Anda di halaman 1dari 61

Proses Terjadinya Gangguan Jiwa

dalam Perspektif Keperawatan Jiwa

Ns. Ridhoyanti Hidayah, S.Kep., M.Kep.


Departemen Keperawatan Jiwa
Jurusan Keperawatan FKUB
• The World Health Organization (2018)
conceptualizes mental health as a “state of well-
being in which the individual realizes his or her
own abilities, can cope with the normal stresses
of life, can work productively and fruitfully, and is
able to make a contribution to his or her
community”.
• Mental health includes our emotional,
psychological, spiritual and social well-being
• It affects how we think, feel, and act
• It helps determine how we handle stress, relate
to others, and make choices
• Mental health is important at every stage of life,
from childhood and adolescence through
adulthood
• NO HEALTH WITHOUT MENTAL HEALTH
(UU Kesehatan Jiwa No. 18 Tahun 2014)

• World Mental Health (2020):


Mental health is a human right
• Kesehatan jiwa menurut Stuart (2016):
suatu keadaan sejahtera dikaitkan dengan
kebahagiaan, kegembiraan, kepuasan,
pencapaian, optimisme, atau harapan.
• Keperawatan jiwa proses interpersonal, berusaha
meningkatkan dan mempertahankan perilaku
sehingga klien berfungsi utuh sebagai manusia.
• Area khusus dalam keperawatan yang menggunakan
teori ilmiah tentang perilaku dan diri sendiri secara
terapeutik sesuai dengan kiat keperawatan
• Memperhatikan dan meningkatkan kesehatan
mental optimal masyarakat dan individu yang hidup
didalamnya
AREA KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA


ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA
Orang Sehat Jiwa
• Kesehatan jiwa Kondisi dimana seorang individu dapat
berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga
individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya
(UU Kesehatan Jiwa no 18 tahun 2014).

• Ciri-ciri Orang Sehat Jiwa (OSJ):


– Mengenal potensi diri
– Mampu mengatasi stress
– Mampu bekerja dan produktif
– Berguna bagi orang lain
CIRI SEHAT JIWA
• Bersikap positif terhadap diri sendiri
• Mampu tumbuh, berkembang & mencapai
aktualisasi diri
• Mampu mengatasi stress/perubahan pada dirinya
• Bertanggung jawab pada keputusan & tindakan
yang diambil
• Persepsi realistik
• Menghargai perasaan & sikap orang lain
• Menyesuaikan diri dengan lingkungan
Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK)
• Orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial,
pertumbuhan dan perkembangan, dan atau kualitas hidup
sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa
(UU Kesehatan jiwa no 18 tahun 2014).
• Ciri-Ciri ODMK:
– Fisik: stroke, hipertensi, diabetes mellitus, jantung,dll
– Mental : khawatir, galau yang berlebihan
– Sosial : putus sekolah, berhenti sekolah, perceraian, KDRT
– Pertumbuhan dan perkembangan : kurang gizi, kenakalan
remaja, bullying
• Sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa
PREVALENSI
Hipertensi > 29%

Infark jantung > 22%

Epilepsi > 30%

Stroke > to 31%

Diabetes > 27%

Kanker > 33%

HIV/AIDS > 44%

TBC > 46%

Populasi > 10%


Umum (WHO, 2003)
DETEKSI ODMK

1. Kehilangan anggota keluarga atau orang yang dicintai


2. Kehilangan perkerjaan
3. Kehilangn harta benda
4. Kehilangan anggota tubuh
5. Pasien penyakit kronis: Tekanan darah tinggi, TBC,
Kencing manis/Diabetes, Jantung, Ginjal, rematik dsb
6. Kurang Gizi
7. Kenakalan remaja
8. Bullying
9. Ibu hamil dan Ibu melahirkan
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
• (ODGJ) adalah orang yang mengalami gangguan dalam:
– pikiran
– perilaku
– perasaan
• Yang terlihat dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau perubahan
perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia
( UU Kesehatan Jiwa no 18 tahun 2014)

ODGJ :
a. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat
b. Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Ringan
GANGGUAN JIWA

Mengganggu
fungsi
Tidak
nyaman

Perubahan
perilaku,
pola pikir, dan
perasaan
Ciri ODGJ
 Berat  Schizofrenia
◦ Marah tanpa sebab,
◦ Mengurung diri,
◦ Tidak mengenali orang lain,
◦ Bicara kacau, bicara sendiri, teriak-teriak
◦ Tidak mampu merawat diri sendiri.

 Ringan  Cemas+Depresi
◦ Was was
◦ Tidak mau makan
◦ Tidak bisa tidur
◦ Sedih berkepanjangan,
◦ Tidak semangat cenderung malas
Deteksi ODGJ

• Sedih berkepanjangan dalam waktu lama


• Kemampuan melakukan kegiatan sehari – hari (kebersihan,
makan, minum, aktivitas) berkurang
• Motivasi untuk melakukan kegiatan menurun (malas)
• Marah – marah tanpa sebab
• Bicara atau tertawa sendiri
• Mengamuk
• Menyendiri
• Tidak mau bergaul
• Tidak memperhatikan penampilan/kebersihan diri
• Mengatakan atau mencoba bunuh diri
Referensi
• Keliat, B.A. dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
• Stuart, G. W. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan
Jiwa Stuart. Edisi Indonesia: Elsevier.
• Townsend, M. 2017. Psychiatric Mental Health Nursing: Concepts of
Care in Evidence-based Practice (9ed). Philadelphia: F.A. Davis
Company.
• Videbeck, Sheila. 2020. Psychiatric-Mental Health Nursing. Eight
Edition. Lippincott: Wolters Kluwer.
Konsep Stres dan Adaptasi

Ns. Ridhoyanti Hidayah, S.Kep., M.Kep.


School of Nursing-Faculty of Medicine
Universitas Brawijaya
Background
 Stress as universal phenomena
 Understand the people as the unique one which
response a whole to any change along life span
Definition

Stress is a state produced by a change in the


environment that is perceived as challenging,
threatening, or damaging to the person’s
dynamic balance or equilibrium
 Hans Selye (1974):
– Stress is a nonspecific response to any
demand made on the body
PROSES terjadinya STRESS

STRESSOR

INDIVIDU KOPING

KECEMASAN
Stress Impact (Kozier)
• Stress fisik mengancam keseimbangan fisik
• Stress emosi perasaan negatif pd diri sendiri atau
destruktif pd diri sendiri
• Stress Intelektual  mengganggu persepsi &
kemampuan menyelesaikan masalah
• Stress sosial mengganggu hub. individu dengan
orang lain (sosial/lingkungan)
• Stress spiritual  merubah pandangan seseorang
terhadap kehidupan
Cont’
• Stress could be decribed as:
• STIMULUS
• RESPONSE
• TRANSACTION
Stress as a Stimulus

Setiap kejadian hidup (perubahan kehidupan)


atau serangkaian situasi yang menyebabkan
perubahan respon yg meningkatkan resiko
terjadinya penyakit

Ex:

stressor Gg.keseimbangan
SAKIT
Tubuh

Kondisi stress
5
Stress sebagai Respon
Gangguan yang terjadi akibat berbagai stressor
Fokusnya adalah reaksi individu terhadap
kejadian yang dihadapi
Stressor Gg.Keseimbangan
Virus Tubuh

Kondisi stress SAKIT

Demam, nutrisi & cairan kurang


Stress sebagai Transaksi

Teori transaksi stress mencakup respon kognitif, afektif


dan adaptasi yg muncul merupakan akibat transaksi
antara individu dengan lingkungan
Individu dengan lingkungan saling mempengaruhi

LINGKUNGAN TRANSAKSI INDIVIDU

STRESS
Stress merupakan hubungan ttt indiv. – lingkungan
yg dinilai oleh individu sbg sesuatu yang melebihi
sumber daya & membahayakan kesehatan individu
The Body’s Response to Stress
General Adaptation Syndrome
– Stressors cause structural and chemical changes
in the body as the body attempts to maintain
homeostasis, which is the balance or equilibrium among
the physiologic, psychological, social
cultural, intellectual, and spiritual needs of the
body
Local Adaptation Syndrome
– which is the physiologic response to a stressor
(e.g., trauma, illness) on a specific part of the
body. For example, if a person cuts a hand,
the LAS is initiated, inducing localized
inflammation. The classic symptoms of
inflammation (redness, swelling, and warmth)
occur at the injured site
General Adaptation Syndrome

General adaptation syndrome (GAS) –


an adaptive response where our bodies
move from homeostasis to crisis:
– Alarm phase
- “Fight or flight” response
– Resistance phase

– Exhaustion phase
The General Adaptation Syndrome

Figure 3.1
The General Adaptation Syndrome:
The Alarm Phase

Figure 3.2
STRES

Alarm reaction: sinyal pertahanan tubuh terhadap stresor

Phase shock: reaksi sistem saraf otonom


(1 menit-24 jam pertama)

cortison epineprin

Phase
countershock

Stage of resistance: adaptasi tubuh

Stage of exhaustion

Rest Death
STRES
Sistem saraf simpatik

hipotalamus

pituitary

Kortek adrenal Medula adrenal

Mineralkortikoid (proinflamatori) Norepineprin vasokontriksi periperal


retensi Na dan anabolisme protein penurunan darah ke ginjal dan peningkatan renin
Glukokortikoid (antiinflamatori)
Epineprin takikardi
Katabolisme protein dan glukoneogenesis Kontraksi miokard, dilatasi bronkial, pembekuan darah,
metabolisme dan mobilisasi lemak meningkat

GAS

Stage 1: reaksi alarm Stage 2: Resistance Stage 3: Exhaustion


1. Pembesaran kelenjar adrenal 1. Penurunan kortek adrenal 1. Pembesaran/ disfungsi struktur
2. Pembesaran sistem limpatik 2. Limpa kembali normal limpatik
3. Peningkatan hormon 3. Hormon stabil 2. Peningkatan hormon

Respon fisiologis terhadap stres: general adaptation syndrome


Manifestasi
FisiologisStres
• Dilatasi pupil, diaporesis, heart rate meningkat, kulit pucat, TD naik,
pernapasan cepat dan dalam, penurunan urin output, mulut kering,
penurunan peristatik usus, ketegangan otot, gula darah naik,
penurunan fungsi fisiologis

•Ansietas, takut, marah, depresi, perilaku kognitif, respon


Psikologis verbal dan motorik, mekanisme pertahanan ego bawah
sadar

• Respon berpikir : problem solving, structuring, self


Kognitif control or self discipline, supresi, fantasi dan prayer

Verbal dan • Menangis, verbal abuse, tertawa, menjerit,


memukul, menendang, sentuhan
motorik
Faktor yang mempengaruhi Manifestasi Stres

• Sifat stresor
• Persepsi terhadap stresor
• Jumlah stresor
• Durasi terpapar stresor
• Pengalaman dengan stresor pembanding
• Usia  tipe kepribadian
• Tantangan
• Komitmen
• Kontrol
• Proses yang dilalui individu dalam menyelesaikan
situasi yang stressful
• Koping merupakan respon indiv. terhadap situasi yang
mengancam
• Strategi Koping adalah cara yang dilakukan individu
untuk merubah lingkungan atau situasi atau
menyelesaikan masalah
• Koping Efektif  ADAPTASI (ADAPTIF)
• Koping yang tidak efektif  MALDAPTIF
• Koping yang dilakukan individu bervariasi & tidak
hanya satu strategi koping yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah .
Adaptasi adalah hasil akhir dari koping. Adaptasi
merupakan dasar keseimbangan dan pertahanan
terhadap stress. Beradaptasi artinya memodifikasi
situasi untuk mendapatkan yg baru, berubah,berbeda.
STRESSOR stimulus

masalah
STRESS

KOPING ADAPTASI hasil akhir


Fisiologis

Dimensi
Adaptasi
Sosial
Psikologis
Budaya
ADAPTASI FISIOLOGIS
Atau adaptasi biologis  terjadi respon
peningkatan atau gangguan tubuh dan usaha yg
dihasilkan berupa kompensasi yaitu perub fisik.
Misal : meningkatnya kekuatan otot setelah
lat.fisik, meningkat kapasitas jantung, paru.

ADAPTASI PSIKOLOGIS
Termasuk perubahan sikap & perilaku, misal:
strategi koping, life style: berhenti merokok,
maladaptif seperti minum alkhohol, merokok, obat,
dll.
ADAPTASI SOSIAL BUDAYA
Termasuk perubahan perilaku berkaitan
dengan norma, keyakinan, bahasa,
keputusan, dll.

21
Pengkajian

Evaluasi Diagnosa
PROSES
KEPERAWATAN

Implementasi Intervensi
Faktor Predisposisi
Faktor Presipitasi
Penilaian stresor
Sumber koping
Mekanisme koping

Diagnosa Keperawatan

Tahapan perawatan
Promosi kesehatan maintenance akut krisis

Tujuan Perawatan
Optimalkan ksht penyembuhan remisi stabilisasi

Pengkajian keperawatan
Kualitas hidup Status fungsional Faktor resiko
Gejala dan respon koping
Intervensi Keperawatan
Treat, rcn, modeling,
Mengilhami dan validasi Reinforcement advocacy Modifikasi lingkungan
edukasi
Kriteria Hasil yang Dicapai
Kualitas hidup optimal Memperbaiki fungsi Meringankan gejala Tdk ada kerugian
Faktor Biologis

Pengkajian

Faktor Sosial
Faktor Psikologis
Budaya

9/3/2021
INDIKATOR FISIOLOGIS
Peningkatan tekanan darah
Ketegangan otot meningkat
Peningkatan denyut nadi dan RR
Keringat dingin pada telapak tangan
Tangan dan kaki dingin
Sakit kepala
Sakit perut (Upset – stomach)
Suara nada tinggi dan cepat
Nafsu makan berubah
Frekuensi miksi bertambah
Sukar tidur atau sering terbangun
Dilatasi pupil
Gula darah meningkat
INDIKATOR PERILAKU & EMOSI (PSIKOLOGIS)

Cemas
Depresi
Bosan
Penggunaan obat dan zat meningkat
Pola makan berubah
Perub. pola tidur & kegiatan, kelelahan mental
Perasaan tidak mampu/penurunan harga diri
Mudah tersinggung, motivasi hilang
Menangis, kecenderungan melakukan kesalahan
kualitas kerja menurun
sering melamun, mudah lupa, bloking, tidak mampu berkonsentrasi
meningkat absent, sering sakit
minat hilang
TINGKATAN STRESS

STRESS RINGAN  Biasanya tidak merusak fisiologis. Stress sedang


dan berat resiko terjadi penyakit. Contoh : Ketiduran , macetsituasi
ini berakhir bbp. jam, tdk menimbulkan sakit kecuali terus – menerus

STRESS SEDANG Terjadi bbp.jamhari, misal :beban kerja yang


berlebihan,anggota keluarga yg pergi lama. Situasi ini dpt bermakna
bagi indiv.yg punya factor predisposisi

STRESS BERAT Stress Kronis yg terjadi bbp. minggu s/d tahun, Misal : Hub. yg tak
Harmonis, Kesulitan finansial & penyakit kronis/fisik yg
lama
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Koping individu tidak efektif


2. Koping Keluarga tidak efektif
3. Intoleransi aktivitas
4. Keputusasaan
5. Gangguan pola tidur
6. Ansietas
NOC • Aktifitas
• Definisi
• Jangka Pendek
• Jangka Panjang • Bentuk kegiatan
• Karakteristik

DIAGNOSA NANDA NIC


PERENCANAAN

Tindakan umum yang dilakukan pada stress  Tiga cara dalam


menghadapi stress :

1. Mengurangi situasi stress


a. KEBIASAANSetiap individu mempunyai kebiasaan yang unik dan
membantu menyelesaikan kegiatan sehari-hari.

Misal : seorang ibu


memutuskan berhenti bekerja & tinggal dirumah untuk merawat
anak. Setelah anaknya sekolah, timbul stress karena kegiatan/
kebiasaan berubah. Untuk itu ia perlu dibantu untuk
mengembangkan kebiasaan baru.
b. MENGHINDARI PERUBAHAN  Menghindari perubahan
dg membatasi perubahan yg tdk diperlukan & yg dapat dihindarkan.

Misal: Seorang ibu rumah tangga baru ditinggal meninggal suami & ia punya 2 anak
pra-sekolah. Kemudian teman mahasiswanya mengajak
untuk pindah kuliah. Maka sebaiknya kuliah tetap, sementara restruktur keluarga.

c. TIME BLOCKING Alokasi atau membatasi waktu atau menyediakan kurun


waktu ttt u/ m’fokus diri beradaptasi denga Stressor.
Keuntungan dari alokasi waktu adalah mengembangkan atau
membangun klien mencapai tujuan. Klien menggunakan waktu dan
sumber yg lebih efektif.
d. TIME MANAJEMENT  Teknik ini berguna untuk klien yang tidak dapat
mengerjakan berbagai hal pada waktu yang sama. Klien membuat daftar
tugas yang harus dilaksanakan & m’prioritas tugas yang lebih penting & lebih dulu
dijalankan. Cara lain adalah mengatakan belajar mengatakan “TIDAK” secara Asertif
terhadap hal yg mengganggu, atau membuat jadual
pertemuan agar tidak tergesa-gesa.

e. MODIFIKASI LINGKUNGAN  Merubah lingkungan yg merupakan sumber


stress secara realistis akan mengurangi stress. Jika klien dapat mengontrol
lingkungan berarti stress dapat teratasi
2. MENGURANGI RESPON FISIOLOGIS
terhadap STRESS
LATIHAN TERSTRUKTUR
Latihan yg teratur meningkatkan tonus
otot, stabilitas BB, mengurangi ketegangan Rileks.
Program latihan berguna u/ mengurangi dampak stress, misal:
hipertensi, kelebihan BB, ketegangan, sakit kelapa, kelelahan
keletihan mental, depresi, dll.

NUTRISI & DIIT


Nutrisi dan latihan saling berhubungan
Nutrisitenaga, latihanu/sirkulasi & distribusi nutrisi
Makanan yang buruk  meningkatkan respon stress.

ISTIRAHAT
Istirahat & tidur perlu u/ menyegarkan
tubuh & ketegangan mentaltidur & Istirahat yg cukup
3. MENINGKATKAN RESPON PERILAKU & EMOSI
TERHADAP STRESS

SISTEM PENDUKUNG
Sistem pendukung : Keluarga,teman
kolega, yang akan mendengar, memberi nasehat dan dorongan
emosi sangat berguna bagi seorang yang sedang stress.

MENINGKATKAN HARGA DIRI


meningkatkan harga diri dapat
membantu strategi penurunan stress scr positif, dengan cara
mengidentifikasi aspek positif maka ia dapat memfokuskan
perhatian pada hal yg dapat dihargai orang lain.
Stress Management
Techniques
• Relaxation
• Meditation
• Crisis intervention
• Breathing exercise
• Exercise
• Medication
• Music
• Yoga
Crisis Intervention
• Crisis: a disturbance caused by a precipitating event such as a
perceived loss, a threat of loss, or a challenge, that is perceived as a threat to
self.

• Crisis Intervention
– Identify the problem
– List alternatives
– Choose from alternatives
– Implement the plan
– Evaluate the outcome
Referensi

• Keliat, B.A., et al. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatn Kesehatan


Jiwa Stuart, 1st Indonesia edition, Elsevier Singapore Pte Ltd
• Stuart, G.W & Laraia, M.T. 2013. Principle and Practice of Psychiatric
Nursing. 7th edition. Mosby: St. Louis.
• Videback, Sheila L. 2020. Psychiatric-Mental Health Nursing. 8th
Edition. Wolter Kluwer: Iowa
• Yusuf, Ah., Fitryasari, R.. PK, Nihayati H. E.. 2015. Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Salemba Medika: Jakarta

Jurusan Keperawatan - Fakultas Kedokteran – Universitas Brawijaya

www.psik.fk.ub.ac.id Page 59
Terima Kasih & Selamat Belajar
Thank You

Anda mungkin juga menyukai