Anda di halaman 1dari 17

Balantidiasis

Oleh: Kelompok 2
Dosen Pengampu: dr. Ima Maria

Program Studi Pendidikan Dokter


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
Jambi
2016/2017
KELOMPOK 2
Saza Perdana Putri G1A115018
Najla Putriyanisa G1A115019 Rudi Berlian Panji Aras G1A115042
Khusna Wahyuni G1A115020 Hanna Asmar G1A115043
Raudatul Agustina G1A115021 Ghozi Fadlul Ramadhan G1A115044
Salsabela Fithri G1A115022 Ulfadiya Putri G1A115045
Selia Tiara Putri Utami G1A115023 Hairon Dhiyaulhaq G1A115046
Putri Afrisilliya G1A115024 Samuel Batara Bonar G1A115047
Pertiwi Mulyani G1A115025 Bianti Putri Sekarani G1A115048
Anggun Fitria Putri G1A115026 Indra Wesly Simamora G1A115049
Nabiila Chairunnisa G1A115027 M. Dhiyo Fawwaz G1A115050
Seslatri Randeni G1A115028 Ghani Hukma FadllullahG1A115051
Laila Hanifah G1A115029 Adinda Nadia Hermas G1A115052
Floren Simanjuntak G1A115030 Fadel Mahfuzd G1A115053
Fiddin Martiansya G1A115032 M. Haldian Hakir G1A115054
Adithya Ahmad Al-Falah G1A115033 Agra Farellio Moniga G1A115055
M. Fakhri Rafif G1A115034 Muhamad Rifa’I G1A115056
Adinda Humeira Darmawan G1A115035 Jefri Raja Doli H. S. G1A115057
Wahyu Saputra G1A115036 Albertus Ari Setyo S. G1A115058
Rizka Debby Eta Putri G1A115037 Silvya Anindita G1A115059
Maifren Setia Rhoyes G1A115038 Nailatul Fadhila G1A115060
Arief Hidayat Heriono G1A115039 Rizki Fajar Muttaqin G1A115061
Denayoza Andam Suri G1A115040 Vidia Monisha Parbowati G1A115062
Riski Nanda Anggriyeni G1A115041 Dinda Sahyati Rizki N. P G1A115063
Definisi

Balantidiasis merupakan sebuah infeksi yang disebabkan oleh kista dari


protozoa bersilia Balantidium coli yang akan menginfeksi saluran pencernaan.
Balantidium coli adalah satu-satunya anggota dari divisi ciliate yang diketahui
sebagai patogen ke manusia dan merupakan protozoa terbesar, kira-kira 200
μm (Faust, E.C., and Russel, P.F., 1964).

Balantidium Coli paling sering ditemukan didaerah sanitasi yang buruk


serta Babi merupakan reservoir utama dari parasite ini, dan infeksi manusia
lebih sering terjadi di daerah-daerah di mana babi banyak berinteraksi dengan
manusia. Ini termasuk tempat-tempat seperti Filipina, sebagaimana disebutkan
sebelumnya, tetapi juga termasuk negara-negara seperti Bolivia dan Papua
Nugini(Smith, S., 2003).
Etiologi
• Balantidium coli
• Kontak dengan babi
• Kurang gizi
• Penyakit asam lambung kurang

Faktor Resiko
Manusia memiliki kekebalan alami yang berasalal dati kerja sel darah putih
yang menghasilkan antibodi. Beberapa orang yang mempunyai faktor resiko tinggi
terjangkit penyakit ini adalah :
a. Orang dengan keadaan sakit karena suatu penyakit sebelumnya, bila
terinfeksi oleh parasit ini akan menjadi serius bahkan fatal.
b. Orang yang kontak langsung atau mengurus kotoran reservoar.
c. Orang yang tinggal di daerah dengan fasilitas air tercemar kotoran babi atau
hewan lain.
d. Orang dengan imunitas dan status gizi rendah.
e. Penderita penyakit yang kekurangan cairan lambung.
Distribusi Geografi

Balantidiasis dapat ditumakan diseluruh penjuru dunia. Kenapa? Karena


babi adalah binatang reservoirnya, infeksi manusia terjadi karena frekuensi di
daerah babi meningkat. Binatang lain yang berpotensi sebagai reservoir adalah
hewan pengerat dan nonhuman primates.
Morfologi
Lanjutan…
Morfologi parasit berbeda-beda tergantung pada tahap siklus hidupnya.
Parasit Balantidium Coli, memiliki 2 bentuk :

1. Trophozoit
 Bentuk oval (seperti kantong) ukuran ± 60 µ (30-50 mikron) x 45 mikron
(25-120 mikron)
 Tubuh berdinding tipis diliputi cilia berbaris longitudiral dan tersusun
sebagai spiral pada bagian anterior (bagian mulut) lebih panjang, disebut
Aderal Cilia.
 Bagian anterior terdapat Cystome (mulut), pada sebagian posterior terdapat
Cytopyge (lubang eksresi)
 Di dalam citoplamasma terdapat :
- Nukleus, yang terdiri dari MacroNucleus dan Micronucleus
- Contractile Vacoule
- Food Vacoule

2. Cysta
 Bentuk bulat sampai lonjong
 Ukuran 50-60 mikron, dinding double
 Isinya sama dengan trophozoit juga dengan cilianya
 Merupakan bentuk infektif dan protektif, tidak untuk membelah diri.
Lanjutan…
Lanjutan…
Siklus Hidup

Protozoa genus Balantidium Coli merupakan protozoa yang dapat


menginfeksi manusia dan hewan. Protozoa ini merupakan protozoa yang
terbesar. Habitatnya adalah di dalam usus besar pada hewan dan manusia.
Balantidium Kista hidup di dalam tinja, dapat hidup 1-2 hari pada suhu
kamar. Parasit ini hidup diselaput lendir usus besar terutama pada didaerah
sekum. Bentuk kista ini adalah bentuk infektif. Bila bentuk kista tertelan terjadi
terjadi ekskistasi di dinding usus halus. Dari satu, keluar satu bentuk vegetative
yang segera berkembang biak dan membentuk koloni selaput lendir usus besar.
Setelah itu Balantidium berkembang dan dewasa lalu bertelur.
Bentuk kista dan bentuk vegetative keluar bersama tinja hospes. Tropozoit
dapat menembus dinding usus besar dan mengalir bersama aliran darah menuju
organ-organ lain misalnya ke-pulmo (paru-paru), liver dan enchepalon (otak).
Lalu memperbanyak diri diextrainternasional, lalu membentuk kista dan
mengeluarkannya bersama feces.
Lanjutan…
1. Kista adalah tahap parasit bertanggung jawab
untuk transmisi balantidiasis.
2. HOST yang paling sering menyebabkan kista
adalah melalui konsumsi makanan atau air
yang terkontaminasi.
3. Setelah proses pencernaan, excystation terjadi
di usus kecil, dan trofozoit menempati usus
besar.
4. Trofozoit berada dalam lumen usus besar
manusia dan hewan, di mana mereka
mengadakan replikasi dengan pembelahan
biner, di mana konjugasi mungkin terjadi.
5. Trofozoit mengalami encystatio untuk
menghasilkan kista infektif.
6. Beberapa trofozoit menginvasi dinding colon
dan berkembang biak. Beberapa kembali ke
lumen dan hancur. kista matang keluar
bersama dengan feses.
Lanjutan…

Reproduksi

Mula – mula mikronukleus yang membelah diikuti oleh makronukleus dan


sitoplasma sehingga menjadi dua organisme yang baru. Kadang – kadang tampak
pertukaran kromatin ( konjugasi ). Reproduksi berlangsung seksual dan aseksual.
Perkembang biakan secara aseksual yaitu dengan belah pasang, yaitu dengan
membelah jadi dua parasit yang sama bentuknya. Hanya terjadi bila situasi kurang
menguntungkan. Misalnya tidak ada pejantan. Perkembangbiakan secara seksual
terjadi pada pembiakan ini dibentuk sel kelamin, yaitu makrogametosit dan
mikrogametosit yang kemudian membelah membentuk makrogamet dan
mikrogamet. Setelah pembuahan menjadi zigot. Inti zigot membelah menjadi
banyak yang disebut sporozoit. Proses ini disebut sporogoni.
Manifestasi Klinik
Infeksi Balantidium coli biasanya asimtomatik, tetapi pasien dengan
penyakit yang serius akan mengalami diare yang persisten, nyeri abdomen, dan
terkadang mengalami perforasi kolon.

A. Kasus Akut B. Kasus berat


Gejala yang ditemukan • Diare
terutama adalah gejala • Tinja bercampur darah dan
gastrointestinal seperti : ingus yang dapat berakibat
• Sakit perut perforasi kolon
• Nausea • Penyakit yang menahun disertai
dengan diare yang diselingi
• Diare menahun
konstipasi sampai akhirnya
• Kadang – kadang
terjadi kakheksia.
disentri
Diagnosa Laboratorium

Diagnosis didasarkan pada deteksi trofozoit pada spesimen tinja atau


jaringan dikumpulkan selama endoskopi. Kista lebih jarang ditemui.
Balantidium coli lewat secara intermiten pada colon dan sangat cepat
hancur. Sehingga spesimen tinja harus dikumpulkan berulang kali, dan
segera diperiksa atau diawetkan untuk meningkatkan deteksi parasit.
Terapi/Pencegahan & Pengobatan
A. Pencegahan
1. Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene perorangan.
2. Beri penyuluhan dan bimbingan kepada penjamah makanan melalui
instansi kesehatan memperhatikan kebersihan dalam mengolah makanan,
dengan cara menghindari lalat, mencuci tangan sebelum memasak,
memasak dengan matang.
3. Pembuangan kotoran pada jamban yang memenuhi persyaratan sanitasi.
4. Kurangi kontak dengan babi dan kotorannya.
5. Lindungi tempat penampungan/sumber air untuk masyarakat dari
kontaminasi kotoran babi. Filter pasir/tanah dapat menyaring semua kista,
klorinasi air dengan cara yang biasanya dilakukan tidak menghancurkan
kista. Air dalam jumlah sedikit untuk diminum lebih baik dimasak.
6. Keluarga atau pasangan seksual penderita Balantidiasis diperiksa secara
rutin untuk mengetahui jumlah krista dalam tubuh.
7. Hindari makanan yang tidak bisa dimasak atau buah yang tidak bisa
dikupas kulitnya bila bepergian ke negeri yang endemis Balantidiasis.
Lanjutan…
B. Pengobatan
Tiga obat yang paling sering digunakan untuk mengobati
Balantidium coli: tetrasiklin, metronidazole, dan iodoquinol.

1. Tetrasiklin
Dewasa, 500 mg per oral empat kali sehari selama 10 hari;
anak-anak berusia ≥ 8 tahun, 40 mg / kg / hari (max. 2 gram)
secara lisan dalam empat dosis selama 10 hari. (Catatan:
Tetrasiklin merupakan kontraindikasi pada kehamilan dan
pada anak-anak <8 tahun Tetracycline harus diambil 1 jam
sebelum atau 2 jam setelah makan atau meminum produk
susu

2. Metronidazol
Dewasa, 500-750 mg per oral tiga kali sehari selama 5 hari;
anak-anak, 35-50 mg / kg / hari secara oral dalam tiga dosis
selama 5 hari.
Lanjutan…

3. Iodoquinol
Dewasa, 650 mg per oral tiga kali sehari selama 20 hari;
anak-anak, 30-40 mg / kg / hari (max 2 g) secara oral
dalam tiga dosis selama 20 hari. (Catatan: iodoquinol harus
diambil setelah makan.)

Anda mungkin juga menyukai