Anda di halaman 1dari 2

Perilaku seksual normal dan abnormal

Menurut Freud, salah satu faktor yang mendorong manusia berperilaku adalah energi psikis berupa
libido seksual (libido = dorongan hidup, mafsu erotis). Energi psikis bukan saja menimbulkan
menimbulkan perilku di bidang seks, berupa relasi seksual (hubungan seksual), tetapi juga perilaku
nonseksual.
Relasi seksual secara normal adalah mekanisme manusia yang vital untuk meneruskan keturunan
dan menjaga agar manusia tidak punah. Seks dapat merupakan hubungan sosial yang biasa dilakukan
oleh pria maupun wanita, tetapi dapat juga menimbulkan relasi seksual yang sifatnya erosi. Pada relasi
sekssual yang normal kedua belah pihak menghayati bentuk kenikmatan dan puncak kenikmatan seksual
(organisme).
Bentuk relasi seksual yamg heteroseksual apabila dilakukan oleh dua jenis kelamin yang berbeda,
dan homoseksual apabila dilakukan oleh kedua kelamin yang sama. Namun rellasi homoseksual
biasanya dipakai untuk menyebut hubungan sesama jenis laki-laki dan untuk wanita dengan wanita
disebut lesbian. Untuk menjaga hal-hal yangh bertentangan dengan norma dan moral diharapkan laki-laki
dan wanita dewasa maupun melaksanakan maupun melaksanakan relasi seksual yang adekuat, artinya
mampu melakukan relasi seksual yang normal dan bertanggung jawab.
Sebelum dibicarakan lebih lanjut tentang abnormalitas seksual, akan disinggung terlebih dahulu
tentang istilah normal dan abnormal yang terkait dengan prilaku pribadi.
a. Normal diartikan sebagai keadaan sehat atau tidak patologik dalam hal fungsi keseluruhan (Maramis,
1999).
b. “Perilaku yang normal adalah perilaku yang adekuat (serasi dan tepat), yang bisa di terima oleh
masyarakat pada umumnya “ (Kartini Kartono, 1989).
c. “Perilaku pribadi normal ialah sikap hidup sesuai dengan pola kelompok masyarakat tempat ia berada
sehingga tercapai satu relasi interpersonal dan intersosial yang memuaskan” (Kartini Kartono, 1989).

1. Pribadi normal
Kriteria Pribadi Normal
Menurut Gunarsa S.D. dan Ny. Gunarsa S.D. (1989) yang mengutip pendapat A.H. Maslow S., Bela, dan
Mittlemann bahwa kriteria pribadi yang normal sebagai berikut.
a. Perasaan aman yang adekuat.
b. Memiliki penilaian diri dan wawasan yang rasional.
c. Memiliki spontanitas dan emosionalitas yang adekuat.
d. Mempunyai kontak dengan realitas secara efisien.
e. Memilki dorongan dan nafsu jasmaniah yang sehat, serta mempunyai kemampuan untuk memenuhi dan
memuaskannya.
f. Mempunyai pengetahuan diri yang adekuat.
g. Mempunyai tujuan hidup yang adekuat.
h. Mampu belajar dari pengalaman hidupnya.
i. Ada kesanggupan untuk memuaskan tuntunan dan kebutuhan kelompok.
j. Emansipasi yang pantas dan sehat dari kelompok dan kebudayaan.
k. Memilki integritas dan konsistensi kepribadian.
Menurut Atkinson R.L. dkk. Menetapkan 6 kriteria normalitas, yaitu :
a. Persepsi dan realitas yang efesien Individu dalam menilai reaksi dan kemampuan mengintepretasikan
hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya secara realistik
b. Mengenali diri sendiri Individu yang mampu melakukan penyesuaian, memiliki kesadaran, perasaan, dan
motif secara baik.
c. Kemampuan mengendalkanperilaku secara sadar Kepercayaan atas kemampuan diri individu untuk
mengendalikan perilakunya.
d. Harga dirinya dan penerimaan Kemampuan menyesuaikan diri, mampu menilaiharga dirinya sendiri, dan
merasa diterima orang lain.
e. Kemampuan membentuk ikatan kasih Mampu menjalin hubungan yang erat dan harmonis dengan orang
lain.
f. Produktivitas Mampu menyesuaikan diri dan menyalurkan kemampuan dengan baik ke aktivitas produktif.
Prilaku Seksual Normal
Perilaku seksual ini dapat menyesuaikan diri, bukan saja dengan tuntunan masyarakat, tetapi
juga dengan kebutuhan individu mengenai kebahagiaan, perwujudan diri sendiri, atau peningkatan
kemampuan individu untuk mengembangkan keperibadiannya menjadi lebih baik (Maramis, 1999).
Pendapat Kartini Kartono (1989), yang dimaksud perilaku seksual yang normal mengandung pengertian
sebagai berikut.
a) Gangguan kemampuan seksual, termasuk dalam kelompok ini adalah impotensi, ejakulasi pradini,
frigiditas, disparenia, dan vaginismus, serta hipo dan hiper seksual.
b) Deviasi seksual (penyimpangan seksual) termasuk dalam kelompok ini adalah homoseksualitas dan
lesbianisme, fetisisme, pedofilia, transfestitisme, exhibisionism, voyeurism, sadisme dan masokisme,
serta transeksualisme.

Anda mungkin juga menyukai