Anda di halaman 1dari 50

HIDROPNEUMOT

HORAX
INDIRA LARASATI
G1A220032
PENDAHUL
UAN
Pleura terdiri atas pleura visceral dan pleura parietal dengan rongga yang
berisi sedikit cairan sebagai fungsi pelumas dalam pergerakan pernapasan

Hydropneumothoraks  suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam


rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Nanah(empyema) 
pyopneumothoraks

Insiden pyopneumothoraks di bagian paru RSUD. Dr. Soetomo Surabaya, pada tahun
2013 dirawat 3,4% dari 2.192 penderita rawat inap. Dengan perbandingan pria :
Wanita 5:1
IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn.M

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 38 Tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

MRS : 16/10/2021
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesis
Dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2021

Keluhan
Utama

Sesak nafas yang


memberat sejak ± 1
hari SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
• Sesak nafas yang memberat ± 1 hari SMRS
• Dirasakan sejak ± 3 tahun SMRS  tidak mengganggu aktivitas.
• Hilang timbul, tidak dipengaruhi oleh cuaca, tidak disertai mengi, serta tidak disebabkan
oleh benda asing seperti debu, tungau dan lain-lain
• 1 hari SMRS, sesak semakin berat  mengganggu aktivitas dan mempengaruhi kualitas
tidur.
• Sesak nafas yang dialami os dirasakan saat berbaring, memberat ketika bergerak dan
berbicara. Sesak berkurang jika os miring ke kanan.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

• Os juga mengeluhkan batuk. Batuk dirasakan sejak ± 3 tahun SMRS. Batuk


dirasakan hilang timbul. Batuk disertai dahak berwarna hijau, tanpa disertai
darah. Volume dahak nya pasien tidak ingat.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

• Selain itu os mengeluhkan adanya nyeri dada sejak ± 2 hari SMRS. Nyeri dada
dirasakan di bagian kanan. Nyeri terasa seperti di himpit. Nyeri dada dirasakan
hilang timbul, nyeri dada memberat ketika os menarik nafas dan tidak membaik
dengan perubahan posisi.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

• Os juga mengeluhkan adanya demam dan berkeringat sejak ± 4 hari SMRS.


Keluhan ini dirasakan memberat ketika malam hari sehingga sering membuat
os terbangun ketika malam hari. Demam yang dirasakan os bersifat hilang
timbul dan tidak disertai dengan nyeri kepala. Keluhan demam berkurang
ketika pagi hari, namun tidak disertai dengan menggigil.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

• Os juga mengeluhkan adanya penurunan BB  baju dan celana nya longgar.


• Nafsu makan yang menurun.
• Mual dan muntah (+) sejak ± 6 hari SMRS  apa yang dimakan, dengan
takaran ½ gelas air mineral (± 100 cc). Muntah dialami sebanyak 4 kali.
• Riwayat kecelakaan (-), riwayat trauma dada (-).
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat Sosial Ekonomi

● Riwayat Keluhan serupa (-) ● Riwayat Keluhan serupa (-) • Wiraswasta

● Riwayat TB Paru (-) ● Riwayat TB Paru (-) • Menikah


● Riwayat alergi (-) • Rumah tidak terlalu besar
● Riwayat alergi (-)
● Riwayat asma (-) dengan ventilasi yang cukup
● Riwayat asma (-)
• Kebiasaan merokok sejak 10
● Riwayat DM (-) ● Riwayat DM (-)
tahun yll  12 batang/hari
● Riwayat penyakit jantung ● Riwayat penyakit jantung
• Os tinggal bersama orangtua,
(-) (-)
istri, anak dan abangnya 
● Riwayat Hipertensi (-) ● Riwayat Hipertensi (-)
perokok aktif
VITAL SIGN
26 Oktober 2021
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
GCS : 15 (E4M6V5)

Suhu : RR : 24x/i
37,5°C SpO2 : 97%

BB/TB : 51kg / 170 cm


TD : 90/60 IMT : 17,99 kg/m2
mmHg (Underweight)

Nadi :
108x/i
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala
Normocephal, rambut tidak
mudah dicabut
Kulit
Mata Sawo matang,
Refleks cahaya (+/+), Conjungtiva Turgor cepat kembali
anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)

Telinga
Hidung Sekret (-/-), bentuk simetris,
Rinnore (-) pendengaran dalam batas
epistaksis (-) normal
Deviasi (-)

Leher Mulut
Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-) Bibir kering (-), pucat (-)
INSPEKSI
THORAKS
• Statis: Asimetris kiri dan kanan, terpasang WSD pada dada
kanan (+), tertampung cairan sebanyak 350 cc berwarna kuning (Anterior)
keruh, Spider nervi (-), venektasi (-), vena kolateral (-), Scar (-),
Barrel Chest (-)
 Dinamis: Pergerakan dinding dada asimetris dengan dinding
kanan tertinggal, dada kiri lebih mengembang dibanding dada
kanan, dada kanan lebih flat dibanding dada kiri.

PALPASI
• Nyeri tekan (-), fremitus taktil dada kanan melemah dibanding
dada kiri

PERKUSI

• Paru dextra hipersonor pada ics 1-2 (+), redup (+) pada ics 3-4 ,
paru sinistra sonor (+)

AUSKULTASI
• Vesikuler (+/+), bunyi nafas kanan menurun dibanding nafas kiri.
Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
INSPEKSI
THORAKS
• Statis: Tidak dapat dinilai
 Dinamis: Tidak dapat dinilai (Posterior)

PALPASI
• Tidak dapat dinilai

PERKUSI
• Tidak dapat dinilai

AUSKULTASI
• Tidak dapat dinilai
INSPEKSI
• Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicularis
sinistra THORAX: Cor
PALPASI
• Ictus cordis teraba pada ICS V di linea midclavicularis
sinistra

PERKUSI
• Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
• Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
• Kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra

AUSKULTASI
• Bunyi jantung I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)
ABDOMEN
INSPEKSI
Datar, luka bekas operasi (-), sikatrik (-)

PALPASI
• Soepel, nyeri tekan (-), hepar, lien, ginjal kanan dan kiri tidak
teraba

PERKUSI
• Timpani pada 4 region abdomen

AUSKULTASI
• Bising usus (+) Normal
Superior :

Akral hangat, Capilary refill time <2 detik, Motorik (5/5)


Ekstremitas
Sianosis (-) Clubbing finger (-) Nicotine staining (-)
Edema (-) unilateral/bilateral

Inferior :

Akral hangat, Capilary refill time <2 detik, Motorik (5/5)


Sianosis (-) Clubbing finger (-) Eritema nodusum (-)
Edema (-) unilateral/bilateral
Darah rutin (17 Oktober 2021) Glukosa darah dan Faal Hati (17 Oktober 2021)

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Parameter Hasil Normal


LEUKOSIT 19,1 (4-10,0x103/mm3)
GDS 98 < 200 mg/dl
ERITROSIT 4,78 (4-5x106/mm3) 24 15-37 u/l
SGOT
HGB 14,0 (13,4-15,5 g/dl)
SGPT 43 14—63 u/l
HCT 39,5 (34,5-54 %)
MPV 5,51 (7,2-11,1 fl) Kesan : Normal
MCV 82,9 (80-96 fl) Hematologi dan Kimia klinik (18 Oktober 2021)
MCH 29,4 (27-31 pg)
MCHC 35,4 (32-36 g/l) Parameter Hasil Nilai Rujukan Kesan
Kesan : Lukositosis
LED 78 0-20 mm/jam Meningkat

Elektrolit (26 Mei 2021)

Parameter Hasil Nilai Normal


Kesan : Peningkatan LED

Faal Ginjal (17 Oktober 2021)


Natrium (Na) 125,8 (136-146 mmol/L)
Kalium (K) 5,46 (3.34-5.10 mmol/L)
Parameter Hasil Normal

Chlorida (Cl) 94,6 (98-106 mmol/L) Ureum 56 (15-39 mg/dl)

Calcium ion++ 0,89 (1.00-1.15 mmol/L) Kreatinin 2,50 (0,55-1,3 mg/dl)

Kesan : Hiponatremia, Hiperkalemi, Hipochlorida, Hipokalsemi


Kesan : Azotenia
1. Tampak perselubungan
homogen
2. Sinus costophrenicus
dextra tumpul

Kesan:
Hidropneumothorax dextra
Collaps Paru
DAFTAR
MASALAH
- Sesak
- Nyeri dada
- Demam, dan berkeringat
- Azotenia
- Imbalance Elektrolit (Hiponatremia, Hiperkalemi,
Hipochlorida, Hipokalsemi)
- LED Meningkat
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
HIDROPNEUMOTHORAX
Diagnosis
DEXTRA
Primer
• Pyopneumothorax dextra
ec Pneumonia
Diagnosis
Banding
• Pyopneumothorax dextra
ec PPOK

• Hematohtorax dextra

Imbalance Elektrolit
(Hiponatremia, Hiperkalemi, Diagnosis
Hipochlorida, Hipokalsemi) Sekunder
PEMERIKSAAN ANJURAN

CEK
KULTUR
ELEKTROLIT
CAIRAN
POST
PLEURA
KOREKSI
PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring
NON
b. Tindakan dekompresi (WSD)
MEDIKA
MENTOSA c. Edukasi penyakit, pengobatan dan komplikasi

a. Oksigenasi NRM 15L

MEDIKA b. IVFD Asering 20 tpm.

MENTOSA c. Lavofloxacin IV 1x500mg selama 7-14 hari

d. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV


PROGNOSIS
Quo ad Vitam

Dubia ad
Bonam

Quo ad Quo ad
Functionam Sanationam
Dubia ad Bonam Dubia ad
Bonam
Follow Up

Tanggal S O A P

26 Oktober Sedikit sesak, Gerakan -KU: Tampak sakit sedang Piopneumothorax a. IVFD Asering 20 tpm.
2021 terbatas, nafsu makan -Kesadaran: compos mentis dextra
b. Lavofloxacin IV 1x500mg selama
menurun -GCS E4M6V5
7-14 hari
TTV:
c. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV
TD: 90/70 mmHg
 
N: 98x/m
 
RR: 28 x/m
T: 36,9˚C
SpO2 : 97%
WSD terpasang berwarna kuning kehijauan 300cc

27 Oktober Sedikit sesak, Gerakan KU: Tampak sakit sedang Piopneumothorax dextra a. IVFD Asering 20 tpm.
2021 terbatas, nafsu makan -Kesadaran: compos mentis
b. Lavofloxacin IV 1x500mg selama 7-
menurun. -GCS E4M6V5
14 hari
  TTV:
c. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV
TD: 110/70 mmHg
 
N: 100x/m
 
RR: 26 x/m
T: 37,2˚C
SpO2 : 98%
WSD terpasang berwarna kuning kehijauan ±300cc
Follow Up

Tanggal S O A P

28 Oktober Sedikit sesak, Gerakan -KU: Tampak sakit sedang Piopneumothorax dextra a. IVFD Asering 20 tpm.
2021 terbatas, nafsu makan -Kesadaran: compos mentis
b. Lavofloxacin IV 1x500mg selama 7-
menurun -GCS E4M6V5
14 hari
TTV:
c. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV
TD: 100/70 mmHg
 
N: 98x/m
 
RR: 27 x/m
 
T: 37˚C
SpO2 : 97%
WSD terpasang berwarna kuning kehijauan ±320cc

29 Oktober Sedikit sesak, Gerakan KU: Tampak sakit sedang Piopneumothorax dextra a. IVFD Asering 20 tpm.
2021 terbatas, nafsu makan -Kesadaran: compos mentis
b. Lavofloxacin IV 1x500mg selama 7-
menurun. -GCS E4M6V5
14 hari
  TTV:
c. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV
TD: 110/80 mmHg
 
N: 100x/m
 
RR: 28 x/m
T: 37,5˚C
SpO2 : 98%
WSD terpasang berwarna kuning kehijauan ±320cc
TINJAUAN
PUSTAKA
HIDROPNEUMOT
HORAX
Suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan didalam rongga pleura
yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.
Nanah (empyema)  piopneumothorax
Udara  pneumothorax
ANATOMI
RONGGA
PLEURA
FISIOLOGI
Inspirasi:
Tekanan intrapleura lebih negatif dari tekanan intrabronkial  paru mengembang
mengikuti gerakan dinding dada  udara dari luar akan terhisap masuk melalui
bronkus  alveol.
Ekspirasi:
Dinding dada menekan rongga dada sehingga tekanan intrapleura akan lebih
tinggi daripada tekanan udara alveol atau di bronkus  udara akan ditekan keluar
melalui bronkus
ETIOLOGI
Hidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista kecil yang
diameternya tidak lebih dari 1-2 cm yang berada di bawah permukaan pleura viseralis,
dan sering ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb
ini oleh karena adanya perembesan udara dari alveoli yang dindingnya ruptur melalui
jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di bawah pleura viseralis.
Faktor infeksi atau radang paru.

Tekanan intra alveolar yang tinggi akibat batuk atau mengejan.

Robeknya pleura Visceralis

Robeknya dinding dada dan pleura parietalis


KLASIFIKA
SI
PNEUMOTHORAX SPONTAN
PRIMER

PNEUMOTHORAX SPONTAN
SEKUNDER

PNEUMOTHORAX TRAUMATIKA
BERDASARKAN GEJALA KLINIS
a. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau pre-shock
b. Tension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-schock

BERDASARKAN FISTEL
a. Closed Pneumothorax
b. Open Pneumothorax
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang timbul pada Pneumotoraks tergantung pada besarnya
kerusakan yang terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru.

Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba - tiba bersifat unilateral diikuti sesak Aktivitas
napas. berat

Suara melemah, nyeri menusuk pada dada waktu inspirasi,


kelemahan fisik.
Gejala Berat

Penderita gelisah sekali, trakea dan mediastinum dapat mendorong kesisi kontralateral.
Gerakan pernafasan tertinggi pada sisi yang sakit fungsi respirasi menurun, sianosis
disertai syok oleh karena aliran darah yang terganggu akibat penekanan oleh udara,
dan curah jantung menurun
DIAGNOSIS
Anamnesis

Ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti ditusuk, disertai sesak nafas dan
kadang-kadang disertai dengan batukbatuk

Rasa nyeri dan sesak nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat.

Sakit dada biasanya datang tiba-tiba seperti ditusuk-tusuk se tempat


pada sisi paru yang terkena, kadang-kadang menyebar ke arah bahu,
hipokondrium dan skapula. Rasa sakit bertambah waktu bernafas dan
batuk.
PEMERIKSAAN FISIK

a. Inspeksi : terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang/asimetris

b. Palpasi : dijumpai spatium interkostalis yang melebar, vocal fremitus melemah, denyut
apeks jantung atau ictus jantung terdorong ke sisi yang sehat.

c. Perkusi : batas jantung terdorong ke thorax yang sehat bila dengan tekanan yang tinggi.
Suara ketok: Hipersonor pada sisi paru yang sakit.

d. Auskultasi : dijumpai suara nafas yang melemah, sampai menghilang.


Pada foto tegak terlihat
garis mendatar karena
adanya udara di atas
cairan.

Cairan pleura selalu bersama-sama udara  meniscus sign tidak tampak.


Pada foto lurus maka akan dijumpai air fluid level meskipun cairan sedikit.
Gambaran radiologi pada hidropneumothorax ini ruang pleura sangat translusen dengan tak tampaknya gambaran
pembuluh darah paru, biasanya tampak garis putih tegas membatasi pleura visceralis yang membatasi paru yang
kolaps, tampak gambaran semiopak homogen menutupi paru bawah, dan penumpukan cairan di dalam cavum
pleura yang menyebabkan sinus costofrenikus menumpul.
DIAGNOSA
BANDING
1. EFUSI PLEURA

Pembentukan cairan dalam rongga pleura yang dapat disebebakan oleh banyak keadaan yang
dapat berasal dari kelainan dalam paru sendiri, misalnya infeksi baik oleh bakteri maupun virus
atau jamur, tumor paru; atau disebabkan oleh keadaan kelainan sistemik, antara lain penyakit
yang mengakibatkan hambatan getah bening, kegagalan jantung. Tidak jarang juga disebabkan
oleh trauma kecelakaan atau tindakan pembedahan
2. ABSES PARU

Peradangan dijaringan paru yang menimbulkan nekrosis dengan pengumpulan


nanah. Pada foto PA dan lateral abses paru biasanya ditemukan satu kavitas, tetapi
dapat pula multi kavitas berdinding tebal, dapat pula ditemukan permukaan udara
dan cairan didalamnya.
PENATALAKSANAAN
Tindakan pengobatan hidropneumotoraks tergantung dari luasnya
permukaan hidropneumotoraks.

Tujuan dari penatalaksanaan ini yaitu untuk mengeluarkan udara dari


rongga pleura, sehingga paru-paru bisa kembali mengembang.

Pada hidropneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan


pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang
serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap.
Observasi dan pemberian tambahan oksigen.

Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau
tanpa pleurodesis.

Tindakan ini dilakukan seawal mungkin pada pasien pneumotoraks yang


luasnya>15%. Tindakan ini bertujuan mengeluarkan udara drongga pleura
(dekompresi).Tindakan dekompresi ini dapat dilakukan dengan cara :
ANALISIS
KASUS
• Sesak yang semakin memberat 1 hari SMRS, sesak
sejak ± 3 tahun SMRS yang semakin memberat
Berdasarkan teori, gejala pneumothorax yang
sehingga mengganggu aktivitas dan mempengaruhi
paling sering muncul yaitu, sesak nafas, nyeri
kualitas tidur. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh
dada, dan batuk. Sesak nafas biasanya muncul
cuaca, mengi (-), tidak disebabkan oleh benda asing
pada 80-100% pasien, nyeri dada muncul pada
seperti debu, tungau dll.
75-90% pasien dan batuk muncul pada 25-35%
• Batuk berdahak yang dirasakan sejak ± 3 tahun
pasien. Pada kasus ini kemungkinan terjadinya
SMRS, disertai dahak berwarna hijau.
nyeri dada yang dialami diakibatkan oleh
• Nyeri dada sebelah kanan yang memberat ketika
berkurangnya pasokan oksigen atau
pasien menarik nafas.
meningkatnya kebutuhan oksigen jantung.
• Demam dan berkeringat dimalam hari. Mengigil (-)
dan hilang timbul sejak ± 6 hari SMRS.
ANALISIS
KASUS
Sesuai teori, pasien dengan pneumothorax
• Pasien juga mengeluhkan adanya penurunan berat biasanya akan mengeluhkan adanya penurunan
badan yang dirasakan karena baju dan celana nya nafsu makan yang menyebabkan adanya
terasa semakin longgar. penurunan berat badan.
ANALISIS
KASUS
Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya pergerakan
dinding dada yang tidak simetris. Dada kiri tampak
lebih mengembang dibanding dada kanan, dan dada Sesuai dengan teori, dari pemeriksaan
kanan tampak lebih flat dibanding dada kiri. auskultasi akan didapatkan suara nafas
Auskultasi didapatkan adanya suara vesikuler yang melemah sampai menghilang, dan pada perkusi
menurun pada dada sebelah kanan dan pada dada akan didapatkan suara hipersonor.
sebelah kiri terdengar vesikuler norma. Dari perkusi
didapatkan adanya suara hipersonor pada dada kanan
dan sonor pada dada kiri.
ANALISIS
KASUS
Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya pergerakan
dinding dada yang tidak simetris. Dada kiri tampak
lebih mengembang dibanding dada kanan, dan dada Sesuai dengan teori, dari pemeriksaan
kanan tampak lebih flat dibanding dada kiri. auskultasi akan didapatkan suara nafas
Auskultasi didapatkan adanya suara vesikuler yang melemah sampai menghilang, dan pada perkusi
menurun pada dada sebelah kanan dan pada dada akan didapatkan suara hipersonor.
sebelah kiri terdengar vesikuler norma. Dari perkusi
didapatkan adanya suara hipersonor pada dada kanan
dan sonor pada dada kiri.
KESIMPUL
AN  
• Pneumothorax  suatu keadaan dimana rongga pleura terisi oleh udara, sehingga menyebakan
pendesakkan terhadap jaringan paru yang menimbulkan gangguan dalam pengembangannya
terhadap rongga dada saat proses respirasi.
• Berdasarkan penyebabnya pneumothorax dapat terjadi baik secara spontan maupun traumatic.
• Pneumothorax spontan  primer dan sekunder. Pneumothorax traumatic  iatrogenic dan non
iatrogenik. Berdasarkan fistel yang terbentuk  terbuka, tertutup dan ventil (tension).
• Rontgent  gambaran translusen tanpa adanya corakan bronkovaskuler pada lapang paru yang
terkena, disertai adanya garis putih yang merupakan batas paru (colaps line).
• Pada prinsinya, penanganan pneumothorax berupa observasi dan pemberian O2 yang
dilanjutkan dengan dekompresi.
Thanks!
Do you have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838 yourcompany.com
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai