Anda di halaman 1dari 39

Konsep Perawatan Anak

Dengan Penyakit
Kronis/Terminal

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep


Sub-CPMK (Kemampuan akhir yang
diharapkan)

Memahami konsep keperawatan anak dengan penyakit


kronis/ terminal dalam konteks keluarga
Pengertian
Penyakit kronis merupakan
suatu kondisi yang
mempengaruhi fungsi sehari-
hari selama lebih dari 3 bulan
dalam setahun, yang
menyebabkan hospitalisasi
lebih dari 1 bulan dalam
setahun, atau (pada saat
didiagnosis) cenderung
melakukan hospitalisasi (Wong,
2004).
Penyakit kronis juga didefenisikan
sebagai keadaan sakit yang
berlangsung selama 12 bulan atau
lebih yang membutuhkan perawatan
intensif di rumah sakit ataupun di
rumah dan beberapa di antaranya
dapat menimbulkan keterbatasan dan
ketidakmampuan pada penderita
(JAMA, 2008)
● Kondisi Terminal adalah: Suatu
proses yang progresif menuju
kematian berjalan melalui
suatu tahapan proses
penurunan fisik, psikososial
dan spiritual bagi individu.
● Pasien Terminal adalah :
Pasien yang dirawat, yang
sudah jelas bahwa mereka
akan meninggal atau keadaan
mereka makin lama makin
memburuk
Penyakit kronis merupakan suatu penyakit yang
penuh dengan ketidakpastian.

Banyak intervensi medis yang diberikan, kemungkinan


sakit ataupun sembuh tidak dapat diprediksi dan
dipastikan.
Kekambuhan bisa terjadi kapan saja dan bila hal itu tiba,
anak-anak yang menderita penyakit kronis cenderung
memerlukan perawatan segera dan cepat
● Penyakit kronis sangat
mempengaruhi kualitas
hidup dan perkembangan
anak
● Keadaan sakit kronis dan
disabilitas fisik dapat
membawa tantangan
berbeda pada anak dan
keluarga tergantung pada
stadium perkembangan
anak
Anak dengan penyakit kronis akan lebih sering
mengalami hosptalisasi, pengobatan, dan
kunjungan untuk pemeriksaan kesehatan dengan
paramedis.
Kondisi yang dirasakan anak-anak dengan
penyakit kronis

Mereka akan hidup dengan ketergantungan pada


keluarga, teman dan lingkungan akibat dari
keterbatasan dan ketidakmampuan sebagai respon dari
rasa sakit dan trauma.

Penyakit kronis akan menimbulkan stress pada anak dan


keluarga
➢ Anak akan merasa bersalah kepada keluarga, namun
di satu sisi anak akan menuntut perhatian lebih
karena merasa tidak berdaya
➢ Perasaan bersaing dengan saudara sekandung dapat
memperburuk kesehatan anak karena merasa tidak
berguna dan tidak diperlukan dibandingkan dengan
saudaranya yang sehat
Dampak pada kehidupan keluarga

psikologis membutuhkan
ekonomi penyesuaian
emosi dan social
Anak dengan kondisi kronis

Depresi

Keadaan Rendah
Diri
Penarikan Diri
secara Sosial
Ansietas
Respon klien terhadap penyakit terminal

01 02 03
Kehilangan
Kehilangan Kendali Kehilangan Situasi
Kemandirian

04 05 06 07
Kehilangan rasa Kehilangan fungsi Kehilangan Konsep Kehilangan peran
nyaman fisik Diri dalam kelompok &
keluarga
Kehilangan
kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari
kehilangan kesehatan dapat
berupa klien merasa takut, cemas
dan pandangan tidak realistic,
aktivitas terbatas.
Kehilangan kemandirian

● Respon yang ditimbulkan dari


kehilangan kemandirian dapat
ditunjukan melalui berbagai
perilaku, bersifat kekanak-
kanakan, ketergantungan
Kehilangan situasi

Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati


sehari-hari bersama keluarga kelompoknya
Kehilangan rasa nyaman

Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan


fungsi tubuh seperti panas, nyeri, dl
Kehilangan fungsi fisik

Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh


seperti klien dengan gagal ginjal harus dibantu
melalui hemodialisa
Kehilangan fungsi
mental

Dampak yang dapat


ditimbulkan dari kehilangan
fungsi mental seperti klien
mengalami kecemasan dan
depresi, tidak dapat
berkonsentrasi dan berpikir
efisien sehingga klien tidak
dapat berpikir secara rasional
Kehilangan konsep diri

Klien dengan penyakit kronik


merasa dirinya berubah
mencakup bentuk dan fungsi
sehingga klien tidak dapat
berpikir secara rasional (bodi
image) peran serta identitasnya.
Hal ini dapat akan
mempengaruhi idealism diri
dan harga diri rendah
Kehilangan peran dalam
kelompok dan keluarga

Klien merasa kehilangan peran dalam kelompok


seumurnya dan peran dalam keluarganya
PERILAKU PASIEN TERHADAP PENYAKIT
TERMINAL
Denial (penyangkalan)

● Respon dimana klien tidak percaya atau menolak


terhadap apa yang dihadapi atau yang sedang
terjadi
● Penyangkalan merupakan reaksi pertama ketika
seseorang didiagnosis menderita penyakit kronis
dan terminal
Anger (Marah)

● Fase marah terjadi pada saat fase denial tidak lagi bisa
dipertahankan
● Pasien yang marah akan melampiaskan kebenciannya
pada orang-orang yang sehat seperti teman, anggota
keluarga, maupun staf rumah sakit.
Bargaining (menawar)

● Klien mencoba untuk melakukan tawar


menawar dengan Tuhan agar terhindar
dari kehilangan yang akan terjadi, ini bisa
dilakukan dalam diam atau dinyatakan
secara terbuka.
Depresi

● Tahap depresi ini dikatakan sebagai masa


‘anticipatory grief’, di mana pasien akan
menangisi kematiannya sendiri
Penerimaan (acceptance)

1. Pada tahap ini pasien sudah terlalu lemah untuk


merasa marah dan memikirkan kematian.
2. Pasien akan menggunakan waktunya untuk
membuat perisapan, memutuskan
kepunyaannya, dan mengucapkan selamat
tinggal pada teman lama dan anggota keluarga.
Kebutuhan Anak Kronis/
Terminal
Reaksi Anak terhadap Hospitalisasi
stress karena berbagai faktor yang berkaitan
dengan stress perpisahan, perubahan rutinitas,
kondisi tidak familiar dengan orang dan lingkungan
sekitar, dan ketakutan serta nyeri yang
berhubungan dengan keadaan sakit serta
pengobatannya.
Implementasi
● meminimalkan perumah sakitan dengan memanfaatkan
pemanfaatan perawatan-berbasis rumah atau unit
bedah-harian,
● membatasi penggunaan prosedur invasif atau nyeri pada
situasi yang sudah tidak memiliki alternatif.
● kontrol optimal untuk setiap nyeri yang berhubungan
dengan keadaan sakit atau pengobatannya harus
merupakan tujuan utama pada perawatan pediatrik
Seorang anak laki-laki usia 4 tahun dirawat diruang anak dengan diagnosa medis VSD. Anak tampak sesak
nafas, frekuensi nafas 28 x/mnt, memakai oksigen 1 liter/mnt, anak hanya tiduran di tempat tidur dan tidak
1 dapat melakukan tidakan apa-apa, semua aktifitas dibantu oleh keluarga, mulai dari bermain sampai dengan
toilet training. Ibu mengatakan anak tidak mau bertemu dengan teman-temannya dan tidak amu dijenguk
siapapun kecuali ayah dan ibunya, selalu membuang bantal atau benda jika tahu ada yang menjenguk.
Masuk di Perilaku apakah anak tersebut?

SALAH
BENAR

a. Denial d. Penyangkalan
c. Anger

b. Bergaining e. Depresi
Seorang anak usia 15 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosa kanker otak. Dari hasil
2 pemeriksaan fisik didapatkan pasien merasa dirinya tidak berharga, tidak mau bicara, menolak untuk makan,
tidak bisa tidur. Apakah fase yang dialami pasien saat ini?

SALAH
BENAR

d. Fase Acceptance
a. Fase Denial (pengikraran)
(penerimaan)
c. Fase Anger (marah)

b. Fase Bargening (tawar


e. Fase Depression (depresi)
menawar)
Seorang anak laki-laki usia 12 tahun didiagnosa ca otak, pada saat dokter menjelaskan penyakitnya ke
3 orangtua pasien tersebut, pasien mendengar dan mengatakan “itu tidak mungkin!!!! Dokter pasti salah
mendiagnosa!!!!. Tahapan apakah yang dialami pasien tersebut

SALAH
BENAR

a. Anger d. Denial
c. Bergaining

b. Depresi e. Menerima
Seorang anak usia 7 tahun didiagnosa dokter gagal ginjal kronik dan harus menjalani
hemodialisa 2 kali dalam 1 bulan sejak 1 tahun ini. Anak merasa bosan dengan apa yang
4 harus dijalani dan merasa ada sesuatu yang hilang. Fase Kehilangan yang dialami anak
ini adalah?

SALAH
BENAR

a. Kehilangan Fungsi Fisik d. Kehilangan Konsep Diri


c. Kehilangan Situasi

e. Kehilangan Peran dalam


b. Kehilangan Kemandirian
Kelompok

Anda mungkin juga menyukai