Anda di halaman 1dari 15

NILAI-NILAI PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

Dosen Pengampu:

Drs. Frans Hawitony, M.Pd

Di susun oleh:

Mariatul Qibtiyah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas anugerah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah pancasila yang berjudul NILAI-
NILAI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih memperluas pengetahuan
para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis
pun menyadari bahwa saya memiliki akan keterbatasan sebagai manusia biasa. Oleh
karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka saya memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca  sangat diharapkan oleh saya untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama. Harapan  ini dapat
bermanfaat bagi kita sekalian.

Banjarbaru, 16 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………... i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………. 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi……………………………………………………… 3

2.2 Nilai-nilai Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa………………………….. 5

2.3 Makna & Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa…………………… 7

2.4 Perbandingan Ideologi pancasila dengan paham ideologi

lainnya yang ada di dunia……………………………………………….. 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………… 10

3.2 Saran…………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara otodidak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana
yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui
proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila yang
diterapkan di Indonesia bila dibandingkan dengan ideologi besar lain di dunia
mempunyai suatu perbedaan. Di satu sisi terkadang perbedaan tersebut terasa dekat dan
tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut sangat jauh dan sangat berbeda.

Permasalahan tentang Ideologi Pancasila bukan hanya sebuah permasalahan yang


berkadar kefilsafatan karena bersifat cita-cita dan normatif namun juga bersifat praktis
karena menyangkut operasionalisasi dan strategi. Hal ini karena ideologi Pancasila juga
menyangkut hal-hal yang mendasarkan suatu ajaran yang menyeluruh tentang makna
dan nilai-nilai hidup, ditentukan secara kongkrit bagaimana manusia harus bertindak.
Ideologi Pancasila tidak hanya menuntun misalnya agar setiap warga negara bertindak
adil, saling tolong menolong, saling menghormati antar sesama manusia, lebih
mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau kepentingan
golongan dan sebagainya, melainkan juga ideologi Pancasila akan menuntut ketaatan
kongkrit, harus melaksanakan ini dan itu, dan bahkan seringkali menuntut dengan
mutlak orang harus bersikap dan bertindak tertentu.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ideologi?
2. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai pancasila sebagai ideologi bangsa!
3. Apa makna & fungsi pancasila sebagai ideologi bangsa?
4. Jelaskan perbandingan ideologi pancasila dengan paham ideologi lainnya
yang ada di dunia!
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ideologi
2. Untuk mengetahui nilai-nilai pancasila sebagai ideologi bangsa
3. Untuk mengetahui makna & fungsi pancasila sebagai ideologi bangsa
4. Untuk mengetahui perbandingan ideologi pancasila dengan paham
ideologi lainnya yang ada di dunia

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ideologi

Secara etimologis Istilah ideologi berasal dari kata “idea”, yang dapat diartikan sebagai
“gagasan, konsep, pengertian dasar, dan citacita”, serta “logos” yang berarti “ilmu”.
Sedangkan kata “idea” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “ eidos”,
yang berarti bentuk. Disamping itu ada pula kata “Idein” yang berarti melihat. Maka
secara harfiah idiologi dapat diartikan dengan ilmu pengertian-pengertian dasar, yang
dalam keseharian “idea” disamakan artinya dengan cita-cita. Yaitu cita-cita yang
bersifat tetap yang harus dicapai. Sehingga cita-cita tersebut sekaligus menjadi dasar,
menjadi pandangan atau faham. (Kaelan, Achmad Zubaidi, 2007: 30).

Dalam literatur lainnya disebutkan bahwa pengertian ideology secara harfiah adalah
“Ideologi a system of ideas”, yang maksudnya suatu rangkaian ide terpadu menjadi satu.
Atau “System of throug” yaitu suatu sistem pemikiran. (Margono, dkk, 2002: 74).

Disamping beberapa pengertian seperti tersebut di atas, terdapat banyak lagi pengertian
ideologi yang dikemukakan oleh para fakar, yang antara lain dapat dikemukakan
sebagai berikut:

1. Ideologi adalah sebagai kompleksitas pengetahuan dan nilai, yang secara


keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang (masyarakat), untuk memahami
jagat raya dan bumi seisinya, serta menentukan sikap dasar untuk mengelolanya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya, seseorang menangkap apa yang
dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
(Poespowardojo, 1992: 47).

3
2. Ideologi adalah sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-simbol kelompok
masyarakat atau suatu bangsa, yang menjadi pegangan dan pedoman kerja atau
perjuangan, untuk mencapai tujuan masyarakat bangsa itu. (Mubyarto, 1992:
239).
3. Ideologi adalah keharusan untuk melaksanakan dalam sikap, perilaku dan
perbuatan penganutnya, kemudian juga usaha dapat diundangkannya secara
legal, dan dihubungkan dengan suatu badan kelambagaan, yang didirikan untuk
merealisasikan pola kepercayaan tersebut. (Tjokroamidjojo, 1992:285)
4. Ideologi sebagai seperangkat gagasan, yang menjelaskan atau melegalisasikan
tatanan sosial, struktur kekuasaan, atau cara hidup, dilihat dari segi tujuan,
kepentingan atau status sosial dari kelompok atau kolektivitas, di mana ideologi
itu muncul. (Newman, 1973: 52)
5. Ideologi merupakan seperangkat asumsi dasar, baik normative maupun empiris,
mengenai sifat dan tujuan manusia atau masyarakat, agar dapat dipakai untuk
mendorong serta mengembangkan tertib politik. Dengan demikian ideologi
merupakan seperangkat prinsip pengarahan (guiding principle) yang dijadikan
dasar. Memberi arahan dan tujuan yang akan di capai di dalam melangsungkan
dan mengembangkan kehidupan bangsa dan negara, serta mencakup seluruh
aspek eksistensi manusia. (Anthony dalam Cheppy dan Suparlan, 1982).

Dari berbagai pengertian ideologi seperti yang dikutip di atas, dapat disimpulkan
bahwa ideologi merupakan seperangkat ide dasar masyrakat, bangsa, yang dijadikan
pegangan dalam mencapai tujuan atau cita-cita bersama.

Ada beberapa karakteristik yang terdapat dalam ideologi sebagai pandangan


masyarakat, yaitu:

1. Ideologi seringkali muncul dan berkembang dalam situasi krisis


2. Ideologi memiliki jangkauan luas, beragam dan terprogram
3. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan
4. Idelogi memiliki pola pemikiran yang sistematis

4
5. Ideologi cenderung ekslusif, absolut, dan universal
6. Ideologi memiliki sifat empirif dan normatif
7. Ideologi dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan konseptualismenya, dan
8. Ideologi biasanya terjalin dalam gerakan-gerakan politik (Hidayat, 2001:83)

Oleh sebab itu maka ideologi dengan karakteristik tersebut dia memiliki beberapa
fungsi yang antara lain, sebagai:
a. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa
untuk melangkah dan bertindak;
b. Kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi individu, masyarakat dan
bangsa, untuk menjalani kehidupan dalam mencapai tujuan;
c. Sebagai upaya untuk menghadapi berbagai persoalan yang sedang dan akan
dihadapi seseorang, masyarakat, dan bangsa di segala aspek kehidupan.

2.2 Nilai-nilai Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai


Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan. Nilai-nilai ini yang
merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan kemasyarakatan.
Nilai-nilai Pancasila tergolong nilai kerokhanian yang didalamnya terkandung nilai-nilai
lainnya secara lengkap dan harmonis, baik nilai material, nilai vital, nilai kebenaran
(kenyataan), nilai estetis, nilai etis maupun nilai religius.

Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi  bersifat objektif dan subjektif, artinya hakikat
nilai-nilai Pancasila adalah bersifat universal (berlaku dimanapun), sehingga
dimungkinkan dapat diterapkan pada negara lain. Jadi kalau ada suatu negara lain
menggunakan prinsip falsafah, bahwa negara berKetuhanan, berKemanusiaan,
berPersatuan, berKerakyatan, dan berKeadilan, maka Negara tersebut pada hakikatnya
menggunakan dasar filsafat dari nilai-nilai Pancasila.

5
 Nilai-nilai Pancasila bersifat objektif
1. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sendiri memiliki makna yang terdalam
menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak karena
merupakan suatu nilai;
2. Inti dari nilai Pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan bangsa
Indonesia baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, kenegaraan maupun dalam
kehidupan keagamaan;
3. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang mendasar, sehingga merupakan sumber dari segala sumber hukum
di Indonesia.
 Nilai-nilai Pancasila bersifat subjektif
1. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia, sehingga bangsa Indonesia
sebagai penyebab adanya nilai-nilai tersebut;
2. Nilai-nilai Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia, sehingga
merupakan jati diri bangsa yang diyakini sebagai sumber nilai atas kebenaran,
kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara;
3. Nilai-nilai Pancasila di dalamnya terkandung nilai-nilai kerokhanian, yaitu nilai
kebenaran, keadilan, kebaikan, kebijaksanaan, etis, estetis, dan nilai religius
yang sesuai dengan hati nurani bangsa Indonesia dikarenakan bersumber pada
kepribadian bangsa. Oleh karena nilai-nilai Pancasila yang bersifat objektif dan
subjektif tersebut, maka nilai-nilai Pancasila bagi bangsa Indonesia menjadi
landasan, menjadi dasar serta semangat bagi segala tindakan atau perbuatan
dalam kehidupan bermasyarakat maupun kehidupan bernegara.
Nilai-nilai Pancasila  sebagai sumber nilai bagi manusia Indonesia dalam
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, maksudnya sumber acuan
dalam bertingkah laku dan bertindak dalam menentukan dan menyusun tata
aturan hidup berbangsa dan bernegara.

6
Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang digali, tumbuh dan berkembang
dari budaya bangsa Indonesia yang telah berakar dari keyakinan hidup bangsa
Indonesia.
Dengan demikian nilai-nilai Pancasila menjadi ideology yang tidak diciptakan
oleh negara melainkan digali dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya
masyarakat Indonesia sendiri. Sebagai nilai-nilai yang digali dari kekayaan
rohani, moral dan budaya masyarakat Indonesia sendiri, maka nilai-nilai
Pancasila akan selalu berkembang mengikuti perkembangan masyarakat
Indonesia.
Sebagai ideologi yang tidak diciptakan oleh negara, menjadikan Pancasila
sebagai ideologi juga merupakan sumber nilai, sehingga Pancasila merupakan
asas kerokhanian bagi tertib hukum Indonesia, dan meliputi suasana kebatinan
(Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945 serta mewujudkan
cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
Pancasila sebagai sumber nilai mengharuskan Undang-Undang Dasar
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah, penyelenggara negara termasuk
pengurus partai dan golongan fungsional untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.

2.3 Makna & Fungsi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

Pancasila harus menjadi dasar, arah dan tujuan. Pancasila bersifat hierarkhis
piramidal. Di mana pondasinya, adalah sila pertama dan puncaknya adalah sila ke lima.
Sila pertama, sebagai dasar negara, sila kedua, sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia. Sila ketiga, sebagai tujuan hidup bangsa Indonesia. Sila keempat, sebagai
jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, dan sila kelima, adalah hasil perjanjian luhur
bangsa Indonesia. (Mustaqiem, 2013: 62).

7
Di samping itu Pancasila sebagai dasar negara kesatuan Republik Indonesia, berfungsi
sebagai dasar filosofis untuk menata dan mengatur penyelenggaraan negara. Hal
tersebut dapat dijabarkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara, yang berarti:

a. Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara;


b. Pancasila dijadikan dasar dalam pengaturan dan sistem pemerintahan negara;
c. Pancasila merupakan sumber hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sementara fungsi Pancasila sebagai Ideologi dalam negara adalah sebagai berikut:

a. Struktur kognitif,, maksudnya keseluruhan pengetahuan yang dapat dijadikan


landasan, untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dialam
sekitar.
b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan, yang memberikan makna serta
menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia.
c. Norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang, untuk
melangkah atau bertindak
d. Bekal dan jalan bagi seseorang, untuk menemukan identitasnya, sebagai keuatan
yang mampu menyemangati dan mendorong seseorng, untuk menjalankan
kegiatan dan mencapai tujuan.
e. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat, untuk memahami, menghayati, serta
memolakan tingkah lakunya, sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya. (Sugiharso & Yudikosuma. Com).

Dari berbagai fungsi sebagai diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pancasila
sebagai ideologi negara, berfungsi sebagi “tujuan atau cita-cita bangsa Indonesia, serta
sebagai sarana pemersatu bangsa”. Sehingga Ideologi Pancasila merupakan keseluruhan
pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa Indonesia, yang secara normatif perlu
diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

8
2.4 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Lainnya yang
Ada di Dunia
9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara harfiah idiologi dapat diartikan dengan ilmu pengertian-pengertian dasar,


yang dalam keseharian “idea” disamakan artinya dengan cita-cita. Yaitu cita-cita yang
bersifat tetap yang harus dicapai. Sehingga cita-cita tersebut sekaligus menjadi dasar,
menjadi pandangan atau faham. Nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya
merupakan nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan.
Nilai-nilai ini yang merupakan nilai dasar bagi kehidupan kenegaraan, kebangsaan dan
kemasyarakatan. Pancasila sebagai ideologi negara, berfungsi sebagi “tujuan atau cita-
cita bangsa Indonesia, serta sebagai sarana pemersatu bangsa”. Sehingga Ideologi
Pancasila merupakan keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan, dan nilai bangsa
Indonesia, yang secara normatif perlu diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

3.2 Saran

Dalam era globalisasi ini, sudah banyak sekali penerapan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan inilah yang membuat
Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat serta dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat Indonesia.
Meskipun Indonesia tidak bisa menghindari era globalisasi, namun Indonesia
tetap bisa menyesuaikan dalam kehidupan bermasyarakat agar tetap menjadi negara
yang beragama dan bermoral.

Jika era globalisasi tidak kita saring dengan dasar – dasar negara, maka kita akan
mengalami kemunduran dalam persaingan sumber daya dengan negara – negara asing
lainnya.

10

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, Zubaidi Achmad, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,


Paradigma Yogyakarta, 2007.

Kaelan, M.S, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2004.

Margono, dkk, Pendidikan Pancasila, Topik Aktual Kenegaraan dan Kebangsaan,


Universitas Negeri Malang, 2002.

Mustaqiem, Pendidikan Pancasila, Ideologi Negara Indonesia Dalam Bermasyarakat,


Berbangsa, Dan Bernegara, Buku Litera, Yogyakarta, 2013.

Poespowardojo, Soenaryo, Pancasila Sebagai Ideologi Ditinjau Dari Segi Pandangan


Hidup Bersama, Dalam “Pancasila Sebagai Indonesia”. BP-7 Pusat Jakarta, 1991.

Tjokromidjojo, B. Pancasila Sebagai Ideologi Bikrokrasi/Aparatur Pemerintah, BP-7


Pusat, Jakarta, 1992.
11

Anda mungkin juga menyukai