HORAX
INDIRA LARASATI
G1A220032
PENDAHUL
UAN
Pleura terdiri atas pleura visceral dan pleura parietal dengan rongga yang
berisi sedikit cairan sebagai fungsi pelumas dalam pergerakan pernapasan
Insiden pyopneumothoraks di bagian paru RSUD. Dr. Soetomo Surabaya, pada tahun
2013 dirawat 3,4% dari 2.192 penderita rawat inap. Dengan perbandingan pria :
Wanita 5:1
IDENTITAS
PASIEN
Nama : Tn.M
Usia : 38 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
MRS : 16/10/2021
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dan autoanamnesis
Dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2021
Keluhan
Utama
• Selain itu os mengeluhkan adanya nyeri dada sejak ± 2 hari SMRS. Nyeri dada
dirasakan di bagian kanan. Nyeri terasa seperti di himpit. Nyeri dada dirasakan
hilang timbul, nyeri dada memberat ketika os menarik nafas dan tidak membaik
dengan perubahan posisi.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Suhu : RR : 24x/i
37,5°C SpO2 : 97%
Nadi :
108x/i
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Normocephal, rambut tidak
mudah dicabut
Kulit
Mata Sawo matang,
Refleks cahaya (+/+), Conjungtiva Turgor cepat kembali
anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Telinga
Hidung Sekret (-/-), bentuk simetris,
Rinnore (-) pendengaran dalam batas
epistaksis (-) normal
Deviasi (-)
Leher Mulut
Pembesaran Kelenjar Getah Bening (-) Bibir kering (-), pucat (-)
INSPEKSI
THORAKS
• Statis: Asimetris kiri dan kanan, terpasang WSD pada dada
kanan (+), tertampung cairan sebanyak 350 cc berwarna kuning (Anterior)
keruh, Spider nervi (-), venektasi (-), vena kolateral (-), Scar (-),
Barrel Chest (-)
Dinamis: Pergerakan dinding dada asimetris dengan dinding
kanan tertinggal, dada kiri lebih mengembang dibanding dada
kanan, dada kanan lebih flat dibanding dada kiri.
PALPASI
• Nyeri tekan (-), fremitus taktil dada kanan melemah dibanding
dada kiri
PERKUSI
• Paru dextra hipersonor pada ics 1-2 (+), redup (+) pada ics 3-4 ,
paru sinistra sonor (+)
AUSKULTASI
• Vesikuler (+/+), bunyi nafas kanan menurun dibanding nafas kiri.
Rhonki (-/-), wheezing (-/-)
INSPEKSI
THORAKS
• Statis: Tidak dapat dinilai
Dinamis: Tidak dapat dinilai (Posterior)
PALPASI
• Tidak dapat dinilai
PERKUSI
• Tidak dapat dinilai
AUSKULTASI
• Tidak dapat dinilai
INSPEKSI
• Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicularis
sinistra THORAX: Cor
PALPASI
• Ictus cordis teraba pada ICS V di linea midclavicularis
sinistra
PERKUSI
• Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
• Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
• Kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
AUSKULTASI
• Bunyi jantung I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)
ABDOMEN
INSPEKSI
Datar, luka bekas operasi (-), sikatrik (-)
PALPASI
• Soepel, nyeri tekan (-), hepar, lien, ginjal kanan dan kiri tidak
teraba
PERKUSI
• Timpani pada 4 region abdomen
AUSKULTASI
• Bising usus (+) Normal
Superior :
Inferior :
Kesan:
Hidropneumothorax dextra
Collaps Paru
DAFTAR
MASALAH
- Sesak
- Nyeri dada
- Demam, dan berkeringat
- Azotenia
- Imbalance Elektrolit (Hiponatremia, Hiperkalemi,
Hipochlorida, Hipokalsemi)
- LED Meningkat
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSIS BANDING
HIDROPNEUMOTHORAX
Diagnosis
DEXTRA
Primer
• Pyopneumothorax dextra
ec Pneumonia
Diagnosis
Banding
• Pyopneumothorax dextra
ec PPOK
• Hematohtorax dextra
Imbalance Elektrolit
(Hiponatremia, Hiperkalemi, Diagnosis
Hipochlorida, Hipokalsemi) Sekunder
PEMERIKSAAN ANJURAN
CEK
KULTUR
ELEKTROLIT
CAIRAN
POST
PLEURA
KOREKSI
PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring
NON
b. Tindakan dekompresi (WSD)
MEDIKA
MENTOSA c. Edukasi penyakit, pengobatan dan komplikasi
Dubia ad
Bonam
Quo ad Quo ad
Functionam Sanationam
Dubia ad Bonam Dubia ad
Bonam
Follow Up
Tanggal S O A P
26 Oktober Sedikit sesak, Gerakan -KU: Tampak sakit sedang Piopneumothorax a. IVFD Asering 20 tpm.
2021 terbatas, nafsu makan -Kesadaran: compos mentis dextra
b. Lavofloxacin IV 1x500mg selama
menurun -GCS E4M6V5
7-14 hari
TTV:
c. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV
TD: 90/70 mmHg
N: 98x/m
RR: 28 x/m
T: 36,9˚C
SpO2 : 97%
WSD terpasang berwarna kuning kehijauan 300cc
27 Oktober Sedikit sesak, Gerakan KU: Tampak sakit sedang Piopneumothorax dextra a. IVFD Asering 20 tpm.
2021 terbatas, nafsu makan -Kesadaran: compos mentis
b. Lavofloxacin IV 1x500mg selama 7-
menurun. -GCS E4M6V5
14 hari
TTV:
c. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV
TD: 110/70 mmHg
N: 100x/m
RR: 26 x/m
T: 37,2˚C
SpO2 : 98%
WSD terpasang berwarna kuning kehijauan ±300cc
Follow Up
Tanggal S O A P
28 Oktober Sedikit sesak, Gerakan -KU: Tampak sakit sedang Piopneumothorax dextra a. IVFD Asering 20 tpm.
2021 terbatas, nafsu makan -Kesadaran: compos mentis
b. Lavofloxacin IV 1x500mg selama 7-
menurun -GCS E4M6V5
14 hari
TTV:
c. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV
TD: 100/70 mmHg
N: 98x/m
RR: 27 x/m
T: 37˚C
SpO2 : 97%
WSD terpasang berwarna kuning kehijauan ±320cc
29 Oktober Sedikit sesak, Gerakan KU: Tampak sakit sedang Piopneumothorax dextra a. IVFD Asering 20 tpm.
2021 terbatas, nafsu makan -Kesadaran: compos mentis
b. Lavofloxacin IV 1x500mg selama 7-
menurun. -GCS E4M6V5
14 hari
TTV:
c. Inj. Ceftriaxone vial 2x1gr IV
TD: 110/80 mmHg
N: 100x/m
RR: 28 x/m
T: 37,5˚C
SpO2 : 98%
WSD terpasang berwarna kuning kehijauan ±320cc
TINJAUAN
PUSTAKA
HIDROPNEUMOT
HORAX
Suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan didalam rongga pleura
yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.
Nanah (empyema) piopneumothorax
Udara pneumothorax
ANATOMI
RONGGA
PLEURA
FISIOLOGI
Inspirasi:
Tekanan intrapleura lebih negatif dari tekanan intrabronkial paru mengembang
mengikuti gerakan dinding dada udara dari luar akan terhisap masuk melalui
bronkus alveol.
Ekspirasi:
Dinding dada menekan rongga dada sehingga tekanan intrapleura akan lebih
tinggi daripada tekanan udara alveol atau di bronkus udara akan ditekan keluar
melalui bronkus
ETIOLOGI
Hidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista kecil yang
diameternya tidak lebih dari 1-2 cm yang berada di bawah permukaan pleura viseralis,
dan sering ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb
ini oleh karena adanya perembesan udara dari alveoli yang dindingnya ruptur melalui
jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di bawah pleura viseralis.
Faktor infeksi atau radang paru.
PNEUMOTHORAX SPONTAN
SEKUNDER
PNEUMOTHORAX TRAUMATIKA
BERDASARKAN GEJALA KLINIS
a. Pneumotorak simple : tidak diikuti gejala shock atau pre-shock
b. Tension Pnuemotorak : diikuti gejala shock atau pre-schock
BERDASARKAN FISTEL
a. Closed Pneumothorax
b. Open Pneumothorax
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala yang timbul pada Pneumotoraks tergantung pada besarnya
kerusakan yang terjadi pada sub pleura dan ada tidaknya komplikasi penyakit paru.
Gejala yang utama adalah berupa rasa sakit yang tiba - tiba bersifat unilateral diikuti sesak Aktivitas
napas. berat
Penderita gelisah sekali, trakea dan mediastinum dapat mendorong kesisi kontralateral.
Gerakan pernafasan tertinggi pada sisi yang sakit fungsi respirasi menurun, sianosis
disertai syok oleh karena aliran darah yang terganggu akibat penekanan oleh udara,
dan curah jantung menurun
DIAGNOSIS
Anamnesis
Ditemukan anamnesis yang khas, yaitu rasa nyeri pada dada seperti ditusuk, disertai sesak nafas dan
kadang-kadang disertai dengan batukbatuk
Rasa nyeri dan sesak nafas ini makin lama dapat berkurang atau bertambah hebat.
b. Palpasi : dijumpai spatium interkostalis yang melebar, vocal fremitus melemah, denyut
apeks jantung atau ictus jantung terdorong ke sisi yang sehat.
c. Perkusi : batas jantung terdorong ke thorax yang sehat bila dengan tekanan yang tinggi.
Suara ketok: Hipersonor pada sisi paru yang sakit.
Pembentukan cairan dalam rongga pleura yang dapat disebebakan oleh banyak keadaan yang
dapat berasal dari kelainan dalam paru sendiri, misalnya infeksi baik oleh bakteri maupun virus
atau jamur, tumor paru; atau disebabkan oleh keadaan kelainan sistemik, antara lain penyakit
yang mengakibatkan hambatan getah bening, kegagalan jantung. Tidak jarang juga disebabkan
oleh trauma kecelakaan atau tindakan pembedahan
2. ABSES PARU
Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau
tanpa pleurodesis.