Anda di halaman 1dari 38

SEHAT DAN SAKIT

Definisi
Faktor yang mempengaruhi
Tanggungjawab keperawatan
Tahap Sakit
Efek sakit terhadap anggota keluarga
PENGERTIAN SEHAT
 Beberapa individu mendefinisikan :
Kemampuan untuk melakukan aktifitas
harian secara normal
 Sehat adalah memiliki vitalitas dalam
hidup dan merasa sejahtera
 WHO (1947) Health is a state of complete
physical, mental and social well-being,
and not merely the absence of disease or
infirmity
DEFINISI SEHAT
 Definisi WHO tidak dapat diterapkan
dalam hidup
 President’s Commission on Health Need
of The Nation :”Health is not a condition; it
is an adjustment. It is not state but a
process. The process adapt individual not
only to our physical, but also social
environment”
 Parsons : Health is the state of optimum
capacity of an individual for the effective
performance of his roles and tasks
DEFINISI SEHAT
 Dunn (1961) menyatakan bahwa setiap
individu memiliki level sehat yang
berbeda-beda dan individu berespon
terhadap lingkungan sebagai kesatuan
yang utuh.
 Dunn membuat health-illness continuum
Dunn’s Health-Illness Continuum
High-Level
Wellness

Good
Health

Normal
Health

Poor Health
or Illness

Extreme poor health


or critical illness

Death or
terminal illness
DEFINISI SEHAT
 Dubos(1978) memandang sehat sebagai
suatu proses kreatif dimana individu
berusaha untuk secara aktif dan terus-
menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Dubos memandang manusia harus memiliki
pengetahuan yang cukup untuk membuat
keputusan dan menentukan sumber-sumber
untuk melakukan tindakan yang dipilihnya
 Dubos menyatakan kesehatan seutuhnya
tidak akan pernah tercapai
DEFINISI SEHAT
 Carl R. Rogers (1961) menyebut sehat
sebatagai “Fully functioning person”
 Sehat memiliki karakteristik :
1. Terbuka terhadap pengalaman baru
2. Tendensi hidup terpenuhi setiap saat.
Pengalaman dari hidup akan
membantu membentuk aktivitas
berikutnya
3. Percaya pada keputusan dan reaksi
seseorang
DEFINISI SEHAT
Marie Jahoda (1958) menentukan kriteria
sehat secara mental :
 Sikap positif terhadap diri, menerima diri
dan percaya diri
 Dapat berintrospeksi terhadap diri
 Memiliki konsep diri yang serupa dengan
orang lain
 Mengalami perubahan dan tumbuh
selama sepanjang hayat
 Melakukan tindakan yang terarah dan
konsisten sepanjang hidup
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMAHAMAN INDIVIDU TENTANG SEHAT

1. Status Pertumbuhan dan Perkembangan


2. Pengaruh sosial dan kultural
3. Pengalaman masa lalu
4. Harapan terhadap diri
TANGGUNGJAWAB
PERAWAT TERHADAP
KESEHATAN

Anas Tamsuri
Tahap Pencegahan
Leavell (1965) menyatakan terdapat tiga
level pencegahan (three levels of
preventions) : Pencegahan Primer,
Pencegahan Sekunder dan Pencegahan
Tersier
Pencegahan primer meliputi :
Mempertahankan kesehatan (health
maintenance), Promosi Kesehatan
(Health promotion) dan Pencegahan
Penyakit (Disease Prevention)
Pencegahan Sekunder :
Meliputi intervensi yang mencegah
komplikasi dari proses penyakit
Pencegahan Tersier :
Meliputi pengkajian kemampuan dan
ketidakmampuan pasien dan melakukan
intervensi untuk membantu mereka
mengatasi ketidakmnampuan dan
mengadakan adaptasi akibat dari sakit
yang ditimbulkannya. Level ini disebut
juga rehabilitasi
DEFINISI SAKIT
Parson(1972) seorang sosiologis, menyatakan
kesakitan (illness) : “a state of disturbance in
the normal functioning of the total human
individual, including both of the state of the
organism as a biological system and of his
person as social adjustment”
adjustment
Parson membedakan sakit (disease) dan
kesakitan(illness) . Sakit hanya berhubungan
dengan masalah gangguan biologis sedangkan
kesakitan berhubungan dengan gangguan
biologis maupun psikologis (perubahan
personal atau sosial)
 Bauman (1965) menyatakan bahwa
manusia memiliki 3 kriteria berbeda
untuk menyatakan bahwa mereka sakit
atau tidak:
1. Adanya gejala (symptomp)
2. Adanya persepsi akan apa yang mereka
rasakan
3. Kemampuan individu untuk melakukan
aktivitas harian
TAHAPAN SAKIT
Suchman (1972) menyatakan terdapat lima
tahapan dari sakit :
1. Symptom experience stage
2. Assumption of the sick role
3. Medical Care Contact Stage
4. Dependent patient role stage
5. Recovery or rehabilitation Stage
Tahap mengalami gejala
 Pada tahap ini individu mendefinisikan
adanya sesuatu yang mengganggu
dirinya atau ada orang lain yang melihat
adanya perubahan diri
 Klien mengalami penolakan (denial)dan
tetap melakukan aktivitas hariannya
 Mengalami gejala dalam tiga tahap :
Physical Symptoms, Cognitive aspect,
Emotional response of fear/anxiety
 Klien berkonsultasi dengan orang dekat/
kepercayaan untuk validasi
Asumsi sakit
 Pada fase Assumption of the sick role
individu memutuskan bahwa mereka
sakit
 Klien mencari konfirmasi tentang sakit
kepada keluarga atau tetangga
 Klien merasa takut, dan bisa menerima
sakit yang dialami
 Klien mencari nasihat dan dukungan dari
lingkungan untuk pengambilan
keputusan
Tahap Hubungan dg Yankes
Saat klien berhubungan dengan yankes, mereka
mencari 3 jenis informasi:
1. Validasi terhadap penyakitnya
2. Penjelasan tentang gejala dalam istilah yang
dapat mereka mengerti
3. Jaminan bahwa mereka akan sembuh atau
mendapatkan prediksi tentang penyakit
Jika dokter tidak dapat memvalidasi penyakit, klien
akan kembali ke aktivitas normalnya atau akan
mencari dokter (yankes) lainnya
Jika dengan kontaks yankes gejala hilang maka
mereka akan kembali menjalani kehidupan
normal dan jika tidak kembali ke yankes
pertama atau mencari yankes lainnya.
Tahap Peran Pasien
 Setelah dokter (petugas kes)
memutuskan bahwa individu sakit, maka
individu akan menjadi pasien yang
tergantung pada pertolongan yankes
 Pada tahap ini klien menerima/menolak
rekomendasi dan saran-saran dari
yankes
 Selama fase ini klien menjadi lebih pasif
dan menerima dan terjadi penurunan
mekanisme koping
Tahap Penyembuhan dan Rehabilitasi

 Ditandai dengan hilangnya masalah


kesehatan dan timbulnya rasa lebih baik
 Pasien belajar untuk menerima dan
meninggalkan peran sakit dan mulai
membentuk fungsi dan peran hidup
seperti sebelumnya
 Pada fase ini kesiapan fungsi sosial
masih dibawah fungsi fisik tubuh.
EFEK HOSPITALISASI

Oleh
Anas Tamsuri
Efek Hospitalisasi
Privasi
 Privasi adalah perasaan nyaman yang
merefleksikan derajad penerimaan
terhadap pengasingan diri secara sosial
 Individu memiliki privasi yang beragam
dan jika tidak dapat membentuk pola
privasi mereka akan merasa terancam/
tidak aman
Efek Hospitalisasi
Otonomi

Otonomi adalah situasi dimana individu


merasa mandiri dan memiliki inisiatif
sendiri tanpa kontrol dari luar
Hospitalisasi dpt mengganggu otonomi
untuk pemilihan makanan, tindakan
personal hygiene dan pola tidur
Sering timbul perasaan “Tidak dihargai
sebagai orang” (dehumanized)
Efek Hospitalisasi
Pola Hidup
Hospitalisasi dapat merubah pola hidup sehari-hari
klien
Menyebabkan gangguan psikologis dan rasa tidak
nyaman
Perawat dapat membantu dengan cara:
1. Membuat rencana yang memungkinkan bagi
klien menerapkan pola hidupnya
2. Memberikan penjelasan tentang rutinitas RS
3. Mengingatkan petugas kesehatan lain untuk
menghormati pola hidup klien
4. Menyemangati perubahan yang diharapkan
untuk membentuk pola hidup menjadi permanen
Efek Hospitalisasi
Peran & Ekonomi

 Hospitalisasi dapat merubah peran klien


secara sosial
 Dengan hospitalisasi terjadi gangguan
pemenuhan ekonomi atau menimbulkan
beban ekonomi bagi klien dan keluarga
PERAN SAKIT (SICK ROLE)

Oleh :
Anas Tamsuri
Peran Sakit
Parson (1964) menyatakan terdapat 4 aspek
peran sakit:
1. Pasien tidak bertanggungjawab terhadap
kondisinya
2. Pasien dibebaskan dari peran dan tugas
sosial
3. Pasien diberi kesempatan untuk
mencapai kesembuhan secepatnya
4. Pasien dan keluarganya diberi
kesempatan untuk mencari bantuan
yang kompeten
PERUBAHAN TINGKAH
LAKU ORANG SAKIT
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit
KETAKUTAN
Ketakutan pada klien timbul pada aspek:
1. Takut akan penurunan fungsi tubuh dan
hubungan sosial
2. Ketakutan akan kematian
3. Takut akan perubahan fungsi sosial
4. Ketakutan akan kondisi ekonomi
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit
REGRESI
Yaitu kemunduran perilaku klien seperti
pada masa sebelumnya. Contoh:
1. Menangis, Merajuk
2. Mengompol, mengenyut jari
3. Egosentris (manja)
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit
EGOSENTRIS
 Adalah perilaku perhatian terhadap diri
sendiri secara berlebihan. Klien lebih
memperhatikan terhadap penyakit dan
diri sendiri
 Lebih sering terjadi pada hospitalisasi,
dimana adanya isolasi dari keluarga dan
aktivitas hidup membuat mereka
memiliki banyak waktu untuk
memikirkan diri dan penyakitnya.
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit
PERHATIAN PADA HAL KECIL
 Karena klien menjadi perhatian terhadap
dirinya sendiri, mereka tampak begitu
memperhatikan hal-hal detil.
 Klien menjadi tidak sabaran dan
menyuruh melakukan sesuatu untuk
menangani hal-hal yang kecil dan sepele
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit
PENYEMPITAN RASA KETERTARIKAN
Rasa ketertarikan pasien menjadi
menyempit, terutama jika mengalami
hospitalisasi dalam waktu yang lama.
Penyempitan interes timbul karena stress
yang menyebabkan sempitnya persepsi
atau karena penurunan energi karena
kelelahan akibat penggunaan energi
tubuh berlebih untuk penyembuhan.
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit
OVERREAKSI EMOSI

Emosi klien yang sakit lebih sensitif, seperti


mudah menangis, mudah marah dan
lebih ingin diperhatikan dan didengarkan
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit
PERUBAHAN PERSEPSI
Orang yang sakit dan MRS sering
mengalami perubahan persepsi terhadap
orang lain disekitarnya. Misalnya dokter
tampak sangat berkuasa, atau perawat
tampak sebagai ibu dan pelindung bagi
mereka. Orang sakit kadang merasa iri
ketika melihat perawatnya merawat
orang lain.
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit

:
1. eten
Perubahan Tingkah
Laku Orang Sakit

:
1. eten
:
1. Stage

Anda mungkin juga menyukai