Anda di halaman 1dari 2

HIPOKALEMIA

Kode Nomor : 015/PPK-Penyakit Dalam No. Revisi : 01 Halaman : 1/2

Ditetapkan :

PANDUAN
PRAKTIK Tanggal Terbit :
KLINIS
09 /01 / 2023
Dr. dr. Prita Muliarini, Sp.OG(K), MH., FISQua dr. Gati Kusumo Budiani
Ketua Komite Medik Plh. Direktur

PENGERTIAN 1. Hipokalemia adalah kadar kalium serum rendah, < 3,5 mEq/L.
2. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran atau kehilangan kalium baik renal (pemberian
diuretika, gangguan asam basa, aldosteronisme, tirotoksikosis, ketoasidosis diabetes)
maupun ekstra renal (melalui saluran cerna / diare, mutah dan hiperventilasi)

ANAMNESIS 1. Ada riwayat gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare, kembung)


2. Adanya riwayat pemberian obat-obat diuretik
3. Pasien menjadi lemas, terjadi gangguas napas
PEMERIKSAAN 1. Hipokalemia ringan (K : 3,0 – 3,5 mEq/L) biasanya asimptomatik
FISIS 2. Hipokalemia sedang (K : 2,5 – 3,0 mEq/L :
Keadaan umum: Otot-otot lemas, konstipasi
Jantung: Disritmia jantung
Paru: Napas dangkal / lemas sampai distress pernapasan
Abdomen: Bising usus menurun, distensi abdomen / kembung
Ekstremitas : Otot proksimal pada ekstremitas inferior lemas
3. Hipokalemia berat (K : < 2,5 mEq/L):
Keadaan umum : Otot-otot lemas, dapat fasikulasi,
kejangParu : Distress napas sampai apnea
Jantung : Disritmia jantung sampai fatal cardiac arythmia
Abdomen : Bising usus menurun sampai tidak ada, ileus paralitik, distensi abdomen
Ekstremitas : Otot-otot lemas sampai paralise (lumpuh)

KRITERIA 1. Hipokalemia ringan (K : 3,0 – 3,5 mEq/L)


DIAGNOSIS 2. Hipokalemia sedang (K : 2,5 – 3,0 mEq/L)
3. Hipokalemia berat (K : < 2,5 mEq/L)
DIAGNOSIS - Hipokalemia
DIFERENSIAL - Hipomagnesemia
- Hipotirodisme
PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan elektrolit lengkap (Na, K, Cl, Mg), AGD, GDS
PENUNJANG 2. Foto polos abdomen
3. EKG : P wave tinggi, PR memanjang, QT memanjang, T inverted, depresi segment
ST, ada gelombang U, aritmia
4. Echocardiography (bila memungkinkan)

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI RS HERMINA TANGKUBANPRAHU SECARA TERTULIS*
HIPOKALEMIA
Kode Nomor : 015/PPK-Penyakit Dalam No. Revisi : 01 Halaman : 2/2

Ditetapkan :

PANDUAN Tanggal Terbit :


PRAKTIK
KLINIS 09/01/2023

Dr. dr. Prita Muliarini, Sp.OG(K), MH., FISQua dr. Gati Kusumo Budiani
Ketua Komite Medik Plh. Direktur

TATALAKSANA 1. Untuk kasus hipokalemia ringan, diberikan suplemen kalium peroral 75 mg/kgBB, dibagi
3 (tiga) dosis
2. Untuk kasus hipokalemia sedang sampai berat, diberikan kalium secara parenteral (tidak
melebihi 40 mEq/L)
3. Pada keadaan hipokalemia berat, diberikan kalium 0,25 – 0,75 mg/kgBB/jam (kecepatan
tidak lebih dari 0,5 mg/menit). Apabila dibutuhkan konsentrasi yang tinggi (60 – 80
mEq/L), kalium dapat diberikan melalui vena sentral
4. Koreksi gangguan elektrolit lain yang terjadi bersamaan dengan hipokalemia
5. Jika ditemukan keadaan hipokalemia dengan asidosis metabolik, koreksi kalium dilakukan
lebih dulu, pada setengan perjalanan koreksi berlangsung, lakukan koreksi terhadap
asidosis metaboliknya dengan menggunakan line infus yang berbeda

EDUKASI Menjelaskan kepada pasien penyebab dari hipokalemia, gejala pasien, risiko kematian pada
kasus hipokalemia berat dan rencana tata laksana sesuai kondisi pasien.

PROGNOSIS Dubia (bergantung pada derajat hipofosfatemia).

KEPUSTAKAAN 1. ‘’’Lapointe JY, Tessier J, Paquette Y, Wallendorff B, Coady MJ, Pichette V. NPT2a gene
variation in calcium nephrolithiasis with renal phosphate leak. Kidney Int. 2006 Jun.
69(12):2261-7.
2. Prié D, Huart V, Bakouh N, Planelles G, Dellis O, Gérard B, et al. Nephrolithiasis and
osteoporosis associated with hypophosphatemia caused by mutations in thetype2a
sodium-phosphate cotransporter. N Engl J Med. 2002. 347:983-991.
3. Jones A, Tzenova J, Frappier D, et al. Hereditary hypophosphatemic rickets with
hypercalciuria is not caused by mutations in the Na/Pi cotransporter NPT2 gene. J AmSoc
Nephrol. 2001 Mar. 12(3):507-14.

* DILARANG MENGGANDAKAN DOKUMEN INI TANPA SEIZIN DIREKSI RS HERMINA TANGKUBANPRAHU SECARA TERTULIS*

Anda mungkin juga menyukai