PENDAHULUAN
Ditinjau dari etimologi kata “mental” berasal dari kata latin yaitu mens
atau mentis artinya roh, sukma, jiwa atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani,
kesehatan terkandung dalam kata hygiene yang berarti ilmu kesehatan. Maka
mental).1
mental diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam
bahasa latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Kartini Kartono, Jenny
1
Yusak Burhanuddin, Kesehatan Mental, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h.9
oleh macam-macam keteganggan, kekalutan dan konflik terbuka serta konflik
batin.2
menghadapi kehidupan yang ada, dengan penuh ketakutan dan keyakinan bisa
potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada
adalah keadaan penyesuaian diri yang baik disertai suatu keadaan subjektif
dari kesehatan dan kesejahteraan, penuh semangat hidup, dan disertai perasaan
defenisi Zakiah Darajat yang merangkum dari beberapa defenisi para ahli
segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada
mental adalah orang yang mampu menilai dirinya sendiri dan kemampuan
seseorang untuk mencapai kehidupan yang bahagia, aman dan tentram serta
diterima dalam lingkungan hidup. Dengan mental yang sehat sehat pun, hidup
kehidupan yang bahagia, aman dan tentram serta diterima dalam lingkungan
hidup. Dengan mental yang sehat pun, hidup seseorang akan lebih terarah
karena dia mengetahui dan memahami tujuan yang akan dicapai dalam
untuk berprilaku normal yaitu perilaku yang sesuai dengan aturan dan tidak
5
Alfi Rahmi, Urgensi Konseling Karir Dalam Menyikapi Problematika Kesehatan
Mental Pada Wanita Karir , jurnal of gender studies, Vol. 1, No. 2, h. 54
Kesehatan sangat diperlukan seseorang dalam menjalani kehidupan,
mempertinggi kesehatan ruhani. Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang
dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman dan tentaram.
ketaqwaan, agar terhindar dari gangguan jiwa dan penyakit kejiwaan. Jadi
gangguan jiwa atau penyakit jiwa agar terwujudnya sikap saling berinteraksi
6
Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental. (Jakarta: CV Haji Mas Agung, 1988), h. 11
menemukan penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial dalam
psikosomatis, kesatuan jiwa raga atau kesatuan jasmani dan rohani secara
seseorang memiliki jiwa yang sehat, dengan kata lain, dapat berfungsi dengan
1966 dalam pasal 1 (a) pada bagian penjelasan adalah satu kondisi yang
dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang-
7
Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. (Jakarta: CV Haji Mas
Agung, 1994), h. 35
(serasi) dan memperhatikan semua segi-segi dalam penghidupan manusia dan
Ciri-ciri khas pribadi yang bermental sehat adalah ada kordinasi dari
partisipasi aktif kepada masyarakat, dan bergairah, sehat lahir dan batin,
kebutuhannnya.9
perasaan tidak aman, kurang memiliki rasa percaya diri, kurang memahami
penyesuaian diri yang normal apabila dia mampu memenuhi kebutuhan dan
8
Meilanny Budiarti S , Gangguan Kepribadian Antisosial Pada Narapidana, jurnal social
work, Volume 7, Nomor 2, h.1-79
9
Samsul Munir Amin, Bimbingan Dan Konseling Islam. (Jakarta: Sinar Grafika Offset,
2010), h.143-144
lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama). Memanfaatkan potensi
pribadi dan orang lain (orang sehat mentalnya menampilkan perilaku atau
Jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki mental yang sehat
adalah orang yang bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar baik itu
dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Orang yang memiliki mental
mengaktualisasikan diri.
terlepas dari penyesuian diri yang baik, memerlukan integrasi dan kontrol diri,
pengetahuan yang luas tentang diri sendiri, memerlukan konsep diri yang
sehat, perlu belajar dan mengembangkan kebiasaan yang baik dan mampu
10
Yusuk Burhanuddin, Kesehatan mental,(Bandung: Pustaka Setia, 1999), h.9
Menurut Kartini Kartono prinsip untuk mendapatkan kesehatan mental
organis (fisik dan psikis) dan yang bersifat sosial. Kebutuhan-kebutuhan dan
11
Siti Sundari. Kesehatan Mental dalam Kehidupan, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005),
h.2
Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andari, tujuan kesehatan mental
adalah memiliki dan membina jiwa yang sehat, berusaha mencegah timbulnya
akibat dari pengaturan yang aktif, seseorang mempersiapkan dunia dan dirinya
(para ahli telah banyak melakukan studi tentang hubungan antara dimensi
sangat besar bagi kesehatan mental. Karena itu, kesehatan manusia khususnya
biologis ini. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hubungan tersebut
manusia merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis. Sebagai sub sistem
12
Kartini Kartono, dr.Jenny Andari: Hygine Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam,
(Bandung: CV.Mandar Maju, 1989), h.9
keseluruhan aspek kemanusiaan karena itulah aspek psikis tidak dapat
sehingga membentuk kesehatan mental yang positif, tetapi pada aspek yang
lain kehidupan sosial itu dapat pula menjadi gangguan kesehatan mental).13
manusia itu sendiri, dan sebaliknya, kondisi lingkungan yang tidak sehat,
mentalnya.
biologis, yang mana aspek biologis dipengaruhi oleh otak, sistem endokrin,
budaya.
Tanjung Pati pada tanggal 7 April 2020. Hasil dari proses wawancara yang
telah dilakukan oleh penulis dapat diketahui adanya beberapa fenomena yang
13
http;// madanionline.org/faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-mental/di akses
24/03/2020 pukul 14.00 WIB
terjadi pada warga binaan LPKA Klas II B Tanjung Pati, diantaranya yaitu
masih ada warga binaan tidak bisa menyesuaikan diri dengan orang lain dan
lembaga pembinaan, dan segala peraturan yang terbentuk yang berlaku antar
masih kurang baik dalam penyesuaian diri ditandai dengan adanya warga
merasa gelisah, cemas, mudah tersinggung dan sering merasa stres ketika
berada di dalam LPKA. Hal ini di karenakan, warga binaan tidak mampu
untuk menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungannya. Jika mental
B. Identifikasi Masalah
3. Terindikasi masih ada warga binaan yang kurang menaati paraturan yang
ada di LPKA.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
berikut:
Tanjung Pati.
mental seseorang.
G. Penjelasan Judul
menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, antara
lain:
14
Zakiah Drajat, Kesehatan Mental, (Jakarta:PT Gunung Agung, 1980), h.11
Warga Binaan :Seseorang yang mengalami penghilangan
binaan.
sekitar.
H. Sistematika Penulisan
15
Chika Nur Pebriani, Sri Sulastri, Tingkat Pemenuhan Kebutuhan Aspek Biologi,
Psikologi, Sosial Dan Spritual Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas II A Bandung, Jurnal Prosiding Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, Volume 3, Nomor 1, Bandung, Januari 2016
16
KEMENKUMHAM, Lembaga Pembinaan Khusus Anak,Organisasi.Tana Kerja,
Nomor.1148.2015
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
LANDASAN TEORITIS
A. Kesehatan Mental
segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa
hidup.17 Jadi dapat dipahami bahwa orang yang memiliki mental yang sehat
adalah keadaan penyesuaian diri yang baik disertai suatu keadaan subjektif
diri yang baik yang penuh semangat hidup dan seseorang juga akan mampu
diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia
17
Zakiah Drajat, Kesehatan Mental, (Jakarta: Rineka Cipta, 1980), h.11
18
J.P, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011).Cet ke-
15,h.299
hidup.19 Jadi dapat dipahami bahwa orang yang memiliki mental yang sehat
maka ia bisa menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
bermental sehat. Sebaliknya orang yang sama sekali tidak menyukai dirinya
sosialnya.
penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial, berkembang dan matang
hidupnya.20
diri sendiri, dengan orang lain, dan masyarakat serta lingkungan dimana ia
19
Zakiah Drajat, Kesehatan Jiwa Dalam Keluarga,Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1980), h.41
20
Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. (Jakarta: CV Haji Mas
Agung, 1994), h. 35
hidup.21 Indikasi orang yang sehat mentalnya adalah orang yang memilki ciri-
ciri menerima dan menghargai diri sendiri, perasaan eksis, bebas, spontan,
hubungan sosial.
defenisi Zakiah Darajat yang merangkum dari beberapa defenisi para ahli
segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan membawa kepada
mental adalah orang yang mampu menilai dirinya sendiri dan kemampuan
seseorang untuk mencapai kehidupan yang bahagia, aman dan tentram serta
diterima dalam lingkungan hidup. Dengan mental yang sehat sehat pun, hidup
21
Zakiah Drajat, Kesehatan Mental,(Jakarta: PT Gunung Agung, 1980), h.11
22
Siti Sundari, Kesehatan Mental dalam Kehidupan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005),
h.1
Kesehatan mental akan membawa seseorang untuk mencapai
kehidupan yang bahagia, aman dan tentram serta diterima dalam lingkungan
hidup. Dengan mental yang sehat pun, hidup seseorang akan lebih terarah
karena dia mengetahui dan memahami tujuan yang akan dicapai dalam
untuk berprilaku normal yaitu perilaku yang sesuai dengan aturan dan tidak
Untuk memenuhi tuntutan hidup ini dan norma dalam lingkungannya. Oleh
karena itu dalam diri individu diharapkan tertanam sikap disiplin yang tinggi
dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, tentaram.
mental. Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang dalam rohani atau
dalam hatinya selalu merasa senang, aman dan tentram. Muhammad Mahmud
23
Akmal Hawi, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2014), h.67
1. Pola negatif (Salahiy), bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya
ada dalam kesehatan mental, yaitu pola simtomatis, pola penyesuaian diri,
a. Pola Simtomatis adalah pola yang berkaitan dengan gejala (symptoms) dan
c. Pola pengembangan diri adalah pola yang berkaitan dengan kualitas khas
Jadi dapat dipahami bahwa kesehatan mental itu yang memiliki rohani
yang selalu merasa senang, aman dan tentram dan terhindarnya seseorang dari
24
Thohari Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta: UII Press,1992), h.13
25
Abdul Mujib, Jusuf Mudzakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam,(Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), h.133-134
gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa, dapat menyesuaikan diri, dapat
memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada semaksimal mungkin dan
dalam hidup. Permasalahan dalam kesehatan mental itu terdapat di dalam ilmu
penyakit mental.26
26
Siti Sundari. Kesehatan Mental dalam Kehidupan, (Jakarta: PT Rineka Cipta. 2005),
h.2
i. Mencegah hal- hal yang menyebabkan gangguan jiwa.
dan penyakit mental. Kesehatan mental dengan mengemukakan tiga ciri pokok
yang baik, sehat mental dan mampu beradaptasi (menyesuaikan diri) dengan
yang lain. Oleh karena itu perlu adanya keharmonisan antara kesehatan mental
nilai-nilai dan tingkah laku, dan 3) konflik baton dalam diri pribadi.
c. Masa transisi, Masa transisi ini terjadi perubahan dari suatu periode ke
bahwa konflik yang terjadi pada diri individu baik itu konflik yang
terjadi dalam diri individu itu sendiri, maupun konflik individu dengan
27
Yusuk Burhanuddin, Kesehtan Mental, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h.9
kembali untuk beradaptasi juga akan mempengaruhi kesehatan
mentalnya .
a. Biologis
1) Otak
keunikan yang ada pada manusia pada dasarnya tidak dapat dilepaskan
2) Sistem endokrin
hormon.
28
http;// madanionline.org/faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-mental/di akses
24/03/2020 pukul 14.00 WIB
3) Genetik
4) Sensori
komplikasi.29
29
http;// madanionline.org/faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-mental/di akses
24/03/2020 pukul 14.00 WIB
Jadi dapat dipahami genetik, sensori, dan faktor ibu selama
b. Psikologis
Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan dari aspek yang lain
1) Pengalaman awal
yang terjadi pada individu terutama yang terjadi pada masa lalunya.
2) Proses pembelajaran
c. Sosial Budaya
tetapi pada aspek lain kehidupan sosial itu dapat pula menjadi stressor
30
http;// madanionline.org/faktor-yang-mempengaruhi-kesehatan-mental/di akses
24/03/2020 pukul 14.00 WIB
4. Ciri – Ciri Kesehatan Mental Yang Sehat
kekurangannya.
yang lain.
control).
31
Bimo Walgito, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Andi OFFSET, 2010), h.195
d. Persepsi yang jelas tentang realitas (A clear perception of reality).
realita secara baik. Orang dapat membedakan mana yang riil dan mana
yang rill dengan yang tidak rill, bersifat objektif, dan selalu melihat
mementingkan sosial.
f. Love of other
Dengan demikian, mereka dapat diterima secara baik oleh orang lain,
g. Love of life
h. Purpose in life
2. Menurut tabel Jodeth dalam Abdul Aziz menyatakan bahwa orang yang
b. Perasaan eksis
e. Berkepribadian sempurna
g. Percaya diri
32
Abdul Aziz, Kesehatan Jiwa, (Jakarta, Pustaka Azzam, 2006), h.44
3. Menurut Hamid Zahran mengungkap ciri-ciri orang yang sehat mentalnya
sebagai berikut:
menyimpang
memiliki mental yang sehat adalah orang yang bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar baik itu dengan diri sendiri maupun dengan
orang lain. Orang yang memiliki mental yang sehat ia juga memiliki jiwa
4. Menurut Siti Sundari kriteria yang ideal pribadi yang normal dengan
b. Penilaian diri
33
Abdul Aziz, Kesehatan Jiwa, (Jakarta, Pustaka Azzam, 2006), h.44
e. Memiliki dorongan dan nafsu yang sehat
g. Mempunyai tujuan hidup yang kuat yaitu tujuan hidup yang memenuhi
syarat
kelompok
kebudayaan
dorongan dan nafsu yang sehat, memiliki tujuan hidup yang memenuhi
34
Siti Sundarin, Kesehatan Mental Dalam Kehidupan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h.3
35
Yusuk Burhanuddin, Kesehatan mental, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h.9
Jadi dapat disimpulkan orang yang memiliki cirri-ciri mental
integritas (kesatuan) organisme. Kesatuan yang utuh dan bulat dari segi
komplek.
tidak efesien .
36
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Sinar Grafika
Offset,2010), h.149
c. Kesehatan mental menghendaki integritas dan kontrol diri yang meliputi
laku. Tanpa integritas dan pengendalian diri seperti terlihat pada orang-
konflik, dan frustasi dalam kehidupan sehari- hari akan dirugikan secara
serius.
penilaian yang realistis terhadap status dan harga diri. Menerima diri
karena diri sendiri itu terlibat langsung dalam usaha manusia untuk
perasaan tidak kuat, rendah diri,tidak berharga, dan putus asa sehingga
harapan yang sehat, mengembangkan arah minat dan sikap yang sehat,
apa adanya dan tidak terlalu serius, menciptakan tujuan hidup, dan cita-
Ketegangan itu sendiri harus diatasi secara sehat. Konflik, frustasi, dan
yang akan datang. Anak yang diterima oleh orang tuanya dengan
dan prestasi. Oleh karena itu, perlu diusahakan situasi dan kondisi
yang dapat menimbulkan kepuasaan kerja. Setiap orang yang
yang tidak menerima realitas dan menolak hal-hal yang objektif akan
realitas.
yang lebih besar dan luhur dari pada dirinya sendiri, dimana ia sangat
Kesadaran dan keyakinan akan adanya Tuhan yang maha kuasa akan
37
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Sinar Grafika
Offset,2010), h.158
Prinsip ini berguna dalam upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan mental.
6. Depresi berat yang membuat seseorang selalu tidak bergairah murung dan
apatis.
7. Kecemasan yang berlebihan seperti kecemasaan akan harga diri,
tetapi bila diteliti secara medis tidak ditemukan adanya penyakit atau
tinggi, walaupun persoalan yang dihadapi cukup ringan. Orang yang selalu
Manusia
a. Rasa cemas
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang
hidup ini ia selalu jujur, apa adanya, merasa dibutuhkan orang lain dan
c. Rasa sedih
38
Noer, Rohmah.Pengantar PsikologiAgama, (Yogyakarta:Sukses Offset, 2013), h.203-
209
sesungguhnya. Banyak anak muda yang ketika berada sendirian
percaya pada orang, ia akan sekalas marah dan lekas sakit hati.
e. Pemarah
Jika ada anak yang kelihatan bodoh di sekolah, tidak mau belajar,
perlakuan kedua orang tuanya, yakni perlakuan orang tua yang terlalu
jiwa si anak.
yang merasa tertekan, atau merasa gelisah karena perlakuan suami yang
dan istrinya secara kasar, akhirnya sang istri berubah sikap dan
kelakuannya menjadi pemurung, terkadang selalu marah-marah dan juga
yang sehat”, ternyata sekarang sudah tidak berlaku lagi. Akhir-akhir ini
dokter sampai dukun ternyata hasilnya sangat kecil bahkan bisa dikatakan
individu.
Dukungan sosial keluarga merupakan variabel lingkungan yang
binaan akan membutuhkan dukungan yang lebih dari keluarga dan cara-cara
binaan untuk memberikan semangat dapat menjadi salah satu jalan keluar
yang positif bagi warga binaan untuk menerima dengan tenang atas beban
C. Penelitian Relevan
39
Baidi Bukhori, Hubungan Kebermaknaan Hidup Dan Dukungan Sosial Keluarga
Dengan Kesehatan Mental Narapidana, jurnal Ad-Din, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2012
Dan Dukungan Sosial Keluarga Dengan Kesehatan Mental
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Fakultas Dakwah dan Ilmu
40
Baidi Bukhori, Hubungan Kebermaknaan Hidup Dan Dukungan Sosial Keluarga
Dengan Kesehatan Mental Narapidana, jurnal Ad-Din, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2012
41
Indah Pratiwie, Kondisi Mental Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas
II B PekanBaru, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2013
mental warga binaan di lembaga pembinaan khusus anak klas II B
B PekanBaru.
klas II bandar lampung sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan
Bandar Lampung namun masih optimal hal ini dapat dilihat dari
42
Nada Safira, Pembinaan Mental Terhadap Narapidana Anak Kasus Pencurian Di
Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Bandar Lampung, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, 2019
peneliti melihat kesehatan mental warga binaan di lembaga pembinaan
II Bandar Lampung.
D. Kerangka Konseptual
Kesehatan Mental
penelitian ini terdiri 1 variabel yaitu variabel kesehatan mental warga binaan
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan dalam proses
gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian
berlangsung.2
menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya dan hasilnya berupa angka-
1
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), h.24
2
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), h.266
angka.3 Di dalam penelitian ini akan menggambarkan fenomena yang terjadi
B Tanjung Pati.
pengumpulan data berupa angka dari hasil pengukuran. Karena itu data yang
terkumpul harus diolah secara statistik agar dapat ditaksir dengan baik.
B. Lokasi Penelitian
Klas II B Tanjung Pati. Adapun alasan penulis memilih lokasi ini, karena di
penelitian yang akan diteliti, terutama dalam masalah kesehatan mental warga
1. Populasi
3
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).Cet.Ke-1.
h.157
4
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h.80
Sejalan dengan itu Sukardi menyebutkan populasi adalah semua
penelitian.6
keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.7
5
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h.53
6
Mardalis, Metodologi Suatu Pendekatan Proporsional, (Surabaya: Usaha Nasional,
1982), h.22
7
Nanang Martono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.66
Tabel 3.1
1 Laki-laki 27
Total Populasi 27
2. Sampel
dana, tenaga dan waktu, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
8
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.118
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 118
Alasan mengambil total sampling karena menurut jumlah populasi yang
Untuk lebih jelasnya sampel dari penelitian ini dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 3.2
1 Laki-laki 27
Total Sampel 27
1. Instrumen Penelitian
10
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif R dan D, (Bandung: Alfabeta,
2013), h.77
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
Oleh karena itu skala yang penulis gunakan pada penelitian ini
adalah dengan menggunakan skala likert. Skala likert ini menilai sikap
atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan cara
Pernah (TP).12
11
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h.134-135
12
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2015), h.134-135
Tabel 3.3
Positif Negatif
1 Selalu (SL) 5 1
2 Sering (SR) 4 2
3 Jarang (JR) 3 3
4 Kadang-kadang (KD) 2 4
lampiran.
2. Uji Coba Instrumen
menjalankan fungsi ukur secara tepat atau memberikan hasil ukur yang
yang di ukur.
13
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitati, Kualitatif, & Penelitian Gabungan,
(Padang: KENCANA Prenadamedia Group, 2013), h.234
14
Zulkifli Matondang, Validitas dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian, Jurnal
Tabularasa PPS UNIMED Vol 6 No 1 Juni 2009, h.89
15
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,
2015), h.139
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Bina
Aksara, 1989), h.139
Pada penelitian ini untuk pengujian validitas instrument penulis
secara teoritis mengukur konsep yang telah disusun oleh peneliti atau
seberapa jauhkah konstruk atau trait psikologis itu diwakili secara nyata
disusun peneliti.17
Ahli yang penulis temui untuk uji validitas isi adalah dosen
Tabel 3.4
Hasil Validitas Instrumen
V1 V2 V3
1 Aspek petunjuk
a. Petunjuk dinyatakan 3 3 3
dengan jelas
17
A. Muri, Yusuf, Metodologi Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan Penelitian
Gabungan, (Jakarta:Fajar Intetpratama Mandiri, 2014). Cet. h.234
b. Indikator angket mudah 3 3 3
dipahami
c. Masing-masing indikator 3 2 3
dapat dibedakan dengan
jelas
2 Aspek isi
3 Aspek bahasa
b. Menggunakan kalimat 3 3 3
yang mudah dipahami
empiris yaitu dengan melakukan uji coba kepada selain sampel penelitian
Jumlah 39 21
pernyataan yang tidak valid dan 39 item pernyataan valid dari 60 item
karena tidak memenuhi syarat. Jadi pada penelitian ini item yang layak
b. Reliabilitas Instrumen
terhadap individu yang sama dan diberikan dalam waktu yang berbeda.18
Senada dengan hal itu, Neuman dalam buku Suryani dan Hendryadi
18
Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), h.162
mengatakan bahwa reliabilitas berarti kemampuan untuk diandalkan atau
konsistensi yang menunjukkan bahwa hal yang sama diulang atau terjadi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach's Standardized N of
Alpha Items Items
,720 ,882 61
19
Suryani & Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2015), h.135
20
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi Regresi dan jalur
dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h.37
E. Teknis Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka data tersebut perlu diolah atau diproses
jawaban.22
3. Tabulasi/ tally, yaitu proses penempatan data kedalam bentuk tabel yang
4. Mean yaitu jumlah seluruh data dibagi dengan jumlah data. Rata-rata
dapat dicari dengan data tunggal maupun data kelompok dengan rumus
sebagai berikut:
X =
Keterangan:
X : Rata-rata hitung
∑x : Jumlah skor
N : Banyak subjek24
21
Hadeli, Manajemen Pendidikan, (Padang : Baitul Hikmah Press, 2001), h.9
22
Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2012), h.171
23
Syofian Siregar, Statistik Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: Rajawali Pers,2011), h.206
5. Menentukan persentase dan skor dengan menggunakan rumus:
% Skor =
Keterangan :
6. Standar Deviasi
√
SD =
Keterangan :
SD : Standar deviasi
N : Number of cases.25
7. Range atau jangkauan yaitu selisih nilai maksimum dengan nilai minimum
R = H-L
Keterangan :
R : Range
24
Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan,…,h.260
25
Suharsimi, Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.97
L : Skor atau nilai terendah
Tabel 3.7
Kriteria Analisis Deskriptif
26
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi Regresi dan Jalur
dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia,2009), h.46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Tabel 4.1
Hasil Analisis Berdasarkan Item Pertanyaan Tentang Kesehatan
Mental Warga Binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II B
Tanjung Pati
Skor Kategori
No Indikator
Mean % SD
1. Saya mampu berbuat hal
positif seperti orang lain
lakukan 4,55 91,11 0,75
SANGAT TINGGI
9. Dengan kemampuan
yang dimiliki saya yakin
4,22 84,44 0,80
mendapatkan
pengalaman baru SANGAT TINGGI
TINGGI
Rata-Rata Keseluruhan
3,69 73,99 0,27 TINGGI
keseluruhan adalah 73,99% dengan standar deviasi 0.27 yang tergolong pada
kategori tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa pada umumnya warga binaan
Tabel 4.2
Hasil Analisis Keseluruhan Tentang Kesehatan Mental Warga
Binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas II B Tanjung Pati
Skor Kategori
No Indikator
Mean % SD
Menerima diri sebagaimana 3,81 76,20 0,31
1. TINGGI
adanya (self aceptance)
Self confidence dan self control 3,72 74,49 0,18 SANGAT TINGGI
3. (percaya diri dan dapat
mengontrol diri dengan baik)
dengan standar deviasi 0,31 yang tergolong pada kategori tinggi, presentase
skor rata-rata untuk mengerti tentang keadaan diri (self knowledge) adalah
70,96% dengan standar deviasi 0,24 yang tergolong tinggi, presentasi skor
rata-rata untuk self confidence dan self control (percaya diri dan dapat
mengontrol diri dengan baik) adalah 74,49% dengan standar deviasi 0,18
yang tergolong pada kategori sangat tinggi, presentasi skor rata-rata untuk
adalah 77,03% dengan standar deviasi 0,21 yang tergolong pada kategori
tetapi juga mementingkan sosial) adalah 81,23% dengan standar deviasi 0,44
yang tergolong pada kategori sangat tinggi, presentasi skor rata-rata untuk
adalah 73,51% dengan standar deviasi 0,10 yang tergolong pada kategori
tinggi, presentasi skor rata-rata untuk love of life (mampu menerima secara
tulus dan penuh kasih sayang seluruh sisi kehidupannya) adalah 75,55%
dengan standar deviasi 0,28 yang tergolong pada kategori tinggi, dan
presentasi skor rata-rata untuk purpose in life (menyadari dan mampu
mengarahkan hidup dengan jelas) adalah 62,22% dengan standar deviasi 0,26
standar deviasi 0.09 yang tergolong pada kategori tinggi. Maka dapat
Gambar 4.1
Chart Rekapitulasi Kesehatan Mental Warga Binaan Di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Klas II B Tanjung Pati
90
80
Present… 70
60
50
40
30
20
10
0
Axis Title
Tabel 4.3
Menerima Diri Sebagaimana Adanya (Self Aceptance)
N=27
Skor Skor
No Item Pernyataan SD Rg
Mn % Min Max
Rata-Rata Keseluruhan
3,81 76,20 0,31 2 1 5
Tabel 4.4
Mengerti Tentang Keadaan Diri (Self Knowledge)
N=27
Skor Skor
No Item Pernyataan SD Rg
Mn % Min Max
3. Saya memahami
kemampuan yang saya
miliki 4,11 82,22 1,01 3 2 5
tentang keadaan diri (self knowledge) pada kategori tinggi. Artinya warga
percaya diri dan dapat mengontrol diri dengan baik. Adapun beberapa
Tabel 4.5
Self Confidence dan Self Control
N=27
Skor Skor
No Item Pernyataan SD Rg
Mn % Min Max
5. Saya menghargai
perbedaan sifat atau
karakter yang di miliki 4,51 90,37 0,84 3 2 5
oleh teman
rata keseluruhan untuk indikator self confidence dan self control pada
deskriptor percaya diri dan dapat mengontrol diri dengan baik adalah
Pati dapat percaya diri dan dapat mengontrol diri dengan baik pada
Khusus Anak Klas II B Tanjung Pati dapat percaya diri dan dapat
Tabel 4.6
A Clear Perception of Reality
N=27
Skor Skor
No Item Pernyataan SD Rg
Mn % Min Max
1. Saya melakukan
perubahan untuk
meningkatkan kualitas 3,51 70,37 1,42 4 1 5
diri
2. Saya berusaha 4 1 5
mencapai target yang 4,22 84,44 1,05
sudah direncanakan
3. Saya mampu
menyelesaikan tugas
dengan baik dan 4,44 88,88 0,84 3 2 5
bijaksana
5. Saya meragukan
apakah saya akan
mendapatkan 3,37 67,40 1,33 4 1 5
pengalaman setelah
keluar dari LPKA
mampu melihat realita seperti apa adanya pada kategori tinggi. Artinya
Tabel 4.7
Balance and Moderation
N=27
Skor Skor
No Item Pernyataan SD Rg
Mn % Min Max
1. Saya senang
membantu teman-
teman dan petugas 3,03 60,74 1,65 4 1 5
LPKA
6. Love of others
Tabel 4.8
Love of others
N=27
Skor Skor
No Item Pernyataan SD Rg
Mn % Min Max
Rata-Rata Keseluruhan
3,67 73,51 0,10 0 1 5
7. Love of life
Skor Skor
No Item Pernyataan SD Rg
Mn % Min Max
2. Saya kurang
menyukai sebuah
perubahan pada diri 3,11 62,22 1,36 4 1 5
orang lain
menerima secara tulus dan penuh kasih sayang seluruh sisi kehidupannya
Tanjung Pati Mampu menerima secara tulus dan penuh kasih sayang
menerima secara tulus dan penuh kasih sayang seluruh sisi kehidupannya.
8. Purpose in life
Tabel 4.10
Purpose in life
N=27
Skor Skor
No Item Pernyataan SD Rg
Mn % Min Max
1. Saya mempunyai
tujuan hidup yang
jelas untuk 3 60 1,41 4 1 5
kedepannya
2. Saya mampu
menjadikan masa lalu
menjadi pelajaran di 3,96 79,25 1,37 4 1 5
hidup saya
3. Saya mengeluh
terhadap semua
aktivitas yang 1,37 27,40 0,74 3 1 4
dilakukan sebagai
warga binaan
jelas.
Tanjung Pati, maka penulis jabarkan hasil penelitian tersebut pada tabel
4.11
Tabel 4.11
Hasil Pengolahan SPSS 16 Deskriptif Statistik
Kesehatan Mental Warga Binaan di Lembaga Pembinaan Khusus
Anak Klas II B Tanjung Pati
N Valid 27
Missing 0
Mean 3,69
Range 2
Minimum 1
Maksimum 5
B. Pembahasan
mempunyai self esteem yang positif dan menerima kelebihan dan kekurangan
dengan standar deviasi 0,31 dan termasuk dalam kategori tinggi. Dalam
70,96% dengan standar deviasi 0,24 dan termasuk dalam kategori tinggi.
Dalam indikator self confidence dan self control pada deskriptor percaya diri
dan dapat mengontrol diri dengan baik memiliki presentase skor rata-rata
keseluruhan yaitu 74,49% dengan standar deviasi 0,18 dan termasuk dalam
skor rata-rata keseluruhan yaitu 77,03% dengan standar deviasi 0,21% dan
rata keseluruhan yaitu 81,23% dengan standar deviasi 0,44 dan termasuk
dalam kategori sangat tinggi. Dalam indikator love of others pada deskriptor
dan termasuk dalam kategori tinggi. Dalam indikator love of life pada
deskriptor mampu menerima secara tulus dan penuh kasih sayang seluruh sisi
standar deviasi 0,28 dan termasuk dalam kategori tinggi. Dan dalam indikator
rata-rata yaitu 73,90% dengan standar deviasi 0,09 yang tergolong pada
kesehatan mental yang tinggi dan berarti tingkat kesehatan mental yang
Tanjung Pati harus dipertahankan agar tetap berada pada kategori tinggi.
kesehatan mental yang bagus. Lebih banyak warga binaa yang memiliki
kesehatan mental yang baik dari pada yang tidak baik. Karena itulah
kesehatan mental yang bagus yang dimiliki oleh warga binaan di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Klas II B Tanjung Pati ini harus di pertahankan agar
penyesuaian diri yang baik terhadap tuntutan sosial, berkembang dan matang
hidupnya.27
menyesuaikan diri, dapat memanfaatkan segala potensi dan bakat yang ada
hygiene atau ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah
emosi, merasa nyaman dengan diri sendiri, dan menemukan penyesuaian diri
sehat mental adalah orang yang mampu menilai dirinya sendiri dan
27
Zakiah Daradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental. (Jakarta: CV Haji Mas
Agung, 1994), h. 35
28
Siti Sundari, Kesehatan Mental dalam Kehidupan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005),
h.1
29
Kartini Kartono, dr.Jenny Andari: Hygine Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam,
(Bandung: CV.Mandar Maju, 1989), h.4
membawa seseorang untuk mencapai kehidupan yang bahagia, aman dan
tentram serta diterima dalam lingkungan hidup. Dengan mental yang sehat
sehat pun, hidup seseorang akan lebih terarah karena adanya keserasian
PENUTUP
A. Kesimpulan
yaitu 76,20% dengan standar deviasi 0,31 dan termasuk dalam kategori
rata keseluruhan yaitu 70,96% dengan standar deviasi 0,24 dan termasuk
dalam kategori tinggi. Dalam indikator self confidence dan self control
pada deskriptor percaya diri dan dapat mengontrol diri dengan baik
standar deviasi 0,18 dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Dalam
yaitu 77,03% dengan standar deviasi 0,21% dan termasuk dalam kategori
yaitu 81,23% dengan standar deviasi 0,44 dan termasuk dalam kategori
deskriptor mampu menerima secara tulus dan penuh kasih sayang seluruh
dengan standar deviasi 0,28 dan termasuk dalam kategori tinggi. Dan
yang tergolong pada kategori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa warga
kesehatan mental yang bagus. Lebih banyak warga binaa yang memiliki
kesehatan mental yang baik dari pada yang tidak baik. Karena itulah
kesehatan mental yang bagus yang dimiliki oleh warga binaan di Lembaga
Pembinaan Khusus Anak Klas II B Tanjung Pati ini harus di pertahankan agar
B. Saran
1. Kepada orang tua agar hal ini dijadikan pelajaran bagi kita semua. Agar
juga anak didik kita semua, agar mereka itu merasa dihadirkan dalam
LPKA ini, warga binaan mampu untuk melakukan yang terbaik ketika
selanjutnya.