Anda di halaman 1dari 45

Psychological Dimension

Chairul Huda Al Husna


Topik

Komponen Self-Concept : Identitas, Self-Esteem, Body Image, Role Performance

Development Self-Concept

Factor Affecting Self-Concept

Stres

Adaptasi
Konsep Diri, Stres &
Adaptasi
A. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri


§ Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan
nilai yang diketahui individu tentang dirinya yang
mempengaruhi individu untuk berhubungan dengan
orang lain.
§ Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya
secara utuh ; fisik, emosi, intelektual, sosial, dan spiritual.
2. Pengembangan Konsep Diri
´ Merupakan suatu proses seumur hidup yang kompleks dan melibatkan banyak
faktor. Setiap tahap perkembangan manusia memiliki tugas perkembangan,
dimana keberhasilan menyelesaikan tiap tahapan akan membentuk konsep diri
yang kuat
´ Konsep diri selalu berubah berdasarkan pada hal-hal berikut :
§ Perasaan mampu melakukan sesuatu
§ Reaksi penerimaan seseorang terhadap tubuhnya
§ Persepsi dan interpretasi berkelanjutan dari pemikiran dan perasaan seseorang
§ Hubungan personal dan professional
§ Akademi dan identitas yang berhubungan dengan pekerjaan
§ Karakteristik personal yang mempengaruhi harapan diri
§ Persepsi terhadap kejadian yang berdampak pada dirinya
§ Menguasai pengalaman baru dan sebelumnya
§ Etnik, ras dan identitas spiritual
3. Komponen Konsep Diri
Citra Tubuh (Body Image). Merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar, mencakup persepsi serta perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi
penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.

Ideal diri. Persepsi Individu tentang bagaimana ia harus berperilaku sesuai dengan standart
perilaku.

Harga Diri. Merupakan penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis, sejauh mana
perilaku memenuhi ideal diri sendiri dan orang lain.

Peran diri. Merupakan pola sikap dan perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat

Identitas Diri. Merupakan kesadaran terhadap dirinya sendiri yang bersumber dari observasi
dan penilaian dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Kriteria Kepribadian yang Sehat
1) Citra tubuh positif dan akurat. Kesadaran akan diri berdasar atas observasi
mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi
saat ini dan masa lalu.
2) Ideal dan realitas. Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan
mempunyai tujuan hidup yang dapat dicapai.
3) Konsep diri yang positif menunjukkan bahwa individu akan sesuai dalam
hidupnya
4) Seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandang
dirinya sebagai seseorang yang berarti dan bermanfaat
5) Kepuasan penampilan peran. Individu yang mempunyai kepribadian sehat
akan dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina
hubungan interdependen.
6) Identitas jelas. Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah
kehidupan dalam mencapai tujuan.
5. Karakteristik Konsep Diri Rendah
1) Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu
2) Tidak mau berkaca
3) Menghindari diskusi tentang topik dirinya
4) Menolak usaha rehabilitasi
5) Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
6) Mengingkari perubahan pada dirinya
7) Peningkatan ketergantungan pada dirinya
8) Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan, dan menangis
9) Menolak dan berpartisipasi dalam perawatan dirinya
10) Tingkah laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan dan alkohol
11) Menghindari kontak sosial
12) Kurang bertanggung jawab
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi
konsep diri
Tingkat
perkembangan
dan
kematangan

Usia Budaya.

Sumber
Stresor eksternal dan
internal.

Pengalaman
sukses dan
gagal.
C. Konsep Stres

Stres adalah suatu ketidakseimbangan


diri/jiwa dan realitas kehidupan yang tidak
dapat dihindari atau perubahan yang
memerlukan penyesuaian
2. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan
stress/sumber stres (Stresor)
3. Respon Fisiologi terhadap stres

1) Local Adaptation Syndrome (LAS)


merupakan penyesuaian tubuh secara lokal, dengan karakteristik
sebagai berikut:
§ Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua
sistem
§ Respon bersifat adaptif; diperlukan stresor untuk menstimulasinya
§ Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus
§ Respon bersifat restorative
Contoh : Reaksi inflamasi à perubahan fisiologisà Merah, bengkak,
nyeri , panas, keterbatasan anggota gerak (function laesa)
Contoh LAS :
INFLAMASI
2) General Adaptation Syndrome
(GAS)
• Fase syok à hipotalamus melepaskan adrenalin dan
Alarm Reaction kortisol dalam jumlah besar siap untuk fight atau
flight.

• Respon fight or flight terjadi untuk penyesuaian diri


terhadap stressor.
• Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis
Stage of
agar normal.
resistence
• mengatasi stres dalam jangka panjang akan
menghabiskan energi adaptif, yang mengakibatkan
kelelahan.

• ketika tubuh telah menggunakan energi adaptifnya


Stage of
dan tidak dapat lagi mengatasi stres, tubuh akan
Exhausted
rusak dalam penyakit, pingsan, atau kematian.
General Adaptation
Syndrome (GAS)
SISTEM SYARAF
OTONOM KETIKA
STRES
4. MANIFESTASI KLINIS STRES

´FISIOLOGIS
´Efek kardiovaskuler (nadi, TD, RR meningkat)
´Efek neurologis (pusing, pelebaran pupil)
´Efek pencernaan (nausea, perubahan nafsu makan, diare atau
konstipasi)
´Efek perkemihan (poliuri)
´Efek otot (tegang, kedutan/tremor)
´Efek hormone (gula darah dan kortisol naik)
´PSIKOLOGIS
´Mudah tersinggung/marah/sensitive meningkat
´Sedih, depresi
´Gelisah
Lanjutan MANIFESTASI KLINIS STRES
´ KOGNITIF
´Gangguan daya ingat, penilaian, dan konsentrasi
´Bingung
´Pengambilan keputusan yg buruk
´Waktu respon yg tertunda
´ PERILAKU
´Bingung (mondar mandir)
´Telapak tangan berkeringat
´Berbicara cepat
´Insomnia
´Menarik diri
´Reflek kejut berlebihan
´ SPIRITUAL
´Pengasingan
´Isolasi social
´Merasa kosong
5. Pandangan tentang stres

Pandangan stres sebagai stimulus. Stres sebagai suatu stimulus yang


menuntut, dimana semakin tinggi besar tekanan, maka semakin
besar pula stres yang dialami.

Pandangan stres sebagai respon. Stres sebagai akibat respon


fisiologis dan emosional atau juga sebagai respon yang nonspesifik
tubuh terhadap tuntutan lingkungan.

Pandangan stres sebagai transaksional. Pandangan ini merupakan


suatu interaksi antara orang dengan lingkungan dengan meninjau
dari kemampuan individu dalam mengatasi masalah dan
terbentuknya sebuah koping.
6. Tahapan Stres
Stres Tahap I
Tahap stres paling ringan yang diikuti dengan perasaan sebagai berikut
:
•Semangat bekerja besar, berlebihan (overacting)
•Pengelihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya
•Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, disertai rasa gugup yang
berlebihan
•Semakin bertambah semangat, tanpa disadari cadangan energinya semakin menipis

Stres Tahap II
Mulai timbul keluhan-keluhan yang disebabkan cadangan energy tidak
lagi cukup
•Merasa letih sewaktu bangun pagi
•Merasa mudah lelah sesudah makan siang
•Lekas merasa capai menjelang sore hari
•Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman
•Detakkan jantung lebih cepat dari biasanya
•Otot punggng dan tengkuk terasa tegang
•Tidak bisa santai
Next tahapan stres
Stres tahap III
Jika keluhan tahap II tidak dihiraukan, maka keluhan yang timbul semakin
nyata dan mengganggu.
•Gangguan lambung dan usus semakin nyata, misalnya gastritis atau BAB tidak teratur
•Ketegangan otot semakin terasa
•Perasaan tidak tenang dan ketegangan emosional semakin meningkat
•Gangguan pola tidur ( insomnia)
•Koordinasi tubuh terganggu (badan sempoyongan dan mau pingsan). Harus konsultasi ke dokter
atau stress dikurangi agar tubuh beristirahat

Stres tahap IV

•Pekerjaan yang menyenangkan terasa membosankan


•Semula tanggap terhadap situasi, menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon secara
adekuat
•Tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari
•Adanya gangguan pola tidur disertai mimpi menegangkan
•Sering menolak ajakan karen tidak bergairah
•Kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun karena adanya perasaan ketakutan dan
kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.
Next tahapan stres

Stres tahap V

• Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam


• Tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana
• Gangguan sistempencernaan semakin berat
• Perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.

Stres tahap VI
Tahap klimaks, mengalami panic attack dan perasaan takut
mati
• Debaran jantung teramat keras
• Susah bernafas
• Seluruh tubuh terasa bergetar, dingin dan berkeringat
• Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
• Kemungkinan terjadi pingsan atau kolaps.
7. Penatalaksanaan Stres
Pengaturan diet dan nutrisi

Istirahat dan tidur


Respon stres
Olah raga dan latihan teratur
Adaptif : tercapai
Berhenti merokok homeostasis
Tidak mengkonsumsi minuman keras
Maladaptif :
Pengaturan berat badan
menurunkan status
Pengaturan waktu kesehatan
Terapi psikofarmaka

Terapi somatic

Psikoterapi

Terapi psikoreligius
Adaptasi
´ Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam bersepon
terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan
tubuh baik secara fisiologis maupun psikologis yang akan menghasilkan perilaku yang
adaptif.
´ Ketika stres tidak ditangani dalam waktu singkat -- masalah dapat terjadi.
´ Individu yang mengalami periode stres kronis adalah orang-orang yang memiliki risiko
terbesar menjadi sakit.
´ Selye (1976) mengacu pada efek stres kronis “kesakitan," yang terjadi dalam tahap
ketiga dari GAS, kelelahan.
´ Orang menjadi sakit ketika mekanisme koping tidak efektif. Proses koping yg tidak efektif
melawan stressor disebut sebagai maladaptation.
´ Ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan stress yg terus menerus dapat
menghasilkan sesuatu yg merugikan, seperti sakit.
PERILAKU KOPING

´ Cara untuk mengatasi stres.

´ Bercerita, menangis, tertawa, berolahraga/beraktifitas pengalihan

´ SUKSES BERADAPTASI
MEKANISME PERTAHANAN DIRI

´ Adalah reaksi individu yang dilakukan secara tidak disadar untuk


melindungi diri dari kecemasan.
´ Berupa pertahanan fisik (sistem imun, reaksi radang) terhadap
penyakit dan pertahanan psikologis (pikiran).
´ Merupakan salah satu upaya mencapai homeostasis
MEKANISME PERTAHANAN DIRI
´ DENIAL
´ PROYEKSI
´ REPRESI
´ RASIONALISASI
´ INTROYEKSI
´ DISPLACEMENT
´ REAKSI FORMASI
´ REGRESI
´ SUPRESI
´ SUBLIMASI
´ SIMBOLISASI
DENIAL

´ Penyangkalan
´ Proses mekanisme dimana seseorang menghindarkan kenyataan
yang menimbulkan sakit dan rasa cemas, dengan secara tidak
sadar menyangkal adanya kenyataan, yang disangkal itu mungkin
berupa suatu pikiran, keinginan, atau suatu keadaan dan benda.
Menyangkal realitas yang menimbulkan rasa takut, sakit, malu,
atau cemas.
´ Contoh : seorang ibu tidak mau menerima bahwa anaknya
terbelakang mental sehingga anak tersebut dititipkan pada
saudaranya yang jauh.
PROYEKSI

´ Adalah mekanisme dengan apa seseorang melindungi dirinya dari


kesadaran akan tabiat-tabiatnya sendiri yang tidak baik, atau
perasaan-perasaan dengan menuduhkannya kepada orang lain.
Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak
baik.

´ Contoh : seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya


sentimen kepada dia.
REPRESI

´ Individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali


sesuatu yang tidak menyenangkan, dibandingkan dengan hal-hal
yang menyenangkan. Individu akan membuang memori tentang
hal tidak menyenangkan dari otaknya.
´ Berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar dan
mengingat-ingat kejadian yang menyesakkan dada.
´ Lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk.
´ Lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif.
´ Lebih sering menekankan pada kejadian yang membahagiakan
dan enggan menekankan yang tidak membahagiakan.
REPRESI

´ Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-


keinginan, impuls-impuls pikiran, kehendak-kehendak yang
tidak sesuai dan mengganggu kebutuhan/motivasinya,
disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam alam bawah
sadar.

´ Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang


tidak sesuai atau menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam
tak sadar. Represi yang terus menerus akan menjadi tumpukan
kekecewaan sehingga menjadi “kompleks terdesak”

´ Contoh : seorang pemuda melihat kematian temannya waktu


kecelakaan, kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut. (lupa
ini disebut amnesia yang psikogenik, bila lupa karena gegar
otak maka disebut amnesia organik).
RASIONALISASI

´ Mekanisme dimana seseorang membenarkan tingkah lakunya


yang tidak konsekuen dan tidak baik. Termasuk membenarkan
kepercayaan, keterangan, alasan-alasan (motivasi) dengan
memberikan penjelasan dan keterangan baginya. Berusaha untuk
membuktikan bahwa perbuatannya (yang sebenarnya tidak baik)
dianggap rasional adanya, dapat dibenarkan, dan dapat
diterima.

´ Contoh: seorang anak menolak bermain bulu tangkis dengan


temannya karena “kurang enak badan” atau “besok ada
ulangan” (padahal takut kalah).
INTROYEKSI

´Proses dimana seseorang mengambil ke dalam struktur


egonya sendiri, semua atau sebagian dari
kepribadiannya sendiri.

´Contoh : seorang anak yang membenci seseorang tapi


“memasukkan” ke dirinya sendiri, hingga jika ia kesal ke
orang tersebut ia akan memukuli dirinya sendiri.
DISPLACEMENT

´ Memindahkan
´ Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang tertahan diberikan
tujuan yang lain, ke arah ide-ide, objek-objek, atau orang lain
daripada ke sumber primer emosi.
´ Luapan emosi terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada
seseorang atau objek yang lain.

´ Contoh : seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia


memukul adiknya atau menendang kucingnya.
REAKSI FORMASI

´ Proses dimana seseorang mengambil kedalam struktur egonya


sendiri, semua atau sebagian dari suatu objek, yang kemudian
dianggap sebagai suatu unsur dari kepribadiannya sendiri.
´ Ekspresi perasaan yang merupakan kebalikan dari perasaan
otentik seseorang atau perasaan yang akan sesuai dalam situasi
tersebut
´ Supaya tidak menuruti keinginannya yang jelek, maka sebagai
penghalang diambil sikap atau perilaku yang sebaliknya.

´ Contoh: seorang siswa yang bersikap hormat secara berlebihan


terhadap guru yang sebenarnya tidak ia suka.
REGRESI

´ Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang lebih awal


dan kurang matang dalam adaptasi. Bentuknya yang ekstrim
adalah tingkah laku infantile (kekanak-kanakan).

´ Contoh : seorang anak yang sudah tidak ngompol, mendadak


ngompol lagi karena cemas mau masuk sekolah atau mulai
menghisap jempol lagi setelah ia memiliki adik.karena merasa
perhatian ibunya terhadap dirinya berkurang.
SUPRESI

´Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang


terang-terangan ditujukan menjaga agar impuls-impuls
dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga
´(mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara
pribadi tetapi mengingkarinya secara umum).
´Contoh : Seorang mahasiswa perawat memutuskan
untuk tidak berpikir tentang masalah keluarga pada saat
ini sehingga ia dapat belajar untuk ujian yang akan
datang.
SUBLIMASI

´Menyalurkan impuls yang tidak dapat diterima


secara sosial ke dalam kegiatan sosial dapat
diterima
´Contoh : seseorang berurusan dengan kekerasan
dianjurkan untuk bermain bola
SIMBOLISASI

´Penggunaan suatu objek, gagasan, atau


tindakan untuk mengekspresikan emosi
yang tidak diungkapkan secara langsung

´Contoh : Klien yang meninggalkan bunga


untuk perawat daripada langsung
mengatakan dia peduli kepada perawat.
MEKANISME PERTAHANAN DIRI MJD
PATOLOGIS
´Jika :
´menjadi stereotype (pembenaran)
´membuat individu terganggu aktivitasnya.
Selamat Belajar

Anda mungkin juga menyukai