat mendapat
pengetahuan baru tentang professional kompeten, maka kemampuannya untuk
berfikir secara kritis juga berkembang. (Model Kataoka-Yiro dan Saylor 1994,
dalam Potter dan Perry 2005) mengidentifikasi tiga tingkat berfikir kritis
dalam keperawatan: tingkat dasar, kompleks, dan komitmen.Pada tingkat
dasar pembelajar menganggap bahwa yang berwenang yang benar untuk
setiap masalah. Berfikir cenderung untuk menjadi konkret dan di dasarkan

pada mempunyai jawaban serangkaian peraturan atau prinsip. Individu


mempunyai keterbatasan pengalaman dalam berfikir kritis. Dalam kasus
perawat baru, berfikir kritis sambil melakukan prosedur keperawatan masih
terbatas .
Pada tingkat berfikir kritis yang kompleks seseorang secara kontinu
mengenali dalam keragaman dari pandangan dan persepsi individu.
Pengalaman membantu individu mencapai kemampuan untuk terlepas dari
kewenangan dan menganalisis serta meneliti alternatif secara lebih mandiri
dan sistematis. Dan pada tingkat ketiga dari berpikir kritis adalah
komitmen.Pada teingkat ini perawat memilih tindakan atau keyakinan
berdasarkan

alternatif

yang

diidentifikasikan

pada

tingkat

berpikir

kompleks.Perawat mampu untuk mengantisipasi kebutuhan untuk membuat


pilihan yang kritis setelah manganalis keuntungan dari alternatif lainnya.
2.5 Penerapan dalam Praktik Klinik
Pertimbangan adalah salah satu cara orang berpiki. Seseorang
mencerminkan dan sampai pada suatu keputusan serta memecahkan masalah
(Bandman dan bandman,1995). Sebagai contoh, ketika perawat,Nn. Sims,
mengamati Tn. Sierra sedang duduk di ruang pemeriksaan Klinik, berbagai
pikiran mulai melintas dalam dalam benaknya ,perilaku klien apa yang
dikenali?apa makna dari pelaku tersbut?apakah ada perawat yang telah
mengenali perilaku ini sebelumnya?bagaimana perawat bereaksi terhadap
klien?apakah ada factor tertentu di klinik yang mempengaruhi klien?perawat
mulai menggunakan pertimbangan untuk berhasil dalam menentukan minat
dan kebutuhan perawatan kesehatan klien.Sebagai contoh,pertimbangan
tersebut mebantu perawat memutuskan apa yang harus dikatakan pada
Tn.sierra setelah klien bertanya,apakah saya harus dirawat di rumah
sakit?respons seseorang mungkin ,hanyadokter anda yang tahu.dan
respons lainnya mungkin,ceritakan pada saya apa yang membuat anda
berfikir bahwa anda harus dirawat di rumah sakit.
Metode ilmiah adalah salah satu pendekatan terhadap pertimbangan yang
beralih dalam fakta fakta pengalaman yang dapat diamati hingga penjelasan

masuk akal dari fakta fakta tersebut (Bandman dan bandman,1995). Metode
ini adalah pendekatan yang memungkinkan untuk identikasi dan resolusi dari
masalah. Proses keperawatan mencangkup pertimbangan ilmiah (Tabel 6-2).
Perawat membuat kesimpulan tentang makna dari respon klien terhadap
masalah kesehatan atau menyemaratkan status fungsi kesehatan klien.
Proses keperawatan hanya satu variasi dari pertimbangan ilmiah yang
memungkinkan perawat mengatur, membuat system, dan membuat konsep
praktik keperawatan (Bandman dan bandman,1995).

Proses keperawatan

merupakan pendekatan umum terhadap system dan individual, keluarga,


kelompok, atau komunitas klien.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berpikir kritis mencakup berpikir diluar solusi tunggal untuk masalah dan
difokuskan pada memutuskan alternatif apa yang terbaik.Berpikir kritis
didasarkan pada pengetahuan,pengalaman,kompetensi berpikir kritis,sikap ,dan
standar.Proses keperawatan merupakan kompetensi berpikir kritis yang memandu
perawat untuk membuat penilaian tentang perawatan klien.Tujuan dari proses
keperawatan

adalah

mengidentifikasi

kebutuhan

perawatan

kesehatan

klien,menetapkan rencana asuhan kepewaratan,dan menyelesaikan intervensi


keperawatan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan.Dengan mempunyai
sikap yang sesuai selamaterlibat dalam berpikir kritis memastikan pendekatan
yang adil,beralasan,dan inovatif terhadap penimbangan.Model berpikir kritis
mencakup lima hal pokok yaitu: ingatan total,kebiasaan,penyelidikan,ide baru dan
kreatifitas,mengetahui bagaimana anda berpikir.

3.2 Saran
Perlu di bahas lebih lanjut mengenai konsep berfikir kritis agar tercipta
perawat yang lebih paham dan bisa menjunjung tinggi kode etik perawatan

DAFTAR PUSTAKA
Deswani. 2009. Proses keperawatan dan berfikir kritis. Salemba Medika:
Jakarta.
Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC: Jakarta.
K.Scheffer.
M.Gaie
Rubenfeld.2007.Berpikir
Kritis
dalam
Keperawatan.EGC:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai