KONSELING EKSISTENSIAL
”TAHAPAN KONSELING DAN TEKNIK-TEKNIK KONSELING”
OLEH :
KELOMPOK 1
SERLITA A1Q121017
SEPTI A1Q121047
DELFIN A1Q121028
MELINDA A1Q121039
NUR ANNISA F.H. A1Q121042
NINGSI SAPUTRI A1Q121012
WINDAR SARI A1Q121054
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Konseling Eksistensial”. Atas segala dukungannya saya mengucapkan terimakasih kepada
dosen yang telah berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Tujuan penyusunan makalah ini bukan hanya sekedar untuk pemenuhan tugas mata
kuliah, tetapi diharapkan juga menjadi lanjutan dalam penulisan karya ilmiah, bahan acuan,
petunjuk, ataupun pedoman bagi pembaca dalam menambah wawasan dan memperluas ilmu
pengetahuan sesuai dengan pokok materi yang disajikan. Menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan karena masih memiliki keterbatasan baik dari segi penyusunan ataupun
ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, diharapkan adanya kritik, saran, dan usulan yang bersifat
membangun untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Harapan ke depan semoga
dapat dipahami serta bermanfaat bagi penulis dan bagi pembacanya sehingga dapat
memberikan informasi ilmu pengetahuan. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata yang kurang berkenan.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II Pembahasan
B. Tahapan Konseling......................................................................................
C. Teknik-Teknik Konseling............................................................................
A. Kesimpulan..................................................................................................
B. Saran............................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, psikologi adalah salah satu disiplin ilmu yang amat
penting dipelajari. Namun sebagian besar teori psikologi berasal dari Barat, jadi besar
kemungkinan kerangka piker (mode oft hought) psikologi dipenuhi oleh pandangan dan
nilai-nilai hidup masyarakat Barat yang sebagian besar berbeda, dan mungkin sangat
bertentangan, dengan pandangan dan nilai-nilai agama. Timbul kekhawatiran, jika
psikologi Barat diserap tanpa hati-hati,maka akan merusak ideology umat beragama.
Banyak teori konseling Barat yang tidak sesuai bahkan bertentangan dengan
pandangan agama. Namun diantara teori konselingBarat tersebut, diantaranya ada pula
yang tampaknya masih sejalan denganpandangan agama, salah satu diantaranya adalah
psikologi Eksistensial-Humanistik. Objek kajian psikologi adalah manusia, oleh sebab
itu hal yang mendasar dan pertama kali dibicarakan oleh didiplin ilmu ini adalah tentang
hakikat manusia.
Teori konseling eksistensial-humanistik menekankan renungan filosofi tentang
apa artinya menjadi manusia. Banyak para ahli psikologi yang berorientasi eksistensial,
mengajukan argumen menentang pembatasan studi tingkah laku pada metode-metode
yang digunakan oleh ilmu alam.
Terapi eksistensial berpijak pada premis bahwa manusia tidak bias lari dari
kebebasan dan bahwa kebebasan dan tanggung jawab berkaitan. Dalam penerapan
penerapan terapeutiknya eksistensial-humanistik memusatkan perhatian pada filosofis
yang melandasi terapi. Pendekatan atau teori eksistensial-humanistik menyajikan suatu
landasan filosofis bagi orang berhubungan dengan sesama yang menjadi ciri khas,
kebutuhanyang unik dan menjadi tujuan konselingnya, dan yang melalui implikasi
implikasi bagi usaha membantu dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan dasar yang
menyangkut manusia.
4
B. Rumusan Masalah
1) Jelaskan definisi konseling eksistensial
2) Jelaskan tahapan konseling
3) Apa saja teknik-teknik konseling
4) Apa saja kelebihan dan kekurangan konseling eksistensial
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi konseling eksistensial
2) Untuk mengetahui tahapan konseling
3) Untuk mengetahui teknik-teknik konseling
4) Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan konseling eksistensial
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
B. Tahapan Konseling
Menurut Corey (2013) ada beberapa tahap dalam konseling kelompok yang
menggunakan Pendekatan Eksistensial-Humanistik, akan diuraikan sebagai berikut:
1) Tahap Pembentukan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau tahap memasukan
diri kedalam kehidupan suatu kelompok. Tujuan dari tahap pembentukan yaitu :
Menumbuhkan suasan hangat kelompok, menumbuhkan minat anggota
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok.
Adapun kegiatan yang terdapat didalam tahap pembentukan ini anatara lain:
- Mengucapkan salam
- Berdoa
- Ketua kelompok menyampaikan waktu kegiatan yang akan berlangsung
- Saling memperkenalkan diri
- Saling menyampaikan posisi di dalam kelompok
- Permainan (penghangatan/pengakraban)
Peran Pemimpin Kelompok dalam keberlangsungan tahap pembentukan yaitu: a)
Menampilkan diri secara utuh dan terbuka, b) Menampilkan penghormatan kepada
orang lain, hangat, tulus, c) bersedia membantu dan penuh empati.
7
tahap transisi yaitu : terbebaskannya anggota dari perasaan atau sikap enggan, ragu,
malu atau saling tidak percaya, makin mantapnya suasanakelompok dan
kebersamaan, makin mantapnya minat untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok.
4) Tahap Kerja
Pada tahap kerja ini ditandai dengan eksplorasi lebih mendalam dari masalah
yang signifikan dan dengan tindakan efektif untuk membawa perubahan perilaku
yang diinginkan yaitu melalui teknik Role Playing yang dilakukan anggota
kelompok. ada tahap ini anggotabelajar melibatkan diri melalui interaksi kelompok
untuk berperan dalam situasi yang telah disesuaikan dengan permasalahan secara
lebih spontan.
Tujuan dari tahapan kerja antara lain: terbahasnya dan terentaskannya masalah
klien (yang menjadi anggota kelompok). partisipasi seluruh anggota kelompok
dalam menganalisismasalah klien serta mencari jalan keluar dan pengentasannya
melalu role playing, yang dimana seluruh anggota berperan didalam teknik tersebut,
menggali kemampuan yang dimiliki konseli, Role Playing berusaha mengeksplor
ketidakmampuan diri menjadi lebih optimis.
8
Adapun kegiatan yang terdapat didalam tahap kerja antara lain:
- Mempersilahkan anggota kelompok untuk mengemukakan masalah pribadi
masing-masing secara bergantian
- Memilih/menetapkan masalah yang akan dibahas terlebih dahulu
- Menyiapkan situasi dan peran yang disesuaikan dengan permasalahan
- Anggota kelompok melakukan (berlatih) teknik Role Playing
- Setiap anggota kelompok memberikan pendapat dan solusi terkait Teknik Role
Playing yang sudah dilakukan
- Menanyakan komitmen anggota yang masalahnya telah dibahas
5) Tahap Akhir
Pada tahap ini akan memperoleh kesan-kesan anggota kelompok tentang
pelaksanaan kegiatan, hasil kegiatan konseling kelompok yang telah dicapai,
rencana kegiatan lebih lanjut, tetapdirasakannya hubungan kelompok dan rasa
kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri.
Adapun kegiatan yang terdapat didalam tahap akhir antara lain:
- Pemimpin kelompok dan anggota mengemukakan kesan dan hasil hasil
kegiatan
- Mengemukakan pesan danharapan.
- Membahas kegiatan lanjutan
- Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan telah diakhiri/selesai
9
anggota c) memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut, d) menujukkan
penuh rasa persahabatan dan empati
Kelemahan Eksistensial-Humanistik
- Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
- Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
- Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan
ditentukan olehklien sendiri)
- Memakan waktu lama.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi eksistensial-humanistik berdasarkan pada asumsi bahwa kita bebas dan
bertanggung jawab atas pilihan yang kita ambil dan perbuatan yang kita lakukan. Yang paling
diutamakan dalam konseling eksistensial-humanistik adalah hubunganya dengan klien.
Kualitas dari dua orang yang bertatap muka dalam situasi konseling merupakan stimulus
terjadinya perubahan yang positif. Ada tiga tahap dalam proses konseling eksistensial
humanistik. Dan tidak ada teknik khusus yang digunakan dalam konseling
eksistensialhumanistik.
Kecocokannya untuk diterapkan di Indonesia terletak pada pendapat kalangan
eksistensial tentang kebebasan dan control dapat bermanfaat untuk menolong klien
menangani nilai-nilai budaya mereka. Dalam pandangan humanistik, manusia bertanggung
jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka
B. Saran
Dari makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti
bagaimana tahapan-tahapan dari teori konseling eksistensial, dan teknik-teknik teori
konseling eksistensial serta penerapan-penerapan yang dapat di lakukan dalam teori
konseling eksistensial Sehingga, pembaca dapat melaksanakan konseling eksistensial
secara tepat dan benar di masa yang akan datang.
11