Anda di halaman 1dari 48

TUTORIAL BLOK 2.

1
KELOMPOK 4
Tutor : dr. Citra Maharani

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU


KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
2012/2013
Anggota Kelompok Tutorial 4
 Khaidarni (G1A112011)
 Frisha Hamda Azwar (G1A112013)
 Sunny Cheryline (G1A112015)
 Siska Meliana (G1A112017)
 Diga Ana Rusfi (G1A112019)
 Nusi A Hotabilardus (G1A112051)
 Rina Silvia B S (G1A112053)
 Ririn Azhari (G1A112056)
 Vidia Hikmana (G1A112058)
 Thomas Gredio S (G1A112060)
 Alvin Pratama (G1A112083)
Skenario

A adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun. Suatu pagi saat


terbangun A merasakan ingin berkemih. Ia segera berlari dari
kamar mandi untuk berkemih, setelah berkemih ia
memperhattikan urinnya berwarna lebih kuning dari biasanya
(urin memiliki bau dan warna yang khas). A bertanya pada B
kakaknya, B menjelaskan bahwa yang dialaminya adalah
respon tubuh terhadap dehidrasi. Lalu B juga menjelaskan
mengenai karakteristik urin normal dan mengapa C adik mereka
yang masih berusia 9 bulan masih sering mengompol.
Bagaimana analisis anda mengenai hal diatas?
Klarifikasi Istilah

 Berkemih : proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih


terisi penuh/
proses pengeluaran urin dari dalam tubuh
 Urin : cairan yang diekskresikan dalam ginjal, disimpan
dalam vesica urinaria
dan dikeluarkan melalui uretra
 Dehidrasi : keadaan tubuh yang mengalami kehilangan cairan dan
zat elektrolit
 Mengompol : reflex miksturisi secara spontan dan tidak bisa dicegah
 
Identifikasi Masalah

 Bagaimana anatomi sistem urinary


 Bagaimana histology sistem urinary?
 Bagaimana fisiologi sistem urinary?
 Bagaimana mekanisme berkemih?
 Bagaimana mekanisme pembentukan urin?
 Bagaimana karakteristik dan kandungan urin?
 Bagaimana volume dan pengaturan urin?
 Apa hubungan dehidrasi dan sistem urinary?
 Apa penyebab dehidrasi?
 Mengapa pada anak 9 bulan masih sering mengompol?
ANALISIS MASALAH

 1. Anatomi sistem urinary:


 2 buah ginjal/ren, kanan lebih rendah dari kiri
 Lapisan: kapsul fibrosa
 Lemak perinephric
 Fascia renalis
 Perdarahan
 Tractus Digestivus
 2 buah ureter
 1 buah vesica urinaria: penampungan urin sementara
 1 buah uretra: Pria dan Wanita 2 spinghter anatomi, Pria lebih panjang dari Wanita
 Pria: pars prostatika, pars membranasea, pars spongiosa
  
 Ginjal terdiri atas sepasang, berbentuk seperti kacang merah. Ginjal merupakan organ
retroperitoneum.
2.
 Histologi sistem urinary
 Ginjal: korteks: glomerulus: epitel gepeng selapis; ada kutub tubular dan kutub vaskular , TKP.
TKD, A/V intralobular, columna renalis diantara kedua pyramid renalis
 Medula: ansa henle segmen tebal (ascenden dan descenden) dan segmen tipis
 Ureter: epitel transisional

3. Terjadi filtrasi di glomerulus untuk menyaring zat-zat besar seperti glukosa, protein dll lalu
terjadi reabsorbsi di tubulus kontortus proksimal disini zat-zat yang masih dibutuhkan oleh
tubuh diserap kembali lalu di tubulus kontortus distal terjadi proses penambahan zat-zat sisa
yang tidak diperlukan oleh tubuh. Urin yang sudah menjadi urin sesungguhnya mengalir dari
ginjal, melewati ureter masuk ke dalam vesica urinaria untuk ditampung secara sementara lalu
jika ada refleks miksi maka urin baru dikeluarkan.
 4. Mekanisme pembentukan urin:
 Filtrasi: darah yang mengandung air, glukosa, protein masuk ke arteriole afferent
 Rebasorbsi: masuk ke TKP, glukosa, asam amino dan zat-zat lain diabsorbsi lagi ke pemb darah,
ammonia, urea membentuk urin sekunder
 Augmentasi: penambahan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh di TKD
 5. Mekanisme berkemih
 Perenggangan kandung kemih 300-400ml urine ->implus medula spinalis ->implus parasimpatis
-> splanknik pelvis -> kandung kemih -> kontraksi otot detrusor -> relaksasi spinchter inter dan
ekster -> pengosongan kandung kemih
 6. Positif/negative yang terdapat di dalam urin
 Karakteristik urin normal
 Encer: kuning pekat
 Kental: kuning tua
 Volume urin normal 1,2-1,5 L/hari
 Bau urin: amoniak karena adanya perombakan dari ureum di dalam vesica
urinaria
 Kandungan urin:
 Air
 Zat sisa metabolic tubuh
 Zat toksis, obat2an, zat adiktif makanan
 Sejumlah kecil elektrolit
 7. Urin: 600-2500 ml/ hari
 Jika volume tinggi maka berat jenisnya hampir sama dengan air dan jika
volume rendah maka berat jenis urin lebih rendah daripada air
 8. Dehidrasi: cairan masuk kurang -> cairan elektrolit rendah-> zat terlarut
rendah-> harus seimbang-> osmolaritas intrasel-> sekresi ADH-
>reabsorbsi di bagian tubulus ke cairan ekstrasel-> air sedikit, pekat,
kuning
 9. Penyebab dehidrasi:
 Kelembaban relative 5-12%
 Kelebihan konsumsi alcohol
 Penyakit menular: cholera
 Kurang gizi: gangguan pada elektrolit
 Hiperinsomnia
 10. Pada anak kecil mengompol termasuk dalam reflex berkemih dipacu
ketika reseptor regang terangsang, parasimpatis aktifkan vesica urinaria
berkontraksi, spinghter interna relaksasi, involunter dan volunter: neuron.
N. somatic ureter eksterna belum sempurna pada anak-anak sehingga
belum bisa menahan
Hypothesis
 B menjelaskan kepada A bagaimana sistem
perkemihan, adaptasi dehidrasi dan mekanisme
mikturisi pada dewasa dan anak-anak
Mind Mapping
LEARNING ISSUE
 Hormon yang mempengaruhi sistem perkemihan
 Kandungan zat yang seharusnya tidak ada dalam urin
SINTESIS
 Anatomi Sistem Urinarius [2],[6],[8]

 Ginjal
  
  

 Ginjal manusia berjumlah sepasang dan merupakan organ retroperitoneum


karena terletak di bagian posterior abdomen. Terletak di vertebrae T11-L1
dan T12-L2. Ginjal mempunyai kutub superior(atau ekstremitas superior)
dan kutub inferior(atau ekstremitas inferior). Ginjal kanan lebih rendah
daripada yang kiri karena ginjal kanan terdesak oleh hepar. Pada bagian
medial, ginjal memiliki hilum renalis dimana merupakan tempat masuknya
arteri dan vena renalis serta pelvis renalis . Ginjal memiliki batas-batas:
 Anterior. Ginjal kanan berhubungan dengan hepar, bagian kedua dari
duodenum, dan colon ascenden. Ginjal kiri bagian depannya yaitu gaster,
pancreas dan pembuluh darahnya, lien, dan colon descenden. Suprarenal
terletak pada tiap ginjal seperti penutupnya
 Posterior. Dinding abdominal posterior yaitu quadratus lamborum, psoas,
transversus abdominis, costae ke 12 dan 3 persarafan yaitu N. subcostal
(T12), N. iliohypogastric, dan N. ilioinguinal (L1).
 Ginjal dibungkus oleh 4 lapis pembungkus (dari dalam ke luar):
 Kapsul fibrosa
 Lemak perirenal
 Fascia renalis
 Lemak pararenal
 Tractus urinarius
  
 Ureter diameter 1,25 cm
 Ureter memiliki diameter sekitar 1,25 cm. Ureter berfungsi untuk
menyalurkan urin dari ginjal menuju vesica urinaria. Ureter terbagi atas 3
pars yaitu:
 Pars pelvis
 Pars abdominalis
 Pars intervesicalis
 Kedua ureter merupakan saluran muscular yang terbentang dari ren ke
facies posterior vesica urinaria. Urine didorong sepanjang ureter oleh
kontraksi peristaltik tunica muscularis dibantu oleh tekanan filtrasi
glomeruli. Panjang setiap ureter sekitar 25 cm.
 Vesica urinaria
 Vesica urinaria adalah kumpulan otot yang berfungsi sebagai penampungan
urin sementara sebelum dikeluarkan melalui uretra. Vesica urinaria terletak
pada posterior dari symphisis pubis. Pada wanita, vesica urinaria terletak
anteroinferior dari uterus dan terletak anterior dari vagina. Pada wanita,
vesica urinaria anterior dari rectum dan superior dari kelenjar prostat.
Vesica urinari adalah organ retroperitoneal. Vesica urinaria digantung oleh
ligamen median umbilical, ligamen ini menghubungkan vesica urinari
dengan umbilical. Bagian dinding dalam vesica urinaria membentuk suatu
area yang disebut trigonum vesicalis. Trigonum vesicalis dibentuk oleh
orificium ureter dextra, orificum ureter sinistra dan orificium uretra sinistra.
 Fasies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan dengan lengkung
ileum atau colon sigmoideum. Sepanjang pinggir lateral permukaan ini,
peritoneum melipat ke dinding lateral pelvis. Fasies interolateralis di bagian
depan berbatasan dengan bantalan lemak retropubica dan pubis
 Colum vesicae berada di inferior dan terletak di fasies superior prostate. Colum vesicae
dipertahankan oleh dua ligament yaitu ligamentum puboprostaticum pada laki-laki dan
ligamentum pubovesicale pada wanita. Terdapat juga trigonum vesicale yang terdiri atas satu
orificium urethra interna, satu orificium ureterica dextra dan 1 orificium ureterica sinistra.
 Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang tersusun dalam tiga lapisan yang
saling berhubungan yang disebut sebagai musculus detrusor vesicae. Pada colum vesicae,
komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal membentuk musculus spincter vesicae.
 Uretra
 Uretra merupakan saluran yang berfungsi untuk menyalurkan urin dari
vesica urinaria ke luar. Uretra terdiri atas 2 buah sphincter yaitu sphincter
uretra interna yang bersifat involunter dan sphincter uretra eksterna yang
bersifat volunter karena tersusun atas jaringan otot lurik.
 Uretra pada wanita Cuma mempunya satu fungsi yaitu hanya untuk
menyalurkan urin ke luar dari tubuh, panjangnya pun hanya 3-5 cm.
 Sementara pada pria, uretra terbagi atas tiga pars:
 Pars prostatica: mempunyai panjang 3-4 cm, pars uretra ini berjalan
melewati kelenjar prostat dan inferior dari vesica urinaria pria.
 Pars membranasea: merupakan pars uretra yang paling pendek. Pars
membranosa berjalan dari permukaan inferior kelenjar prostat. Pars
membranacea uretra berawal pada apex prostatica dan berakhir pada
bulbus penis untuk beralih menjadi pars spongiosa urethra. Pars
membranacea urethra melintas lewat spatium perineii profundus dan di sini
dilingkari oleh musculus spinchter urethra membrane perinea. Dorsolateral
terhadap pars membranasea urethra, di sebelah kanan dan kiri, terdapat
sebuah glandula bulbourethralis yang kecil serta pipanya halus.
 Pars spongiosa: merupakan pars uretra yang paling panjang, sekitar 15 cm
dan berhubungan langsung dengan orificium uretra eksterna
 Histologi Sistem Urinari [2].[7]
  
 Ginjal
  
 Ginjal tersusun atas korteks dan medula. Berikut adalah struktur yang terdapat pada korteks:

 Glomerulus ginjal
 Terdapat simpai/kapsula bowman lapis parietal yang terdiri atas epitel gepeng selapis
 Simpai/kapsula bowman lapis visceral merupakan pembuluh kapiler yang diliputi podosit
 Lalu ada kutub tubular yaitu tautan antara simpai bowman lapis parietal dengan tubulus
kontortus proksimal.
 Di sisi berlawanan ada kutub vaskular yaitu tempat masuk dan keluarnya arteriol di glomerulus
 Aparat yuksta glomerular terdiri atas makula densa dan sel yuksta glomerular.
 Tubulus Kontortus Proksimal
 Dinding disusun oleh epitel selapis kuboid dengan batas yang kurang jelas
 Inti sel bundar, biru, terletak jauh dari inti sel disebelahnya
 Sitoplasma berwarna asidofil (kemerahan)
 Permukaan sel yang menghadap lumen mempunyai brush border
  
 Tubulus Kontortus Distal
 Dinding disusun oleh epitel selapis kuboid dengan batas yang jelas
 Inti sel bundar, biru, terletak berdekatan dari inti sel disebelahnya
 Sitoplasma berwarna basofil (kebiruan)
 Permukaan sel yang menghadap lumen tidak mempunyai brush border
  
 Arteri dan Vena Interalobular
 Biasa disebut arteri atau vena kortikalis radiata dan terlihat berjalan
berdampingan
 Kolumna Renalis Bertini
 Jaringan korteks ginjal yang sebagian kecil menjorok ke arah medula
membentuk kolom mengisi celah diantara piramid renalis
 Sementara bagian-bagian yang terdapat pada medula:
  
 Ansa henle segmen tebal (pars ascenden)
 Ciri-ciri histologinya mirip tubulus kontortus distal tetapi garis tengahnya lebih kecil
  
 Ansa henle segmen tipis
 Mirip pembuluh darah kapiler
 Epitel selapis gepeng
 Sitoplasma jelas
 Lumen kosong
  
 Ansa henle segmen tebal (pars descenden)
 Mirip tubulus kontortus proksimal tetapi garis tengahnya lebih kecil
  
 Duktus Koligens
 Susunan selnya mirip dengan tubulus kontortus proksimal tetapi garis
tengahnya lebih kecil dan sel-selnya lebih tinggi
 Ureter
  
 Tunika Mukosa
 Dilapisi oleh epitel transisional dan lamina propria membentuk jaringan ikat longgar
 Tunika Muskularis
 Lapis otot longitudinal (dalam)
 Lapis otot sirkular (tengah)
 Lapis otot longitudinal (dalam)
 Tunika adventitia: jaringan ikat longgar
 Vesica urinaria (kandung kemih)
  
 Tunika Mukosa
 Dilapisi oleh epitel transisional dan lamina propria membentuk jaringan ikat longgar
 Tunika Muskularis
 Berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis dan tidak searah
 Diantara berkas otot polos terdapat jaringan ikat longgar
 Tunika adventitia: jaringan ikat longgar yang sebagian diliputi peritoneum disebut tunika serosa
 Uretra
  
 Pria
 Pars prostatica: epitel transisional
 Pars membranosa: epitel columnar pseudostratified
 Pars spongiosa: epitel squamus stratified
  
 Uretra perempuan: dari epitel transisional menjadi squamus stratified
 Fisiologi Sistem Urinari dan Mekanisme Pembentukan Urin [1],[4]

 Sistem urinary (khususnya ginjal) memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah:
 ekskresi sisa metabolic, bahan kimia asing, obat, dan metabolit
 pengaturan keseimbangan air dan elektrolit
 pengaturan tekanan arteri
 pengaturan keseimbangan asam-basa
 pengaturan produksi elektrolit
 pengaturan produksi 1,25-Dihidroksivitamin D 3
 sintesis glukosa
 Ginjal terdiri dari korteks dan medulla. Medulla ginjal terbagi menjadi beberapa massa jaringan
berbentuk kerucut yang disebut pyramidal ginjal. Dasar dari setiap piramida dimulai pada
perbatasan antara korteks dan medulla serta berakhir di papilla, yang berakhir di papilla yang
menonjol ke dalam ruang pelvis ginjal, yaitu sambungan dari ujung ureter bagian atas yang
berbentuk corong. Bagian luar pelvis terbagi menjadi kaliks mayor dan kaliks minoryang
mengumpulkan urin dari tubulus setiap papilla
 Suplai darah dalam ginjal akan berkaitan dengan pembentukan urin dalam ginjal. Darah yang
mengalir ke kedua ginjal normalnya sekitar 22% curah jantung atau 1100ml/menit. Arteri renalis
memasuki ginjal melalui hillum renalis kemudian bercabang menjadi arteri segmentalis,
kemudian membentuk arteri interlobaris, arteri archuata, arteri interlobularis, arteriol afferent
yang kemudian memasuki glomerulus. Di glomerulus ini terjadi proses filtrasi yaitu menyaring
molekul-molekul besar seperti sel darah, protein. Hasil penyaringannya dinamakan urine primer
yang akan dialirkan ke tubulus kontortus proksimal. Di tubulus kontortus proksimal terjadi
reabsorbsi zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh. Dilakukan rebsorbsi setelah filtrasi yaitu
membuat ginjal mampu menyingkirkan produk sisa dari tubuh dengan cepat, penyingkiran yang
efektif dari tubuh dan juga menyebabkan ginjal mampu mengatur volume dan komposisi cairan
tubuh secara tepat dan cepat.
 Di tubulus proksimal terjadi transport Na melalui Na, K pump. Di kondisi optimal, Na, K,
ATPase pump manekan tiga ion Na kedalam cairan interstisial dan mengeluarkan 2 ion K ke sel,
sehingga konsentrasi Na di sel berkurang dan konsentrasi K di sel bertambah. Selanjutnya
disebelah luar difusi K melalui canal K membuat sel polar. Jadi interior sel bersifat negative .
pergerakan Na melewati sel apical difasilitasi spesifik transporters yang berada di membrane.
Pergerakan Na melewati transporter ini berpasangan dengan larutan lainnya dalam satu
pimpinan sebagai Na (contransport) atau berlawanan pimpinan (countertransport ).
 Substansi diangkut dari tubulus proksimal ke sel melalui mekanisme ini (secondary active
transport) termasuk gluukosa, asam amino, fosfat, sulfat, dan organic anion. Pengambilan active
substansi ini menambah konsentrasi intraseluler dan membuat substansi melewati membrane
plasma basolateral dan kedarah melalui pasif atau difusi terfasilitasi. Reabsorbsi dari bikarbonat
oleh tubulus proksimal juga di pengaruhi gradient Na.
 Volume urin manusia hanya 1% dari filtrat glomerulus. Oleh karena itu, 99% filtrat glomerulus
akan direabsorbsi secara aktif pada tubulus kontortus proksimal dan terjadi penambahan zat-zat
sisa serta urea pada tubulus kontortus distal. Substansi yang masih berguna seperti glukosa dan
asam amino dikembalikan ke darah. Sisa sampah kelebihan garam, dan bahan lain pada filtrate
dikeluarkan dalam urin. Tiap hari tabung ginjal mereabsorbsi lebih dari 178 liter air, 1200 g
garam, dan 150 g glukosa. Sebagian besar dari zat-zat ini direabsorbsi beberapa kali.
 Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder yang komposisinya
sangat berbeda dengan urin primer. Pada urin sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak
akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun
bertambah, misalnya ureum dari 0,03′, dalam urin primer dapat mencapai 2% dalam urin
sekunder. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula dan asam mino meresap
melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa osn osis. Reabsorbsi air terjadi pada
tubulus proksimal dan tubulus distal.
 Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus kontortus
distal. Komposisi urin yang dikeluarkan lewat ureter adalah 96% air, 1,5% garam, 2,5% urea,
dan sisa substansi lain, misalnya pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada
urin.
 Setelah urine masuk ke vesica urinaria (dalam kapasitas tertentu/500ml) terjadi miksi. Miksi
merupakan suatu kerja reflex yang pada orang dewasa normal dikendalikan oleh pusat yang
lebih tinggi di otak. Reseptor regangan di dalam dinding vesica urinaria terangsang dan impuls
tersebut diteruskan ke susunan saraf pusat, dan orang tersebut memiliki kesadaran ingin miksi.
Sebagian besar impuls naik ke atas melaui nervi splanchini pelvic dan masuk ke medulla
spinalis segmen sacralis 2,3,4. Sebagian impuls aferen berjalan bersama dengan saraf simpatis
yang membentuk pleksus hypogastricus dan masuk segmen L1-L2 medula spinalis.
 Impuls eferen parasimpatis meninggalkan medulla spinalis dari segmen S3-S4 lalu berjalan
melalui serabut preganglionik parasimpatis dengan perantaraan nervus splanchnici pelvis dan
plexus hypogastricus inferior ke dinding vesica urinaria, tempat saraf-saraf tersebut bersinaps
dengan neuronpost-ganglionik. Melaui lintasan saraf ini, otot polos dinding vesica urinaria
berkontraksi dan spinchter vesicea relaksasi. Impuls efferent juga berjalan ke musculus
spinchter urethrae melaui nervus pudendus (S2-S4), dan menyebabkan relaksasi. Bila urine
masuk ke urethra, impuls aferen tambahan berjalan ke medulla spinalis dari urethra dan
memperkuat reflex. Miksi dapat dibantu oleh kontraksi otot abdomen dan meningkatkan
tekanan intraabdominal dan tekanan pelvicus sehingga timbul tekanan dari luar pada dinding
vesica urinaria.
 Pada anak kecil, miksi merupakan reflex sederhana dan terjadi apabila vesica urinaria
mengalami peregangan hebat. Pada orang dewasa, reflex regangan sederhana ini dihambat oleh
aktivitas cortex cerebri sampai waktu dan tempat miksi tersedia. Serabut inhibitor berjalan
kebawah bersama traktus corticospinalis menuju segmen S2-S4 medulla spinalis. Kontraksi
musculus spinchter urethra yang menutup urethra dapat dikendalikan secara volunteer dan
aktivitas ini dibantu oleh musculus spinchter vesicae yang menekan colum vesicae.
Pengendalian miksi secara voluntary normalnya berkembang dalam tahun pertama dan kedua
kehidupan dan juga harus sering dilatih.
 Kemudian urin mengalir dari duktus koligen menuju kaliks ginjal. Urin meregangkan kalises
dan meningkatkan aktivitas pacemaker, yang kemudian akan memicu kontraksi peristaltic yang
menyebar ke pelvis ginjal dan ke arah bawah di sepanjang ureter yang kemudian memaksa urin
mengalir dari pelvis ginjal ke arah kamdung kemih.
 Ureter memasuki kandung kemih melalui otot detrusor di dalam area trigonum vesicalis. Setiap
gelombang peristaltic di sepanjang ureter meningkatkan tekanan di dalam ureter sehingga
daerah yang menuju vesica urinaria membuka dan memungkinkan aliran urin ke dalam kandung
kemih.
 Refleks berkemih [2]

 Pengeluaran urin dari dalam vesica urinaria dinamakan mikturisi atau berkemih. Mikturisi
adalah kumpulan dari berbagai refleks compleks yang disebut refleks mikturisi. Vesica urinaria
disuplai oleh persarafan simpatis dan parasimpatis dari sistem saraf otonom. Saraf parasimpatis
(nervus pelvic splanchnic) datang dari pusat refleks mikturisi yang terletak di medula spinalis
segmen S2-S4. Nervus pelvic splanchnic merelaksasi sphincter uretra interna sehingga urin bisa
lewat dan menstimulasi kontraksi otot detrusor. Sementara persarafan parasimpatetik akan
menstimulasi mikturisi. Persarafan simpatik datang dari medula spinalis segmen T11-L2.
Persarafan ini menyebabkan kontraksi dari spinchter uretra interna dan menghambat kontraksi
dari musculus detrusor. Maka, persarafan simpatik kerjanya adalah menghambat mikturisi.
 Refleks mikturisi terjadi melalui beberapa tahap:
 Ketika vesica urinaria terisi penuh oleh urin dan mengalami distensi, reseptor regang pada
dinding vesica urinaria akan teraktivasi dan akan menyampaikan sinyal ke pusat refleks
mikturisi
 Rangsangan divisi parasimpatetik dari sistem saraf otonom berjalan ke sphincter uretra internal
dan musculus detrusor
 Otot polos pada sphincter uretra interna akan berelaksasi dan otot polos pada musculus detrusor
akan menyebabkannya berkontraksi
 Keinginanuntuk berkemih dari seseorang akan menyebabkan relaksasi dari sphincter uretra
eksternal
 Sebagai tambahan, pengeluaran urin itu difasilitasi oleh kontraksi otot-otot dinding abdomen
 Ketika vesica urinaria kosong, musculus detrusor relaksasi dan neuron-neuron di pusat refeks
mikturisi menjadi tidak aktif.
 Komposisi dan karakteristik urin normal [1].[3]

 Pada urin normal biasa terkandung:
 Air
 Zat-zat sisa metabolic tubuh seperti ;
 Urea dari sisa metabolisme protein menjadi asam amino, lalu NH2 dibuang dan membentuk
amonia. Lalu hepar merubah amonia menjadi urea
 Kreatinin dari katabolisme fosfat
 Asam urat dari pemecahan asam nukleat
 Metabolit berbagai hormone
 Zat-zat toksik, obat-obatan dan zat adiktif makanan.
 Sejumlah kecil elektrolit: Na, Cl, K, Amonium sulfat, Ca, Magnesium
   
 Lalu pada urin normal seharusnya tidak terkandung:
 Volume Urin normal biasanya encer dan jumlahnya cukup banyak 1,2-1,5 L/hari
 Warna uri tergantung besarnya diuresis, makin besar dieresis maka akan semakin muda warna
urin. Warna urin normal yaitu kuning muda sampai kuning tua karena disebabkan oleh urobilin
 Bau urin sungguh khas yaitu bau amoniak, akibat perombakan dari ureum di dalam vesica
urinaria.
 Kejernihan urin: Urin yang normal terlihat jernih dan bening.
 Karakteristik urin normal saat dilakukan pemeriksaan:
 PH  pH urin berkisar antara 4,5-7,5 ( rata-rata 6)
 Densitas (Berat Jenis) 1,001-1,035
 Volume dan Pengaturan urin [5]
 Volume : 600-2.500 ml
 Jika: Volume tinggi yang berarti urin encer maka berat jenis urin mendekati berat jenis air
 Volume rendah maka berat jenis urin lebih tinggi
 Pengaturan Urin dilakukan oleh hormon, diantaranya:
 ADH Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang ada
di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurunkan
cairan ekstrasel
 Aldosteron Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal
di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi
kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin
 Prostaglandin Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi
merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal
 Gukokortikoid Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium
 Renin Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus
jukstaglomerularis pada :
 1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
 2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
 3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
 4. Innervasi ginjal dihilangkan
 5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal )
  
 Hubungan dehidrasi dan sistem urin [1]
 Bila tubuh mengalami kekurangan air ,maka akan terjadi ekskresi zat terlarut dan proses
reabsorbsi air yang terus-menerus.Pada umumnya ginjal manusia dapat memproduksi urine
dengan konsentrasi zat terlarut maksimal 1200 – 1400 mOsm/L.Sebagai contoh seseorang
dengan masa tubuh 70 kg mengeluarkan sekitar 600miliosmol zat terlarut setiap hari dan dengan
maksimal pemekatan urine adalah 1200mOsm/L maka volume urine yang wajib dikeluarkan
perhari adalah:
 Pembagian dari 600 mOsm/hari dibagi dengan 1200 mOsm/L,maka dihasilkan 0,5 L urine
perhari.Kehilangan volume urine minimal dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi,bersamaan
dengan air yang hilang dari traktus intestinal,dan traktus respiratorius.
 KEBUTUHAN DASAR PEMEKATAN URINE
 1.Kadar ADH yang tinggi,meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan koligens terhadap air
sehingga segmen-segmen tubulus tersebut meningkatkan reabsorbsi air.
 2.Osmolaritas yang tinggi dan cairan interstitial medula ginjal,membentuk gradien osmotik
untuk terjadinya reabsorbsi air dengan kadar ADH tinggi.Interstitium medula ginjal yang
mengelilingi duktus koligens bersifat sangat hiperosmotik,bila kadar ADH tinggi,air bergerak
melewati membran tubulus secara osmosis ke interstitium ginjal,lalu air dibawa kembali melalui
vasa recta.
 MEKANISME PEMEKATAN URINE DIAKIBATKAN DEHIDRASI
 1.Tubulus Proksimal.65% elektrolit yang difiltrasi akan direabsorbsi di tubulus
proksimal.Membran tubulus sangat permeabel terhadap air ,sehingga setiap kali zat terlarut
direabsorbsi maka akan terjadi difusi air secara osmosis di membran tubulus.
 2.Segmen Descendens Ansa Henle.saat cairan menuruni segmen descendens,air direabsorbsi
ke medula.Lengan descendens sangat permabel terhadap air tetapi kurang permeabel terhadap
natrium klorida dan ureum.Osmolaritas selanjutnya akan meningkat secara bertahap hingga
sama dengan cairan interstitial di sekitarnya sekitar 1200 mOsm/L saat konsentrasi ADH tinggi.
 3.Segmen Tipis Ansa Henle Ascendens. Bersifat impermeabel terhadap air tetapi mereabsorbsi
NaCl cukup tinggi,akibat pergerakan pasif natrium klorida dari segmen tipis ascendens ke dalam
interstitium medulla.Terjadi proses siklus ureum
 4.Segmen Tebal Ascendens Ansa Henle.Impermeabel terhadap air,sejumlah besar
natrium,klorida,kalium,dan ion-ion lainnya ditransport aktif dari tubulus ke interstitium medula.
 5 Segmen Awal Tubulus Distal.absorbsi zat terlarut dan air tetap di tubulus.
 6.Segmen Akhir Tubulus dan Tubulus Kolligentes.osmolaritas cairan tergantung pada kadar
ADH,Bila kadar ADH tinggi ,tubulus-tubulus ini sangat permeabel terhadap air,dan sejumlah
besar air akan direabsorbsi.Tetapi ureum tidak permeabel di lapisan ini,maka kadar ureum akan
pekat.
 7.Duktus Kolligens di Bagian Dalam Medula.Konsentrasi cairan bergantung pada ADH dan
osmolaritas interstitium medula yang dibentuk oleh mekanisme arus balik.ADH dalam jumlah
besar ,maka duktus-duktus akan sangat permeabel terhadap air,air berdifusi dari tubulus ke
interstitium ginjal hingga terjadi homeostasis,yakni konsentrasi cairan tubulus sama dengan
interstitium medula ginjal(1200-1400 mOsm/L).Bila ADH tinggi maka akan terjadi urine yang
pekat tetapi sedikit
 Penyebab dehidrasi [4]
 Secara umum, disebabkan oleh intake sedikit, outtake banyak.
 Insufiensi pemasukan H2O
 Terjadi saat perjalanan di gurun pasir atau saat kesulitan menelan
 Pengeluaran H2O berlebihan
 Terjadi saat berkeringat, muntah, serta diare yang berlebihan
 Diabetes insipidus
 Faktor lain:
 Eksternal / stress yang berhubungan dengan penyebab
 Contohnya :
 Aktifitas fisik yang berkepanjangan
 Pemaparan kering air misal di pesawat terbang yang tinggi
 Kehilangan darah
 Shock
 Lacrimation (pengeluaran air mata)
 Burns
 Penggunaan kafein, aphetamin dan metamfetamin
 Berlebihan konsumsi alkohol
 Penyakit menular
 kolera
 demam kuning
 Kurang gizi
 Elektrolit terganggu yang bisa disebabkan oleh hypertremia, puasa, ketidakmampuan untuk
menelan
 kehilangan air obligat
 hiperglikemia
 diabetes melitus
 uremia
 Mengompol
  
 Inkontinensia urin [4]
 Yaitu ketidakmampuan mencegah keluarnya urin,terjadi ketika jalur jalur desendens di medulla
spinalis yang memerantarai kontrol volunter sfingter eksternus dan diafragma pelvis terganggu,
misalnya pada cedera medula spinalis. Karena komponen lengkung reflek berkemih masih utuh
di medula spinalis bawah, maka pengosongan kantung kemih diatur oleh reflek spinal yang
tidak dapat dikendalikan, seperti pada bayi dan orang tua.
 Mengompol pada anak berusia dibawah 6 tahun merupakan hal yang umum, hal ini terjadi
karena ketidakmampuan otak untuk menangkap sinyal yang dikirimkan oleh kandung kencing
yang sudah penuh saat sang anak terlelap. Kenyataannya, kapasitas kandung kencing pada anak
pengompol lebih kecil daripada anak anak yang normal. Bisa juga hal ini disebabkan karena
kekurangan anti diuretic hormone. Otot- otot abdomennya gak bisa ditahan.
REFERENSI
 DAFTAR PUSTAKA
  
 Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
 McKinley, Michael dan Valerie Dean O’Loughlin. 2012. Human Anatomy. New York :
McGraw-Hill Inc
 Tortora, Gerard J dan Bryan Derrickson. 2012. Principle of Anatomy and Physiology. United
States of America:John Wiley & Sons, Inc
 Sherwood, Lauralle. 2010. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
 Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC
 Snell, Richard S.. 2011. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem. Jakarta: EGC
 Wonodirekso, Sugito. 2003. Penuntum Praktikum Histologi. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat
 Moore dan Agur, Anne M R. 2000. Anatomi Klinik Dasar. Jakarta: Hipokrates

Anda mungkin juga menyukai