Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSELING EKSISTENSIAL
”TAHAPAN KONSELING DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING”

OLEH :
KELOMPOK 1

SERLITA A1Q121017
SEPTI A1Q121047
DELFIN A1Q121028
MELINDA A1Q121039
NUR ANNISA F.H. A1Q121042
NINGSI SAPUTRI A1Q121012
WINDAR SARI A1Q121054

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Konseling Eksistensial”. Atas segala dukungannya saya mengucapkan terimakasih kepada
dosen yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.

Tujuan penyusunan makalah ini bukan hanya sekedar untuk pemenuhan tugas mata
kuliah, tetapi diharapkan juga menjadi lanjutan dalam penulisan karya ilmiah, bahan acuan,
petunjuk, ataupun pedoman bagi pembaca dalam menambah wawasan dan memperluas ilmu
pengetahuan sesuai dengan pokok materi yang disajikan. Menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan karena masih memiliki keterbatasan baik dari segi penyusunan ataupun
ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, diharapkan adanya kritik, saran, dan usulan yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Harapan ke depan semoga
dapat dipahami serta bermanfaat bagi penulis dan bagi pembacanya sehingga dapat
memberikan informasi ilmu pengetahuan. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata yang kurang berkenan.

Kendari, Maret 2023

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang.............................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................

C. Tujuan..........................................................................................................

BAB II Pembahasan

A. Definisi Konseling Eksistensial...................................................................

B. Tahapan Konseling......................................................................................

C. Teknik-Teknik Konseling............................................................................

D. Kelebihan dan Kelemahan Konseling Eksistensial

BAB III Penutup

A. Kesimpulan..................................................................................................

B. Saran............................................................................................................

Daftar Pustaka.........................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, psikologi adalah salah satu disiplin ilmu yang amat
penting dipelajari. Namun sebagian besar teori psikologi berasal dari Barat, jadi besar
kemungkinan kerangka piker (mode oft hought) psikologi dipenuhi oleh pandangan dan
nilai-nilai hidup masyarakat Barat yang sebagian besar berbeda, dan mungkin sangat
bertentangan, dengan pandangan dan nilai-nilai agama. Timbul kekhawatiran, jika
psikologi Barat diserap tanpa hati-hati,maka akan merusak ideology umat beragama.
Banyak teori konseling Barat yang tidak sesuai bahkan bertentangan dengan
pandangan agama. Namun diantara teori konselingBarat tersebut, diantaranya ada pula
yang tampaknya masih sejalan denganpandangan agama, salah satu diantaranya adalah
psikologi Eksistensial-Humanistik. Objek kajian psikologi adalah manusia, oleh sebab
itu hal yang mendasar dan pertama kali dibicarakan oleh didiplin ilmu ini adalah tentang
hakikat manusia.
Teori konseling eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi tentang
apa artinya menjadi manusia. Banyak para ahli psikologi yang berorientasi eksistensial,
mengajukan argumen menentang pembatasan studi tingkah laku pada metode-metode
yang digunakan oleh ilmu alam.
Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bias lari dari
kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Dalam penerapan
penerapan terapeutiknya eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada filosofis
yang melandasi terapi. Pendekatan atau teori eksistensial-humanistik menyajikan suatu
landasan filosofis bagi orang berhubungan dengan sesama yang menjadi ciri khas,
kebutuhanyang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi
implikasi bagi usaha membantu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang
menyangkut manusia.

4
B. Rumusan Masalah
1) Jelaskan definisi konseling eksistensial
2) Jelaskan tahapan konseling
3) Apa saja teknik-teknik konseling
4) Apa saja kelebihan dan kekurangan konseling eksistensial

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi konseling eksistensial
2) Untuk mengetahui tahapan konseling
3) Untuk mengetahui teknik-teknik konseling
4) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan konseling eksistensial

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Definisi Konseling Eksistensial


Konsep dasar eksistensial adalah psikopatologi terjadi akibat dari kegagalan
dalam mengaktualkan potensi, perkembangan kepribadian yang normal dilandaskan
pada keunikan individu tersebut, determinasi diri dan kecenderungan kearah
pertumbuhan adalah gagasan sentral, orientasi kemasa depan bukan pada masa lalu,
menekankan kesadaran sebelum bertindak dan perbedaan dibuat antara rasa bersalah
eksitensial dan rasa bersalah neurotik (Alwisol, 2004 & Corey.G, 2010)
Tujuan konseling eksistensial adalah menghapus hal-hal yang menjadi
penghambat individu dalam mengaktualisasi potensi diri, membantu klien untuk lebih
bertanggung jawab atas kehidupannya, menyajikan kondisi untuk memaksimalkan
kesadaran diri dan pertumbuhan, mengarahkan klien untuk menemukan kebebasan
memilih dengan memperluas kesadaran diri (Corey.G, 2010).
Fungsi dan peran terapis dalam pandangan eksistensial adalah koselor
memahami pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi, menyadari peran dan
tanggung jawab, mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik, berorientasi
pada pertumbuhan, mengharuskan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi
yang menyeluruh, memandang terapis sebagai model, mengakui kebebasan klien untuk
mengungkapkan pandangan dan tujuan-tujuan serta nilainya sendiri, mengurangi
kebergantungan klien, meingkatkan kebebsan klien dan menyadari bahwa keputusan
dan pilihan akhir terletak pada klien bukan pada konselor (Corey.G. 2010).
Terapi eksistensial-humanistik menekankan kondisi- kondisi inti manusia dan
menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak bayi.
Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan keunikan masing-masing
individu. Berfokus pada saat sekarang dan akan menjadi apa seseorang itu, yang berarti
memiliki orientasi ke masa depan. Maka dari itu, akan lebih meningkatkan kebebasan
konseling dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam setiap tindakan
yang di ambilnya (dalam correy, 2013).

6
B. Tahapan Konseling
Menurut Corey (2013) ada beberapa tahap dalam konseling kelompok yang
menggunakan Pendekatan Eksistensial-Humanistik, akan diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau tahap memasukan
diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Tujuan dari tahap pembentukan yaitu :
Menumbuhkan suasan hangat kelompok, menumbuhkan minat anggota
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
Adapun kegiatan yang terdapat didalam tahap pembentukan ini anatara lain:
- Mengucapkan salam
- Berdoa
- Ketua kelompok menyampaikan waktu kegiatan yang akan berlangsung
- Saling memperkenalkan diri
- Saling menyampaikan posisi di dalam kelompok
- Permainan (penghangatan/pengakraban)
Peran Pemimpin Kelompok dalam keberlangsungan tahap pembentukan yaitu: a)
Menampilkan diri secara utuh dan terbuka, b) Menampilkan penghormatan kepada
orang lain, hangat, tulus, c) bersedia membantu dan penuh empati.

2) Tahap Orientasi dan Eksplorasi


Tahap awal konseling kelompok adalah masa orientasi dan eksplorasi. Pada tahap
ini anggota kelompok mendapatkan pemahaman terkait kegiatan konseling
kelompok yang dilakukan, menjelajahi harapan anggota kelompok. Selama tahap
ini anggota kelompok belajar bagaimana fungsi kelompok, menentukan tujuannya
sendiri, mengklarifikasi harapannya dan mencari tempat mereka di kelompok.
Adapun kegiatan yang terdapat didalam tahap ini antara lain:
- Ketua kelompok menyampaikan pengertian dan tujuan konseling kelompok
- Ketua kelompok menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan konseling
kelompok
- Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk menyampaikan harapan dan
tujuannya dalam mengikuti kegiatan konseling kelompok

3) Tahap Transisi Selama tahap ini, anggota menyampaikan kecemasan mereka,


pembelaan diri, konflik, dan keraguan berpartisipasi dalam kelompok. Tujuan dari

7
tahap transisi yaitu : terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu,
malu atau saling tidak percaya, makin mantapnya suasanakelompok dan
kebersamaan, makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok.

Adapun kegiatan yang terdapat didalam tahap transisi antara lain:


- Ketua Kelompok menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap
berikutnya.
- Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani
kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga).
- Membahas suasana yang terjadi.
- Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. 5. Jika diperlukan kembali
ke beberapa aspek pada tahap sebelumnya
Peran Pemimpin Kelompok dalam keberlangsungan tahap transisi a)
Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka, b) Tidak mempergunakan
cara-cara yang bersifat langsung atau mengambil alih kekuasaan atau
permasalahan, c) Mendorong dibahasnya suasana perasaan, d) Membuka diri.
sebagai contoh, dan penuh empati.

4) Tahap Kerja
Pada tahap kerja ini ditandai dengan eksplorasi lebih mendalam dari masalah
yang signifikan dan dengan tindakan efektif untuk membawa perubahan perilaku
yang diinginkan yaitu melalui teknik Role Playing yang dilakukan anggota
kelompok. ada tahap ini anggotabelajar melibatkan diri melalui interaksi kelompok
untuk berperan dalam situasi yang telah disesuaikan dengan permasalahan secara
lebih spontan.
Tujuan dari tahapan kerja antara lain: terbahasnya dan terentaskannya masalah
klien (yang menjadi anggota kelompok). partisipasi seluruh anggota kelompok
dalam menganalisismasalah klien serta mencari jalan keluar dan pengentasannya
melalu role playing, yang dimana seluruh anggota berperan didalam teknik tersebut,
menggali kemampuan yang dimiliki konseli, Role Playing berusaha mengeksplor
ketidakmampuan diri menjadi lebih optimis.

8
Adapun kegiatan yang terdapat didalam tahap kerja antara lain:
- Mempersilahkan anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadi
masing-masing secara bergantian
- Memilih/menetapkan masalah yang akan dibahas terlebih dahulu
- Menyiapkan situasi dan peran yang disesuaikan dengan permasalahan
- Anggota kelompok melakukan (berlatih) teknik Role Playing
- Setiap anggota kelompok memberikan pendapat dan solusi terkait Teknik Role
Playing yang sudah dilakukan
- Menanyakan komitmen anggota yang masalahnya telah dibahas

Peran pemimpin kelompok dalam keberlangsungan kegiatan pada tahap kerja :


a) Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka
b) Aktif tetapi tidak banyak bicara
c) Mendorong, menjelaskan, memberi penguatanm menjembatani
danmensikronisasi, memberi contoh, (serta, jika perlu melatih klien) dalam
rangkamendalami permasalahan klien dan mengentaskannya. Tahap kerja
ditandai dengan komitmen anggota

5) Tahap Akhir
Pada tahap ini akan memperoleh kesan-kesan anggota kelompok tentang
pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan konseling kelompok yang telah dicapai,
rencana kegiatan lebih lanjut, tetapdirasakannya hubungan kelompok dan rasa
kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri.
Adapun kegiatan yang terdapat didalam tahap akhir antara lain:
- Pemimpin kelompok dan anggota mengemukakan kesan dan hasil hasil
kegiatan
- Mengemukakan pesan danharapan.
- Membahas kegiatan lanjutan
- Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan telah diakhiri/selesai

Peranan pemimpin kelompok dakam keberlagsungan tahap


pengakhiran: a) tetap mengusahakan suasana hangat, bebas, dan terbuka b)
memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan

9
anggota c) memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut, d) menujukkan
penuh rasa persahabatan dan empati

C. Teknik-Teknik Konseling Eksistensial


- Penerimaan
- Rasa hormat
- Memahami
- Menentramkan
- Memberi dorongan
- Pertanyaan terbatas
- Memantulkan pertanyaan dan perasaan klien
- Menunjukkan sikap yang mencerminkan
- Ikut merasakan apa yang dirasakan klien
- Bersikap mengizinkan apa saja yang bermakna

D. Kelemahan dan Kelebihan Teori Eksistensial


Kelebihan
- Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam
perkembangan dankepercayaan diri.
- Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri.
- Memanusiakan manusia.
- Bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap
fenomenasosial.
- Pendekatan terapi eksistensial lebih cocok digunakan pada perkembangan klien
seperti masalahkarier, kegagalan dalam perkawinan, pengucilan dalam pergaulan
ataupun masa transisi dalam perkembangan dari remaja menjadi dewasa

Kelemahan Eksistensial-Humanistik
- Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
- Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
- Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan
ditentukan olehklien sendiri)
- Memakan waktu lama.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan
bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita lakukan. Yang paling
diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah hubunganya dengan klien.
Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi konseling merupakan stimulus
terjadinya perubahan yang positif. Ada tiga tahap dalam proses konseling eksistensial
humanistik. Dan tidak ada teknik khusus yang digunakan dalam konseling
eksistensialhumanistik.
Kecocokannya untuk diterapkan di Indonesia terletak pada pendapat kalangan
eksistensial tentang kebebasan dan control dapat bermanfaat untuk menolong klien
menangani nilai-nilai budaya mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung
jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka

B. Saran
Dari makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti
bagaimana tahapan-tahapan dari teori konseling eksistensial, dan teknik-teknik teori
konseling eksistensial serta penerapan-penerapan yang dapat di lakukan dalam teori
konseling eksistensial Sehingga, pembaca dapat melaksanakan konseling eksistensial
secara tepat dan benar di masa yang akan datang.

11

Anda mungkin juga menyukai