Anda di halaman 1dari 5

MEMANFAATKAN SEFT untuk

MENGHILANGKAN MENTAL BLOCK

Sudah sangat terbukti bahwa mental block bidang kekayaan merupakan


penghambat utama seseorang untuk bisa kaya. Mereka oleh Adi W
Gunawan disebut sebagai orang yang memiliki pola pikir miskin dan akan
jatuh dalam salah satu dari 2 kondisi dibawah ini :
1. Sudah bekerja keras bertahun tahun penghasilannya segitu gitu
saja (miskin tipe 1), atau
2. Sudah berpenghasilan besar bertahun tahun tabungannya segitu
gitu saja (miskin tipe 2).
Jika seorang pemilik pola pikir kaya menerima uang, yang terpikirkan
adalah :”Bagaimana caranya agar uang ini menjadi berlipat dan tambah
banyak ?”. Sebaliknya, mereka yang memiliki pola pikir miskin akan
berpikir :”Mau saya belikan apa ya uang ini ?”. Tiba tiba saja muncul
ide cemerkang untuk mengganti lantai, ngecat rumah, menambah kamar,
beli mobil baru, mengganti lantai, mengganti genteng, nambah isteri dan
lain lain. Maksimal uangnya akan disimpan atau ditabung yang suatu saat
akan habis juga karena ide ide tersebut. Mereka khawatir jika melakukan
investasi ini itu. Pikiran jeleknya muncul, jangan jangan nanti gagal lagi
karena pengalaman yang dulu gagal. Berbeda dengan mereka yang
memiliki pola pikir miskin, orang yang memiliki pola pikir kaya tidak
peduli dengan kegagalan investasi atau bisnis di masa lalu. Dia akan terus
berusaha membuat uangnya bertambah banyak dengan investasi dan
berbisnis. Terus belajar dari kegagalan kegagalannya.
Sebenarnya dasar dari pola pikir miskin adalah dorongan bawah sadar
untuk terus bekerja keras. Program pikiran kerja keras inilah yang
mendorong kita untuk terus menghabiskan berapapun uang yang
diperoleh. Jika uangnya habis atau memiliki hutang, maka kita akan
terdorong untuk bekerja lebih keras. Sebaliknya, jika memiliki uang
banyak, seringkali malas bekerja keras. Jadi pikiran bawah sadar kita
gagal mendorong kerja keras. Program pikiran kerja keras ini berasal dari
nasehat nasehat orang tua dan lingkungan yang sangat menghargai orang
yang bekerja keras dan menghina orang yang menganggur. Sayangnya,
yang mereka hargai adalah bekerja keras mencari uang, bukan bekerja
keras membangun aset. Karena memang di sekitar mereka tidak ada orang
yang bekerja keras membangun aset, itu hanya ada di kelompok yang 5%.
Selain program bawah sadar yang tidak mendukung, masih ditambah lagi
dengan pikiran sadar yang memiliki kecerdasan finansial yang rendah.
Kita disebut cerdas finansial jika (e book Kecerdasan Finansial Dasar) :
1. Bisa membedakan aset dan beban.
2. Memahami cashflow, bisa membedakan cashflow orang miskin,
kelas menengah dan cashflow orang kaya.
3. Tahu mengenai cara menggunakan uang yang benar, antara
peminjam, penabung dan investor,
4. Tahu membedakan penghasilan aktif (uang yang salah) dengan
penghasilan pasif atau uang yang benar.
5. Mengetahui definisi kaya dan miskin.

Kebanyakan orang tidak mengerti bahwa program bawah sadarnya


sebenarnya membenci uang dan kaya. Ini hanya nampak dari self talk
spontannya yang membenci keduanya, meskipun dalam kesehariannya,
mereka mengejar keduanya yaitu bekerja keras mencari uang. Antara yang
dilakukan dengan yang diucapkan itu berbeda. Mereka bekerja keras
mencari uang, setiap hari jungkir balik dan tega meninggalkan keluarga
demi uang, tetapi ketika dikatakan “mengejar uang”, mereka marah.
Ketika seseorang membahas uang, mereka berkomentar :”Kok uang terus
yang dibahas ?”. Ketika membicarakan tentang kaya dan sebagainya,
sering berkomentar sinis :”Apa tujuan hidup kita itu untuk menjadi
kaya?”. Dan berbagai komentar miring tentang uang dan kaya. Tetapi
ketika diminta berhenti mencari uang, mereka juga tidak bisa karena
butuh uang dan (sebenarnya) ingin kaya. Itulah kebanyakan manusia,
mereka bingung harus bersikap bagaimana ketika berhubungan dengan
uang dan kaya. Mereka butuh uang dan ingin kaya, tetapi bawah sadarnya
benci uang karena ajaran ajaran yang salah mengenai uang dan kaya.
Robert T Kiyosaki mengatakan bahwa manusia itu makhluk yang sangat
kompleks. Mereka suka membeli barang barang yang SEBENARNYA
tidak mereka butuhkan. Barang barang itu dibeli untuk ditunjukkan
kepada mereka yang SEBENARNYA tidak peduli. Dan barang barang itu
dibeli dengan uang yang SEBENARNYA belum mereka peroleh.
Ajaran ataran yang salah tentang uang dan kaya itu biasanya didasarkan
kepada penafsiran yang salah atau keliru tentang nasehat nasehat di kitab
kitab lama. Atau penafsiran yang keliru dari apa yang kita lihat dan
dengar di masa kecil kita. Karena sebagian besar pikiran bawah sadar kita
fondasinya berasal dari masa usia dibawah 7 tahun.
Nasehat yang sebenarnya bertujuan agar kita selalu bersyukur meskipun
dalam kondisi miskin, ditangkap secara salah sebagai miskin itu lebih
mulia dibanding kaya. Misalnya ada yang mengeluh bahwa dia miskin,
sering diberi nasehat seperti :
1. Nabi Muhammad juga pernah miskin dan kelaparan. Yang lupa
dikatakan adalah itu sifatnya sementara saja. Nabi itu sebenarnya
kaya raya.
2. Bersyukurlah menjadi orang miskin karena orang kaya itu
dihisabnya lebih lama.
3. Lebih mudah memasukkan onta ke lobang jarum dibandingkan
memasukkan orang kaya ke dalam surga.
Saat kita kecil melihat ayah dan ibu bertengkar tentang uang, ayah dan
kakaknya bertengkar soal warisan, maka kita memberi kesimpulan salah
bahwa mereka bertengkar karena uang. Padahal mereka bertengkar justru
karena tidak memiliki uang.
Hal hal semacam itulah yang kemudian menjadi mental block dan sangat
menghambat proses kita menjadi kaya, yaitu memiliki penghasilan pasif
yang lebih besar dari biaya hidup kita. Dalam memilih bisnis dan
investasipun kita sering keliru karena kombinasi dua faktor yaitu pikiran
sadar yang menginginkan bisnis yang bekerja langsung mendapat uang,
dan pikiran bawah sadar yang ingin agar kita bekerja keras terus. Maka
dipilihlah bisnis yang nampak bagus karena sepertinya akan mendapat
uang besar, tetapi sebenarnya dibalik itu ada tipu tipu. Karena itu mereka
sangat mudah terjebak oleh investasi abal abal, money game dan MLM
kuadran kiri. Sebaliknya mereka sangat tidak menyukai bahkan membenci
bisnis kuadran kanan. Karena bisnis ini sifatnya membangun aset
sehingga ketika kita bekerja tidak langsung memberi uang dan ini tidak
disukai oleh pikiran sadar yang tidak cerdas finansial. Ditambah lagi
bisnis ini bisa memberikan penghasilan pasif yang tentu saja tidak disukai
oleh pikiran bawah sadar. Kedua pikiran kita tidak menyukainya, maka
klop sudah. Mungkin sesaat ingin mengerjakan bisnis kuadran kanan,
tetapi baru memulai sudah berhenti karena dorongan pikiran bawah sadar.
SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dapat digunakan untuk
menghilangkan mental block yang menghambat proses kita untuk menjadi
kaya. Lihat cara SEFT di e book SEFT Dasar. Ini contoh contoh set up
untuk menghilangkan mental block itu. Saran saya untuk amannya
lakukan SEFT pada semua mental block dibawah ini. Lakukan SEFT satu
persatu untuk menghilangkannya. dengan set up yang memiliki pola :”Ya
Allah/Tuhan/ Gusti, meskipun saya . . . . . karena . . . . tetapi saya ikhlas.
Saya pasrahkan semuanya kepadamu”.
Isi dari . . . . . karena . . . . . itu adalah :
1. Saya takut menjadi kaya karena khawatir orang kaya dihisab lebih
lama.
2. Saya takut menjadi kaya karena khawatir orang kaya masuk neraka.
3. Saya membenci uang karena percaya uang tidak dibawa mati.
4. Saya membenci uang karena percaya uang sumber segala kejahatan
5. Saya membenci uang karena percaya uang penyebab pertengkaran
keluarga
6. Saya takut menjadi kaya karena untuk menjadi kaya harus kerja keras.
7. Saya takut menjadi kaya karena percaya orang kaya itu pelit
8. Saya takut menjadi kaya karena percaya orang kaya itu suka
memanfaatkan orang lain
9. Saya membenci uang karena percaya uang tidak bisa membeli cinta.
10. Saya takut menjadi kaya karena khawatir tidak meneladani nabi saya
11. Saya membenci uang karena percaya bahwa uang bukan segalanya
12. Saya takut menjadi kaya karena orang kaya itu penindas.
13. Saya membenci uang karena percaya uang menyebabkan putusnya
persaudaraan.
14. Saya takut menjadi kaya karena kata orang saya ini tidak memiliki
hoki.
15. Saya takut menjadi kaya karena kata orang saya ini memiliki bakat
miskin atau balung kere.
16. Saya takut menjadi kaya karena saya merasa tidak mungkin bisa kaya
17. Saya takut menjadi kaya karena merasa sudah terlalu tua untuk
memulai.
Coba diingat ingat lagi, barangkali masih ada kepercayaan yang salah
tentang uang dan kekayaan yang pernah Anda dengar. Jika ada, langsung
saja dilakukan SEFT atau EFT (lihat e book EFT).

Surabaya, 22 Januari 2018


Sigit & Wati

Anda mungkin juga menyukai