Anda di halaman 1dari 32

KONSEP PERAWATAN ANAK

DENGAN PENYAKIT
KRONIS/TERMINAL
DEFINISI
Menurut American Academy of
Pediatrics(1993), kondisi kesehatan kronis
adalah penyakit atau cacat yang diderita
dalam waktu lama dan memerlukan
perhatian dalam bidang kesehatan dan
perawatan khusus dibandingkan dengan
anak normal seusianya, baik dalam
perawatan di rumah sakit, maupun
perawatan kesehatan di rumah.
DEFINISI…
(Stein dkk) kondisi penyakit kronis yang terdiri dari 3
konsep yang harus terpenuhi:
1. Kelainan yang merupakan penyakit biologis,
psikososial, atau kognitif.
2. Durasi penyakit > 12 bulan.
3. Konsekuensi dari kelainan tersebut menyebabkan:
 Keterbatasan fungsional dibandingkan kelompok sehat
yang seumur.
 Bergantung pada jenis pelayanan yang dibutuhkan
misalnya medikasi atau pengobatan, diet khusus,
teknologi medis, alat bantu, atau bantuan personal.
DEFINISI…
O'Halloran dkk. (2004) menggunakan beberapa
kriteria untuk menentukan kondisi kronis :
1. Memiliki durasi yang telah berlangsung, atau
diperkirakan akan berlangsung, minimal 6
bulan
2. Memiliki pola kekambuhan, atau Penurunan
status kesehatan
3. Memiliki prognosis buruk
4. Menghasilkan konsekuensi, atau gejala sisa
yang berdampak pada kualitas hidup
seseorang.
ETIOLOGI
 Genetik: antara lain adalah diabetes melitus tipe 1 ,
thalasemia, sindroma down, fenilketonurea, sindroma
fragil, dan sebagainya.
 Penyakit infeksi sekuele dari ensefalitis, polio, jantung
rematik, HIV/AIDS, CMV, Toxoplasma dan sebagainya.
 Lingkungan: Keracunan logam berat
 Nutrisi: Defisiensi nutrisi / KEP, vitamin A, Iodium, dan
sebagainya
 Cedera: akibat kecelakaan, kekerasan dll.
 Penyebab lain.
Banyak kondisi kesehatan kronis yang tidak diketahui
sebabnya, misal: kanker, autisme, ADHD, cacat bawaan
genetik. Penyakit alergi juga sering menyebabkan kondisi
kesehatan kronis seperti asma, eksema, dan lain lain
PENYAKIT TERMINAL
Suatu proses yang progresif menuju
kematian berjalan melalui suatu tahapan
proses penurunan fisik , psikososial dan
spiritual bagi individu

Perhatian sepenuhnya terhadap pasien,


keluarga dan teman-temannya ketika penyakit
pasien tidak dapat disembuhkan dan
kemungkinan hidup kecil.
PENYAKIT TERMINAL

◾ Perawatan yang dilakukan untuk membantu


meringankan dari penderitaan fisik sampai
psikologis pada pasien yang tidak dapat
disembuhkan atau dalam tahap terminal

◾ Pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosi,


sosial, spiritual dan kultural dengan pendekatan
tim yang melibatkan konseling dan kenyamanan
serta berpusat pada pasien dan keluarga untuk
meningkatkan kualitas hidup
KRITERIA PENYAKIT TERMINAL

1. Penyakit tidak dapat disembuhkan


2. Mengarah pada kematian
3. Diagnosa medis sudah jelas
4. Tidak ada obat untuk menyembuhkan
5. Prognosis jelek
6. Bersifat progresif
MANIFESTASI KLINIK PADA
PASIEN TERMINAL

1. Fisik
a. Aktifitas dari GI berkurang
b. Reflek mulai menghilang
c. Kulit kebiruan dan pucat
d. Denyut nadi tidak teratur dan lemah
e. Nafas berbunyi keras dan cepat
f. Penglihatan mulai kabur
g. nyeri
h. Penurunan Kesadaran
MANIFESTASI KLINIK PADA
PASIEN TERMINAL

2. Psikososial
Sesuai fase-fase kehilangan menurut E.Kubbler Ross mempelajari
respon-respon atas menerima kematian
a. Respon kehilangan
1) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah
2) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot rahang dan
kemudian mengendor
3) Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka
/menangis
b. Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk
berhubungan secara interpersonal serta akibat penolakan
RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT
TERMINAL

1. . Kehilangan kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa
klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas
terbatas.
2. Kehilangan kemandirian
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat
ditunjukan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,
ketergantungan
3. Kehilangan situasi
Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari
bersama keluarga kelompoknya
4. Kehilangan rasa nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi
tubuh seperti panas, nyeri, dll
RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT
TERMINAL
5. Kehilangan fungsi fisik
6. Kehilangan fungsi mental
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental
seperti klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat
berkonsentrasi dan berpikir efisien sehingga klien tidak dapat
berpikir secara rasional--- Pengkajian Pertukem
7. Kehilangan konsep diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup
bentuk dan fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara
rasional (bodi image) peran serta identitasnya. Hal ini dapat
akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri rendah
8.Kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
RENTANG RESPON TERHADAP
PENYAKIT TERMINAL

1. Respon Adaptif
a.Masih punya harapan
b.Berkeyakinan bisa sembuh
2. Respon Mal Adaptif
a. Keputusasaan
b. Pasrah
3. Respon Ketidakpastian
Respon antara adaptif dan mal adaptif
TAHAP BERDUKA

Tahap berduka menurut Elizabeth Kubbler


Ross dikutip dari Potter dan Perry 2009
yaitu :
1. Tahap Penyangkalan ( Denial )
2. Tahap Marah ( Anger )
3. Tahap Depresi ( Depression )
4. Tahap Tawar Menawar ( Bergaining )
5. Tahap Penerimaan ( Acceptance )
TAHAP BERDUKA
TAHAP BERDUKA…

a.Denial (Penolakan)
◾ Reaksi pertama
◾ Syok, tidak percaya, mengerti, atau mengingkari kenyataan.
◾ Reaksi fisik :
- Letih
- Lemah
- Pucat
- Mual
- Diare
- Menangis
- Gangguan pernafasan
- Gelisah
- Detak jantung cepat
- Tidak tahu berbuat apa
◾ Berlangsung beberapa menit hingga beberapa tahun
TAHAP BERDUKA…

b. Anger ( Marah)
◾ Individu menolak kehilangan.
◾ Kemarahan timbul sering diproyeksikan kepada orang lain atau
dirinya sendiri.
◾ Perilaku :
- agresif
- bicara kasar
- menyerang orang lain
- menolak pengobatan
- menuduh dokter atau perawat tidak kompeten
◾ Respon fisk :
- muka merah
- denyut nadi cepat
- gelisah
- susah tidur
- tangan mengepal
TAHAP BERDUKA…

c. Depression ( Depresi)
◾ Menunjukan sikap menarik diri
◾ Kadang bersikap sangat penurut
◾ Tidak mau bicara
◾ Menyatakan keputusasaan
◾ Rasa tidak berharga
◾ Bisa muncul keinginan bunuh diri

Gejala fisik :
◾ Menolak makan
◾ Susah tidur
◾ Letih
TAHAP BERDUKA…

d. Tahap Tawar Menawar ( Bergaining )


◾ klien menunda kesadarannya atas hal yang terjadi
padanya.
◾ Berusaha untuk membuat janji pada orang yang di
sayangi, pada diri sendiri bahkan terhadap Tuhannya
bahwa jika dirinya bisa terhindar dari hal yang
menakutkan tersebut. Sebagai contoh : klien
tersebut tahu bahwa dia menderita kanker, namun
dirinya belum mau menerima dan berusaha meminta
pada Tuhan merubah hal tersebut
TAHAP BERDUKA…

e. Acceptance ( Penerimaan)
◾ Reorganisasi perasaan kehilangan
◾ Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang atau
hilang beralih ke objek baru.
◾ Menerima kenyataan kehilangan
◾ Mulai memandang ke depan.
◾ Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima dengan perasaan
damai  tuntas
◾ Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan  mempengaruhi
dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya
KEBUTUHAN ANAK DENGAN PENYAKIT
TERMINAL

 Komunikasi, dalam hal ini anak sangat perlu di ajak


untuk berkomunikasi atau berbicara dengan yang
lain terutama oleh kedua orang tua.
 Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri
dalam menghadapi penyakit tersebut.
 Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar
saudara kandung mau ikut berpartisipasi dalam
perawatan atau untuk
merawat
 Social support meningkatkan koping
ASUHAN KEPERAWATAN YANG DIPERLUKAN
PADA ANAK YANG MENGALAMI PENYAKIT
TERMINAL
Asuhan keperawatan pada anak yang mengalami
penyakit terminal adalah ”PALLIATIVE CARE”
 Menambah kualitas hidup (anak) pada kondisi
terminal.
 Perawatan paliatif berfokus pada gejala rasa sakit
(nyeri, dypsnea) dan kondisi(kesendirian) dimana pada
kasus ini
mengurangi kepuasan atau kesenangan hidup anak.
 Mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain,masalah
psikologi,social atau spiritualnya dari anak dalam
kondisi terminal
KELUARGA DENGAN ANAK PENYAKIT
KRONIS

◾ Finansial
◾ Persaingan dengan saudara Kandung
◾ Perhatian terhadap anak-anak
◾ Proses menjadi orang tua dan tekanan dalam pernikahan
◾ Kemampuan unguk mengatasi periode penting dalam
perkembangan anak
◾ Mempertahankan kehidupan sosialnya
PENGALAMAN AWAL MERAWAT ANAK
DENGAN PENYAKIT KRONIS

1. Respon Emosional
2. Membawa Anaknya ke Pengobatan
di luar Medis
3. Mencari Informasi
PENGALAMAN TANPA AKHIR

1. Stres
2. Tekanan Ekonomi
3. Gangguan fisiologis dan fisik
4. Pasrah dan menunjukkan penerimaan
5. Mencari bantuan dari keluarga,
lingkungan atau lembaga terkait
DAMPAK PADA KELUARGA

◾ Keterbatasan
◾ Reaksi Saudara sekandung
◾ Lebih Perhatian dengan pola hidup
dan Nutrisi Anak
◾ Kekhawatiran pada masa depan anak
PERAN PERAWAT DAN DALAM PERAWATAN
PALIATIF

1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam


memberikan asuhan keperawatan.
2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu
secara efektif dan saran-saran untuk meningkatkan kualitas
hidup.
3. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas dalam
menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan
kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik
dalam memberikan dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka
sehingga kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu
hidup
KONSEP KEMATIAN PADA ANAK

 Konsep kematian masih abstrak dan tidak dimengerti dengan


baik oleh anak-anak. Sampai umur 5 tahun, anak masih berpikir
bahwa kematian adalah hidup di tempat lain dan orang dapat
datang kembali.
 Mereka juga percaya bahwa kematian bisa dihindari. biasanya
orang tua menghindarkan anaknya dari realita akan kematian
dengan mengatakan bahwa orang mati akan “pergi” atau
“berada di surga” atau hanya tidur.
 Pada anak yang mengalami terminal illness kesadaran mereka
akan muncul secara bertahap. Pertama, anak akan menyadari
bahwa mereka sangat sakit tetapi akan sembuh. Kemudian
mereka menyadari penyakitnya tidak bertambah baik dan belajar
mengenai kematian dari teman seumurnya terutama orang yang
memiliki penyakit mirip, lalu mereka menyimpulkan bahwa
mereka juga sekarat.
MENJELASKAN KEMATIAN PADA ANAK

 Berkata jujur merupakan strategi yang terbaik dalam


mendiskusikan kematian dengan anak.
 Respon anak terhadap pertanyaan mengenai kematian merupakan
dasar tingkat kematangan anak dalam mengartikan kematian.
 Pada anak pra sekolah, anak mengartikan kematian sebagai:
kematian adalah sudah tidak ada nafas, dada dan perut datar,
tidak bergerak lagi,dan tidak bisa berjalan seperti layaknya orang
yang dapat berjalan seperti orang sebelum mati/ meninggal.
 Kebanyakan anak- anak ( anak yang menderita penyakit terminal)
membutuhkan keberanaian, bahwa ia di cintai dan tidak akan
merasa di tinggalkan.
 Tanpa memandang umur, sebagai orang tua seharusnya sensitif dan
simpati, mendukunng apa yang anak rasakan
SEKARAT DAN KEMATIAN

◾ Sekarat (dying) merupakan kondisi pasien yang sedang


menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan
harapan tertentu untuk meninggal,
◾ Kematian ( death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan,
nadi, dan tekanan darah, serta hilangnya respon terhadap
stimulus eksternal, ditandai denagn terhentinya aktifitas
listrik otak, atau dapat juga dikatakan terhentinya fungsi
jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja otak
secara menetap.
PERUBAHAN TUBUH SETELAH KEMATIAN

◾ Algor mortis (dingin)


◾ Suhu tubuh perlahan – lahan turun
◾ Rigor mortis ( kaku mayat)
◾ Terjadi sekitar 2 – 4 jam setelah kematian.
◾ Livor mortis (lebam mayat)
◾ Sel darah mengalami hemolisis dan darah turun
kebawah
◾ Pembekuan darah
◾ Putrefaction (Pembusukan) dan autolisis

Anda mungkin juga menyukai