1. Berfikir adalah aktivitas yang sifatnya mencari ide atau gagasan dengan menggunakan
berbagai ringkasan yang masuk akal. Dalam berfikir orang meletakkan hubungan antara
bagian-bagian informasi yang ada pada dirinya sehingga mempunyai arti.
2. TEKNIK BERFIKIR
A. Berpikir Autistik Pada saat melamun seseorang mengkhayal dan sering berfantasi
memikirkan sesuatu yang terkadang tidak sesuai dengan keadaan. Oleh karena itu berpikir
autistik sering diidentikkan dengan melamun, misalnya seseorang berkhayal ingin menjadi
orang kaya dalam waktu singkat.
B. Berpikir Realistik dilakukan seseorang pada saat menyesuaikan diri dengan situasi yang
nyata. a)Berpikir realistik induksi adalah seseorang melihat situasi nyata yang ada,
kemudian langsung menarik suatu kesimpulan, selanjutnya direalisasikan pada pengelaman
nyata, misalnya pada kondisi sehari-hari saat sering terjadi kemacetan terutama pada hari
kerja seseorang akan memikirkan alternatif untuk tidak terlambat masuk kerja
b)Berpikir realistik deduktif adalah seseorang berpikir dengan melihat pengalaman sehari-
hari, kemudian menarik suatu kesimpulan dari situasi yang ada, misalnya seorang anak yang
sudah belajar matematika tetapi nilai kurang baik, akan
C. Berpikir Kreatif dilakukan untuk untuk menemukan sesuatu yang baru. Seseorang
dikatakan berpikir kreatif jika ada perubahan atau menciptakan sesuatu yang baru dan
dilakukan berdasarkan manfaat atau tujuan yang pasti, menyelesaikan dengan baik suatu
masalah, dan menghasilkan ide yang baru atau menata kembali ide lama dalam bentuk baru.
D. Berpikir Evaluatif Pada saat seseorang berpikir evaluatif, berarti ia mempelajari dan
menilai baik buruknya suatu keadaan, tepat tidaknya suatu gagasan, serta perlu tidaknya
perubahan suatu gagasan, misalnya seseorang merencanakan untuk bepergian jauh, ia akan
menilai perlu tidaknya pergi, keuntungan dan kerugiannya, serta apakah tepat jika pergi saat
kondisi tidak memungkinkan.
2. Sikap yang terbuka. Contoh: menerima berbagai pendapat dan mengakui kelemahan.
3. Otonom. Contoh: tidak tergantung pada orang lain, tidak malas dan berani mengambil
keputusan.
4. Percaya pada diri sendiri. Contoh: mempunyai keyakinan untuk bisa dan berguna serta
selalu optimis.
3. Novelty, kebaruan dari isi pikiran, baik dalam mebawa ide-ide atau informasi baru maupun
dalam sikap menerima adanya ide-ide baru dari orang lain.
5. Ambiguity clarified, mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut, jika dirasa ada
ketidakjelasan.
7. Ide, atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
8. Justification, member bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau
kesimpulan yang diambilnya, termauk penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan
kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.
9. Critical assessment, melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi/ masukkan yang datang
dari dalam dirinya maupun dari orang lain.
10. Practical utility, ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut
kepraktisan/kegunaannya dalam penerapan.
11. Width of understanding, diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau
materi diskusi.
5. SECARA GARIS BESAR, PERILAKU BERPIKIR KRITIS DI ATAS DAPAT
DIBEDAKAN DALAM BEBERAPA KEGIATAN:
c. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer question of
clarification and/or challenge).
b. Tingkat Kompleks. Pada tingkat ini seseorang akan lebih mengakui banyaknya perbadaan
pandangan dan persepsi. Pengalaman dapat membantu seseorang menambah kemampuannya
untuk melepaskan ego/ kekuasaannya untuk menerima pendapat orang lain,
c. Tingkat Komitmen. Perawat sudah memilih tindakan apa yang akan dilakukan berdasarkan
hasil identifikasi dari berbagai alternatif pada tingkat kompleks. Perawat dapat mengatisipasi
kebutuhan klien untuk membuat pilihan pilihan kritis sesudah analisis berbagai manfaat dari
alternatif yang ada
1. Berpikir kritis umum, meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah,
dan pembuatan keputusan.
2. Berpikir kritis secara spesifik dalam praktek klinik meliputi alasan mengangkat diagnosis
dan membuat keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.
3. Berpikir kritis yang spesifik dalam keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan,
yaitu pendekatan yang menyeluruh dan sistematis dalam member asuhan keperawatan yang
digunakan untuk pengkajian data klien secara cepat, mengidentifikasi masalah kesehatan
klien, merencanakan tindakan yang sesuai dan kemudian mengevaluasi apakan tindakan
tersebut efektif.
Proses keperawatan adalah sarana atau alat yang digunakan oleh seorang perawat dalam
bekerja dan tata cara pelaksanaannya tidak boleh dipisah-pisah antara tahap pertama, kedua,
ketiga dan seterusnya.
1. PENGKAJIAN
2. PERENCANAAN
3. IMPLEMENTASI
4. EVALUASI
1. PENGKAJIAN
- Mengumpulkan Data
- Validasi data
- Mendokumentasikan Data
2. DIAGNOSIS
- Menganalisa data
- Pengidentifikasian Masalah
- Merumuskan pernyataan
- Diagnosa Keperawatan
3. PERENCANAAN
- Memperioritaskan masalah
- Merumuskan tujuan
- Memilih Intervensi
- Menuliskan Intervensi
4. IMPLEMENTASI
- Menentukan Bantuan
- Mengimplementasikan Rencana
- Tindakan Keperawatan
5. EVALUASI
1. BAGI PERAWAT
4. Proses keperawatan yang terdokumentasi dengan baik, akan memudahkan bagi staf Anda
dalam melaksanakan asuhan keperawatan
2. BAGI PASIEN
1. Klien akan ikut berpartisipasi dalam menentukan perencanaan keperawatan, dan akan
meningkatkan kerjasama klien dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.
3. BAGI INSTITUSI
1. Membuat klien menjadi pelanggan tetap rumah sakit atau puskesmas dimana Anda bekerja
Kepuasan klien
Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk
menentukan status kesehatan dan fungsional pasien pada saat ini dan waktu sebelumnya,
serta untuk menentukan pola respon pasien saat ini dan waktu sebelumnya
(Potter,Perry,2009:838 )
• Modalitas dalam pengkajian secara umum terdiri dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Data yang perlu dianamnesa oleh perawat melalui wawancara meliputi keluhan utama,
riwayat kesehatan masa lalu dan saat ini, riwayat penyakit keluarga, riwayat obat-obatan,
riwayat psikososial, gaya hidup, penyimpangan dari normal
a) Sumber Data Primer : Klien adalah sebagai sumber utama data (primer)
b) Sumber Data Sekunder : Data yang diperoleh selain dari klien yaitu orang terdekat, orang
tua, suami atau istri, anak, teman klien.
2) Riwayat penyakit
3) Konsultasi
5) Perawatlain
6) Kepustakaan
b. pemeriksaan fisik;
c. pengkajian diagnostik;
2. Membantu menegakkan diagnosa sementara. Ada beberapa penyakit yang sudah dapat
ditegaskan dengan anamnese saja
2. Keluhan utama: Pengkajian anamnesis keluhan utama didapat dengan menanyakan tentang
gangguan terpenting yang dirasakan klien sampai perlu pertolongan, dan menyebabkan
penderita datang berobat kemudian ditanya keluhan tambahan.
2.Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup secara tepat, mulailah dengan pertanyaan terbuka
lalu diikuti dengan pertanyaan tertutup
3.Dengar penuh perhatian, beri kesempatan pada klien menyelesaikan ceritranya dan jangan
menginterupsi.
4. Berilah kesempatan kepada klien untuk memberikan respon baik secara verbal maupun
nonverbal.
6. Mengklarifikasi pernyataan klien yang kurang jelas, atau yang membutuhkan suatu
keterangan tambahan
7. Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan yang dibuat klien untuk memverifikasi
pengertian perawat.
8. Gunakan pertanyaan yang ringkas dan mudah dipahami. Hindari menggunakan istilah
istilah medis yang tidak dipahami oleh klien.
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu peoses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien
a) Data dasar : seluruh informasi tentang status kesehatan klien, data dasar meliputi ; data
umum, data demografi, riwayat keperawatan, pola fungsi kesehatan dan pemeriksaan
b) Data Fokus : informasi tentang status kesehatan klien yang menyimpang dari keadan
normal
c) Data Subyektif : ungkapan keluhan klien secara langsung dari klien maupun tidak
langsung melalui orang lain yang mengetahui keadaan klien secara langsung dan
menyampiakan masalah yang terjadi.
d) Data Obyektif : Data yang diperoleh secara langsung oleh perawat melalui observasi dan
pemeriksaan pada pasien. Co/ hasil px TTV, px fisik
a) Anamnesis.
b) Observasi
c) Pemeriksaan Fisik : metode pemeriksaan fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi & Auskultasi)
1) Inspeksi : tekhnik yang dilakukan dengan proses obervasi yang dilaksanakan secara
sistematis
Diagnosa keperawatan adalah : Penilaian klinik (Clinical Judgment) tentang respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan (proses hidup) aktual atau potensial
NANDA :
- Aktual 124
- Resiko 107
- Promkes 25
- Domain
- Klas
ICNP :
- Label
- Aktual 441
- Resiko 114
- Promkes 268
SDKI :
- Label
- Penyebab
- Tanda Gejala
- Faktor Resiko
- Kondisi Klinis
- Aktual 80
- Resiko 49
- Promkes 14
- Sub Kategori
- Kategori
Maslow : Fisiologi, aman nyaman, cinta kasih sayang, harga diri, aktualisasi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
NEGATIF :
POSITIF :
1 Analisis Data
• Kelompokkan data
2. Identifikasi Masalah
3. Perumusan Diagnosis
PROBLEM
ETIOLOGY
- Patofisiologi
- Situasional
- Maturasional
Tanda Gejala
N Deskriptor Definis
O
1 Defisit Tidak Cukup, Tidak Adekuat
2 Disfungsi Tidak Berfungsi Secara normal
3 Efektif Menimbulkan efek yang diinginkan
4 Gangguan Mengalami Hambatan
5 Lebih Berada di atas normal
6 Penurunan Berkurang baik dalam ukuran jumlah/derajat
7 Rendah Berada di bawah nilai normal
8 Tidak Efektif Tidak menimbulkan efek yang diinginkan
9 Tidak Proposional Terlalu besar/kecil jika dibandingkan dengan nilai
normal