Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RS KARTIKA KASIH KOTA SUKABUMI
Dermatitis Kontak Alergi ( ICD 10 : L23 )

1. Pengertian (Definisi) Dermatitis Kontak Alergi (DKA) ialah dermatitis yang akibat
pajanan dengan bahan allergen di luar tubuh.

2. Anamnesis  Keluhan kulit gatal


 Riwayat terpajan dengan bahan alergen
 Terjadi reaksi kulit setelah pajanan ulang dengan
alergen tersangka yang sama
 Bila pajanan dihentikan, lesi membaik, sedangkan
bila pajanan berulang lesi memberat
3. Pemeriksaan Fisik  Muncul ruam dikulit yang bervariasi tergantung
fase; fase akut (edema, eritema, vesikel), vesikel
pecah  madidans, papul, plak
 DKA sub akut : eritema, skuama, papul
 DKA kronik : skuama fisura,likenifikasi
 Lesi bersifat lokalisata, berbatas tegas, bentuk
sesuai dengan bahan penyebab
 Pada DKA Sistemik lesi dapat tersebar
luas/general
-
4. Kriteria Diagnosis 1. Keluhan gatal
2. Riwayat terpajan dengan abahan allergen,
3. Terjadi reaksi berupa dermatitis setelah pajanan dengan
allergen
4. Terdapat tanda dermatitisberupa efloresensi yang
polimorf, ruam kulit berasarkan atas fase, yaitu fase akut,
sub akut dan kronik) setelah pajanan dengan allergen
tersangka yang sama
5. Hasil uji test kulit (test tempel) untuk mencari penyebab

5. Diagnosis Kerja Dermatits Kontak Alergi( ICD 10 : L23 )


6. Diagnosis Banding Dermatitis Kontak Iritan (ICD 10 :L24 )
Dermatitis Numularis (ICD 10 : L30.0)
Dermatitis Seboroik (di kepala) (ICD 10 : L21.0)
Dishidrosis (pada telapak tangan dan kaki) (ICD 10 :L30.1 )

7. PemeriksaanPenunjang Test kulit (test tempel)


8. Terapi Topikal berupa:

 Basah (madidans) ; beri kompres terbuka (2-3 lapis


kasa) dengan larutan Nacl 0,9%
 Kering/konik/lkenifikasi: beri krim kortikosteroid
potensi sedang (flusinolon acetonide), emolien,
inhibitor kalsineurin: akrolimus, pimecrolimus
- Sistemik
 AH 1 nonsedatif (cetirizine 10 mg/24 jam/oral)
 DKA akut derajat sedang-berat, refrakter: dapat
digunakan kortikosteroid oral setara dengan
prednisone 20 mg/hari dalam jangka pendek (3
hari)
 Dapat diberikan siklosporin oral

9. Edukasi Merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh reaksi


(Hospital Health Promotion) akibat terpajan dengan bahan alergen
 Merupakan penyakit dimana bila pajanan dihentikan, lesi
akan membaik, sedagkan pajanan berulang lesi akan
memberat
 Hendaknyanya menggunakan Alat pelindung Diri (APD)
seperti sarung tangan, dan pemberian emolien
10. Prognosis Advitam : dubia ad bonam
Adsanationam : dubia ad bonam
Adfungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi C
13. Penelaah Kritis 1. dr. Alwi A. Mappiasse, Sp.KK, Ph.D, FINSDV
2. Dr.dr.Faridha S.ILyas,Sp.KK
3. dr. Irma Helina, Sp.KK
4. dr. Sitti Nur Rahmah Sp.KK

14. Indikator Medis - Terjadi reaksi berupa dermatitis setelah pajanan dengan
allergen
- Sulit untuk mengukur prognosis DKA karena tidak ada
instrumen baku untuk evaluasi
- Dua dekade yang lalu prognosis DKA relatif rendah 
30 % sampai 50% pasien menunjukkan perbaikan

15. Kepustakaan 1. Goldsmith LA,Katz SI,Gilchrest BA,Paller


AS,Leffell DJ,Wolff K.Fitzpatrick’s Dermatology
in General Medicine.Eight Edition. New York. Mc
Graw Hill. 2012; p.152-64
2. Perhimpunan Dokter Spesilis Kulit Dan Kelamin
Indonesia. Paduan Pelayanan Medis Dokter
Spesilis Kulit Dan Kelamin. Jakarta. 2011; p.130-1
3. Tan C-H, Rasool S, Johnston GA. Contact
dermatitis: allergic and irritant. J Clin
Dermatol. 2014;32:116-24.

Anda mungkin juga menyukai